Oleh :
NIM. 22089142071
2022
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan
pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari
2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR
umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat
mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan
dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2006).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction)
(Pudjiadi, dkk., 2010)
1. Bayi kurang bulan: bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259
hari).
2. Bayi cukup bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai
dengan 42 minggu (259 – 293 hari).
3. Bayi lebih bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih
(294 hari atau lebih)
4. Berat bayi lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktulahir (Huda dan Hardhi, 2013).
5. Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau biasa disebut juga den
gan berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER) adalah bayi baru lahir dengan
berat badan dibawahnornal (kurang dari 1000 gr).
6. Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badankurang dari 1000 gram (Proverawati,2010)
7. Kejadian BBLASR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya
pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan
banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga
sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang.
8. Kesimpulannya BBLASR adalah bayi baru lahir dengan berat badan dibawah
normal yaitukurang dari 1000 gram
Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah
dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas dan dismaturitas.
Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan, atau disebut neonatus kurang bulan-sesuai masa kehamilan
(NKB-SMK) (Kristiyanasari, 201).
2. Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati
dan Ismawati, 2010).
a. Faktor ibu
1) Penyakit
2) Ibu
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
b. Faktor janin
c. Faktor plasenta
d. Faktor lingkungan
3. Klasifikasi
Reflek
menelan,
menghisap
Defisit Nutrisi
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan skor ballard
Penilaian usia kehamilan yang tepat penting dalam pemeriksaan bayi
baru lahir untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Salah satu metode
untuk menilai masa gestasi yang dipakai adalah New Ballard Score (NBS).
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
c. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah
d. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/ diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat napas
e. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
6. Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dapat
dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu,
bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas
dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air
panas atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir
seperti bayi kanguru dalam kantung ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB
(Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat
meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului
dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi
yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang paling
dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas
dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde
menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/
hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi
belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak
pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas / BBLR.
Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus
dan terisolasi dengan baik.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum
matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien
sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar
hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan
kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila
ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat
f. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit
ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat
terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan
untuk mengobserfasi usaha pernapasan
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan
lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan
gula darah secara teratur
7. Komplikasi
a) Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
b) Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
c) Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
d) Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan
darah
e) Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
f) Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
B. Asuhan Keperawan
1. Pengkajian
a. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan
terganggu
b. Keluhan utama
Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu tubuh
rendah
c. Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat badan
kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3
menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10
normal
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB
Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensi
f. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya
absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah
mekonium,produksi urin rendah
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 120-
140X/menit
c) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-
rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna
kulit bayi sianosis atau pucat, pengisisan capilary refill (kurang dari
2-3 detik).
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan
otot aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan
pernapasan rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah
stridor, wheezing atau ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah,
kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi
dan bau), BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau),
refleks menelan dan megisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin
(jumlah, warna, berat jenis, dan PH).
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro,
menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi,
ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil,
tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan
lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi,
pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500
gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama
dengan atau kurang dari 30 cm, lingkar lengan atas, lingkar perut,
keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada
wanita klitoris menonjol, sedangkan pada laki-laki skrotum belum
berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun., nilai
APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulit keriput.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan,
ketidakseimbangan metabolik.
b. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur
dan penurunan lemak tubuh subkutan.
c. Defisit nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
NO Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Pola nafas tidak Tujuan: 1. Letakkan bayi 1. Memberi
efektif Setelah terlentang dengan rasa nyaman
berhubungan dilakukan alas yang data, dan
dengan maturitas asuhan kepala lurus, dan mengantisipa
pusat pernafasan, keperawatan leher sedikit si flexi leher
keterbatasan selama ….x tengadah/ekstensi yang dapat
perkembangan 24 jam dengan mengurangi
otot, penurunan diharapkan meletakkan kelancaran
energi/kelelahan, Kebutuhan O2 bantal atau jalan nafas.
ketidakseimbanga bayi terpenuhi selimut diatas 2. Jalan nafas
n metabolik. dengan bahu bayi harus tetap
Kriteria Hasil: sehingga bahu dipertahanka
1. Pernafasan terangkat 2-3 cm n bebas dari
normal 40-60 kali 2. Bersihkan jalan lendir untuk
permenit. nafas, mulut, menjamin
2. Pernafasan teratur. hidung bila perlu. pertukaran
3. Tidak cyanosis. 3. Observasi gejala gas yang
4. Wajah dan kardinal dan sempurna.
seluruh tubuh tanda-tanda 3. Deteksi dini
Berwarna cyanosis tiap 4 adanya
kemerahan (pink jam kelainan.
variable). 4. Kolaborasi 4. Mencegah
5. Gas darah normal dengan team terjadinya
PH = 7,35 – 7,45 medis dalam hipoglikemia
PCO2 = 35 mm Hg pemberian O2 dan
PO2 = 50 – 90 pemeriksaan
mmHg kadar gas darah
arteri
4. Impementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan,mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah
tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas
petunjuk tenaga kesehatan lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau
petugas kesehatan lain.
5. Evaluasi
Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke
dua.Bandung : FKU Padjadjaran.
Markum. 1998. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Ajar Jilid 1, Bagian Kesehatan Anak ,
Fakultas UI, Jakarta.
Proverawati, Atikah, SKM MPh dan Cahyo Ismawati S, S Berat Badan lahir Rendah
DLkpi : Asuhan pada BBLR. Jakarta : Pustaka Tarbiyah Baru
Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.
Shelov, Steven P dan Hannemann, Robert E. 2004. Panduan Lengkap Perawatan Bayi
Dan Balita. The American Academy Of Pediatrics.
Jakarta : ARCAN.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : FKUI.
Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan
Anak. Jakarta : EGC
Supartini,Asrining. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : Penerbit EGC