Anda di halaman 1dari 3

BAB I Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal

Anggota:
1. Mario Dwi H
2. Rayanda Bintang M
3. Batara Rheyzan M

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:

• Menghayati bahwa akal pikiran dan kemampuan manusia dalam berpikir kreatif untuk membuat
produk kerajinan serta keberhasilan wirausaha adalah anugerah Tuhan.

• Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri serta sikap bekerja sama, gotong royong,
bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif dalam membuat karya kerajinan untuk
pasar lokal guna membangun semangat usaha.

• Mendesain dan membuat produk serta pengemasan karya kerajinan untuk pasar lokal berdasarkan
identii kasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya.

• Mempresentasikan, mempromosikan dengan pemilihan media yang tepat, dan menjual karya produk
kerajinan untuk pasar lokal dengan perilaku jujur dan percaya diri melalui penjualan konsinyasi.

• Menyajikan wirausaha kerajinan untuk pasar lokal berdasarkan analisis pengelolaan sumber daya yang
ada di lingkungan sekitar.

Hukum ekonomi dasar menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara ketersediaan barang di pasar
(supply) dengan permintaan pembeli (demand). Titik temu antara permintaan dan pengadaan adalah
penetapan harga jual produk. Ketersediaan barang yang melebihi permintaan pembeli akan
menurunkan harga barang. Sebaliknya, ketersediaan barang yang lebih rendah daripada permintaan
pembeli, dapat menyebabkan harga barang menjadi tinggi.

Rancangan produk terwujud melalui kegiatan wirausaha dengan didukung oleh ketersediaan sumber
daya manusia, material, peralatan, cara kerja, pasar, dan pendanaan. Sumber daya yang dikelola dalam
sebuah wirausaha dikenal pula dengan sebutan 6M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material
(bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan Market (pasar).

Man (manusia) atau SDM (Sumber Daya Manusia), saat ini biasa disebut dengan istilah Man Power
(tenaga manusia) atau Mind Power (daya pikir), adalah personel atau orang-orang yang terlibat dalam
wirausaha tersebut. Salah satu faktor keberhasilan wirausaha adalah keberhasilan mengelola sumber
daya manusia yang terlibat dalam setiap proses yang terjadi dalam usaha. Pengelolaan sumber daya
manusia juga termasuk pengelolaan ide-ide inovatif yang dapat bermanfaat, baik untuk perkembangan
produk dan maupun usaha secara umum.

Money dapat dipahami sebagai dana yang menjadi modal usaha, perputaran uang melalui pengeluaran
dan pemasukan yang terjadi dalam usaha tersebut. Material (bahan), machine (peralatan), dan method
(cara kerja), adalah bahan yang digunakan, cara produksi, dan peralatan yang digunakan untuk
memproduksi barang. Kemampuan wirausahawan dalam mengelola produksi yang efektif dan ei sien
dapat menghasilkan keuntungan wirausaha yang lebih besar.

Market adalah pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha. Pengetahuan tentang pasar
sasaran menjadi salah satu kunci penting untuk keberhasilkan suatu usaha. Wirausaha dikembangkan
berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan pasar, sehingga peluang produk diserap pasar akan lebih
besar. Riset tentang pasar bertujuan pula untuk mengenali pesaing yang ada di pasar tersebut. Posisi
suatu usaha terhadap pesaingnya harus diketahui oleh wirausahawan agar dapat memenangkan
persaingan. Persaingan yang terjadi dapat mempengaruhi rancangan produk yang akan dibuat serta
keputusan penetapan harga jual produk.

Pada pelaksanaan wirausaha, diawali dengan penataan sumber daya manusia yang akan menjadi
penggerak kegiatan wirausaha. Dahulu digunakan istilah tenaga manusia atau man power. Namun, saat
ini sumber daya manusia lebih dikenal dengan mind power atau daya piker. Pemikiran kreatif dan
inovatif menjadi penggerak dari perekonomian saat ini. Dunia telah melewati empat gelombang
peradaban ekonomi. Pada gelombang pertama ekonomi, pertanian menjadi penggerak ekonomi yang
utama. Gelombang tersebut dikenal dengan Gelombang Ekonomi Pertanian. Revolusi industri dan
perkembangan permesinan membawa babak baru bagi perekonomian. Industri manufaktur
bermunculan dan menghasilkan produk secara massal. Produk dari industri massal menjadi

Industri-industri yang termasuk ke dalam industri kreatif dikelompokkan ke dalam 14 subsektor.


Subsektor tersebut adalah: arsitektur, desain, fesyen, kerajinan, penerbitan dan percetakan, televisi dan
radio, musik, i lm, video dan fotograi , periklanan, layanan komputer dan piranti lunak, pasar dan barang
seni, seni pertunjukan, riset dan pengembangan, dan permainan interaktif. Subsektor kerajinan
merupakan salah satu yang memberikan kontribusi terbesar, baik terhadap pendapatan negara maupun
penyerapan tenaga kerja.

Penataan sumber daya manusia termasuk dalam tahapan awal, yaitu persiapan organisasi. Kegiatan
wirausaha dapat dibagi menjadi tiga tahapan. Tahapan pertama adalah persiapan organisasi dan
perencanaan produksi. Hubungan baik antara wirausahawan dengan pemasok bahan baku, pekerja, dan
pembeli harus terjaga. Hubungan baik dapat terjadi dengan adanya rasa kepercayaan dan sikap saling
menghargai. Kerja sama yang baik juga didukung oleh pembagian tugas yang adil dan sesuai dengan
kompetensinya. Kompetensi, kerja sama, dan tanggung jawab dari masing-masing anggota organisasi
menjadi kunci dari keberhasilan kegiatan wirausaha. Kegiatan terdiri atas pembentukan organisasi dan
penetapan tugas dan tanggung jawab, dilanjutkan dengan perencanaan produksi.

A. Perencanaan Usaha Kerajinan untuk Pasar Lokal Berdasarkan luasannya, pasar dapat dibedakan
menjadi pasar lokal, pasar nasional, dan pasar global atau pasar internasional. Pasar lokal dapat
dipahami sebagai pasar yang terbatas di lingkungan atau daerah yang sama dengan tempat produksi.
Pasar sasaran yang berbeda memiliki kebutuhan, keinginan, selera, dan daya beli yang berbeda pula.
Kebutuhan dan keinginan dari suatu daerah bisa berbeda dengan daerah lainnya. Kebutuhan
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, misalnya daerah yang bersuhu rendah menyebabkan orang-
orangnya membutuhkan penghangat. Selain kebutuhan, pasar sasaran juga memiliki keinginan.
Keinginan untuk memiliki produk pada umumnya muncul dari gaya hidup dan selera.

Kebutuhan pasar lokal dapat diketahui dengan melakukan pengamatan terhadap pasar sasaran.
Misalnya untuk mengenali kebutuhan pasar sasaran siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga, kita
dapat mengamati kebiasaan mereka. Siswa tersebut pada umumnya berangkat ke sekolah dengan
membawa baju ganti dan perlengkapan olahraga selain buku pelajaran dan perlengkapan sekolah. Selain
pengamatan, kita juga dapat mewawancarai pasar sasaran untuk mengetahui kebutuhan dan selera
mereka. Pertanyaan yang dapat diajukan diantaranya; Tas seperti apa yang mudah dan nyaman
digunakan? Tas seperti apa yang mereka sukai? Warna dan motif apa yang disukai?

Ide pengembangan produk kerajinan untuk pasar lokal juga dapat diperoleh dengan mengenali
kebiasaan di daerah setempat, misalnya kebiasaan melepas alas kaki saat masuk ke dalam rumah.
Peluang lain dari kebiasaan tersebut adalah membuat sandal khusus untuk di dalam rumah agar telapak
kaki terlindungi dari dinginnya lantai.

Anda mungkin juga menyukai