Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 20030338
BAB 6 DAN 7
Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan
agar sarana dan prasarana tetap dalam keadaan baik. Kegiatan pemeliharaan dimulai dari
pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang
bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian khusus pula sesuai
dengan jenis barang yang dimaksud.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan yaitu:
1. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari
aspek biaya, karena untuk membeli suatu. peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan
dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.
4. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan
penggantian dalam waktu yang singkat.
2. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan
dapat ditekan seminim mungkin.
3. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga menghindari
kehilangan.
4. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari jenis jenis upaya yang
dilakukan dapat dikelompokkan ke dalam empat bentuk yaitu: (1) pemeliharaan berdasarkan
ukuran waktu; (2) pemeliharaan berdasarkan umur penggunaan barang; (3) pemeliharaan
berdasarkan penggunaannya; dan (4) pemeliharaan berdasarkan kondisi barang.
F. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Secara garis besar ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan yaitu: (1) tenaga kerja/ tenaga sukarela; (2) alat dan bahan; (3) jenis atau
spesifikasi barang:
1. Penerimaan:
2. Penyimpanan:
Prinsip penyimpanan barang adalah 5 W dan 1 H (What, Why, Where, When, Who dan How):
BAB 8 DAN 9
3. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi, dan
Ada beberapa alasan yar g harus diperhatikan untuk dapat menghapus sarana dan
prasarana pendidikan. Beberapa alasan yang dapat dipertimbangkan adalah bahwa sarana dan
prasarana tersebut harus memenuhi sekurang-kurangnya salah satu dari sejumlah syarat
berikut ini.
1. Sarana dan prasarana dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat
diperbaiki atau dipergunakan lagi..
2. Perbaikan sarana dan prasarana akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan
pemborosan.
3. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya
pemeliharaan.
4. Sarana dan prasarana tersebut tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.
5. Adanya penyusutan barang di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia).
6. Jumlah barang berlebih sehingga jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan tak
terpakai lagi, dan 7. Sarana dan prasarana dicuri, terbakar, dan atau musnah sebagai akibat
bencana alam.
Berdasarkan kondisinya, tata cara penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dapat
dikategorikan ke dalam lima cara yaitu: (1) penghapusan sarana dan prasarana pendidikan
diakibatkan karena sarana dan prasarana tersebut mengalami rusak berat, sudah tua, dan atau
berlebih; (2) penghapusan gedung sekolah yang rusak berat; (3) penghapusan barang inventaris
sekolah ka ena dicuri, hilang, dan atau terbakar; (4) penghapusan rumah dinas; din (5)
penghapusan sarana dan prasarana pendidikan karena bencana alam.
Standar sarana dan prasarana pendidikan berdasarkan ketentuan yang terdapat pada
lampiran Permendiknas No. 24/2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah dibedakan
menurut jenjang sekolah yaitu sarana dan prasarana untuk jenjang SD, jenjang SMP, dan
jenjang SMA. Jenis-jenis sarana dan prasarana yang distandarkan tersebut meliputi: (1) satuan
pendidikan; (2) lahan; (3) bangunan gedung; dan (4) kelengkapan prasarana dan sarana:
Ketentuan tentang satuan pendidikan untuk SD adalah sebagai berikut: Setiap satu SD
boleh diselenggarakan jika memiliki minimal 6 rombongan belajar dan maksimal 24 rombongan
belajar. Satu SD yang memiliki 6 rombongan belajar maksimum melayani 2000 jiwa. Jika suatu
wilayah memiliki penduduk lebih dari 2000 jiwa maka harus dilakukan penambahan rombongan
belajar di sekolah yang telah ada, dan jika rombongan belajar lebih dari 24 buah maka harus
dibangun SD baru di wilayah itu. Satu desa/kelurahan dilayani oleh minimal satu SD. Satu
kelompok pemukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk lebih dari 1000 jiwa
dilayani oleh satu SD dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 3 km
melalui lintasan yang tidak membahayakan.
Lahan untuk membangun sekolah harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur
dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, serta memiliki
status hak atas tanah dan/ atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20
tahun.
1. memenuhi ketentuan tata bangunan yaitu: koefisien dasar bangunan maksimum 30%,
koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah, dan jarak bebas bangunan gedung yang meliputi sempadan bangunan
gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan
tinggi; jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil; dan jarak antara as jalan dan
pagar halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;
2. memenuhi persyaratan keselamatan yaitu: memiliki struktur yang stabil dan kokoh sampai
dengan kondisi pembebanan maksimum untuk mendukung beban muatan hidup dan beban
muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu sehingga mampu menahan gempa dan
kekuatan alam lainnya, dan dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan aktif untuk mencegah
dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petic;
3. memenuhi persyaratan kesehatan yaitu: memiliki fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara
dan pencahayaan yang memadai, memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk
memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor/air limbah, kotoran, tempat sampah,
dan penyaluran air hujan, dan memiliki bahan. bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna
gedung, dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan;
Prasarana minimum yang harus ada pada suatu SD adalah: ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang kepala sekolah (ruang pimpinan), ruang guru,
ruang UKS, ruang sirkulasi, tempat beribadah, jamban, gudang, dan tempat
bermain/berolahraga. Pada setiap prasarana tersebut harus dilengkapi dengan sejumlah sarana
pendukungnya.
BAB 10 DAN 11
Ketentuan tentang satuan pendidikan untuk SMP adalah sebagai berikut: Setiap satu
SMP boleh diselenggarakan jika memiliki minimal 3 rombongan belajar dan maksimal 24
rombongan belajar. Satu SMP yang memiliki 3 rombongan belajar maksimum melayani 2000
jiwa. Jika suatu wilayah memiliki penduduk lebih dari 2000 jiwa maka harus dilakukan
penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada, dan jika rombongan belajar lebih
dari 24 buah maka harus dibangun SMP baru di wilayah itu. Satu kecamatan dilayani oleh
minimal satu SMP yang dapat menampung semua lulusan SD di kecamatan tersebut. Satu
kelompok pemukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk lebih dari 1000 jiwa
dilayani oleh satu SMP dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6
km melalui lintasan yang tidak membahayakan.
Lahan untuk membangun sekolah harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur
dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, serta memiliki
status hak atas tanah dan/ atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20
tahun.
1. memenuhi ketentuan tata bangunan yaitu: koefisien dasar bangunan maksimum 30%,
koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah, dan jarak bebas bangunan gedung yang meliputi sempadan bangunan
gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan
tinggi; jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil; dan jarak antara as jalan dan
pagar halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;
2. memenuhi persyaratan keselamatan yaitu: memiliki struktur yang stabil dan kokoh sampai
dengan kondisi pembebanan maksimum untuk mendukung beban muatan hidup dan beban
muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu sehingga mampu menahan. gempa dan
kekuatan alam lainnya, dan dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan aktif untuk mencegah
dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir;
3. memenuhi persyaratan kesehatan yaitu: memiliki fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara
dan pencahayaan yang memadai, memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk
memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor/air limbah, kotoran, tempat sampah,
dan penyaluran air hujan, dan memiliki bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna
gedung, dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan;
4. memiliki persyaratan kenyamanan yaitu: mampu meredam getaran dan kebisingan yang
mengganggu kegiatan pembelajaran, setiap ruangan memiliki temperatur dan kelembaban
yang tidak melebihi kondisi di luar ruangan, serta dilengkapi lampu penerangan;
5. menyediakan fasilitas dan aksestabilitas yang mudah, aman dan nyaman termasuk bagi
penyandang cacat:
Prasarana minimum yang harus ada pada satu SMP adalah: ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang kepala sekolah (ruang pimpinan), ruang guru,
ruang tata usaha, ruang konseling, ruang organisasi kesiswaan, ruang UKS, ruang sirkulasi,
tempat beribadah, jamban, gudang, dan tempat bermain/berolahraga. Pada setiap prasarana
tersebut harus dilengkapi dengan sejumlah sarana pendukungnya.
Seperti telah disebutkan pada Bab 9 dan Bab 10 bahwa jenis sarana dan prasarana yang
dibakukan untuk SMA tidak berbeda dengan untuk SD dan SMP yaitu mencakup satuan
pendidikan, lahan, bangunan gedung. dan kelengkapan prasarana dan sarananya.
Perbedaannya terletak pada luas dan kuantitasnya saja. Semakin tinggi jenjang sekolah semakin
luas dan semakin banyak jumlah sarana yang harus disediakan. Jadi, sarana dan prasarana di
SMA lebih luas dan lebih banyak jumlahnya di banding dengan di SD dan SMP, terutama
berkaitan dengan ruang laboratorium.
Ketentuan tentang satuan pendidikan untuk SMA adalah sebagai berikut: Setiap satu
SMA boleh diselenggarakan jika memiliki minimal 3 rombongan belajar dan maksimal 27
rombongan belajar. Satu SMA yang memiliki 3 rombongan belajar maksimum melayani 6.000
jiwa. Jika suatu wilayah memiliki penduduk lebih dari 6.000 jiwa maka harus dilakukan
penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada, atau dibuka SMA baru di wilayah
itu.
B. Standar Lahan SMA
Lahan harus terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan jiwa serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. Jika
memiliki kemiringan, maka rata-rata kemiringan tersebut tidak boleh lebih dari 15%, tidak
berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api, terhindar dari pencemaran air dan
udara serta terhindar dari kebisingan.
Lahan untuk membangun sekolah harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur
dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, serta memiliki
status hak atas tanah dan/ atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20
tahun.
1. Memenuhi ketentuan tati bangunan yaitu: koefisien dasar bangunan maksimum 30%,
koefisier lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah, dan jarak bebas bangunan gedung yang meliputi sempadan bangunan
gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan
tinggi; jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil; dan jarak antara as jalan dan
pagar halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;
2. Memenuhi persyaratan keselamatan yaitu: memiliki struktur yang stabil dan kokoh sampai
dengan kondisi pembebanan maksimum untuk mendukung beban muatan hidup dan beban
muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu sehingga mampu menahan gempa dan
kekuatan alam lainnya, dan dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan aktif untuk mencegah
dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir;
3. Memenuhi persyaratan kesehatan yaitu: memiliki fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara
dan pencahayaan yang memadai, memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk
memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor/air limbah, kotoran, tempat sampah,
dan penyaluran air hujan, dan memiliki bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna
gedung, dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan:
4. Memiliki persyaratan kenyamanan yaitu: mampu meredam getaran dan kebisingan yang
mengganggu kegiatan pembelajaran, setiap ruangan memiliki temperatur dan kelembaban
yang tidak melebihi kondisi di luar ruangan, serta dilengkapi lampu penerangan;
5. Menyediakan fasilitas dan aksestabilitas yang mudah, aman dan nyaman termasuk bagi
penyandang cacat;
6. Untuk gedung bertingkat harus memenuhi persyaratan: maksimum tiga lantai, dilengkapi
tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan
pengguna:
7. Dilengkapi sistem keamanan yaitu peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat
dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya, akses evakuasi
yang dapat dicapai dengan mudah, dan dilengkapi petunjuk arah yang jelas; 8. Dilengkapi
instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt;
9. Bangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan dan diawasi secara
profesional;
10. Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B sesuai dengan 231 Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 45 dan mengacu kepada Standar Pekerjaan Umum;
11. Bangunan gedung SMA baru harus mampu bertahan minimum 20 tahun, dilengkapi izin
mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
Prasarana minimum yang harus ada pada satu SMA adalah 18 ruang/ tempat yaitu:
ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang
laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang kepala
sekolah (ruang pimpinan), ruang guru, ruang tata usaha, ruang konseling, ruang organisasi
kesiswaan, ruang UKS, ruang sirkulasi, tempat beribadah, jamban, gudang, dan tempat
bermain/berolahraga. Pada setiap prasarana tersebut harus dilengkapi dengan sejumlah sarana
pendukungnya.