ABSTRACT
Characterization and activation of Natural Zeolite from Ponorogo (ZAP) have been done to improve
the quality of zeolite as porous material. Analysis of mineral composition is done using X-Ray Difraction
(XRD), Fourier Transform-Infra Red (FTIR) Spectroscopy and metal analysis using Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS). Characterization of the activated zeolite covered about number of acidic sites, surface
area, ratio Si/Al and metal composition (Na, Ca, K and Fe). Activated processes is done using various
mineral acid, i.e HCl, HNO3, H2SO4 and HPO 4 with each concentration at 1 M and 3 3 hours dipping. The
result showed that ZAP has composition Ca-klinoptilolit (43.09 %), gismondin (17.57 %), modernit (4.21 %)
and quartz (10.37 %). The most efectif of the acid to activate is HCl and is proved to absorp of Zn in waste
water. The effect of chemical activation is increasing the ratio of Si/Al, increasing the surface area and
reducing some metal composition.
selama sehari. Kemudian dilakukan pengeringan dan komposisi logam (Na, Ca, K, Fe) dengan
dengan suhu 105oC. menggunakan AAS, keasaman dengan metode
Sebanyak 100 gram zeolit alam yang sudah gravimetri penyerapan amonia, serta luas
direndam dimasukkan kedalam 500 mL (1:5 b/v) permukaan dengan metode penyerapan methylen
larutan HCl, HNO3, H2SO4, dan H 3PO4 dengan blue.
konsentrasi masing-masing 1M, kemudian diaduk Uji terhadap penyerapan limbah logam berat
dengan waktu kontak 3 jam menggunakan seng (Zn) dilakukan dengan cara dua per sepuluh
pengaduk magnetis. Zeolit yang sudah diaktifkan gram zeolit alam dan zeolit alam aktif yang
kemudian disaring dan dicuci dengan akuades mempunyai kemampuan penyerapan paling
sampai pH filtrat ± 7. Setelah itu, Zeolit alam aktif optimum ditambahkan limbah sebanyak 10ml dan
dikeringkan dalam furnace pada suhu 130oC digojog dengan shaker menggunakan waktu kontak
selama 3 jam dan disimpan dalam desikator. efektif pada temperatur kamar serta pH disesuaikan
Dua per sepuluh gram zeolit alam dan zeolit dengan pH rata-rata limbah. Kemudian campuran
alam aktif masing-masing digunakan untuk adsorpsi disaring dan filtrat diukur konsentrasinya dengan
larutan seng (Zn) 28 ppm sebanyak 10 ml dan AAS.
digojog dengan shaker selama 30, 60, 90, 120, dan
150 menit pada temperatur kamar. Kemudian HASIL DAN PEMBAHASAN
campuran disaring dan filtrat diukur konsentrasinya
dengan AAS. Identifikasi Mineral Penyusun ZAP
Untuk menentukan isoterm adsorpsi [5], Berdasarkan analisis difraktogram sinar-x
sebanyak dua per sepuluh gram zeolit alam dan pada Gambar 1 maka dapat diketahui kandungan
zeolit alam aktif yang mempunyai kemampuan mineral penyusun ZAP seperti tertera dalam Tabel
penyerapan optimum ditambahkan 10 ml larutan 1. Dengan kandungan mineral seperti tabel 1
Seng (Zn) dengan variasi konsentrasi 40, 50, 60, tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa sampel
dan 70 ppm. Kemudian dilakukan penggojogan batuan hijau asal Ponorogo termasuk mineral zeolit
dengan shaker selama waktu kontak efektif dan karena kandungan mineralnya diatas 60%. Dari
pada suhu kamar. Campuran disaring dan filtrat komposisi tersebut dapat dinyatakan bahwa mineral
diukur konsentrasinya dengan AAS penyusun utama ZAP adalah Ca-klinoptilolit karena
Sampel zeolit alam dan zeolit alam aktif yang mempunyai komposisi terbanyak diantara mineral
mempunyai penyerapan optimum dilakukan penyusun yang lain, yaitu 43,09 %.
karakterisasi fisika kimia yang meliputi rasio Si/Al
Komposisi (%)
Sampel
Rasio Si/Al Fe Ca Na K
ZAP 3,95 2,06 4,99 0,76 1,17
Selain itu, berdasarkan spektra FTIR dapat zeolit mordenit yang digunakan sebagai pembanding
dipastikan bahwa sampel batuan hijau asal memiliki rasio Si/Al sebesar 4,99 dengan kation
Ponorogo merupakan mineral zeolit. Hal ini yang paling dominan adalah kalsium dan natrium.
dibuktikan dengan bentuk spektra ZAP pada Data komposisi logam ZAP dan ZAW dapat dilihat
Gambar 3, hampir sama dengan spektra dalam Tabel 2.
pembanding ZAW pada Gambar 2, di mana
keduanya mempunyai tujuh puncak spektrum Pengaruh Aktivasi Perlakuan Asam
dengan nilai yang tidak jauh berbeda. Aktivasi dengan perlakuan asam menyebabkan
Untuk ZAP pada puncak spektra 1045,3 cm-1 terjadinya dealuminasi dan dekationasi. Aktivasi
menunjukkan adanya rentangan asimetris O-Si-O dengan HCl, menyebabkan terjadinya dealuminasi dan
n+
atau O-Al-O. Puncak spektra 470,6 cm -1 dekationasi yaitu keluarnya Al dan kation-kation (M )
menunjukkan adanya vibrasi bengkokan atau dalam kerangka menjadi Al dan kation-kation non
tekukan dan vibrasi ikatan T-O. Puncak spektra kerangka. Begitu pula dengan HNO3, H2SO4, dan
794,6 cm-1 menunjukkan ikatan dari unit struktur H3PO4 juga mengalami dealuminasi dan dekationisasi
utama zeolit yang berbentuk simetris. Adapun pada pada kerangka zeolit. Menurut Weitkamp [7], zeolit
puncak spektra 331,7 cm-1 menunjukkan adanya dapat
sebagian pori dari zeolit alam asal Ponorogo yang terdealuminasi dengan perlakuan asam
terbuka. Untuk puncak spektrum 3448,5 cm-1 menggunakan HCl pada konsentrasi 0,1 N sampai
menunjukkan gugus OH pada zeolit terhidrasi. 11 N, sedangkan asam nitrat memberikan
Gugus O-Si-O atau O-Al-O dan ikatan T-O tersebut dealuminasi terbesar pada konsentrasi 4-10 N
menunjukkan sebagian dari susunan kerangka dengan berkurangnya sebagian besar alumunium
zeolit, sehingga dapat dipastikan bahwa batuan kerangka. Terjadinya proses dealuminasi akan
hijau yang berasal dari Ponorogo tersebut menyebabkan bertambahnya luas permukaan zeolit
merupakan suatu zeolit. karena berkurangnya logam pengotor yang
Dari data komposisi logam hasil analisis AAS, menutupi pori-pori zeolit. Dengan bertambahnya
dapat diketahui bahwa ZAP mempunyai rasio Si/Al luas permukaan tersebut maka akan mengakibatkan
sebesar 3,95 dan kandungan Ca sebesar 4,99 %. proses penyerapan yang terjadi semakin besar.
Nilai ini mendekati ketentuan standard Ca-
klinoptilolit yang dinyatakan mempunyai rasio Si/Al Analisis Penyerapan Logam Berat Seng (Zn)
≥ 4,0 [1] dengan kandungan miskin silika serta dalam Larutan
komposisi kalsium lebih banyak daripada natrium Analisis penyerapan logam berat seng (Zn)
dan kalium. Adapun sampel ZAW yang merupakan dilakukan berdasarkan konsentrasi yang terserap,
Eddy Heraldy, et al.
Indonesian Journal of Chemistry, 2003, 3 (2), 91-97 94
kemampuan penyerapan, dan persentase konsentrasi terserap yang efektif adalah ZAAP-HCl
penyerapan. Hasil penyerapan logam berat Zn oleh dengan waktu kontak 90 menit. Begitu pula, pada
ZAP dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan data ZAAP-HCl dapat terjadi penyerapan yang lebih
kemampuan penyerapan dapat dilihat pada Tabel efektif dibanding yang lain karena mempunyai
4 dan data persentase penyerapan pada Tabel 5. kemampuan penyerapan sebesar 1,35 mg/g yang
Berdasarkan data Tabel 3 dan Tabel 4 diikuti dengan kenaikan persentase penyerapan
diketahui adsorben yang mempunyai rata-rata sebesar 96,49%.
27.5
27 ZAP
26.5 ZAAP-HCl
26 ZAAP-HNO3
25.5 ZAAP-H2SO4
25 ZAAP-H3PO4
26.5
26
(ppm)
25.5
ZAW
terserap
25 ZAAW-HCl
24.5 ZAAW-HNO3
ZAAW-H2SO4
24
Konsentrasi
ZAAW-H3PO4
23.5
23
22.5
0 30 60 90 120 150 180
Waktu Kontak (mnt)
Gambar 5 Grafik hubungan konsentrasi teradsorpsi vs waktu kontak dari ZAW
Adapun hasil penyerapan dengan ZAW dapat situs aktif Si-O-Al akan menyebabkan penataan
dilihat pada Tabel 6 dan kemampuan penyerapan kembali Si-O-Si dari luar kerangka sehingga
pada Tabel 7, serta persentase penyerapan pada menyebabkan jumlah komposisi Si dalam kerangka
Tabel 8. akan bertambah.
Berdasarkan tabel-tabel tersebut dapat Untuk ZAAP mengalami penurunan komposisi
diketahui bahwa adsorben ZAW yang efektif untuk logam Fe, Ca, dan K, sedangkan pada ZAAW
menyerap logam berat Seng (Zn) adalah ZAAP- mengalami penurunan hanya pada logam Fe saja.
HCl dengan waktu kontak 90 menit. Grafik Penurunan komposisi logam tersebut menunjukkan
hubungan konsentrasi terserap versus waktu bahwa pada ZAAP lebih banyak terjadi pengurangan
kontak dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5. logam pengotor sehingga adsorpsi yang terjadi lebih
Berdasarkan persentase penyerapan dari besar dibandingkan dari ZAAW. Adanya kenaikan
kedua adsorben dapat diketahui bahwa ZAP lebih komposisi logam dimungkinkan pada proses
efektif untuk meyerap logam berat Seng (Zn) pencucian dan proses dekstruksi logam
dibandingkan dengan ZAW. menggunakan akuades bukan akuabides. Telah
diketahui bahwa di dalam akuades masih banyak
Isoterm Adsorpsi terdapat logam terlarutnya.
Berdasarkan data adsorpsi isoterm maka Tingkat keasaman dari suatu adsorben akan
didapatkan analisis regresi linear berupa parameter menunjukkan banyaknya H+ dari asam yang terikat
konstanta korelasi (r) dan Jumlah Kuadrat Galat pada struktur zeolit. Hasil analisis keasaman
(JKG) dari masing-masing penyerap pada Tabel 9. menunjukkan bahwa pengaruh aktivasi dengan
Berdasarkan nilai dari pada Tabel 9 yang perlakuan asam akan meningkatkan keasaman dari
menunjukkan nilai JKG persamaan Freundlich zeolit alam. Semakin besar keasaman dari suatu
lebih kecil dibandingkan dengan persamaan adsorben maka akan meningkatkan situs aktif dari
Langmuir, maka dapat dikatakan proses adsorpsi. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya
penyerapan logam berat Seng (Zn) menggunakan keasaman yang diikuti dengan semakin banyaknya
ZAP dan ZAW sesuai dengan isoterm Freundlich. konsentrasi Zn yang teradsorpsi atau terserap oleh
zeolit alam aktif. Keasaman ini menunjukkan
Karakterisasi Fisika Kimia terikatnya NH3 oleh kation H+ dalam struktur zeolit
Karakterisasi fisika kimia yang dilakukan sehingga kation yang terikat dalam struktur menjadi
meliputi rasio Si/Al, luas permukaan, keasaman, NH4+.
dan komposisi logam. Data karakter fisika kimia Hasil analisis luas permukaan menunjukkan
dari zeolit alam dan zeolit alam aktif dapat dilihat adanya peningkatan luas permukaan pada zeolit
pada Tabel 10. alam aktif. Hal ini membuktikan adanya pengaruh
Kenaikan rasio Si/Al yang terjadi pada ZAAW aktivasi dengan perlakuan asam terhadap luas
sebesar 0,57 sedangkan pada zeolit alam aktif permukaan zeolit alam. Semakin banyak
Ponorogo sebesar 0,83. Naiknya rasio Si/Al dealuminasi yang terjadi dan pengotor dalam pori
menunjukkan terjadinya dealuminasi pada situs zeolit yang hilang maka permukaan semakin bersih
aktif Al-OH dan Si-O-Al, dengan lepasnya Al dari dan luas.
Tabel 11 Konsentrasi terserap dan persentase penyerapan limbah logam berat Seng (Zn)
Hasil Penyerapan
Sampel
Konsentrasi Per
Adsorben
terserap (mg/L) Penye
ZAP 18,69
ZAAP-HCl 24,98
ZAW 15,68
ZAAW-HCl 20,95
Analisis karakterisasi fisika kimia 2. Larutan asam yang efektif untuk aktivasi zeolit
menunjukkan perbedaan sifat zeolit alam dengan alam dalam menyerap logam berat seng (Zn) adalah
zeolit alam aktif. Aktivasi zeolit alam dengan HCl.
perlakuan asam menyebabkan kenaikan rasio 3. Aktivasi dengan perlakuan asam akan
Si/Al, keasaman, luas permukaan, dan meningkatkan karakter rasio Si/Al ZAP sebesar
pengurangan sebagian komposisi logamnya. 21,01% dan ZAW sebesar 11,42%, meningkatkan
Naiknya karakter fisika kimia dan berkurangnya luas permukaan ZAP sebesar 1,99% dan ZAW
logam pengotor dari zeolit alam yang diikuti sebesar 2,19%, meningkatkan keasaman ZAP
dengan naiknya daya serap dan persentase sebesar 160,44% dan ZAW sebesar 158,82%, serta
adsorpsi menyebabkan konsentrasi Zn yang pengurangan komposisi logam Fe, Ca, dan K untuk
terserap oleh zeolit alam aktif semakin besar. ZAP, sedangkan ZAW hanya terjadi pengurangan
komposisi logam Fe saja
Penyerapan Limbah Logam Berat Seng (Zn) 4. Zeolit alam aktif asal Ponorogo lebih efektif untuk
Hasil dari penyerapan logam berat seng (Zn) menyerap limbah logam berat Seng (Zn) yaitu
dalam limbah industri eletroplating dapat dilihat sebesar 90,5%, dibandingkan zeolit alam aktif asal
pada Tabel 11. Berdasarkan data pada Tabel 11, Wonosari sebesar 75,88%.
adsorben ZAAP-HCl menunjukkan penyerapan
yang paling efektif yaitu 24,98 ppm, sedangkan
pada ZAAW-HCl hanya menyerap sebesar 20,95 DAFTAR PUSTAKA
ppm. Hal ini disebabkan penyerapan limbah logam
berat seng (Zn) oleh sampel ZAAP-HCl 1. Armbruster, T., 2001, Zeolites and Mesoporous
mempunyai persentase penyerapan sebesar Materials at Dawn of the 21 st Century, Elsevier
90,50%, sedangkan untuk ZAAW-HCl mempunyai Science B.V.
persentase penyerapan sebesar 75,88%. Pada 2. Harjanto S., 1987, Lempung Zeolit, Dolomit dan
ZAP setelah diaktivasi mengalami kenaikan Magnesit Jenis, Sifat Fisik, Cara Terjadi dan
persentase penyerapan sebesar 22,8%, Penggunaannya, Direktorat Sumberdaya Mineral,
sedangkan pada ZAW mengalami kenaikan Bandung.
persentase penyerapan sebesar 19,07%. Dari nilai 3. Gaydardjief, S., Lambert, Ch., and Frenay, J.,
persentase penyerapan tersebut dapat disimpulkan 2001, Acta Metallurgica Slovaca, 4, 4, 51-57.
bahwa ZAP lebih efektif untuk mengadsorpsi logam 4. Tsitsishvili, G.V., 1992, Natural Zeolite, Ellis
berat seng (Zn) dalam limbah industri elektroplating Horwood Ltd, Chichester.Demir, A., Gunay, A., and
dibandingkan dengan ZAW. Debik, E., 2002, Water, 28, 3.
5. Muhammad, N., Parr, J., Smith, M.D. and
Wheatly, A.D., 1998, Adsorption of Heavy Metals in
KESIMPULAN Slow Sand Filters, 24th WEDC Conference,
Sanitation and Water for All, Islamabad, Pakistan.
1. Zeolit alam asal Ponorogo mempunyai mineral 6. Weitkamp, L and Puppe, L., 1999, Catalysis and
penyusun Ca-klinoptilolit (43,09%) serta Zeolite, Springer, New York.
kandungan mineral gismondin (17,57%), mordenit
(4,21%) dan kuarsa (10,37%).