Anda di halaman 1dari 13

Nama : Yolanda Nur Aggustina

NIM : 20030338

Mata Kuliah : Manajemen Sarpras

BAB 6 DAN 7

PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

A. Konsep Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan


pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana agar semua sarana dan prasarana tersebut
selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna
dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau
pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut. kondisinya baik dan siap
digunakan.

Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan
agar sarana dan prasarana tetap dalam keadaan baik. Kegiatan pemeliharaan dimulai dari
pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang
bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian khusus pula sesuai
dengan jenis barang yang dimaksud.

B. Tujuan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan yaitu:

1. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari
aspek biaya, karena untuk membeli suatu. peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan
dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.

2. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan


sehingga diperoleh hasil yang optimal.
3. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui. pengecekan secara rutin
dan teratur.

4. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.

C. Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
adalah sebagai berikut:

1. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan
penggantian dalam waktu yang singkat.

2. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan
dapat ditekan seminim mungkin.

3. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga menghindari
kehilangan.

4. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang.

5. Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.

D. Macam-macam Pekerjaaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pekerjaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dikategorikan ke dalam


empat kelompok, yaitu: (1) perawatan terus menerus; (2) perawatan berkala; (3) perawatan
darurat; dan (4) perawatan preventif.

E. Bentuk-bentuk Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari jenis jenis upaya yang
dilakukan dapat dikelompokkan ke dalam empat bentuk yaitu: (1) pemeliharaan berdasarkan
ukuran waktu; (2) pemeliharaan berdasarkan umur penggunaan barang; (3) pemeliharaan
berdasarkan penggunaannya; dan (4) pemeliharaan berdasarkan kondisi barang.

F. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Secara garis besar ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan yaitu: (1) tenaga kerja/ tenaga sukarela; (2) alat dan bahan; (3) jenis atau
spesifikasi barang:

G. Prosedur Permintaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Prosedur permintaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakan


menurut wilayah kerja yaitu: prosedur permintaan pemeliharaan tingkat utama pusat, tingkat
provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan.

H. Kelengkapan Permintaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Yang dimaksud kelengkapan permintaan pemeliharaan adalah alat-alat kelengkapan


yang diperlukan untuk memudahkan pelaksanaan permintaan pemeliharaan. Kelengkapan ini
berupa formulir permintaan pemeliharaan dan kartu pemeliharaan. Formulir permintaan
pemeliharaan terdiri atas formulir permintaan pemeliharaan dan formulir data permintaan
pemeliharaan. Sedangkan Kartu Pemeliharaan meliputi: kartu pemeliharaan kelompok gedung,
kelompok tanah/kebun, kendaraan bermotor, mesin-mesin, peralatan bengkel, alat kantor, alat
elektronika, alat perabot, alat optik, alat laboratorium, alat laboratorium lainnya, alat baca, dan
kelompok hewan.

PENYIMPANAN SARANA PENDIDIKAN

A. Konsep Penyimpanan Sarana Pendidikan

Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil pengadaan


barang milik negara (baik hasil pembelian, hibah, hadiah) pada wadah/tempat yang telah
disediakan. Penyimpanan sarana pendidikan adalah kegiatan simpan menyimpan suatu barang
baik berupa perabot, alat tulis kantor, surat-surat maupun barang elektronik dalam keadaan
baru, maupun rusak yang dapat dilakukan oleh seorang atau beberapa orang yang ditunjuk
atau ditugaskan pada lembaga pendidikan.

B. Tempat Penyimpanan Sarana Pendidikan


Aspek fisik dalam penyimpanan adalah wadah yang diperlukan untuk menampung
barang milik negara berasal dari pengadaan. Aspek ini biasa disebut gudang.

C. Tata Cara Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Penerimaan:

a. Menerima pemberitahuan pengiriman barang dari pihak yang menerima barang.


b. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penerimaan dan pemeriksaan
barang.
c. Memeriksa/mengecek barang yang diterima baik fisik seperti jumlah, kualitas, tipe
maupun kelengkapan administrasi seperti surat kepemilikan.
d. Membuat berita acara penerimaan dan hasil pemeriksaan barang.

2. Penyimpanan:

a. Meneliti barang-barang yang akan disimpan.


b. Menyiapkan barang-barang tersebut berdasarkan pengelompokan pengelompokan
tertentu.
c. Mencatat barang ke dalam buku penerimaan, kartu barang dan kartu stok.
d. Membuat denah lokasi, barang-barang yang disimpan agar dapat dikeluarkan secara
cepat saat dibutuhkan.
e. Barang-barang yang sudah ada: diterima, dicatat, digudangkan, diatur, dirawat dan
dijaga secara tertib, rapi dan aman.

D. Prinsip-prinsip Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Prinsip penyimpanan barang adalah 5 W dan 1 H (What, Why, Where, When, Who dan How):

1. What (apa saja barang yang disimpan)

2. Why (mengapa barang-barang perlu disimpan)

3. Where (di mana barang-barang harus disimpan)

4. When (kapan waktunya barang-barang harus disimpan)


5. Who (siapa yang bertugas menyimpan barang)

6. How (bagaimana cara menyimpan barang yang baik dan benar)

BAB 8 DAN 9

PENGHAPUSAN DAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

A. Konsep Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan pembebasan


sarana dan prasarana pendidikan dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan adalah merupakan proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sarana dan prasarana pendidikan dari daftar inventaris barang karena sarana
dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama
untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

B. Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk:

1. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan


sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan atau rusak dan sudah tidak
dapat digunakan lagi.

2. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris barang.

3. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi, dan

4. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

C. Syarat-syarat Penghap isan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Ada beberapa alasan yar g harus diperhatikan untuk dapat menghapus sarana dan
prasarana pendidikan. Beberapa alasan yang dapat dipertimbangkan adalah bahwa sarana dan
prasarana tersebut harus memenuhi sekurang-kurangnya salah satu dari sejumlah syarat
berikut ini.
1. Sarana dan prasarana dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat
diperbaiki atau dipergunakan lagi..

2. Perbaikan sarana dan prasarana akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan
pemborosan.

3. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya
pemeliharaan.

4. Sarana dan prasarana tersebut tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.

5. Adanya penyusutan barang di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia).

6. Jumlah barang berlebih sehingga jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan tak
terpakai lagi, dan 7. Sarana dan prasarana dicuri, terbakar, dan atau musnah sebagai akibat
bencana alam.

D. Mekanisme Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam pelaksanaan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan. dikenal dua


mekanisme yaitu penghapusan melalui lelang dan melalui pemusnahan.

E. Tata Cara Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Berdasarkan kondisinya, tata cara penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dapat
dikategorikan ke dalam lima cara yaitu: (1) penghapusan sarana dan prasarana pendidikan
diakibatkan karena sarana dan prasarana tersebut mengalami rusak berat, sudah tua, dan atau
berlebih; (2) penghapusan gedung sekolah yang rusak berat; (3) penghapusan barang inventaris
sekolah ka ena dicuri, hilang, dan atau terbakar; (4) penghapusan rumah dinas; din (5)
penghapusan sarana dan prasarana pendidikan karena bencana alam.

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DASAR

Standar sarana dan prasarana pendidikan berdasarkan ketentuan yang terdapat pada
lampiran Permendiknas No. 24/2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah dibedakan
menurut jenjang sekolah yaitu sarana dan prasarana untuk jenjang SD, jenjang SMP, dan
jenjang SMA. Jenis-jenis sarana dan prasarana yang distandarkan tersebut meliputi: (1) satuan
pendidikan; (2) lahan; (3) bangunan gedung; dan (4) kelengkapan prasarana dan sarana:

A. Satuan Pendidikan Sekolah Dasar

Ketentuan tentang satuan pendidikan untuk SD adalah sebagai berikut: Setiap satu SD
boleh diselenggarakan jika memiliki minimal 6 rombongan belajar dan maksimal 24 rombongan
belajar. Satu SD yang memiliki 6 rombongan belajar maksimum melayani 2000 jiwa. Jika suatu
wilayah memiliki penduduk lebih dari 2000 jiwa maka harus dilakukan penambahan rombongan
belajar di sekolah yang telah ada, dan jika rombongan belajar lebih dari 24 buah maka harus
dibangun SD baru di wilayah itu. Satu desa/kelurahan dilayani oleh minimal satu SD. Satu
kelompok pemukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk lebih dari 1000 jiwa
dilayani oleh satu SD dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 3 km
melalui lintasan yang tidak membahayakan.

B. Lahan Sekolah Dasar

Lahan untuk membangun sekolah harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur
dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, serta memiliki
status hak atas tanah dan/ atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20
tahun.

C. Bangunan Gedung Sekolah Dasar

Bangunan gedung SD harus:

1. memenuhi ketentuan tata bangunan yaitu: koefisien dasar bangunan maksimum 30%,
koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah, dan jarak bebas bangunan gedung yang meliputi sempadan bangunan
gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan
tinggi; jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil; dan jarak antara as jalan dan
pagar halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;
2. memenuhi persyaratan keselamatan yaitu: memiliki struktur yang stabil dan kokoh sampai
dengan kondisi pembebanan maksimum untuk mendukung beban muatan hidup dan beban
muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu sehingga mampu menahan gempa dan
kekuatan alam lainnya, dan dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan aktif untuk mencegah
dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petic;

3. memenuhi persyaratan kesehatan yaitu: memiliki fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara
dan pencahayaan yang memadai, memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk
memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor/air limbah, kotoran, tempat sampah,
dan penyaluran air hujan, dan memiliki bahan. bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna
gedung, dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan;

D. Prasarana dan Sarana Sekolah Dasar

Prasarana minimum yang harus ada pada suatu SD adalah: ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang kepala sekolah (ruang pimpinan), ruang guru,
ruang UKS, ruang sirkulasi, tempat beribadah, jamban, gudang, dan tempat
bermain/berolahraga. Pada setiap prasarana tersebut harus dilengkapi dengan sejumlah sarana
pendukungnya.

BAB 10 DAN 11

STANDAR MINIMAL SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

A. Standar Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

Ketentuan tentang satuan pendidikan untuk SMP adalah sebagai berikut: Setiap satu
SMP boleh diselenggarakan jika memiliki minimal 3 rombongan belajar dan maksimal 24
rombongan belajar. Satu SMP yang memiliki 3 rombongan belajar maksimum melayani 2000
jiwa. Jika suatu wilayah memiliki penduduk lebih dari 2000 jiwa maka harus dilakukan
penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada, dan jika rombongan belajar lebih
dari 24 buah maka harus dibangun SMP baru di wilayah itu. Satu kecamatan dilayani oleh
minimal satu SMP yang dapat menampung semua lulusan SD di kecamatan tersebut. Satu
kelompok pemukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk lebih dari 1000 jiwa
dilayani oleh satu SMP dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6
km melalui lintasan yang tidak membahayakan.

B. Standar Lahan Sekolah Menengah Pertama

Lahan untuk membangun sekolah harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur
dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, serta memiliki
status hak atas tanah dan/ atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20
tahun.

C. Standar Bangunan Gedung Sekolah Menengah Pertama

Bangunan gedung SMP harus:

1. memenuhi ketentuan tata bangunan yaitu: koefisien dasar bangunan maksimum 30%,
koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah, dan jarak bebas bangunan gedung yang meliputi sempadan bangunan
gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan
tinggi; jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil; dan jarak antara as jalan dan
pagar halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;

2. memenuhi persyaratan keselamatan yaitu: memiliki struktur yang stabil dan kokoh sampai
dengan kondisi pembebanan maksimum untuk mendukung beban muatan hidup dan beban
muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu sehingga mampu menahan. gempa dan
kekuatan alam lainnya, dan dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan aktif untuk mencegah
dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir;

3. memenuhi persyaratan kesehatan yaitu: memiliki fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara
dan pencahayaan yang memadai, memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk
memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor/air limbah, kotoran, tempat sampah,
dan penyaluran air hujan, dan memiliki bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna
gedung, dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan;
4. memiliki persyaratan kenyamanan yaitu: mampu meredam getaran dan kebisingan yang
mengganggu kegiatan pembelajaran, setiap ruangan memiliki temperatur dan kelembaban
yang tidak melebihi kondisi di luar ruangan, serta dilengkapi lampu penerangan;

5. menyediakan fasilitas dan aksestabilitas yang mudah, aman dan nyaman termasuk bagi
penyandang cacat:

D. Standar Prasarana dan Sarana Sekolah Menengah Pertama

Prasarana minimum yang harus ada pada satu SMP adalah: ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang kepala sekolah (ruang pimpinan), ruang guru,
ruang tata usaha, ruang konseling, ruang organisasi kesiswaan, ruang UKS, ruang sirkulasi,
tempat beribadah, jamban, gudang, dan tempat bermain/berolahraga. Pada setiap prasarana
tersebut harus dilengkapi dengan sejumlah sarana pendukungnya.

STANDAR SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Seperti telah disebutkan pada Bab 9 dan Bab 10 bahwa jenis sarana dan prasarana yang
dibakukan untuk SMA tidak berbeda dengan untuk SD dan SMP yaitu mencakup satuan
pendidikan, lahan, bangunan gedung. dan kelengkapan prasarana dan sarananya.
Perbedaannya terletak pada luas dan kuantitasnya saja. Semakin tinggi jenjang sekolah semakin
luas dan semakin banyak jumlah sarana yang harus disediakan. Jadi, sarana dan prasarana di
SMA lebih luas dan lebih banyak jumlahnya di banding dengan di SD dan SMP, terutama
berkaitan dengan ruang laboratorium.

A. Standar Satuan Pendidikan SMA

Ketentuan tentang satuan pendidikan untuk SMA adalah sebagai berikut: Setiap satu
SMA boleh diselenggarakan jika memiliki minimal 3 rombongan belajar dan maksimal 27
rombongan belajar. Satu SMA yang memiliki 3 rombongan belajar maksimum melayani 6.000
jiwa. Jika suatu wilayah memiliki penduduk lebih dari 6.000 jiwa maka harus dilakukan
penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada, atau dibuka SMA baru di wilayah
itu.
B. Standar Lahan SMA

Lahan harus terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan jiwa serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. Jika
memiliki kemiringan, maka rata-rata kemiringan tersebut tidak boleh lebih dari 15%, tidak
berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api, terhindar dari pencemaran air dan
udara serta terhindar dari kebisingan.

Lahan untuk membangun sekolah harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur
dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, serta memiliki
status hak atas tanah dan/ atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20
tahun.

C. Standar Bangunan Gedung SMA

Bangunan gedung SMA harus:

1. Memenuhi ketentuan tati bangunan yaitu: koefisien dasar bangunan maksimum 30%,
koefisier lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah, dan jarak bebas bangunan gedung yang meliputi sempadan bangunan
gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan
tinggi; jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil; dan jarak antara as jalan dan
pagar halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;

2. Memenuhi persyaratan keselamatan yaitu: memiliki struktur yang stabil dan kokoh sampai
dengan kondisi pembebanan maksimum untuk mendukung beban muatan hidup dan beban
muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu sehingga mampu menahan gempa dan
kekuatan alam lainnya, dan dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan aktif untuk mencegah
dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir;

3. Memenuhi persyaratan kesehatan yaitu: memiliki fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara
dan pencahayaan yang memadai, memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk
memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor/air limbah, kotoran, tempat sampah,
dan penyaluran air hujan, dan memiliki bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna
gedung, dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan:

4. Memiliki persyaratan kenyamanan yaitu: mampu meredam getaran dan kebisingan yang
mengganggu kegiatan pembelajaran, setiap ruangan memiliki temperatur dan kelembaban
yang tidak melebihi kondisi di luar ruangan, serta dilengkapi lampu penerangan;

5. Menyediakan fasilitas dan aksestabilitas yang mudah, aman dan nyaman termasuk bagi
penyandang cacat;

6. Untuk gedung bertingkat harus memenuhi persyaratan: maksimum tiga lantai, dilengkapi
tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan
pengguna:

7. Dilengkapi sistem keamanan yaitu peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat
dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya, akses evakuasi
yang dapat dicapai dengan mudah, dan dilengkapi petunjuk arah yang jelas; 8. Dilengkapi
instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt;

9. Bangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan dan diawasi secara
profesional;

10. Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B sesuai dengan 231 Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 45 dan mengacu kepada Standar Pekerjaan Umum;

11. Bangunan gedung SMA baru harus mampu bertahan minimum 20 tahun, dilengkapi izin
mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

D. Standar Prasarana dan Sarana SMA

Prasarana minimum yang harus ada pada satu SMA adalah 18 ruang/ tempat yaitu:
ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang
laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang kepala
sekolah (ruang pimpinan), ruang guru, ruang tata usaha, ruang konseling, ruang organisasi
kesiswaan, ruang UKS, ruang sirkulasi, tempat beribadah, jamban, gudang, dan tempat
bermain/berolahraga. Pada setiap prasarana tersebut harus dilengkapi dengan sejumlah sarana
pendukungnya.

PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM


BUKUNYA FATMAWATI

Pemanfaatan Sarana Pendidikan Sarana pendidikan memegang peranan yang sangat


penting dalam mendukung tercapainya keberhasilan belajar dengan adanya pemanfaatan
sarana belajar yang tepat dalam pembelajaran diharapkan mampu memberikan kemudahan
dalam menyerap materi yang disampaikan. Dalam hal pemanfaatan sarana menurut Mustari
(2015) bahwa harus mempertimbangkan hal berikut; (1) Tujuan yang akan dicapai; (2)
Kesesuaian antarmedia yang akan digunakan dengan materi yang akan dibahas; (3) Tersedianya
sarana dan prasarana penunjang; (4) Karakteristik siswa.

Pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara dan meyimpan barang- barang


sesuai dengan bentuk dan jenis barangnya sehingga barang tersebut awet dan tahan lama.
Pihak yang terlibat dalam pemeliharaan barang adalah semua warga sekolah yang terlibat
dalam pemanfaatan barang tersebut. Dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah menurut Mustari (2015) jika ditinjau dari sifat maupun waktunya terdapat beberapa
macam, yaitu; ditinjau dari sifatnya, yaitu: pemeliharaan yang bersifat pengecekan,
pencegahan, perbaikan ringan dan perbaikan berat. Ditinjau dari waktu pemeliharaannya,
yaitu: pemeliharaan sehari-hari (membersihkan ruang dan perlengkapannya), dan
pemeliharaan berkala seperti pengecetan dinding, pemeriksaan bangku, genteng dan
perabotan lainnya

Anda mungkin juga menyukai