Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA FISIK II

Sel Elektrolisis : Pengaruh Suhu terhadap Δ H, Δ G, dan Δ S

Selasa, 8 April 2014

Disusun Oleh :

Huda Rahmawati

1112016200044

Kelompok 2:
Fahmi Herdiansyah
Yayat Karyati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRACT
Telah dilakukan percobaan sel elektrolisis mengenai pengaruh suhu
terhadap Δ H, Δ G, dan Δ S. Dengan melakukan elektrolisis larutan CuSO4 0,1M
dengan elektroda Cu sebagai katoda dan elektroda C sebagai anoda dan dilakukan
pada 3 suhu yang berbeda yaitu 30°C, 50°C, dan 70°C. sehingga didapatkan data
tegangan (V), kuat arus (A), serta massa endapan Cu yang terbentuk. Berdasarkan
data yang telah di dapat dari hasil praktikum tersebut, maka dapat dihitung nilai
Δ H, Δ G, dan Δ S dan dapat di simpulkan pengaruh suhu terhadap nilai Δ H, Δ G,
dan Δ S tersebut.

INTRODUCTION
Elektrokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan
antara reaksi kimia dan aliran listrik. Aliran listrik merupakan aliran sesuatu yang
bermuatan seperti electron. Reaksi kimia manakah yang berhubungan dengan
adanya aliran electron? Reaksi yang berhubungan dengan adanya aliran electron
adalah reaksi yang melibatkan pelepasan dan penerimaan electron atau yang kita
kenal dengan reaksi oksidasi dan reduksi atau reaksi redoks (Mulyani. Hal : 113)
Sel elektrolisis adalah dimana energi listrik yang digunakan untuk
berlangsungnya suatu reaksi kimia. Sel ini merupakan kebalikan dari sel galvani.
E.m.f yang diperlukan untuk berlangsungnya proses ini akan sedikit lebih tinggi
daripada e.m.f yang dihasilkan oleh reaksi kimia, dan ini didapat dari
lingkungannya. Reaksi kimia spontan menghendaki ∆G menjadi negatif. Apabila
e.m.f sel adalah positif, maka ini adalah sel galvanik. Kesetimbangan akan terjadi
apabila ∆G dan E sama dengan nol. Reaksi dengan nilai E yang lebih positif akan
terjadi lebih dahulu daripada reaksi-reaksi dengan e.m.f yang kepositifannya lebih
rendah (Dogra, 2009. Hal:511).

Koefisien suhu dari potensial sel yakni dapat digunakan untuk

menentukan besaran-besaran termodinamika lain seperti Δ S dan Δ H.

Dari persamaan fundamental: dG = -SdT + VdP, maka:


G G
= -S atau S=-
T T
p p

T = V atau V= T

Dengan demikian perubahan entropi:


G
Δ S=-
T
p

- (nFE)
Δ S=-
T
p

E
Δ S = nF
T
p

Dan perubahan entalpi:


Δ H = Δ G + TΔ S
E
Δ H = -nFE + nFT
T
p

E
Δ H = -nF
T
p

E
Harga (koefisien suhu) diperoleh melalui pengukuran E pada berbagai
T
p

suhu dengan P tetap (Mulyani. Hal : 136)

MATERIALS & METHODS


A. Materials
1. Alat
a. Power supply i. Stopwatch
b. Gelas Kimia j. Neraca O’hauss
c. Termometer k. Korek api
d. Statif dan Klem l. Amplas
e. Kaki Tiga dan Kasa m. Elektroda C
f. Pembakar Spirtus n. Elektroda Cu
g. Multimeter o. Pinset
h. Kabel Penghubung
2. Bahan
a. Larutan CuSO4 0,1M
b. Akuades
B. Methods
1. Bersihkan masing-masing elektroda dengan mengemplas dan
mencelupkannya atau membilasnya dengan akuades, kemudian
keringkan dan ditimbang
2. Masukkan larutan CuSO4 0,1M sebanyak 50ml ke dalam gelas kimia

3. Rangkai alat percobaan seperti pada gambar dan atur power supply
pada tegangan 3 Volt
4. Pasang elektroda Cu pada katoda dan C pada anoda dan memasukkan
ke dalam larutan CuSO4 0,1M
5. Panaskan larutan CuSO4 0,1M sampai suhu 30°C serta melakukan
elektrolisis selama 2 menit dan menjaga suhu tetap konstan pada
30°C selama elektrolisis berlangsung serta mengamati perubahannya.
6. Catat arus dan tegangan listrik pada elektrolisis suhu 30°C
7. Matikan power supply, cuci elektroda Cu dengan air lalu keringkan
dan timbang dengan neraca
8. Lakukan langkah di atas dengan suhu larutan CuSO4 50°C dan 70°C

RESULT & DISCUSSION

A. Result
1. Gambar hasil praktikum
Gambar hasil percobaan keterangan
Disiapkan alat dan bahan

Dirancang alat sel elektrolisis

Disesuaikan suhu larutan CuSO4


0.1M;
30°C, 50°C, 70°C

Dilakukan elektrolisis seperti pada


gambar
2. Data hasil praktikum
Suhu ruangan 28°C
Masa Cu di katoda
Suhu Kuat Tegangan Waktu
No Sebelum Setelah
(T) Arus (I) (V) (t)
elektrolisis elektrolisis
1. 30°C 0,38 A 0,11 V 2 menit 1,5 gram 1,53 gram
2. 50°C 0,2 A 0,2 V 2 menit 1,5 gram 1,63 gram
3. 70°C 0,1 A 0,3 V 2 menit 1,5 gram 1,7 gram

3. Perhitungan
a. Keadaan standar
E°sel = Ered - Eoks E°sel
= 0,337 v – (-1,23 v) = 1,567 v
Δ G° = - nFE°
= - (4) (96500 C) (1,567 V)
= - 604862 J
= - 604,862 kJ
E , , ,
T
p = + +

3
-4
= 6,2x10 V/der

E
Δ S = nF
T
p

= (4) (96500 C) (6,2x10-4 V/der)


= 239,32 J/der
= 239,32 x 10-3 kJ/der
b. Pada suhu 30°C
Δ G = - nFE
= - (4) (96500 C) (0,11 V)
= - 42460 J
= - 42,460 kJ
Δ H = Δ G + TΔ S
= - 42,460 kJ + (303 K) (239,32 x 10-3 kJ/K)
= 30,054 kJ
c. Pada suhu 50°C
Δ G = - nFE
= - (4) (96500 C) (0,2 V)
= - 77200 J
= - 77,200 kJ
Δ H = Δ G + TΔ S
= - 77,200 kJ + (323 K) (239,32 x 10-3 kJ/K)
= 0,1004 kJ

d. Pada suhu 70°C


Δ G = - nFE
= - (4) (96500 C) (0,3 V)
= -115800 J
= - 115,800 kJ
Δ H = Δ G + TΔ S
= - 115,800 kJ + (343 K) (239,32 x 10-3 kJ/K)
= -33.71 kJ
4. Persamaan Reaksi
CuSO4(aq) → Cu2+(aq) + SO42-(aq)
Katoda (-) : 2Cu2+(aq) + 4e- → 2Cu(s)
Anoda (+) : 2H2O(l) → 4H+(aq) + 4e- + O2(aq)
2Cu2+(aq) + 2H2O(l) → 2Cu(s) + 4H+(aq) + O2(aq)
B. Discussion

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan sel elektrolisis mengenai


pengaruh suhu terhadap ∆H, ∆G dan ∆S. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh suhu larutan elektrolit terhadap ∆H, ∆G dan ∆S. Pada rangkaian sel
elektrolisis di percobaan ini, digunakan elektroda Cu pada katoda dan elektroda C
pada anoda dengan tegangan 3 volt. Dan elektrolisis dilakukan pada beberapa
suhu yaitu 30°C, 50°C, dan 70°C hal ini dilakukan untuk dapat menentukan
E
koefisien suhu dari potensial sel, yaitu p. Data yang di dapatkan dari
T

percobaan ini antara lain: suhu (T), kuat arus (A), tegangan (V), waktu (t), serta
massa sebelum dan setelah elektrolisis.
Sel elektrolisis adalah dimana energi listrik yang digunakan untuk
berlangsungnya suatu reaksi kimia. Kespontanan suatu reaksi kimia (redoks)
dapat terjadi jika ada energi yang bekerja dalam sistem. Secara umum, penurunan
energi Gibbs dirumuskan Δ G = -n F Esel. Suatu reaksi dikatakan spontan jika Δ G
< 0, E > 0 dan tidak spontan jika Δ G > 0, E < 0. Menurut Willard Gibbs,
perubahan entropi dan perubahan entalpi dapat dihitung menggunakan rumus
E
Δ S = nF dan Δ H = Δ G + T.Δ S.
T
p

Pada praktikum ini logam Cu sebagai katoda mengalami pengendapan,


ion-ion Cu2+ dari larutan CuSO4 0.1M mengendap pada logan Cu menjadi
endapan Cu(S) hal menunjukkan bahwa katoda mengalami reduksi, sehingga
massa elektroda Cu bertambah. Sedangkan pada batang C sebagai anoda terjadi
proses oksidasi air (H2O) yang ditandai dengan adanya gelembung gas di sekitar
elektroda C yang diduga merupakan gas O2.
Pada suhu 30°C dengan tegangan pada power supply sebesar 3V selama 2
menit menghasilkan kuat arus sebesar 0,38 A, tegangan pada multimeter 0,11.
Massa Cu sebelum elektrolis adalah sebesar 1,5 g dan setelah elektrolisis sebesar
1,53 g. Maka endapan Cu yang terbentuk dari reaksi sel elektrolisis ini adalah
0,03 gram. Sedangkan pada suhu 50°C dengan waktu yang sama menghasilkan
kuat arus sebesar 0,2 A, tegangan 0,2 Volt serta massa Cu sebelum elektrolis
sebesar 1,5g dan setelah elektrolisis sebesar 1,63 g. endapan yang terbentuk
adalah 0,13 gram. Dan percobaan terakhir adalah pada suhu 70°C dengan waktu
yang sama yaitu 2 menit menghasilkan kuat arus sebesar 0,1 A, tegangan 0,3 Volt
serta massa elektroda Cu sebelum elektrolisis adalah 1,5 g dan setelah elektrolisis
adalah 1.7 g, maka, massa endapan yang terbentuk adalah 0,2 g. Hasil ini
menunjukkan bahwa semakin besarnya suhu menyebabkan kuat arus yang
dihasilkan lebih kecil, tegangannya semakin besar, dan endapan yang terbentuk
semakin banyak. Berdasarkan perhitungan dari data hasil praktikum pada suhu
30°C didapatkan Δ G sebesar - 42,460 kJ , dan Δ H sebesar 30,054 kJ. Pada suhu
50°C didapatkan Δ G sebesar -77,200 kJ, dan Δ H sebesar 0,1004 kJ. Dan pada
suhu 70°C didapatkan Δ G sebesar - 115,800 kJ, dan Δ H sebesar -33.71 kJ.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dapat dikatakan reaksi berlangsung
secara spontan. Dari data hasil praktikum dan perhitungan didapatkan pula nilai
Δ S yaitu 239,32 x 10-3 kJ/der.

CONCLUTION

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:


1. Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan
antara Reaksi kimia dan aliran listrik.
2. Sel elekterolisis adalah sel yang menggunakan energi lisrik untuk
berlangsungnya reaksi kimia.
3. Suatu reaksi dikatakan spontan jika Δ G < 0, E > 0 dan tidak spontan
jika Δ G > 0, E < 0
4. Semakin besar suhu menyebabkan kuat arus yang dihasilkan lebih
kecil, tegangannya semakin besar, dan endapan yang terbentuk
semakin banyak, serta nilai Δ G dan Δ Hsemakin kecil.

REFERENSI

Dogra, S.K & S. Dogra. 2009. KIMIA FISIK DAN SOAL-SOAL. Jakarta: UI-Press.
Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika II. Jakarta: FITK
Press.
Mulyani,Sri & Hendrawan. KIMIA FISIKA II. Bandung: UPI.
Anonim. Elektrokimia.
http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/35061/elektrokimia.pdf
. Diakses pada 13 April 2014 pukul 21.30 WIB.
Isana. Variasi Suhu (Temperatur) dan Waktu Sel Elektrolisis Berbagai Merk
Minuman Dengan Elektroda Karbon.
http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Isana%20Supiah%20YL.,%2
0Dr a.,%20M.Si./Sel%20elektrolisis.pdf . 2007. Diakses pada 14 April
2014 pukul 22.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai