Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

Senyawa Bernitrogen Berhalogen

Dosen Pengampu : 1. Dra. Bina Lohita S., M.Pd., M.Farm., Apt.


2. Dra. Trirakhma Sofihidayati, M.Si.
3. Usep Suhendar M.Si.
4. Rikkit S. Farm
Asisten Dosen : Dinda Rizki
Nama penyusun : Azmy Iqlima (066120126)
Kelas : Farmasi 2D

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi reaksi-reaksi dari senyawa yang
mengandung gugus nitrogen.
1.2 Dasar Teori
Nitrogen adalah sebuah unsur kimia dalam table periodik yang memiliki

lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau,

tanpa rasa dan merupakan gas diatomonik bukan logam stabil, sangat sulit bereaksi dengan

unsur atau senyawa lainnya.Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif

bereaksi dengan unsure lainnya. Nitrogen adalah 78,08% daria tmosfir bumi dan dalam

banyak jaringan hidup. Zat lemas terbentuk banyak senyawa penting seperti asam amino,

amoniak, asam nitrat dan sianida (Vogel, 1985).

Amina dapat dianggap sebagai turunan dengan menganti satu, dua atau tiga

hidrogen dari amonia dengan organik. Seperti amonia, amina bersifat basa. Pada

kenyataannya amonia adalah jenis basa organik penting diatom. Amina digolongkan

menjadi amina primer, amina sekunder, dan amina tersier, tergantung apakah satu, dua atau

tiga gugus organik yang melekat pada nitrogen. Gugus R pada struktur ini dapat berupa

alkil dan aril dan kedua gugus tersebut dapat berbeda atau satu sama lain. Sama halnya

dengan amonia, amonia membentuk larutan basa (alkali) dengan air. Amina juga dapat

bereaksi dengan asam kuat membentuk garam alkalamonium (Hart, 1983).

Senyawa Amina merupakan salah satu agen kimia yang banyak mempengaruhi

karotenassi pada sejumlah system mikrobia. Beberapa agen bahan kimia yang memiliki
pengaruh termasuk terpen, ionone, , alkaloid dan antibiotic telah dipelajari untuk

pengaruhnya pada sintesis karotenoid. Misalnya pada penentuan kadar Nitrogen pada

sintesis deproteinasi polimer kitin secara enzimatik dari kulit rajungan. Banyaknya protein

yang terdapat dalam kitin dapat dilihat dari persen nitrogen. Dimana proses yang

berlangsung pada tahap destruksi sampel dioksidasi dengan panas dan pelarut H2SO4

pekat, karbon dan hidrogen diubah menjadi CO2 dan H2O. Nitrogen pada amida dan amina

diubah menjadi ion ammonium (Hart, 1990).

Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus -OH digan-ti dengan

-NH2 atau amoniak, dimana 1 H diganti dengan asil. Sifat fisika dari amina berupa zat padat

kecuali formamida yang berbentuk cair, tak berwarna, suku-suku yang rendah larut dalam

air, bereaksi kira-kira netral. Struktur Amida : R - CONH2 . Amida diperoleh melalui reaksi

asam karboksilat dengan amoniak, garam amoniumamida dipanaskan dan Reaksi anhidrid

asam dengan amponiak. Dalam aplikasinya, amida banyak ditemukan sebagai Formamida

berbentuk cair, sebagai pelarut, untuk identifikasi asam yang berbentuk cair serta sintesis

nilon (Riawan, 1990).

Senyawa nitro mengandung satu atau lebih kelompok nitro (NO2) adalah

kelas senyawa organik RNO2 senyawa rumus (dimana R adalah gugus hidrokarbon alifatik

atau gugus hidrokarbon). Senyawa nitro dapat dilihat sebagai molekul hidroksil satu atau

lebih atom hidrogen adalah kelompok nitro (-NO2) derivatif diganti dihasilkan oleh

kelompok hidroksil dapat dibagi menjadi senyawa nitro alifatik (R-NO2) dan aromatik

Keluarga nitro senyawa (Ar-NO2), dibandingkan dengan senyawa nitro alifatik, senyawa

nitro aromatik digunakan secara luas (Oxtoby, 2001).


BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Cawan uap
4. Spatel
5. Penanggas air
6. Kertas Lakmus
7. pH universal
8. Kapas
9. Korek api
2.1.2 Bahan
1. Anilin
2. Asetamida
3. Kloroform
4. Hablur Urea
5. NaOH
6. NaNO2
7. HCl
8. Minyak Kelapa
9. Aquadest
2.2 Cara Kerja
 Anilin
1. Dicatat sifat fisik anilin dan tentukan pH menggunakan pH universal
2. Dimasukan beberapa tetes anilin dan dilakukan uji bakar
3. Ditambahkan air 1 ml dab beberapa tetes anilin, dikocok. Diamati kelarutan uji
gas dengan lakmus
4. Ditambahkan 1 ml air dan 1 ml anilin kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan
HCl dan amati perubahan yang terjadi
5. Dimasukan 1 ml anilin, ditambahkan 3 ml HCl pekat dan 5 ml air lalu
direaksikan dengan NaNO2 ad asam nitrit diuji dengan kanji iodide, diamati
perubahan yang terjadi
 Asetamida
1. Dimasukan 1 ml asetamida lalu ditambahkan dengan air diamati kelarutan yang
terjai dan tentukan pH menggunakan pH universal
2. Dimasukkan 1 ml air lalu ditambahkan 1 ml asetamida dan direaksikan dengan
HCl pekat , dan dicatat bau yang timbul
 Urea
1. Dimasukan hablur urea kedalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan 2 ml
NaOH 30%. Didihkan dengan api kecil dan diamati perubahan yang terjadi.
 Kloroform
1. Dilakukan uji bakar pada kloroform dan uji bau pada kloroform
2. Dimasukan 1 ml kloroform kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan
minyak kelapa, diamati perubahan yang terjadi
3. Dimasukan 1 ml air dan beberapa tetes koroform kedalam tabung reaksi, lalu
dikocok dan diamati perubahan yang terjadi
4. Dimasukan 2 tetes kloroform kedalam tabung reaksi dan tambahkan 3-4 tetes
anilin. Diamati perubahan yang terjadi.

2.3 Sifat Fisika Kimia


 Anilin
Sifat fisika Anilin
Rumus molekul C6H5NH2
Berat molekul 93,12 g/gmol

Titik didih normal 184,4 oC


Suhu kritis 426 oC
Tekanan kritis 54,4 atm

Wujud Cair

Sifat Kimia Anilin

1. Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer


menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo anilin.
2. Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa anilin sedkit berlebih pada
tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa diphenilamine.
3. Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135-170 0C dan tekanan 50-500
atm menghasilkan 80% cyclohexamine (C6H11NH2).
4. Sedangkan hidrogenasi anilin pada fase uap dengan menggunakan katalis nikel
menghasilkan 95% cyclohexamine.
5. Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada suhu -20 0C menghasilkan
mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada suhu 0 0C
menghasilkan 2,4 dinitrophenol (Safrizal, 2013).

 Kloroform
Sifat-sifat Fisika Kloroform
1. rumus molekul CHCl3
2. massa molar 119,38 g/mol
3. cairan yang tak berwarna
4. berat jenis 1,48 g/cm3
5. titik leleh -63,5 oC
6. titik didih 61,2 oC
7. kelarutan dalam air 0,8 g/mol pada 20 oC
8. memiliki indeks bias yang tinggi
9. berbentuk cairan
10. berbau khas
11. volatile (mudah menguap)
12. beracun
Sifat-sifat Kimia Kloroform
1. tidak bercampur dengan air
2. larut dalam eter dan alkohol
3. merupakan asam lemah
4. tidak mudah terbakar

 Urea
Sifat fisika urea sebagai berikut : kristal putih tidak berbau, spesifik gravitasi 1,335, melting
point 132,7 °C terurai sebelum titik didih, larut dalam air, alkohol, dan benzane, sedikit
larut dalam ether, tidak lamt dalam chlorofom, tidak mudah terbakar.
 NaOH
Sifat Fisika
Rumus Kimia : NaOH Bentuk : Padat
Berat Molekul : 40 g/mol
1. Titik Didih : 318o C
2. Titik Lebur : 1390o C
3. Larut dalam : air Densitas : 2,1 g/ml
4. Spesific Grafity : 2,1
5. Kelarutan : 111 g/100 ml (20°C)
6. Larut Dalam : Air, Metanol

NaOH merupakan zat berwarna putih dan rapuh dengan cepat dapat mengabsorbsi uap air
dan CO2 dari udara, kristal NaOH berserat membentuk anyaman. NaOH mudah larut dalam
air, jika kontak dengan udara akan mencair dan jika dibakar akan meleleh (Kirk & Othmer,
1981). Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 100,5% alkali total,
dihitung sebagai NaOH, mengandung Na2CO3 tidak lebih dari 3,0%. Pemeriannya Putih
atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pelet kecil, serpihan atau batang atau bentuk
lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar di udara, akan cepat
menyerap karbon dioksida dan lembab. Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
(Farmakope edisi VI)

 Asam Klorida
Sifat fisika
Asam klorida adalah larutan bening dan tidak berwarna dan memiliki bau yang sangat
menyengat. Ini tersedia dalam berbagai konsentrasi dalam air, sehingga sifat fisiknya yang
tepat (titik didih, titik lebur dan kepadatan) bervariasi. Tingkat terkonsentrasi (asam klorida
berasap) adalah sekitar 38% HCl dalam air. Kelas industri HCl adalah sekitar 30% hingga
35%, sedangkan kelas komersial (asam muriatik) adalah antara 20% dan 32%. Larutan
pembersih rumah tangga HCl biasanya 10% hingga 12%, tetapi ini masih perlu pengenceran
lebih lanjut sebelum digunakan.
Sifat kimia
HCl adalah asam monoprotik yang kuat, yang artinya hanya dapat melepaskan satu ion H
+ (proton). Menjadi asam kuat, ia sepenuhnya terdisosiasi dalam air untuk menghasilkan
ion hidronium dan klorida. Ini mudah bereaksi dengan basa untuk membentuk garam
klorida. HCl pekat melarutkan banyak logam dan membentuk klorida logam teroksidasi dan
gas hidrogen. HCl encer dapat memecah atau mencerna banyak sampel kimia dan biologis.

 Sodium Nitrat
Sodium nitrat, yang rumus kimianya adalah NaNO2, membentuk kristal putih dan tidak
berbau dan memiliki kerapatan 2,26 gram per sentimeter kubik (g / cm³). Ini adalah
deliquescent, yang berarti cepat menyerap kelembaban dari udara. Senyawa ini meleleh
pada 308 ° C dan terurai pada 380 ° C. Seperti kebanyakan nitrat, penguraiannya terjadi
secara eksplosif ketika dipanaskan di atas 500 ° C. Pada suhu kamar, ia akan larut dalam
air dengan laju 92,1 gram per 100 mililiter air. Ini juga larut dalam amonia dan dalam
kebanyakan alkohol. Ketika dilarutkan dalam air, ia membentuk larutan netral (pH = 7).
Sodium nitrat sangat teroksidasi, yang berarti mudah mentransfer atom oksigennya. Ini
akan menyebabkan, misalnya, oksidasi cepat dalam logam besi; yaitu, ia akan mengubah
besi (Fe) menjadi besi oksida (Fe₂ O₃) sebagai berikut: 2 Fe + 3 NaNO₃ → Fe₂O₃ + 3 NaNO₂.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Pengamatan
No Cara Kerja Hasil Percobaan
1. ANILIN

a. Catat sifat fisik anilin. Tentukan pH  sifat fisik = larutan orange,


dengan kertas indikator pH kemerahan
b. +beberapa tetes anilin, lakukan uji  ph Anilin = pH 6
bakar  uji bakar = dapat terbakar

c. + 1ml air
+ beberapa tetes anilin, sambil dikocok  uji kelarutan = tidak larut
Amati kelarutan Uji dengan lakmus  uji lakmus = lakmus merah
menjadi biru (basa)

 Anilin + air =tidak larut


d. +1ml air
 Anilin + HCl P = larut dan
+1ml anilin, ad 2 fase + HCl P ad
terbentuk garam
anilin larut

e. + 1ml anilin
+ 3 ml HCl P ad larut
 Larut nembentuk garam
+ 5ml air, dinginkan dengan es
diazonium dan perubahan
+NaNO2 ad asam nitrit yg diuji dg
warna menjadi biru yang
meneteskan kanji iodida larutan
berasal dari reaksi diazotasi
tersebut
atau reaksi kopling.
2. ASETAMIDA

a. + 1ml asetanilida, catat bau  Bau = Aroma khas


+air, amati kelarutan  Sifat fisik = larutan, tidak
+ tentukan pH berwarna
 Asetanilida + air = larut
 pH = 6 atau 7
c

b. +1ml air  Terbentuk aroma amoniak dan


+1ml asetamida cuka (yang berasal dari asam
+1ml HCl P Panaskan dan catat bau asetat)

3 UREA

a. +hablur urea  Uji gas dengan lakmus merah


+2ml NaOH 30% Didihkan dengan berubah biru yang berasal dari
hati-hati dan api kecil gas amoniak

4 KLORORM (senyawa organk


berhalogen)
 Uji bau = aroma khas
a. Uji bau menyengat
Uji bakar  Uji bakar = tidak dapat
terbakar
c

 Kloroform + minyak kelapa =


b. + 1 ml kloroform larut
+ minyak kelapa Kocok
 Kloroform + air = tidak larut
c. + air
+ beberapa tetes kloroform Kocok
d. + 2 tetes kloroform  Kloroform + Anilin =
+ 3-4 tetes anilin terbentuk aroma jengkol yang
berasal dari fenil iso sianida.

3.2 Perhitungan
 Membuat NaOH 30% dalam 50 ml air
30/100 x 50 = 15 gram
-larutan NaOH 30% artinya dalam 50 ml air mengandung 15 gram NaOH
cara membuatnya :
1. ditimbang 15 gram NaOH, masukan dalam gelas piala.
2. beri aquadest hingga larut sempurna, biarkan dingin.
3. masukan larutan NaOH tersebut kedalam labu takar, tambah aquadest
sampai tanda batas kocok ad homogen.
4. pindahkan larutan ke dalam botol reagen bertutup karet/plastic

 Kloroform (CHCl3) merupakan senyawa non polar, maka hasil kelarutan


kloroform tidak larut karena membentuk 2 lapisan
bj air 0,9991 = 1
bj kloroform = 1,4474 = >1
jika bj lebih dari 1 maka berada di bawah (ketika berbentuk 2 lapisan)
air = dilapisan atas
kloroform = dilapisan bawah
3.3 Reaksi
 Anilin
 Asetamida
 Urea

 Kloroform
3.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai materi senyawa bernitrogen dan
berhalogen Senyawa bernitrogen terletak pada senyawa amina dan amida. Kedua senyawa
tersebut merupakan turunan senyawa amonia (NH2). Amina dapat dibagi menjadi 3
golongan yaitu amina primer, amina sekunder, dan amina tersier. Untuk pembuatan amida
dapat dibuat dari amina primer dilakukan dengan mereaksikan dengan turunan asam
karboksilat seperti ester, asil halida dan asam anhidrida.
Pada uji coba yang dilakukan dengan sampel Anilin dapat ditentukan bahwa sifat
fisik anilin berupa larutan berwarna orange kemerahan yang mempunyai pH 6 dan saat
dilakukan dengan uji bakar, anilin dapat terbakar. Maka dari itu anilin merupakan salah satu
sampel yang harus diwaspadai bila melakukan uji coba yang menggunakan api.
Dalam uji kelarutan alinin tentunya dapat terlihat bahwa anilin tidak dapat larut
dalam air. Ketika diuji gas menggunakan kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru
yang artinya gas tersebut mengandung senyawa basa. Ketika anilin direaksikan dengan HCl
pekat maka akan terjadi perubahan berupa larutan yang membentuk garam-garam terlarut.
Anilin yang ditambahkan dengan HCl pekat kemudian direaksikan dengan NaNO2
yang diuji dengan kanji iodide akan membentuk garam yang berasal dari diazonium dan
perubahan larutan menjadi biru yang berasal dari reaksi diazotasi atau reaksi kopling.
Pada uji coba dengan sampel asetamida dengan menambahkan air bahwa dapat
disimpulkan asetamida mempunyai bau yang khas dan merupakan larutan yang tidak
berwarna. Asetamida juga dapat larut dalam air, serta mempunyai pH antara 6 atau 7. Ketika
asetamida direaksikan dengan HCl pekat yang kemudian dipanaskan maka akan terbentuk
aroma amoniak dan aroma cuka (yang berasal dari asam asetat).
Untuk uji coba pada hablur urea yang ditambahkan dengan NaOH 30% akan
dilakukan uji gas dengan lakmus merah dan berubah menjadi biru menandakan gas basa
yang berasal dari gas amoniak.
Pada uji senyawa organic berhalogen dengan sampel kloroform dilakukan uji bau
dan uji bakar yang menghasilkan bau aroma khas menyengat serta tidak dapat terbakar oleh
api. Ketika kloroform direaksikan dengan minyak kelapa maka akan terbentuk sebulah
larutan yang larut tetapi bila kloroform ditambahkan dengan air maka akan membentuk
sebuah larutan yang tidak larut. Sedangkan ketika kloroform direaksikan dengan anilin
maka akan membentuk aroma jengkol yang berasal dari fennil iso sianida.
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum Senyawa Bernitrogen Berhalogen maka dapat


disimpulkan bahwa :
 Anilin dapat terbakar oleh api sehingga harus diwaspadai
 Nitrogen adalah sebuah unsur kimia dalam table periodik yang memiliki lambang
N dan nomor atom 7.
 Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus -OH digan-ti dengan -NH2
atau amoniak, dimana 1 H diganti dengan asil.
 Senyawa Amina merupakan salah satu agen kimia yang banyak mempengaruhi
karotenassi pada sejumlah system mikrobia.
 Senyawa nitro mengandung satu atau lebih kelompok nitro (NO2) adalah kelas
senyawa organik RNO2 senyawa rumus (dimana R adalah gugus hidrokarbon
alifatik atau gugus hidrokarbon).
DAFTAR PUSTAKA

Hart, H., 1983, Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Hart, Harrold. 1990. Kimia Organik, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.


Vogel. 1985, Analisis Anorganik Kualitatif Kalman, Jakarta: Media Pustaka.

Riawan, Drs. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Binarupa Aksara.


Oxtoby, D.W. 2001. Kimia Modern. Erlangga. Jakarta.
(Diakses pada Hari Kamis tgl 29 April 2021 pukul 19.20 WIB)
LAMPIRAN

Uji Anilin
Uji asetamida
Uji urea
kloroform
Google Meet

Anda mungkin juga menyukai