LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau,
tanpa rasa dan merupakan gas diatomonik bukan logam stabil, sangat sulit bereaksi dengan
unsur atau senyawa lainnya.Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif
bereaksi dengan unsure lainnya. Nitrogen adalah 78,08% daria tmosfir bumi dan dalam
banyak jaringan hidup. Zat lemas terbentuk banyak senyawa penting seperti asam amino,
Amina dapat dianggap sebagai turunan dengan menganti satu, dua atau tiga
hidrogen dari amonia dengan organik. Seperti amonia, amina bersifat basa. Pada
kenyataannya amonia adalah jenis basa organik penting diatom. Amina digolongkan
menjadi amina primer, amina sekunder, dan amina tersier, tergantung apakah satu, dua atau
tiga gugus organik yang melekat pada nitrogen. Gugus R pada struktur ini dapat berupa
alkil dan aril dan kedua gugus tersebut dapat berbeda atau satu sama lain. Sama halnya
dengan amonia, amonia membentuk larutan basa (alkali) dengan air. Amina juga dapat
Senyawa Amina merupakan salah satu agen kimia yang banyak mempengaruhi
karotenassi pada sejumlah system mikrobia. Beberapa agen bahan kimia yang memiliki
pengaruh termasuk terpen, ionone, , alkaloid dan antibiotic telah dipelajari untuk
pengaruhnya pada sintesis karotenoid. Misalnya pada penentuan kadar Nitrogen pada
sintesis deproteinasi polimer kitin secara enzimatik dari kulit rajungan. Banyaknya protein
yang terdapat dalam kitin dapat dilihat dari persen nitrogen. Dimana proses yang
berlangsung pada tahap destruksi sampel dioksidasi dengan panas dan pelarut H2SO4
pekat, karbon dan hidrogen diubah menjadi CO2 dan H2O. Nitrogen pada amida dan amina
Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus -OH digan-ti dengan
-NH2 atau amoniak, dimana 1 H diganti dengan asil. Sifat fisika dari amina berupa zat padat
kecuali formamida yang berbentuk cair, tak berwarna, suku-suku yang rendah larut dalam
air, bereaksi kira-kira netral. Struktur Amida : R - CONH2 . Amida diperoleh melalui reaksi
asam karboksilat dengan amoniak, garam amoniumamida dipanaskan dan Reaksi anhidrid
asam dengan amponiak. Dalam aplikasinya, amida banyak ditemukan sebagai Formamida
berbentuk cair, sebagai pelarut, untuk identifikasi asam yang berbentuk cair serta sintesis
Senyawa nitro mengandung satu atau lebih kelompok nitro (NO2) adalah
kelas senyawa organik RNO2 senyawa rumus (dimana R adalah gugus hidrokarbon alifatik
atau gugus hidrokarbon). Senyawa nitro dapat dilihat sebagai molekul hidroksil satu atau
lebih atom hidrogen adalah kelompok nitro (-NO2) derivatif diganti dihasilkan oleh
kelompok hidroksil dapat dibagi menjadi senyawa nitro alifatik (R-NO2) dan aromatik
Keluarga nitro senyawa (Ar-NO2), dibandingkan dengan senyawa nitro alifatik, senyawa
Wujud Cair
Kloroform
Sifat-sifat Fisika Kloroform
1. rumus molekul CHCl3
2. massa molar 119,38 g/mol
3. cairan yang tak berwarna
4. berat jenis 1,48 g/cm3
5. titik leleh -63,5 oC
6. titik didih 61,2 oC
7. kelarutan dalam air 0,8 g/mol pada 20 oC
8. memiliki indeks bias yang tinggi
9. berbentuk cairan
10. berbau khas
11. volatile (mudah menguap)
12. beracun
Sifat-sifat Kimia Kloroform
1. tidak bercampur dengan air
2. larut dalam eter dan alkohol
3. merupakan asam lemah
4. tidak mudah terbakar
Urea
Sifat fisika urea sebagai berikut : kristal putih tidak berbau, spesifik gravitasi 1,335, melting
point 132,7 °C terurai sebelum titik didih, larut dalam air, alkohol, dan benzane, sedikit
larut dalam ether, tidak lamt dalam chlorofom, tidak mudah terbakar.
NaOH
Sifat Fisika
Rumus Kimia : NaOH Bentuk : Padat
Berat Molekul : 40 g/mol
1. Titik Didih : 318o C
2. Titik Lebur : 1390o C
3. Larut dalam : air Densitas : 2,1 g/ml
4. Spesific Grafity : 2,1
5. Kelarutan : 111 g/100 ml (20°C)
6. Larut Dalam : Air, Metanol
NaOH merupakan zat berwarna putih dan rapuh dengan cepat dapat mengabsorbsi uap air
dan CO2 dari udara, kristal NaOH berserat membentuk anyaman. NaOH mudah larut dalam
air, jika kontak dengan udara akan mencair dan jika dibakar akan meleleh (Kirk & Othmer,
1981). Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 100,5% alkali total,
dihitung sebagai NaOH, mengandung Na2CO3 tidak lebih dari 3,0%. Pemeriannya Putih
atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang atau bentuk
lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar di udara, akan cepat
menyerap karbon dioksida dan lembab. Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
(Farmakope edisi VI)
Asam Klorida
Sifat fisika
Asam klorida adalah larutan bening dan tidak berwarna dan memiliki bau yang sangat
menyengat. Ini tersedia dalam berbagai konsentrasi dalam air, sehingga sifat fisiknya yang
tepat (titik didih, titik lebur dan kepadatan) bervariasi. Tingkat terkonsentrasi (asam klorida
berasap) adalah sekitar 38% HCl dalam air. Kelas industri HCl adalah sekitar 30% hingga
35%, sedangkan kelas komersial (asam muriatik) adalah antara 20% dan 32%. Larutan
pembersih rumah tangga HCl biasanya 10% hingga 12%, tetapi ini masih perlu pengenceran
lebih lanjut sebelum digunakan.
Sifat kimia
HCl adalah asam monoprotik yang kuat, yang artinya hanya dapat melepaskan satu ion H
+ (proton). Menjadi asam kuat, ia sepenuhnya terdisosiasi dalam air untuk menghasilkan
ion hidronium dan klorida. Ini mudah bereaksi dengan basa untuk membentuk garam
klorida. HCl pekat melarutkan banyak logam dan membentuk klorida logam teroksidasi dan
gas hidrogen. HCl encer dapat memecah atau mencerna banyak sampel kimia dan biologis.
Sodium Nitrat
Sodium nitrat, yang rumus kimianya adalah NaNO2, membentuk kristal putih dan tidak
berbau dan memiliki kerapatan 2,26 gram per sentimeter kubik (g / cm³). Ini adalah
deliquescent, yang berarti cepat menyerap kelembaban dari udara. Senyawa ini meleleh
pada 308 ° C dan terurai pada 380 ° C. Seperti kebanyakan nitrat, penguraiannya terjadi
secara eksplosif ketika dipanaskan di atas 500 ° C. Pada suhu kamar, ia akan larut dalam
air dengan laju 92,1 gram per 100 mililiter air. Ini juga larut dalam amonia dan dalam
kebanyakan alkohol. Ketika dilarutkan dalam air, ia membentuk larutan netral (pH = 7).
Sodium nitrat sangat teroksidasi, yang berarti mudah mentransfer atom oksigennya. Ini
akan menyebabkan, misalnya, oksidasi cepat dalam logam besi; yaitu, ia akan mengubah
besi (Fe) menjadi besi oksida (Fe₂ O₃) sebagai berikut: 2 Fe + 3 NaNO₃ → Fe₂O₃ + 3 NaNO₂.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Pengamatan
No Cara Kerja Hasil Percobaan
1. ANILIN
c. + 1ml air
+ beberapa tetes anilin, sambil dikocok uji kelarutan = tidak larut
Amati kelarutan Uji dengan lakmus uji lakmus = lakmus merah
menjadi biru (basa)
e. + 1ml anilin
+ 3 ml HCl P ad larut
Larut nembentuk garam
+ 5ml air, dinginkan dengan es
diazonium dan perubahan
+NaNO2 ad asam nitrit yg diuji dg
warna menjadi biru yang
meneteskan kanji iodida larutan
berasal dari reaksi diazotasi
tersebut
atau reaksi kopling.
2. ASETAMIDA
3 UREA
3.2 Perhitungan
Membuat NaOH 30% dalam 50 ml air
30/100 x 50 = 15 gram
-larutan NaOH 30% artinya dalam 50 ml air mengandung 15 gram NaOH
cara membuatnya :
1. ditimbang 15 gram NaOH, masukan dalam gelas piala.
2. beri aquadest hingga larut sempurna, biarkan dingin.
3. masukan larutan NaOH tersebut kedalam labu takar, tambah aquadest
sampai tanda batas kocok ad homogen.
4. pindahkan larutan ke dalam botol reagen bertutup karet/plastic
Kloroform
3.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai materi senyawa bernitrogen dan
berhalogen Senyawa bernitrogen terletak pada senyawa amina dan amida. Kedua senyawa
tersebut merupakan turunan senyawa amonia (NH2). Amina dapat dibagi menjadi 3
golongan yaitu amina primer, amina sekunder, dan amina tersier. Untuk pembuatan amida
dapat dibuat dari amina primer dilakukan dengan mereaksikan dengan turunan asam
karboksilat seperti ester, asil halida dan asam anhidrida.
Pada uji coba yang dilakukan dengan sampel Anilin dapat ditentukan bahwa sifat
fisik anilin berupa larutan berwarna orange kemerahan yang mempunyai pH 6 dan saat
dilakukan dengan uji bakar, anilin dapat terbakar. Maka dari itu anilin merupakan salah satu
sampel yang harus diwaspadai bila melakukan uji coba yang menggunakan api.
Dalam uji kelarutan alinin tentunya dapat terlihat bahwa anilin tidak dapat larut
dalam air. Ketika diuji gas menggunakan kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru
yang artinya gas tersebut mengandung senyawa basa. Ketika anilin direaksikan dengan HCl
pekat maka akan terjadi perubahan berupa larutan yang membentuk garam-garam terlarut.
Anilin yang ditambahkan dengan HCl pekat kemudian direaksikan dengan NaNO2
yang diuji dengan kanji iodide akan membentuk garam yang berasal dari diazonium dan
perubahan larutan menjadi biru yang berasal dari reaksi diazotasi atau reaksi kopling.
Pada uji coba dengan sampel asetamida dengan menambahkan air bahwa dapat
disimpulkan asetamida mempunyai bau yang khas dan merupakan larutan yang tidak
berwarna. Asetamida juga dapat larut dalam air, serta mempunyai pH antara 6 atau 7. Ketika
asetamida direaksikan dengan HCl pekat yang kemudian dipanaskan maka akan terbentuk
aroma amoniak dan aroma cuka (yang berasal dari asam asetat).
Untuk uji coba pada hablur urea yang ditambahkan dengan NaOH 30% akan
dilakukan uji gas dengan lakmus merah dan berubah menjadi biru menandakan gas basa
yang berasal dari gas amoniak.
Pada uji senyawa organic berhalogen dengan sampel kloroform dilakukan uji bau
dan uji bakar yang menghasilkan bau aroma khas menyengat serta tidak dapat terbakar oleh
api. Ketika kloroform direaksikan dengan minyak kelapa maka akan terbentuk sebulah
larutan yang larut tetapi bila kloroform ditambahkan dengan air maka akan membentuk
sebuah larutan yang tidak larut. Sedangkan ketika kloroform direaksikan dengan anilin
maka akan membentuk aroma jengkol yang berasal dari fennil iso sianida.
BAB IV
KESIMPULAN
Uji Anilin
Uji asetamida
Uji urea
kloroform
Google Meet