Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN AKHLAK DI MADRASAH

TSANAWIYAH (MTS) MUHAMMADIYAH KOTA BENGKULU

Eva Setia
Pogram Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana IAIN Bengkulu
Email: eva_setia@gmail.com

ABSTRAK:
Rumusan penelitian ini adalah: Pertama, bagaimana perencanaan program pembinaan akhlak di Madrasah Tsanawiyah
Muhammadiyah Kota Bengkulu? Kedua, bagaimana pelaksanaan program pembinaan akhlak di Madrasah Tsanawiyah
Muhammadiyah Kota Bengkulu? Jenis penelitian ini adalah deskriptif ev aluatif. Pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Yang menjadi informan utama adalah guru akidah akhlak. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa: Pertama, perencanaan program Pembinaan Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah
Kota Bengkulu efektif untuk diimplementasikan sebagai program pembinaan akhlak di MTs Muhammadiyah Kota
Bengkulu dengan persentase sebesar 93,33%. Nilai pelaksanaan program Pembinaan Akhlak di Madrasah Tsanawiyah
Muhammadiyah Kota Bengkulu sebesar 93,33% terletak pada > 75 % - 99 % dengan katagori efektif menunjukan bahwa
tingkat efektifitas pengelolaan program pembinaan akhlak di MTs Muhammadiyah Kota Bengkulu berada pada katagori
efektif dengan persentase sebesar 80%. Kedua, program pembinaan akhlak yang dilaksanakan di MTs Muhammadiyah
Kota Bengkulu antara lain: pertama, warung kejujuran, Tahsin Al-Qur’an, Shalat Dhuha dan Zuhur, kegiatan kultum
dan senyum sapa salam dilaksanakan dalam rangka men anamkan kebiasaan kepada siswa untuk selalu menebarkan
senyum, sapa dan salam.
Kata kunci: Evaluasi, Akhlak

ABSTRACT:
The formulation of this research are: Firstly, how the coaching program planning morals in MTs Muhammadiyah Bengkulu?
Second, how the implementation of moral guidance program in MTs Muhammadiyah Bengkulu? This type of research is
descriptive aluatif ev. Collecting data using the techniques of interview, observation and documentation. Who became an
informant for the main character is a theology teacher.The study concluded that: First, program planning Guidance Morals
in MTs Muhammadiyah Bengkulu effective to implement as moral guidance program in MTs Muhammadiyah Bengkulu
with a percentage of 93,33%. Values Moral Guidance program implementation in MTs Muhammadiyah Bengkulu at
93.33% lies in> 75% - 99% with effective category management effectiveness showed that the level of moral development
program in MTs Muhammadiyah Bengkulu City that are in the effective category with a percentage of 80 %. Second, moral
development program implemented in MTs Muhammadiyah Bengkulu City, among others: first, honesty stalls, Tahsin Al-
Qur’an, Salah Dhuha and Noon, activities and smile hello greeting Kultum implemented in order to inculcate the habit
for students to always cast a smile, greetings and salutations.
Keywords: Evaluation, Morals

PENDAHULUAN singkat ketika penulis melakukan observasi


Dalam upaya pembinaan akhlak siswa, banyak awal, bahwa sesungguhnya banyak hal yang
hal yang telah dilakukan oleh pihak Madrasah telah diupayakan oleh pihak madrasah dalam
Tsanawiyah Muhammadiyah Kota Bengkulu membina akhlak para siswa, semua program
sebagai upaya mendidik dan melatih para peserta tersebut bertujuan untuk memberikan bekal
didik untuk senantiasa mengaplikasikan akhlak secara mental emosional dan spiritual kepada
yang baik dalam segala aktivitas khususnya para siswa dalam mengembangkan potensi
selama siswa dalam pantauan para guru dalam yang dimilikinya. Diantara kegiatan tersebut
lingkungan madrasah. Seperti yang disampaikan adalah sholat Dhuha, zhuhur, dzikir dan doa
oleh ibu Dessi Arisandi dalam wawancara berjamaah, kultum, pembinaan tahsinul qiroah,

319 |
An-Nizom | Vol. 2, No. 2, Agustus 2017

muhadhoroh, pembudayaan senyum sapa dan Program pembinaan akhlak ini perlu
salam (3s), pengelolaan warung kejujuran sekali dilaksanakan di lembaga-lembaga pen-
(wajur), mewajibkan siswa untuk mengikuti didikan khususnya di MTs Muhammadiyah
minimal satu kegiatan ekstra kurikuler yang ini, karena dengan demikian, selain mampu
diadakan sekolah serta pemberian penghargaan mengembangkan diri secara intelektual, siswa
bagi siswa yang berprestasi dan sebaliknya diharapkan memiliki kemampuan mengatur
pemberian sanksi bagi siswa yang melanggar dan mengontrol diri yang tinggi dengan tetap
peraturan di sekolah. berpegang teguh pada nilai-nilai Islam yang
Salah satu strategi yang efektif untuk pem- telah dibiasakan dalam proses pembelajaran
binaan akhlak siswa,adalah melalui kegiatan sehari-hari di sekolah.
keagamaan di lingkungan sekolah.Karena dengan Setiap program atau kegiatan yang dilakukan
ibadah dapat melahirkan hubungan yang terus tentu saja tidak terlepas dari suatu tujuan
menerus serta perasaan mengabdi kepada Allah. yang hendak dicapai. Untuk mencapai suatu
Apabila anak sudah dibiasakan dengan rutinitas tujuan, berbagai faktor harus dipertimbangkan
keagamaan, maka anak akan terhindar dari hal-hal dan diperhatikan hal apa sajayang dapat
negatif seperti tawuran dan konsumsi narkoba. mempengaruhi tercapai atau tidaknya sebuah
Sebaliknya jika anak tidak terbiasa melakukan tujuan dari kegiatan yang dilakukan. Oleh karena
ajaran agama terutama ibadah secara konkrit itu, perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui
seperti shalat, puasa, berdo’a, membaca Al-Qur’an seberapa jauh tingkat keberhasilan program yang
dan lain sebagainya dan tidak terbiasa dilatih telah direncanakan. Dengan diketahuinya hasil
untuk melaksanakan hal-hal yang diperintahkan kegiatan yang telah dilaksanakan akan dapat
Allah dalam kehidupan sehari-hari maka pada saat dijadikan bahan masukan guna penyempurnaan
dewasa nanti ia akan cenderung acuh, anti agama, dan peningkatan hasil lebih lanjut.
atau bahkan ia tidak merasakan pentingnya agama Karena dalam setiap kegiatan manajemen
bagi dirinya sendiri. akan dikatakan sempurna jika dalam prosesnya
Program kegiatan keagamaan di sekolah dilaksanakan suatu evaluasi, tidak terkecuali
ini dapat membiasakan siswa terampil meng- dalam manajemen pendidikan. Program
organisasi, mengelola, menambah wawasan, pendidikan sebagai penjabaran dari perencanan
maupun memecahkan masalah dan manfaat pendidikan harus dievaluasi dengan saksama,
program kegiatan keagamaan ini diharapkan menggunakan strategi yang tepat sehingga
tidak hanya dirasakan ketika siswa menjadi hasilnya dapat di pertanggungjawabkan.
pelajar, tetapi sampai seterusnya, di dalam Evaluasi terhadap program pendidikan
kehidupan bermasyarakat. Selain itu program dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kegiatan keagamaan penting dilaksanakan di keberhasilan atau kegagalan suatu program
sekolah di karenakan realitas yang terjadi di pendidikan dan hasil evaluasi dapat dijadikan
masyarakat saat ini, mayoritas orang tua kurang informasi sebagai masukan untuk menentukan
dapat memberikan pemahaman pendidikan tindak lanjut dari program yang sedang atau
agama kepada anaknya dengan baik. telah dilaksanakan.
Menurut ibu Dessi sebagai guru akidah akhlak Oleh karena itu, untuk mengetahui
di MTs Muhammadiyah ini, program yang sudah bagaimana tingkat efektifitas pelaksanaan
dijalankan ini sepertinya masih belum sepenuhnya program pembinaan akhlak yang ada di MTs
dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan, Muhammadiyah ini dalam membina dan
dikarenakan minimnya sarana pendukung yang mencetak generasi yang berakhlak mulia,
ada di MTs Muhammadiyah, sehingga minat serta penulis merasa penelitian yang mendalam perlu
motivasi dari para peserta didik untuk menjalankan dilakukan. Untuk itu penulis tertarik untuk
kegiatan di sekolah ini kurang adanya.1 mengangkat permasalahan Evaluasi program
pembinaan akhlak di Madrasah Tsanawiyah
1
Keterangan ibu Dessi diperoleh penulis ketika melakukan Muhammadiyah Kota Bengkulu untuk diadakan
observasi awal di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota penelitian.
Bengkulu, pada tanggal 7 Maret 2016

| 320
Eva Setia | Evaluasi Program Pembinaan Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah (MTs)

RUMUSAN MASALAH penting dalam pelaksanaan pembelajaran.


Berdasarkan batasan masalah di atas, maka Titik tekan efektifitas ini adalah perbandingan
rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam antara input dengan output. Dalam hal ini
penelitian ini adalah sebagai berikut: kegiatan pembelajaran dikatakan efektif jika
tugas-tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan
1. Bagaimana perencanaan program pem- 4
tujuan dapat dicapai secara optimal. Masukan
binaan akhlak di Madrasah Tsanawiyah
atau input pendidikan adalah sumber daya
Muhammadiyah Kota Bengkulu?
yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
2. Bagaimana pelaksanaan program pem- pendidikan dalam rangka mencapai tujuan yang
binaan akhlak di Madrasah Tsanawiyah diinginkan. Sedangkan keluaran atau output
Muhammadiyah Kota Bengkulu? adalah sesuatu yang dikelola dan dihasilkan
di sekolah yaitu seberapa banyak hasilnya dan
TUJUAN PENELITIAN seberapa baik guru mengelolanya.
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka
tujuan penelitian ini adalah untuk: b) Indikator Efektifitas
1. Mengatahui perencanaan program pem- Menurut Harry Firman dalam Yuliastini 5,
binaan akhlak di Madrasah Tsanawiyah keefektifan program pendidikan ditandai dengan
Muhammadiyah Kota Bengkulu. ciri-ciri sebagai berikut:
2. Mengetahui pelaksanaan program pem- 1) Berhasil menghantarkan siswa mencapai
binaan akhlak di Madrasah Tsanawiyah tujuan-tujuan instruksional yang telah di-
Muhammadiyah Kota Bengkulu. tetapkan.
2) Memberikan pengalaman belajar yang
METODE PENELITIAN atraktif, melibatkan siswa secara aktif
Penelitian ini adalah penelitian evaluasi. sehingga menunjang pencapaian tujuan
Penelitian evaluative merupakan suatu desain instruksional.
dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan 3) Memiliki sarana-sarana yang menunjang
dan menganalisis data secara sistematik untuk proses belajar mengajar.
menentukan nilai atau manfaat (worth) dari
Ciri-ciri yang diuraikan diatas mengartikan
suatu praktik.2 bahwa keefektifan program pembelajaran tidak
hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar
LANDASAN TEORI saja, melainkan harus ditinjau pula dari segi
1. Konsep Tentang Efektifitas proses dan sarana yang menunjangnya, sehingga
a) Pengertian Efektivitas tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dengan baik.
“efektifitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh Berkaitan dengan tugas guru dalam mengajar,
atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa Dede Rosyada mengatakan bahwa efektifitas
hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu pembelajaran yang dilakukan oleh guru
usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas akan tercapai jika peserta didik memperoleh
dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan pengalaman baru dan menjadi berubah menuju
instruksional khusus yang telah dicanangkan.” titik kompetensi yang diinginkan. Artinya, guru
Metode pengajaran dikatakan efektif jika tujuan harus mampu melaksanakan tugas-tugasnya
instruksional khusus yang dicanangkan lebih dalam kegiatan belajar mengajar.6
banyak tercapai.3
Efektifitas merupakan aspek yang sangat

4
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Yakarta:
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta, Rieneka Kencana, 2000) h. 53
Cipta, 1999) h. 12 5
Yuliastini, Efektifitas Pendidikan, Jakarta, Gramedia, 2000,
3
http://www.kerjatop.com/search/ diakses tanggal 15 Juni hal. 56
2016 6
Dede Rosyada, Op.cit., hal. 120

321 |
An-Nizom | Vol. 2, No. 2, Agustus 2017

2. Konsep Tentang Evaluasi Program membuat program kegiatan ingin mengetahui


a) Pengertian Evaluasi sejauh mana program tersebut dapat terlaksana.
Ada tiga istilah yang digunakan dan Pencapaian tujuan tersebut dapat diukur dengan
disepakati pemakaiannya, sebelum disampaikan cara dan alat tertentu, kegiatan yang bertujuan
uraian lebih jauh tentang evaluasi program, untuk mengukur keberhasilan tersebut dikenal
yaitu “evaluasi” (evaluation), “pengukuran” dengan evaluasi program.
(measurement), dan “penilaian”
7
(assessment). 2. Kegunaan Evaluasi Program
Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa
Evaluasi program dilakukan dengan suatu
Inggris). Istilah “penilaian” merupakan kata
maksud atau tujuan yang berguna dan jelas
benda dari “nilai”.Pengertian “pengukuran” me-
sasarannya. Sekurang-kurangnya ada empat
ngacu pada kegiatan membandingkan sesuatu
kegunaan utama evaluasi program, 10 yaitu:
hal dengan satuan ukuran tertentu, sehingga
sifatnya menjadi kuantitatif. 1. Mengkomunikasikan Program kepada Publik

Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan 2. Menyediakan Informasi bagi Pembuat
pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian Keputusan
informasi yang dapat digunakan sebagai dasar 3. Penyempurnaan Program yang ada
pengambilan keputusan serta penyusunan 4. Memberikan pertimbangan kepada pengambil
program selanjutnya. kebijakan, agar pelaksanaan kebijakan atau
Evaluasi juga berarti proses mengumpulkan program mencapai keberhasilan sebagaimana
data dasar dan menelaah misalnya tentang diharapkan dengan hasil yang semestinya.
efektifitas program belajar dan pembelajaran,
seperti misalnya dalam program kegiatan 3. Tahapan Evaluasi Program
pembelajaran, kebijakan dan prosedur pe-
Perencanaan merupakan suatu proses
laksanaan program pembentukan perilaku, atau
pengambilan keputusan yang berdasarkan
pengembangan kemampuan dasar.8
fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang
1. Pengertian Evaluasi Program diharapkan atau yang dikehendaki. Ditinjau
Program adalah kegiatan atau aktivitas dari pentahapan kegiatan, sebuah program
yang dirancang untuk melaksanakan kebijakan dapat dirinci dalam tiga tahap pelaksanaan,
dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak yaitu: 11
terbatas. Kebijakan bersifat umum dan untuk a. Perencanaan
merealisasikan kebijakan disusun berbagai jenis Perencanaan berisi kegiatan-kegiatan mulai
program. dari penentuan bentuk, isi, pendekatan
Sedangkan menurut Arikunto, Program adalah program, penyusunan program dengan
sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk pedoman-pedomannya sampai dengan
mencapai suatu tujuan tertentu.9 Suatu program penyediaannya di sekolah.
merupakan kegiatan yang direncanakan, maka b. Pelaksanaan
tentu saja perencanaan itu diarahkan pada
Pelaksanaaan merupakan implementasi dari
perencanaan tujuan. Dengan demikian program
program, yang meliputi pelaksanaan dari
itu bertujuan dan keberhasilannya dapat diukur.
setiap program yang ada, penyediaan sarana
Dapat dikatakan bahwa setiap orang yang
prasarana, sampai selesai melaksanakan
semua kegiatan yang direncanakan didalam
7
Eko Putro Wodoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, pedoman pelaksanaan program
(Pustaka Pelajar: Yogyakarta), 2009) h. 1
8
Iksan Waseso, Evaluasi Pembelajaran TK, (Universitas
Terbuka: Jakarta) 2007, h. 3
9
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal 10
Eko Putro Wodoyoko,Evaluasi Program Pembelajaran, h. 11
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan.
11
2002), h. 1 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, h. 148

| 322
Eva Setia | Evaluasi Program Pembinaan Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah (MTs)

c. Evaluasi 2) Penilaian Masukan


Evaluasi merupaka penilaian kegiatan secara Penilaian masukan meliputi pertimbangan
menyeluruh dari semua dimensi dan pentahapan tentang sumber dan strategi yang diperlukan
program, dimulai sejak perencanaan hingga untuk mencapai tujuan umum dan tujuan
selesai pelaksanaan program dalam waktu yang khusus suatu program. Informasi yang ter-
ditentukan. kumpul selama tahap penilaian hendaknya
dapat digunakan oleh pengambil keputusan
untuk menentukan sumber dan strategi di
4. Model-Model Evaluasi Program
dalam keterbatasan dan hambatan yang
Ada banyak model yang dikembangkan oleh
ada. 14
para ahli, yang dapat dipakai dalam mengevaluasi
program, diantaranya adalah12: 3) Penilaian Proses
Penilaian proses meliputi koleksi data pe-
nilaian yang telah ditentukan dan diterapkan
Model CIPP (Context, Input, Prosess, and Product)
di dalam praktek. Seorang penilai proses
Model CIPP merupakan satu model diseut monitor sistem pengumpulan data
penilaian program yang dapat dikatakan cukup dari pelaksanaan program sehari-hari. Tugas
memadai. Model ini mula-mula dikembangkan lainnya adalah melihat catatan kejadian yang
oleh Stufflebeam dan Guba tahun 1968.CIPP muncul selama program berlangsung dari
merupakan kependekan dari Context, Input, waktu ke waktu. 15
Prosess, and Product. Stufflebeam membuat
4) Penilaian Hasil
batasan (merumuskan) terlebih dahulu tentang
pengertian evaluasi sebagai “educational evalution Penilai hasil adalah penilaian yang dilakukan
is the process of obtaining and providing useful oleh penilai dalam mengukur keberhasilan
information for making educational decisions” pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
(Evaluasi pendidikan merupakan proses Pengukuran tujuan tersebut dikembangkan
penyediaan/pengadaan informasi yang berguna dan diadministrasikan. Data yang dihasilkan
untuk membuat keputusan dalam bidang akan sangat berguna bagi administrator
pendidikan). Setiap tipe penilaian terikat dalam menentukan apakah program akan
pada perangkat pengambilan keputusan yang sangat berguna bagi administrator dalam
menyangkut perencanaan dan operasi sebuah menentukan apakah program diteruskan,
program, dengan rincian sebagai berikut: dimodifikasi atau dihentkan. 16

1) Penilaian Konteks Keunikan model ini adalah pada setiap


tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil
Adalah analisis masalah yang berhubungan
keputusan (decission ) yang menyangkut
dengan lingkungan yang khusus. Suatu
perencanaan dan operasional sebuah program.
kebutuhan dirumuskan sebagai suatu
Keunggulan model CIPP memberikan suatu
kesenjangan rasio antara kondisi sekarang
format evaluasi yang komprehensif/menyeluruh
dengan kondisi sekarang. Apabila kebutuhan
pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahap konteks,
tersebut telah diidentifikasikan, langkah
masukan, proses, dan produk.
berikutnya dalam penilaian konteks adalah
menjelaskan atau menggambarkan secara
jelas tujuan program yang akan memperkecil 3. Metode dan Pendekatan Pembinaan Akhlak
kebutuhan yaitu memperkecil kesenjangan a. Metode
antara kondisi aktual dengan kondisi yang Metode yang digunakan dalam membina
diharapkan. 13 akhlak dalam perspektif Islam adalah sebagai
berikut:
12
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, h. 26 14
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, h. 26
13
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan,(Jakarta, 15
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, h. 28
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
16
Kependidikan, 2007) h. 26 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 78

323 |
An-Nizom | Vol. 2, No. 2, Agustus 2017

1) Metode Pembiasaan dan Latihan ulangan. Menurut Rahim akhlak harus


Pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat diajarkan dalam perangkat sistem yang satu
di lakukan untuk membiasakan anak didik sama lain saling terkait dan mendukung
berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan antara orang tua, sekolah, masyarakat dan
tuntutan ajaran agama Islam.17 Pembentukan pimpinan formal”.
akhlak melalui pembiasaan dan latihan untuk Pembinaan akhlak siswa dapat dilakukan
melakukan perbuatan yang bersifat edukatif dengan menggunakan beberapa pendekatan
secara diulang-ulang dikerjakan oleh anak sejak agama. Agama merupakan bagian dalam
kecil yang sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia karena ia tidak dapat
pribadinya, seperti yang telah di ungkapkan oleh dipisahkan dari kehidupan manusia se-
Imam Al-Ghazali bahwa kepribadian manusia panjang zaman. Agama bukan sekedar
itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha keyakinan hasil refleksi intelektual (renungan
pembentukan melalui pembiasaan. pemikiran) semata, melainkan juga sebagai
suatu jalan dan cara hidup. Agama bukan
hanya mengenai kebenaran melainkan
2) Metode keteladanan
juga perasaan dan seluruh suasana hidup”.
Keteladanan dalam bahasa Arab disebut
Berdasarkan pendapat ini, dapat diketahui
uswah, iswah, atau qudwah, qidwah yang berarti
bahwa agama merupakan suatu pendirian
prilaku baik yang dapat ditiru oleh orang lain
yang ada hubungannya dengan perasaan.
(anak didik). Dalam membina akhlak yang
Oleh karena agama membimbing manusia ke
baik tidak hanya dapat dilakukan dengan
arah kehidupan yang lebih baik dan teratur.
pelajaran, instruksi dan larangan melainkan
Dengan demikian, segala sesuatu di dalam
dengan pemberian contoh teladan yang baik
kehidupan ini hendaklah selalu didasarkan
dan nyata.
kepada tuntunan agama, termasuk dalam
Orang tua dan guru yang biasa memberikan hal pendidikan akhlak kepada setiap peserta
keteladanaan mengenai prilaku baik, maka didik di setiap jenjang dan jalur pendidikan
biasanya akan ditiru oleh anaknya dan muridnya termasuk Madrasah Tsanawiyah.
dalam mengembangkan pola prilaku mereka.
Pendidikan agama membentuk suatu budaya
Imam al-Ghazali mengibaratkan bahwa orang
yang pada gilirannya berfungsi sebagai landasan
tua itu seperti cermin bagi anak-anaknya.Artinya
dari budaya masyarakat dan bangsa. Dalam
bahwa perilaku orang tua itu biasanya ditiru
konteks ini, pendidikan agama berusaha
oleh anak-anaknya karena dalam diri anak
melestarikan komponen agama itu dalam
kecenduruangan suka meniru.
realitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu
pendidikan agama harus terus diberikan kepada
3. Pendekatan Pembinaan Akhlak anak sejak dini dalam rangka membentuk
Agar berhasil dalam pembinaan akhlak, di- kehidupan yang tenteram dan damai. Menurut
perlukan beberapa pendekatan-pendekatan Soekanto18 dalam pembentukan akhlak agama
khusus sehingga pembinaan itu dapat berhasil berfungsi sebagai:
sesuai dengan tujuan. Pendekatan yang dapat 1) Menyadarkan manusia secara individual
digunakan adalah pendekatan agama, pendekatan pada posisi dan fungsinya di tengah
keterlibatan seluruh guru bidang studi dan orang makhluk lain serta bertanggung jawab
tua. dalam kehidupannya.
a. Pendekatan Agama 2) Menyadarkan fungsi manusia dalam
Pembinaan akhlak tidak hanya sekedar hubungannya dengan masyarakat serta
mengarahkan siswa mengetahui nilai-nlai tanggung jawabnya terhadap ketertiban
normatif akhlak secara kognitif yang diberikan masyarakat itu.
dalam bentuk ceramah dan diakhiri dengan

18
Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta, LP3ES,
17
Asmaran,Pengantar Studi Akhlak. h. 7 2005) h. 63

| 324
Eva Setia | Evaluasi Program Pembinaan Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah (MTs)

3) Menyadarkan manusia terhadap pencipta jawab dalam diri siswa terhadap prilakunya”.
alam dan mendorongnya untuk beribadah Pendapat ini menunjukan bahwa dalam
kepada Allah Swt. pembinaan akhlak keterlibatan guru dan
4) Menyadarkan manusia tentang ke- orang tua sangat diperlukan.
dudukannya terhadap makhluk lain dan Secara sosiologis, fungsi pendidikan yang utama
membawanya agar memahami hikmah adalah untuk menumbuhkan kreatifitas subjek
Tuhan Pencipta. didik serta menanamkan nilai-nilai kebaikan
Darajat 19 mengatakan “akhlak adalah per- (virtue value) kepada anak didik”. Sebagai
wujudan dari ajaran agama dalam kehidupan konsekuensinya, semua proses pembelajaran
sehari-hari yang harus dipelajari, dibiasa- di sekolah apapun mata pelajarannya punya
kan sejak kecil sehingga dimensi akhlak kewajiban untuk mengembangkan potensi-
berkembang bersamaan dengan perkembangan potensi kreatif peserta didik agar menjadi
dimensi-dimensi fisik, akal dan akidah”. berakhlak mulia. Semua pelajaran di
Dengan kata lain bahwa pendidikan di samping diarahkan kepada pencapaian tujuan
Madrasah Tsanawiyah harus mencakup se- khususnya sesuai kurikulum masing-masing,
luruh dimensi manusia yang satu sama lain juga diorientasikan untuk menanamkan nilai
saling berkaitan dan tidak satupun yang akhlak mulia.
terabaikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan PEMBAHASAN
bahwa pola pendekatan paling utama dalam 1. Temuan Penelitian
pembinaan akhlak siswa adalah dengan 1) Perencanaan Program Pembinaan Akhlak di
memberikan pendidikan agama. Oleh karena Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota
itulah, dalam rangka pembinaan akhlak Bengkulu
siswa, pendidikan agama harus diberikan Menurut Bapak Wahirman (Kepala MTs
dalam porsi dan posisi tersendiri. Pada siswa Muhammadiyah) perencanaan program
Madrasah Tsanawiyah, pendidikan keagamaan pembinaan akhlak siswa disusun secara
yang diberikan bukan sebagai sebuah bidang bersama-sama dengan seluruh dewan guru
studi tetapi pendidikan keagamaan yang dan tata usaha dalam sebuat rapat dan
mencakup seluruh aspek pembelajaran. komite sekolah. Penyusunan rencana program
Setiap bidang studi yang diberikan harus ini dibuat agar kegiatan pembinaan dapat
dikembalikan konteksnya kepada ajaran berjalan teratur dan terarah.
agama.
Dalam penyusunan program pembinaan
b. Pendekatan Keterlibatan Seluruh Guru Bidang akhlak, ditentukan beberapa hal antara
Studi dan Orang Tua lain rencana pembuatan proposal kegiatan,
Pada umumnya siswa setingkat Madrasah pendanaan, penentuan tujuan, penetapan
Tsanawiyah adalah masa di mana mereka waktu dan jadwal pelaksanaan, ketersediaan
masih sangat memerlukan bimbingan dan sarana prasarana dan materi pembinaan.20
pembinaan. Oleh karena itulah, pembinaan 2. Pelaksanaan Program Pembinaan Akhlak di
akhlak secara terpadu dan berkesinambungan Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota
perlu dilakukan. Pembinaan dimaksud harus Bengkulu
dilakukan secara menyeluruh dengan me-
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
libatkan semua unsur penggerak pendidikan
bahwa pelaksanaan program pembinaan akhlak
dan orang tua. Pembinaan akhlak memerlukan
di MTs Muhammadiyah Kota Bengkulu adalah
kerjasama antar warga dan penggerak ke-
antara lain:
hidupan sekolah dengan orang tua dalam
rangka merangsang timbulnya rasa tanggung

19 20
Zakiah Darajat, Membina Nilai-nilai Moral, (Jakarta, Bulan Wawancara pribadi dengan Bapak Wahirman (Kepala MTs
Bintang, 2000) h. 20 Muhammadiyah tanggal 25 April 2016

325 |
An-Nizom | Vol. 2, No. 2, Agustus 2017

a. Warung Kejujuran pada siswa, bukan untuk mencari keuntungan


Warung kejujuran terletak di Ruang UKS, dari hasil penjualan. Jadi, meskipun uang yang
menjual alat tulis dan beberapa makanan dan terkumpul sedikit tetapi yang terpenting adalah
minuman yang biasa dikonsumsi oleh siswa, program pembinaan kejujuran siswa harus tetap
guru dan pegawai di MTs Muhammadiyah Kota berjalan. 25
Bengkulu. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan
Warung kejujuran adalah program pembinaan program warung kejujuran ini adalah siswa
akhlak yang bertujuan untuk membiasakan pembiasaan sikap jujur kepada siswa yang
siswa untuk berbuat jujur dalam melakukan dimulai dari hal-hal kecil seperti berbelanja,
suatu perbuatan.21 Di warung ini, siswa diberi bertanggung jawab terhadap aktifitas meskipun
kepercayaan untuk berbelanja makanan dan tidak ada yang mengawasi.26 Keberadaan warung
minuman yang mereka sukai secara swalayan kejujuran ini tidak mempengaruhi keuntungan
(mengambil sendiri). Kemudian, setelah siswa pedagangnya.
selesai berbelanja siswa yang bersangkutan
membayar tidak kepada kasir atau pemilik b. Tahsin Al-Qur’an
warung tetapi memasukan uang mereka ke Program ini dilaksanakan dengan tujuan
dalam kotak yang sudah disediakan dan uang untuk menyempurnakan semuahal yang
kembalianpun mereka ambil sendiri dari uang berkaitan dengan kesempurnaan pengucapan
yang ada di dalam kotak tersebut. Setiap siswa huruf-huruf Al-Qur’an. Baik kesempurnaan sifat
yang berbelanja diharuskan juga untuk menulis yang senantiasamelekatpadanya, maupun pe-
sendiri apa yang dibeli, uang yang dibayarkan ngucapan hokum bacaan satu huruf dengan
dan jumlah uang kembalian yang diambil. 22 lainnya seperti hokum nun mati dan tanwin,
Menurut Bapak Sutanto selaku guru Aqidah mimmati, hokum bacaan mad, dan sebagainya.27
Akhlak dan Pembina Warung Kejujuran, meskipun Selain itu, program ini dirasakan cukup
di lingkungan madrasah terdapat kantin tetapi penting untuk dilaksanakan karena berguna
siswa cukup banyak yang berbelanja di warung untuk untuk membenarkan bacaan Al-Qur’an.
kejujuran ini. Jika memerlukan alat-alat tulis Selain memang perintah, membaca Al-Qur’an
seperti pulpen, penggaris, pinsil, kertas dan dengan prinsip membaca dengan sebenar-benar
lain-lain siswa tidak perlu ke luar lingkungan bacaan dengan cara meminimalisir kesalahan
madrasah karena di warung ini kebutuhan alat bacaan. 28
tulis cukup tersedia. 23 Program tahsin ini dimulai dari Tahsin 1
Untuk melengkapi kebutuhan siswa maka sampai Tahsin 4, dalam waktu 6 bulan atau
dana atau modal warung kejujuran diperloleh 4 bulan dilaksanakan dengan menyediakan
dari uang masuk setiap harinya ditambah waktu tambahan setelah jam pelajaran selesai
dengan bantuan sumbangan sukarela dari guru selama satu jam setiap hari berdasarkan jadwal
dan orang tua siswa. Meskipun dengan modal pelajaran yang telah disusun untuk masing-
yang sedikit tetapi warung kejujuran ini dapat masing kelas.29
bertahan dengan penambahan sedikit demi
sedikit isi warung untuk memenuhi kebutuhan c. Shalat Duha dan shalat Zuhur Berjamaah
siswa.24 Program warung kejujuran ini tujuan Shalat dhuha dan zuhur dilakukan secara
utamanya adalah untuk membiasakan sikap jujur berjamaah bertempat di Masjid Muhammadiyah.
21
Wawancara pribadi dengan ibu Nurana(Wk. Kurikulum/ 25
Wawancara pribadi dengan ibu Nurana, tanggal 26 April
Koordinator Program Pembinaan Akhlak di MTs Muhammadiyah)
2016
tanggal 26 April 2016
26
22 Wawancara pribadi dengan ibu Dessi (Pembina Tahsin/
Wawancara pribadi dengan ibu Nurana, tanggal 26 April 2016
guru Aqidah Akhlak) tanggal 23 April 2016
23
Wawancara pribadi dengan ibuNurana (Wk. Kurikulum/ 27
Wawancara pribadi dengan ibu Dessi tanggal 23 April 2016
Koordinator Program Pembinaan Akhlak di MTs Muhammadiyah)
28
tanggal 26 April 2016 Wawancara pribadi dengan ibu Dessi tanggal 23 April 2016
29
24
Wawancara pribadi dengan ibu Nurana, tanggal 26 April 2016 Wawancara pribadi dengan ibu Dessi tanggal 23 April 2016

| 326
Eva Setia | Evaluasi Program Pembinaan Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Pelaksanaan shalat Dhuha dilaksanakan setiap guru dan seluruh pegawai yang ada di MTs
hari Kamis dan Jum’at menjelang jam pelajaran Muhammadiyah Kota Bengkulu.34
dimulai.30 Sedangkan pelaksanaan shalat Zuhur Salam adalah program yang ditanamkan
dilaksanakan di Masjid Muhammadiyah bersama- kepada siswa dalam rangka pembiasaan untuk
sama dengan jamaah umum lainnya. selalu menebarkan salam kepada sesama
Pelaksanaan shalat berjamaah ini betujuan warga madrasah yaitu mengucapkan salam:
untuk membiasakan siswa untuk disiplin dalam “Assalamu’alaikum”.
melaksanakan ibadah khususnya shalat dan
melatih siswa untuk terbiasa melaksanakan 2. Pembahasan
shalat secara berjamaah. Selain itu, siswa dilatih
Dari temuan hasil penelitian di atas diketahui
juga menjadi mu’azin karena petugas azan
bahwa perencanaan program Pembinaan Akhlak
menjelang shalat Zuhur adalah siswa yang
di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota
ditunjuk secara bergantian sesuai jadwal yang
Bengkulu efektif pada katagori efektif dengan
telah disusun. 31
persentase skor ketersediaan item sebesar 93,33%.
Dengan kata lain bahwa perencanaan program
d. Kultum
pembinaan akhlak di MTs Muhammadiyah
Kegiatan kultum dilaksanakan setiap hari Kota Bengkulu dapat dijadikan acuan dalam
setelah pelaksanaan shalat Dhuha berjamaah. melaksanakan pembinaan akhlak kepada siswa.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
Sedangkan indikator pelaksanaan program
tambahan motivasi kepada siswa untuk selalu
Pembinaan Akhlak di Madrasah Tsanawiyah
memahami dan mengamalkan ajaran agama.
Muhammadiyah Kota Bengkulu berada pada
Secara bergiliran, guru memberikan siraman
katagori efektif dengan persentase bobot sebesar
rohani kepada siswa dengan materi yang ber-
88,89%. Hasil ini menunjukan bahwa program
manfaat bagi kehidupan siswa.32
pembinaan akhlak yang dilakukan oleh pihak
MTs Muhammadiyah ini efektif dalam rangka
e. Senyum sapa salam
mengupayakan peningkatan kualitas akhlak siswa
Senyum sapa salam merupakan program yang sehingga program ini dapat terus dilaksanakan.
dilaksanakan di MTs Muhammadiyah Bengkulu
Hasil penelitian yang dilakukan di MTs
dalam rangka menanamkan kebiasaan kepada
Muhammadiyah Kota Bengkulu ini sejalan dengan
siswa untuk selalu menebarkan senyum, sapa
pendapat Arikunto bahwa program adalah suatu
dan salam. Pembiasaan senyum kepada sesama
rencana yang melibatkan berbagai unit yang
khususnya di lingkungan sekolah adalah dalam
berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang
rangka memperkuat hubungan silaturahim antar
harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
sesama warga madrasah baik siswa, guru, kepala
Sedangkan evaluasi adalah kegiatan untuk
madrasah dan tenaga kependidikan. 33
mengumpulkan informasitentang bekerjanya
Sapa adalah program pembiasaan yang di- sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
tanamkan kepada siswa untuk selalu bertegur digunakan untuk menentukan alternatif yang
sapa kepada sesama warga madrasah baik kepada tepat dalam mengambil keputusan.Evaluasi
guru, teman dan pegawai. Diharapkan dari program berguna untuk mengumpulkan informas
program ini adalah keramahan dalam bertegur itentang realisasi atau implementasi daris uatu
sapa kepada siapa saja yang ada di lingkungannya kebijakan, berlangsung dalam proses yang
baik kepada yang tua, muda maupun anak-anak, berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu
organisasi yang melibatkan sekelompok orang
30
Wawancara pribadi dengan ibu Dessi Arisanrdi tanggal 23 guna pengambilan keputusan. 35
April 2016
31
Wawancara pribadi dengan ibu Dessi Arisanrdi tanggal 23
April 2016 34
Wawancara pribadi dengan ibu Nurana, tanggal 26 April
32
Wawancara pribadi dengan ibu Dessi tanggal 23 April 2016 2016
33 35
Wawancara pribadi dengan ibu Nurana, tanggal 26 April Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta,
2016 Logos, 2011) h. 34

327 |
An-Nizom | Vol. 2, No. 2, Agustus 2017

Wirawan mengatakan bahwa evaluasi bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan.


program berusaha untuk mengevaluasi efektifitas Alasannya adalah dengan masukan hasil evaluasi
perencanaan dan kesesuaiannya terhadap program itulah para pengambil keputusan akan
pelaksanaan rencana tersebut. Dengan kata lain menentukan tindak lanjut dari program yang
evaluasi program berusaha untuk mengetahui sedangatautelahdilaksanakan.
apakah program telah berjalan sesuai dengan Pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat di
rencana.36 Program atau kegiatan pendidikan lakukan untuk membiasakan anak didik berpikir,
adalah sesuatu yang dinamis, berubah dan bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan
berkembang sesuai dengan perkembangan ajaran agama Islam. 38 Pembentukan akhlak
ilmu dan tuntutan perubahan masyarakat). sebagaimana terdapat di MTs Muhammadiyah
Sehingganya untuk mengetahui perubahan, kota Bengkulu melalui pembiasaan dan latihan
kelayakan dan berjalanya program tersebut memiliki peran penting dalam rangka pembinaan
maka perlu diuji program tersebut. Melanjutkan akhlak siswa terutama jika dikaitkan dengan
program atau kegiatan yang tidak layak, hanya fenomena sosial saat ini akibat kemajuan zaman
akan membuang-buang biaya, waktu dan tenaga dan kecanggihan teknologi yang mempengaruhi
saja.37 akhlak dan moral siswa. Pembinaan nilai akhlak
Penyelenggaraan pendidikan bukan se- melalui pembiasaan di sekolah merupakan
sederhana mengadakan peralatan kegiatan- upaya prepentif terhadap pengaruh negatif dari
kegiatan lain yang bersifat insidentil seperti lingkungan dan pergaulannya sehari-hari.
kegiatan seminar, pernikahan, pertandingan dan Ada empat kebijaksanaan yang dapat diambil
lain-lain karena penyelenggaraan pendidikan oleh Kepala Madrasah beserta guru setelah
melibatkan banyak orang, biaya, sumber daya dilakukan program pembinaan akhlak siswa
manusia serta jangka waktu yang panjang. yaitu:
Oleh karena itu, kegiatan pendidikan harus
1. Kegiatan tersebut harus terus dilanjutkan
dievaluasi agar dapat dikaji apa kekurangan
karena program ini sangat bermanfaat dalam
dan kekuatannya dan kekurangan tersebut
rangka memperkokoh akhlak siswa.
akan dipertimbangkan untuk pelaksanaan
2. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan
pendidikan di masa mendatang. Jika sudah
tercapai bagaimana kualitas pencapaian kegiatan pengembangan proses pembinaan seperti
tersebut dan jika belum tercapai, bagian mana penggunaan metode yang lebih variatif dan
sesuai dengan karakter siswa.
dari rencana yang belum tercapai serta apa
penyebabnya. Dengan kata lain, evaluasi program
dimaksudkan untuk melihat pencapaian target PENUTUP
program. Untuk menentukan seberapa jauh target Berdasarkan hasil temuan penelitian
program yang tercapai, yang dijadikan tolok ukur sebagaimana telah dikemukakan pada bagian
adalah tujuan yang sudah dirumuskan dalam terdahulu, penulis mengambil beberapa
tahap perencanaan kegiatan. kesimpulan sebagai berikut:
Terkait hasil penelitian yang penulis 1. Perencanaan program Pembinaan Akhlak di
lakukan ini, maka evaluasi terhadap program Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Kota
pembinaan akhlak yang dilaksanakan di MTs Bengkulu efektif untuk diimplementasikan
Muhammadiyah Kota Bengkulu dapat dijadikan sebagai program pembinaan akhlak di MTs
langkah awal dalam pelaksanaan supervisi, yaitu Muhammadiyah Kota Bengkulu dengan
mengumpulkan data yang tepat agar dapat persentase sebesar 78,26%.
dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang 2. Program pembinaan akhlak yang dilaksanakan
tepat pula. Evaluasi program sangat penting dan di di MTs Muhammadiyah Kota Bengkulu
antara lain:
36
Wirawan, Evaluasi, Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi,
(Jakarta, Rajawali Pers, 2011) h. 17
38
37
Mulya Kelana, Evaluasi Program Pendidikan (Jakarta, Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja
Binangkit, 2011) h. 23 Grafindo, 1992), h. 2

| 328
Eva Setia | Evaluasi Program Pembinaan Akhlak Di Madrasah Tsanawiyah (MTs)

a. Tahsin Al-Qur’an yang bertujuan untuk Saebani Ahmad Beni danHamid Abdul. 2010.
menyempurnakan semua hal yang berkaitan Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia
dengan kesempurnaan pengucapan huruf- Umary Barmawi. 1999. Materi akhlak. Jakarta:
huruf Al-Qur’an. bulan bintang
b. Shalat Dhuha,dilakukan secara berjamaah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998.
bertempat di Masjid Muhammadiyah. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pelaksanaan shalat Dhuha dilaksanakan Pustaka.
setiap hari menjelang jam pelajaran Wahab Rohmalina. 2015.Psikologi Agama, Jakarta:
dimulai. Rajawali Pers
Rosyada Dede. 2004. Paradigma pendidikan
c. Sholat zuhur berjamaah. Sedangkan
demokratis. Jakarta: kencana
Shalat Zuhur dilaksanakan di Masjid
widoyoko Eko putro. 2009. Evaluasi program
Muhammadiyah bersama-sama dengan
pembelajaran. Yogyakarta: pustaka pelajar
jamaah umum lainnya.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta:
d. Kegiatan kultum dilaksanakan setiap
Insan Madani.
hari setelah pelaksanaan shalat Dhuha
Waseso Iksan. 2007. Evaluasi Pembelajaran TK.
berjamaahbertujuan untuk memberikan
Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka
tambahan motivasi kepada siswa untuk
Iskandar. 2009. Metodologi penelitian kualitatif.
selalu memahami dan mengamalkan
Jakarta: gaung persada pres
ajaran agama. Secara bergiliran, guru
Riduwan. 2011.Skala Pengukuran Variabel-Variabel
memberikan siraman rohani kepada
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
siswa dengan materi yang bermanfaat bagi
Suryabrata Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian.
kehidupan siswa.
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
e. Senyum sapa salamdilaksanakan dalam Hadi Sutrisno. 2001. Metode Research. Yogyakarta:
rangka menanamkan kebiasaan kepada Andi.
siswa untuk selalu menebarkan senyum, Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan:
sapa dan salam. Diharapkan dari program Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Bandung:
ini adalah keramahan dalam bertegur Alfabeta.
sapa kepada siapa saja yang ada di Arikunto Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu
lingkungannya baik kepada yang tua, muda Pendekatan Praktis. Jakarta: Bima Aksara.
maupun anak-anak, guru dan seluruh Arikunto Suharsimi. 2012. Evaluasi Program
pegawai yang ada di MTs Muhammadiyah Pendidikan.diposkan oleh Anan Nur pada
Kota Bengkulu. 14 januari 2012
Arikunto Suharsimi. 1988. Penilaian Program
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nata Abuddin. 2009. Perspektif Islam tentang dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Nata Abuddin. 2007. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Lembaga Pendidikan
PT. Grafindo Persada. Wirawan. 2011. Evaluasi teori, model, standar,
Asmaran. 1992. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: aplikasi, dan profesi. Jakarta: Rajawali pers
PT Raja Grafindo. Ilyas Yunahar. 2000 Kuliah akhlak. Jakarta:
Rajagrafindo

329 |

Anda mungkin juga menyukai