Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 2, No.

1, Februari 2014

IDENTIFIKASI BAKTERI Escherichia PADA IKAN SELAR


(Selaroides sp.) BAKAR DI BEBERAPA RESTO
DI KOTA MANADO
Laydy Francesca H. Laluraa, Helen J. Lohoo dan Hanny W. Mewengkang

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bakteri Escherichia pada ikan selar
(Selaroides sp.) bakar yang ada di beberapa resto di kota Manado. Pada identifikasi bakteri Escherichia
pada ikan selar bakar digunakan beberapa metode identifikasi seperti uji pewarnaan gram, uji moyiliti,
uji katalase, uji oksidase, uji IMViC dan uji fermentasi karbohidrat ( fruktosa, laktosa, sukrosa, maltose,
glukosa). Hasil analisa presumptive coliform berkisar antara 9,3x10 1–2,4x10 3 MPN/100g dan rata-rata
koloni pada EMB Agar untuk total e. colli 1,3x10 2–9,7x10 3 MPN/100g dan total coliform 1,2x10 3
TBUD, dan untuk identifikasi sifat bakteri pada uji IMViC menggunakan acuan dari SNI 01-2897-1992.

Kata kunci: Ikan selar, Escherichia, Manado.

PENDAHULUAN Bakteri Escherichia merupakan bakteri


yang dapat hidup pada usus hewan mamalia
Ikan merupakan bahan pangan yang
termasuk manusia. Penyebaran kotoran baik
mudah mengalami kerusakan biologis oleh
manusia dan hewan yang tidak terkontrol dalam
enzim atau mikro organisme pembusuk,
lingkungan perairan dapat menyebabkan
sehingga memerlukan penanganan yang khusus
lingkungan perairan tercemar oleh bakteri ini.
untuk mempertahankan mutunya. Proses
Bakteri Escherichia juga banyak
kerusakan ikan berlangsung lebih cepat di
mengkontaminasi ikan-ikan segar dan ini sangat
daerah tropis, karena suhu dan kelembaban
membahayakan jika ikan segar yang sudah
harian yang tinggi. Proses kemunduran mutu
terkontaminasi oleh bakteri Escherichia
tersebut makin dipercepat dengan cara
dikonsumsi oleh konsumen. Bakteri
penanganan atau penangkapan yang kurang
Escherichia yang mengkontaminasi ikan-ikan
baik, fasilitas sanitasi yang tidak memadai serta
segar sumber utamanya adalah air, dan
terbatasnya sarana distribusi dan pemasaran
penanganan ikan yang kurang baik.
(Widiastuty, 2008).
Kota Manado terkenal dengan kota yang
Proses pembusukan ikan dapat
menyediakan makanan laut, dan sangat banyak
disebabkan terutama oleh aktivitas enzim yang
rumah makan di Manado yang menyediakan
terdapat di dalam tubuh ikan sendiri, aktivitas
menu makanan laut. Contohnya adalah menu
mikro organisme, atau proses oksidasi pada
ikan Tude atau Oci bakar. Menu ini sangat
lemak tubuh oleh oksigen dari udara.
digemari konsumen, baik konsumen lokal
Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh ikan
maupun mancanegara. Menu ini digemari
telah dirasakan sangat menghambat usaha
karena selain rasanya yang enak juga harganya
pemasaran hasil perikanan dan tidak jarang
yang relatif terjangkau.
menimbulkan kerugian besar, terutama pada
Kegemaran makan ikan tude atau oci
saat produksi ikan melimpah (Afrianto dan
bakar tersebut tentu saja menuntut teknik
Liviawaty, 1989).
penanganan dan pengolahan yang saniter dan
Bakteri merupakan salah satu organisme
higiene dari pengolahannya. Berdasarkan hal
mikroskopik yang dapat menimbulkan penyakit
tersebut penulis merasa perlu melakukan
(Infeksi) pada manusia. Meskipun pada
penelitian tentang bakteri Escherichia pada ikan
umumnya jenis bakteri yang merugikan
selar (Selaroides sp.) bakar di beberapa rumah
jumlahnya lebih sedikit dari jumlah keseluruhan
makan di Manado. Penelitian ini bertujuan
spesies bakteri yang ada di dunia, akan tetapi
mengidentifikasi bakteri Escherichia pada ikan
karena bersifat pathogen, maka dapat sangat
Selar bakar yang ada di beberapa rumah makan
mengganggu kehidupan, kesehatan dan bahkan
di kota Manado. Penelitian ini diharapkan dapat
dalam keadaan akut dapat menyebabkan
memberikan informasi yang bermanfaat bagi
kematian manusia (Adji, 2008).

5
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 2, No. 1, Februari 2014

pengolah rumah makan dan konsumen ikan HASIL DAN PEMBAHASAN


Selar bakar khususnya mengenai bakteri
Manado menunjukkan jumlah total
Escherichia.
coliform yang cukup tinggi. Hal ini dapat
berhubungan dengan tingkat kontaminasi pada
METODOLOGI PENELITIAN
tempat penyimpanan ikan segar, air yang
Bahan Baku dan Alat dipakai untuk mencuci ikan, penanganan selama
Bahan baku penelitian ini adalah ikan ikan dibakar dan sesudah dibakar. Hasil analisa
selar bakar dan ikan selar segar sebagai Total Coliform pada ikan Selar secara rinci
pembanding. Bahan kimia yang digunakan ditampilkan pada Tabel 6.
adalah akuades, alkohol, peptone, lugol, yeast Dari hasil nilai Presumptive pada
ekstrak, Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth coliform dapat dilihat adanya kontaminasi pada
(NB), NaCl, Kristal violet, Lugol, Safranin, ikan selar bakar, dan kita bisa melihat nilai
Motility Test Medium, Glukosa, Laktosa, rata-rata jumlah coliform dan E.coli pada media
Maltose, Sukrosa, Kovac’s Reagen, Metil Red, biakkan EMB agar pada Tabel 7.
Larutan H2O2. Kontaminasi pada ikan bakar
Alat yang digunakan adalah kotak disebabkan penangan ikan pada saat
pendingin, Autoclave, Inkubator, Oven, pembakaran, tempat pemanggang ikan, wadah
Mikroskop, Cawan petri, Erlenmeyer, Pipet, ikan bakar yang sudah masak yang tidak
Timbangan analitik, pH meter, Tabung reaksi, diperhatikan kebersihannya. Kontaminasi ini
Gelas ukur, Tabung durham, Lampu spirtus, biasa disebut kontaminasi silang, kontaminasi
Kaca objek, Pingset, Pisau, Jarum ose, yang disebabkan oleh bahan non pangan.
Magnetic stirrer, Kompor listrik, Pipet tetes, Dari hasil rata-rata jumlah mikroba pada
Thermometer, Aluminium foil, Korek api, ikan selar bakar yang lebih banyak atau lebih
Kamera digital, Alat tulis menulis, Plastik besar jumlahnya daripada ikan segar, ini
wraping, Masker, Handscone, Baju menyatakan bahwa penanganan ikan selama di
laboratorium. bakar kurang baik atau tidak dapat penanganan
secara higienis, dan itu menyebabkan ikan selar
Tata Laksana Penelitian bakar yang akan dikonsumsi oleh konsumen
Sampel diambil dari 3 rumah makan menjadi tidak layak untuk dikonsumsi.
yang sudah ditentukan, pada masing-masing Kontaminasi yang terjadi pada ikan
rumah makan dilakukan dua kali pengambilan selar bakar diakibatkan penanganan pada saat
sampel dengan jarak pengambilan kurang lebih penyimpanan, pengasapan atau pembakaran
1 minggu. Jumlah ikan yang diambil setiap ikan yang tidak bersih. Alat pembakaran ikan
pengambilan masing-masing 2 ekor ikan bakar yang tidak bersih adalah salah satu penyebab
dan 2 ekor ikan segar. Dengan rata-rata berat ikan bakar tersebut terkontaminasi, karena pada
ikan 70–100 gram, panjang 15–30 cm. tiga rumah makan tempat pengambilan sampel
Sampel ikan selar bakar yang sudah tempat pembakaran ikan yang dipakai tidak
dibakar oleh karyawan didinginkan dahulu lalu bersih, meja yang menjadi tempat untuk
dimasukkan dalam plastik dan ditaruh dalam menempatkan ikan yang sudah dalam wadah
kotak pendingin untuk mencegah kontaminasi. setelah selesai dibakar juga tidak bersih tidak
Dan ikan selar segar diambil langsung dari memenuhi aturan sanitasi alat pengolahan ikan
tempat penyimpanan ikan segar dan yang harus bersih.
dimasukkan dalam plastik dan ditaruh dalam Menurut Faridz, dkk., (2007),
kotak pendingin. Adapun uji mikrobiologis kontaminasi bakteri pada makanan atau pada
yang dilakukan menggunakan metode alat-alat pengolahan merupakan suatu indikasi
dimodifikasi oleh Ijong (2003). bahwa praktek sanitasi dalam suatu industri
Isolasi dan penyedian kultur sediaan kurang baik.
dilakukan dengan menyeleksi koloni bebas Bahan pangan (ikan selar) dapat
yang tumbuh pada media EMBA dan diinkubasi tercemar oleh mikroba sebelum pengolahan
selama 24–48 jam dengan suhu 37ºC. (pencemaran primer) atau selanjutnya sesudah
Identifikasi didasarkan pada hasil uji pengolahan (pencemaran sekunder). Kebiasaan
biokimia yang meliputi uji pewarnaan Gram, uji pribadi para pekerja dan konsumen dalam
Motility, Katalase, oksidase, IMViC dan mengelolah bahan pangan dapat merupakan
Fermentasi Karbohidrat (Cappucino dan sumber yang penting dari pencemaran sekunder
Sherman, 1992). (Faridz, dkk., 2007).

6
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 2, No. 1, Februari 2014

Tabel 1. Hasil Analisa Presumptive Coliform menyebabkan pertumbuhan mikroba infestasi


Presumptive Coliform lalat/serangga.
Resto Ulangan Sampel
(MPN/100g)
KS 2.4 x 102 Tabel 2. Jumlah Rata-Rata Koloni Pada EMB
BS 2.4 x 102 Agar
1
KB 2.4 x 102 Σ Σ
BB 2.3 x 101 Resto Ulangan Sampel E.coli Coliform
A
KS 2.9 x 102 (cfu/g) (cfu/g)
BS 2.4 x 103 A 1 KS 4.0 x 103 2.2 x 103
2
KB 9.3 x 101 BS - 2.3 x 103
BB 2.4 x 103 KB 8.6 x 102 2.7 x 103
KS 2.4 x 103 BB - 1.6 x 103
BS 2.9 x 102 2 KS 1.1 x 103 2.8 x 103
1
KB 9.3 x 101 BS 8.3 x 102 2.0 x 103
BB 2.4 x 103 KB - TBUD
B
KS 2.4 x 103 BB 2.7 x 103 1.6 x 103
BS 2.4 x 103 B 1 KS 1.6 x 103 7.3 x 103
2
KB 2.4 x 103 BS 4.6 x 102 TBUD
BB 2.4 x 103 KB 1.0 x 103 3.9 x 103
KS 2.4 x 103 BB 2.1 x 103 1.2 x 103
BS 2.9 x 102 2 KS 5 x 102 TBUD
1
KB 2.4 x 103 BS 7.3 x 102 TBUD
BB 2.4 x 103 KB 2.6 x 103 5.8 x 103
C KS 2.4 x 103 BB 1.5 x 103 4.8 x 103
BS 4.6 x 102 C 1 KS 9.7 x 103 2.7 x 103
2 KB 2.4 x 103 BS 4 x 102 TBUD
BB KB 9.6 x 102 4.9 x 103
2.4 x 103 BB 1.3 x 102 TBUD
2 KS 8 x 102 3.7 x 103
Kontaminasi yang diakibatkan para BS 5.1 x 103 1.4 x 103
KB 1.3 x 103 2.3 x 103
pekerja adalah kebiasan sehari-hari pekerja
BB 2.5 x 103 1.1 x 103
yang tidak bersih.Kalau dilihat di resto tempat
pengambilan sampel, kontaminasi yang Menurut Yahono, (2004), teknik
disebakan oleh pekerja juga termasuk salah satu
pengasapan tradisional biasanya menggunakan
penyebabnya.Pekerja ketika membakar ikan, peralatan yang sederhana, tanpa adanya
mereka tidak menggunakan sarung tangan yang pertimbangan untuk menjaga mutu ikan sebagai
bersih.
bahan pangan mentah dengan standar sanitasi
Tangan yang dipakai memegang kain dan higienis yang sangat rendah.
lap untuk mengangkat tempat pembakaran ikan
Konsekuensinya produk akhir tidak menarik
dipakai untuk memegang ikan untuk
bentuk maupun penampilannya, tidak
dimasukkan dalam plastik sampel atau
merangsang selera, dan bahkan tidak cocok
meletakkan ikan bakar di piring untuk
untuk digunakan sebagai makanan.
penyajian, pekerja memakai penjepit ikan yang Yang seharusnya ikan selar dibakar
juga tidak bersih, sudah dipakai berulang-ulang untuk mempertahankan mutu ikan dalam bentuk
dan penjepit yang hanya diletakkan ditempat pengolahan, tidak menjadi layak untuk
yang tidak bersih.
dikonsumsi atau mutu menurun karena pada
Menurut Nastiti, (2006), dalam proses
saat pengolahan ikan tidak mendapat
pengasapan resiko yang timbul dapat
penanganan secara benar. Ikan harus
disebabkan karena kepekatan panggang yang
diperhatikan sebagaimana bahan makanan yang
tidak terkontrol atau terukur. Ikan yang telah
lain. Kebersihan harus selalu dijaga sepanjang
selesai dipanggang diletakkan di tempat yang
rantai distribusi, mengingat bahwa ikan adalah
tidak tertutup atau kurang higienis. Biasanya
bahan makanan yang lebih cepat membusuk
ikan olahan yang sudah jadi ditempatkan di daripada yang lain. Selain ikan itu sendiri, alat-
keranjang yang terbuat dari bambu dan tidak alat yang digunakan dalam penanganan harus
tertutup. Sama halnya pada tempat pengambilan
pula diperhatikan kebersihannya ( Murniayati
sampel di tiga resto tersebut, pada proses dan Sunarman, 2000).
penanganan ikan yang telah selesai dibakar
sangat tidak higienis, ikan hanya dibiarkan di
KESIMPULAN
tempat atau wadah yang terbuka. Dengan
penanganan yang tidak higienis ini yang Berdasarkan SNI Batas maksimum
cemaran mikroba dalam pangan, jumlah bakteri

7
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 2, No. 1, Februari 2014

pada ikan bakar/asap sudah melewati batas Unit. Sumenap. Jurnal Embryo Vol 4 No 2. Teknologi
maksimum. Ikan yang cemaran mikroba Industri Pertanian Fakultas Pertanian Unijoyo
melewati batas maksimum tidak baik untuk di Ijong, F, G. 2003. Uji IMVIC. Uraian Teoritis Proses
Biokimianya. Laboratorium Mikrobiologi Hasil
konsumsi. Dari hasil identifikasi jenis-jenis Perikanan. FPIK Unsrat
mikroba coliform yang teridentifikasi, yaitu Murniyati, A,S., Sunarman. 2000. Pendinginan dan
Escherichia coli, Enterobacter sp, dan Pengawetan. Kanisius. Jakarta
Klebsiela. Nastiti D. 2006. Kajian Penentuan Mutu Produk Ikan
Manyung (Arius thalassinus) Panggang di Kota
DAFTAR PUSTAKA Semarang. Tesis Manajemen Sumber Daya Pantai.
Universitas Diponegoro. Semarang
Adji, K. 2008. Evaluasi Kontaminasi Bakteri Patogen
Widiastuty, I., 2008. Analisis Mutu Ikan Tuna Selama
Pada Ikan Segar di Perairan Teluk Semarang.Tesis.
Lepas Tangkap Perbedaan Preparasi dan Waktu
Manajemen Sumberdaya Pantai. Universitas
Penyimpanan. Institut Pertanian Bogor.
Diponegoro. Semarang
Yahono, S.B. 2004. Kajian Beberapa Aspek Pengolahan
Afrianto E. dan E. Liviawati. 1989. Pengawetan dan
Ikan Secara Tradisional Dalam Upaya Peningkatan
Pengolahan Ikan.Kanisius.Yokyakarta.
Mutu Produk Perikanan di Kabupaten Jepara. Tesis
Faridz, R., Hafiluddin, Mega Ansahari. 2007. Analisis Manajemen Sumber Daya Pantai. Pasca Sarjana
Jumlah Bakteri dan Keberadaan Escherichia coli Pada Universitas Diponegoro. Semarang
Pengolahan Ikan Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut

Anda mungkin juga menyukai