Anda di halaman 1dari 28

 

MODUL

PRAKTIKUM

PENGKAJIAN KARDIORESPIRASI

OLEH:

NURIDAH, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2021/2022
 

PEMERIKSAAN KEBUTUHAN OKSIGEN   DALAM OKSIGENASI DAN SIRKULASI


 

A. DESKRIPSI

Fisiologis respirasi oksigenasi merupakan sebuah proses untuk memperoleh


oksigen dari udara atmosfer dan memenuhi ketersediaanya didalam pembuluh darah
yang dibutuhkan oleh organ dan jaringan tubuh. Kemampuan paru-paru untuk
mengoksigenasi darah arteri secara adekuat dievaluasi dengan mengukur tekanan
parsial oksigen dalam darah arteri (PaO2), oksigen arteri, saturasi (SaO2) dan
pengkajian fisik pada pasien.

Oksigen dibawah kedalam darah dalam dua bentuk: oksigen terlarut dan
Oksigen yang terikat dengan hemoglogin. PaO2 mewakili jumlah oksigen yang
terlarut didalam plasma, dinyatakan dalam milimeter merkuri (mmHg). SaO2
merupakan jumlah yang terikat dalam hemoglobin dan dibawa juga oleh hemoglobin
keseluruh jaringan tubuh, dinyatakan dalam persen. Misalnya SaO2 adalah 90% yang
berarti ada 90% oksigen yang terikat dalam hemoglobin.

B. TUJUAN

Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian dan anamnesa kebutuhan oksigen


dalam patologi oksigenasi dan kardiovaskuler.

C. TEMPAT/ LOKASI

Laboratorium DIII Keperawatan

D. BAHAN KAJIAN

1. Pemeriksaan Kecukupan Oksigen dalam oksigenasi

PEMERIKSAAN FISIK
Hidung Bentuk simetris/simetris, tanda peradangan
peradangan, cairan. Periksa setiap lubang hidung
dengan menutup sebelah bergantian, cek apakah
ada hambatan udara.
Mulut dan Faring Dengan menggunakan sumber cahaya yang baik:
Mulut:
Apakah ada warna, lesi, massa, retraksi gusi,
perdarahan, kondisi gigi yang buruk.
 

Lidah:
Kesimetrisan, lesi
Faring:
Kesimetrisan, halus, lembab, eksudat, ulserasi,
pembengkakan, warna, pembesaran amandel,
rangsangan refleks muntah, dan tersedak.
Leher Kesimetrisan, bengkak, nyeri tekan
Thorax dan Paru-paru Inspeksi:
Amati penampilan pasien: takipnea, penggunaan
otot aksesori(gerakan dan bentuk bahu), bentuk
dan kesimetrisan dada, pergerakan dada,
peningkatan diameter anterior dan posterior(AP);
barrel chest, Kelainan sternum; tonjolan sternum
(pectus carinatum), lekukan sternum bawah
diatas proses xiphoid (pectus excavatum),
Lengkungan tulang belakang; kyphosis, skoliosis,
dan kyphoscoliosis., kecepatan, kedalaman, dan
ritme pernapasan. Pola pernapasan; normal,
pernapasan cepat dan dalam (kussmaul),
pernapasan yang ditandai dengan periode apnea,
bergantian dan dalam (Cheyne stokes),
pernapasan tidak teratur dengan apnea setiap 4
hingga 5 siklus (Biot), Warna kulit; sianosis, tanda
akhir hipoksemia pada orang berkulit terang:
kebiruan pada selaput lendir, bibir, dan telapak
tangan., pada orang berkulit gelap: abu-abu, putih
pada konjungtiva dan sekitar mulut., Periksa
adanya jari tabuh (peningkatan sudut antara
pangkal kuku dan kuku hingga 180 derajat atau
lebih) yang menandakan adanya hipoksia
berkepanjangan., clubbing (peningkatan
kedalaman, massa, dan spons pada ujung jari)

Palpasi:
Posisi trakea, massa dileher, kesimetrisan trakea
dan ekspansi dada, ekspansi dada anterior dan
 

posterior yang tidak simetris; atelektasis,


pneumothoraks. Kesimetrisan getaran dinding
dada (fremitus).

Perkusi:
Suara massa paru:
Dull, flat, hyperresonance, resonance, tympany

Auskultasi:
Suara/bunyi pernapasan:
Normal: Bronkial, bronkovesikuler, dan vesikuler.
Tidak normal: Rongki (halus dan kasar), mengi,
stridor, gesekan pleura.

Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang


Laboratorium Analisa Gas Darah Arteri(AGD)
Hemoglobin
Hematokrit
 

X-Ray Foto rongen toraks

Keterampilan Klinis sistem Oksigenasi

Nama Mahasiswa:

NIM :

No Keterampilan SKOR

0 1 2

1 Mengucapkan salam

2 Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan

3 Meminta persetujuan pasien

4 Megatur lingkungan (privasi)

5 Meminta pasien melepaskan baju

6 Memberikan posisi nyaman

7 Cuci tangan

Inspeksi

9 Kesimetrisan (hidung, mulut, faring, toraks dan


paru-paru)

10 Mengidentifikasi dan menilai ( hidung, mulut,


faring, toraks dan paru-paru)

Palpasi

11 Kesimetrisan Trakea, leher dan thoraks

12 Mengidentifikasi, menilai dan melaporkan hasil


(Trakea, leher dan thoraks)

Perkusi

14 Mengidentifikasi suara paru

15 Menilai dan melaporkan hasil pemeriksaan


 

suara paru ( Dull, flat, hyperresonance,


resonance, tympany)

Auskultasi

Suara nafas normal

16 Mengidentifikasi suara nafas

17 Menilai dan melaporkan hasil ( Bronkial,


bronkovesikuler, dan vesikuler)

Suara nafas tambahan

20 Mengidentifikasi suara nafas tambahan

21 Menilai dan melaporkan hasil (rongki, mengi,


stridor, dan gesekan pleura)

2. Pemeriksaan kecukupan oksigen dalam sirkulasi

Pemeriksaan Fisik
vital signs • Ukur tekanan darah secara bilateral (antar
kedua lengan) pembacaan bervariasi 5-15
mmHg, gunakan tekanan darah tertinggi
untuk pengukuran selanjutnya

• Pengukuran TD dan Nadi dilakukan secara


ortostatik, dimana posisi pasien terlentang
atau duduk dengan kaki menjuntai dan
berdiri

• Sistem vaskuler perifer tekanan darah tidak


boleh turun dari 20 mmHg dari posisi
terlentang ke posisi berdiri, dan nadi tidak
boleh meningkat lebih dari 20 denyut/ menit
dari posisi terlentang hingga berdiri
Sistem Vaskuler Perifer • Inspeksi

Warna kulit, distribusi rambut, ekstremitas


atas dan bawah apakah ada edema,
 

kemerahan, jari kuku, varises, dan lesi.


Pembesaran vena leher (jugularis eksternal
dan internal), distensi vena jugularis.

• Palpasi

ü Palpasi ekstremitas atas dan bawah


untuk mengetahui suhu, kelembaban,
denyut nadi, dan edema secara bilateral
untuk menilai kesimetrisannya. Piting
edeme: 1+ (piting ringan, cekungan
sedikit) hingga 4+ (piting sangat dalam,
cekungan berlangsung lama)

ü Palpasi denyut nadi di leher dan


ekstremitas untuk mengetahui ritme dan
kekuatan aliran darah arteri. Palpasi
denyut nadi karotis secara terpisah untuk
menghindari reaksi vagal dan disritmia.
Bandingkan antara keduanya untuk
menunjukkan kesimetrisan. Palpasi arteri
untuk mennetukan nilai:

Ø 0 = kosong

Ø 1+ = lemah

Ø 2+ = Normal

Ø 3+ = Meningkat, penuh, rasakan


adanya pengerasan arteri.

Pengisian kapiler (Capillary refill): Pada


posisi ekstremitas atas sejajar dengan
jantung, lakukan tekanan pada kuku
sampai terlihat pucat, dan lepas dalam
waktu kurang dari 2 detik untuk melihat
perfusi jaringan dan Cardiac Output (CO)

• Perkusi

Perkusi dilakukan untuk mengetahui batas


jantung, menilai apakah ada pembesaran
jantung. Perkusi batas kiri redam jantung,
 

dilakukan dari sela iga ke 5, 4, dan 3,


kurang lebih 1-2cm di sebelah medial linea
midklavikularis kiri dan bergeser 1cm ke
medial pada sela iga ke 4 dan 3. Batas
kanan redam jantung dilakukan dengan
perkusi bagian lateral kanan dari sternum.
Pada keadaan normal jantung berada
pada medial batas dalam sternum.

• Auskultasi

Auskultasi pada arteri besar seperti: arteri


karotis, aorta perut, dan arteri femoralis
merupakan pemeriksaan awal untuk
menilai kardiovaskuler

Toraks dan Dada • Inspeksi dan Palpasi

Mulailah memeriksa toraks dengan inspeksi


umum dan palpasi. Selanjutnya, periksa
dan palpasi area dimana katup jantung
memproyeksikan suaranya dengan
menemukan ruang interskostal. Teraba
digaris tengah sternum. Palpasi ICS ke 2
kemudian hitung setiap ICSS untuk
menemukan area auskultasi yang spesifik.
Area auskultasi: area aorta di ICS kedua
disebelah kanan sternum, area pulmunal di
ICS kedua sebelah kiri sternum, area
trikuspid di ICS kiri kelima dekat dengan
sternum, dan area mitral di kiri garis
midclavikula di ICS ke lima. Area auskultasi
kelima adalah titik Erb, terletak di ICS kiri
ketiga dekat sternum. Biasanya kita tidak
dapat merasakan denyut nadi diarea ini
kecuali pasien memiliki dinding dada yang
tipis. Periksa dan palpasi area epigastrium
dikedua sisi garis tengah tepat dibawah
prosesxifoid, akan dirasakan denyut aorta
perut. Periksa precordium yang berada
 

diatas jantung, apakah ada yang naik.


Periksa pengangkatan dinding dada yang
dipertahankan pada area precordial, bisa
disebabkan oleh hiprtropi ventrikel kiri.
Palpasi denyut apikal saat pasien
terlentang. Palpasi titik impuls maksimal
(PMI) yang terletak di medial garis
midklavikula di ICS ke 4 atau ke 5. Jika PMI
berada di bawah ICS ke lima dan kiri dari
garis midklavikula maka jantung terkesan
membesar.

• Auskultasi

Bunyi jantung normal dibuar oleh


pergerakan darah melalui katup jantung.
Bunyi jantung pertama (S1) berhubungan
dengan penutupan katup trikuspid dan
mitral, memiliki suara lubb yang lembut.
Bunyi jantung kedua (S2) berhubunan
dengan katup aorta dan pulmonal,
memiliki suara dub yang tajam. Bunyi
S1 dan S2 mudah didengarkan karena
bernada tinggi, untuk S3 dan S4 dapat
didengarkan dengan memakai bel
stetoskop karena bernada rendah.
Minta pasien duduk sambil
mencondongkan kedepan untuk
meningkatkan suara dari ICSS kedua
(area aorta dan pulmonal), minta pasien
dalam posisi bebaring miring untuk
meningkatkan suara mitral. Saat
auskultasi area apikal, secara
bersamaan palpasi nadi radial.
Tentukan apakah ritme teratur atau
tidak. Jika denyut apikal dan radial tidak
bersamaan maka hitung denyut apikal,
sementara orang kedua menghitung
denyut radial selama satu menit penuh
secara bersamaan. Perbedaan antara 2
angka tersebut disebut defisit denyut
 

nadi, dapat mengindikasikan adanya


disritmia.

Bunyi jantung S4 merupakan getaran


intensitas rendah dari dinding ventrikel
yang biasanya dikaitkan dengan
penurunan kepatuhan ventrikel selama
pengisian, fisiologis pada orang dewasa
dan patologis pada penderita gagal
jantung kiri atau regurgitasi katup mitral. S3
terdengar dekat setelah S2 dan dikenal
sebagai ventrikel gallop.

Bunyi jantung S4 merupakan getaran


frekuensi rendah yang disebabkan oleh
kontraksi atrium. getaran mendahului S1,
dan dikenal sebagai atrial gallop. Fisiologis
pada orangtua tampa ada indikasi penyakit
jantung dan patologis pada pasien CAD,
kardiomiopati, hipertropi ventrikel kiri, atau
stenosis aorta.

Murmur hampir tdk terdengar oleh


stetoskop, hampir tidak didengar.

Pericardial frictioan rubs (gesekan


pericardial) merupakan suara yang muncul
saat permukaan perikardium yang
meradang (perikarditis) bergerak melawan
satu sama lain. Suara nada tinggi,
terputus-putus dan dapat berlangsung
berjam-jam atau berhari-hari. Sangat
terdengar dengan posisi pasien tegak,
condong kedepan dan menahan napas
saat ekspirasi akhir, terlentang miring
kekiri selama fase sistol dan diastol

"Penilaian terfokus digunakan untuk


mengevaluasi masalah kardiovaskuler yang
terindikasi atau terdapat tanda-tanda
masalah yang baru"
 

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium • Kardiak biomarker

• Hematokrik

• Hemoglobin

• Trombosit

• Glukoosa

• Elektrolit

• BUN

• Kreatinin

X-Ray • Foto rongen toraks

• Elektrokardiogram

Temuan abnormal pada saat pengkajian sistem kardiovaskuler

Temuan abnormal Deskripsi Penyebab

Inspeksi

Sianosis sentral Kebiruan dan keunguan Rendahnya saturasi O2


pada area tengah lidah, dalam arteri karena
konjungtiva dan bagian kelainan paru-paru dan
dalam bibir. jantung (jantung
kongenuital)

Clubbing pada Kemiringan sudut antara Endokarditis, defects


kuku dasar kulit dan kuku congenital, kekurangan
O2 berkepanjangan

Perubahan warna Picat, sianosis, bintik-bintik Penurunan perfusi arteri


dan bentuk pada kulit setelah melakukan yang kronik
ekstremitas aktivitas mengangkat,
perubahan warna biru
kemerahan, kulit mengkilat
 

Distensi vena Vena jugular menonjol Tekanan atrium kanan


jugular pada saat duduk dengan tinggi, gagal jantung
pasisi sudut 30-45 derajat. kanan

Sianosis perifer Warna membiru pada kaki, Aliran darah menurun;


hidung, dan telinga gagal jantung,
vasokontriksi, lingkungan
yang dingin

Berkas Garis-garis kecil, merah Endokarditis dalam katup


perdarahan kehitaman dibawah kuku jantung

Luka Vena: lesi seperti kawah Aliran balik vena yang


nekrotik biasanya buruk, varises, katup vena
ditemukan pada tungkai tidak kompeten
bawah di malleolus medial.
ditandai dengan
penyembuhan luka yang
lambat

Arteri: pade iskemik dasar,


tepi berbatas tegas Ateroklerosis, diabetes
biasanya ditemukan pada
jari kaki, tumit, maleolus
lateral

Varises Pembuluh darah melebar, Katup tidak kompeten


berliku-liku dan berubah pada vena
warna pada ekstremitas
bawah

Palpasi

Nadi

< 60 kali/ menit Bradikardia istirahat atau tidur,


kerusakan simpul SA atau
AV, kondisi atletik, efek
samping obat-obatan (ß
blokers), hipotiroid

> 100 kali/ menit Takikardia latihan, kecemasan,


shock, peningkatan CO,
 

hipertiroid

Hilang Kurangnya denyut nadi Aterosclerosis, trauma,


embolus

Terbatas Denyut nadi tajam, cepat, Keadaan hiperkinetik


berdebar kencang (cemas, demam), anemia,
dan hipertiroid

Titik impuls Palpasi (atau auskultasi) Pembesaran jantung yang


maksimal (denyut titik impuls maksimal di disebabkan oleh penyait
apikal) bawah ICS kelima dan di arteri koroner, gagal
sebelah kiri MCI jantung, dan kardiomiopati

Tidak teratur Teratur tidak teratur atau Disritmia


tidak teratur tiratur, ketukan
yang terwati

Pulsus alternans Irama teratur, tetapi Gagal jantung, temponade


kekuatan pada setiap jantung
denyut

Kekakuan Kekakuan atau Aterosclerosis


ketidakfleksibelan dinding
pembuluh darah

Benang Lemah, denyut nadi yang Kehilangan darah,


naik perlahan mudah penurunan CO, penyakit
dilenyapkan oleh tekanan katup aorta, penyakit arteri
perifer.

Sensasi Getaran pembuluh darah Aneurisme, regurgitasi


atau dinding dada aorta, fistula arteriovenosa

Extremitas

Pengisian kapiler Pucat pada dasar kuku ≥ 2 Kemungkinan penurunan


yang abnormal detik setelah dilepaskan perfusi kapiler arteri,
tekanan anemia

Asimetri pada Pembengkakan terukur tromboemboli pada vena,


lingkar tungkai pada anggota tubuh yang varises vena, limfedema
terlibat
 

Ekstremitas dingin Tangan dan kaki dingin klaudikasio intermiten,


untuk disentuh, penutup penyakit arteri perifer,
luar diperlukan untuk curah jantung rendah,
kenyamanan anemia berat

Pitting edema Lekukan jari yang terlihat Gangguan vena kembali


pada ekstremitas setelah penerapan tekanan ke jantung, gagal jantung
bawah atau area kuat, penambahan berat kanan
sakral badan, pakaian yang
dikencangkan (termasuk
sepatu), tanda atau lekukan
dari pakaian yang
menyempit

Ekstremitas yang Tangan dan kaki terasa Tirotoksikosis


luar biasa hangat hangat dari normalnya

Auskultasi

Bunyi jantung ke-3 Suara ekstra terdengar, Kegagalan ventrikel kiri,


(S3) bernada rendah, terdengar kelebihan volume,
di diastole awal. mirip regurgitasi mitral, aorta,
dengan suara "Gallop" atau trikuspid, hipertensi.

Suara jantung ke-4 Suara ekstra terdengar, Kontraksi atrial yang kuat
(S4) bernada rendah, terdengar dari resistensi terhadap
di akhir diastole, mirip penyumbatan ventrikel
dengan suara "gallop" (hipertensi ventrikel kiri,
stenosis aorta, hipertensi,
dan penyakit arteri
koroner)

Arterial bruit Suara aliran turbulen di Obstruksi arterial,


arteri perifer aneurisme

Jantung murmur Suara bergejolak yang Penyakit katup jantung,


terjadi antara suara jantung pola aliran darah yang
normal. karakteristik; keras abnormal
nada, bentuk, kualitas,
waktu dan durasinya.

Gesekan Bernada tinggi, suara serak Perikarditis


terdengar selama S1 dan/
 

perikardial atau S2 pada apex. Paling


baik didengar dengan
pasien duduk dan
mencondongkan tubuh ke
depan, dan sambil
menahan napas di akhir
ekspirasi

Denyut nadi lemah Denyut jantung apikal Disritmia, paling sering


melebihi denyut nadi perifer fibrilasi atrium/ berdebar-
debar atau kontraksi
ventrikel prematur.

Pemeriksaan Pulse Oksymetri

KOMPETENSI PROSEDUR
Mengkaji Klien Kaji keadaan umum pasien
Kaji adanya alergi perekat

Mengumpulkan 1. Pulse Oksimeter


Peralatan
2. Alkohol
3. Penghapus cat kuku

4. APD

Persiapan 1. Identifikasi pasien, tanyakan nama dan tanggal lahir


Pasien pasien sambil mencocokkan pada gelang identitas
pasien

2. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan


kepada klien, sensasi yang akan dirasakan selama
tindakan.

3. Menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien

4. Meminta persetujuan pasien

Persiapan 1. Jaga privcy pasien dengan cara memasang sampiran


Lingkungan atau menutup horden pembatas kamar
2. Atur pencahayaan ruangan
 

3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman


4. Atur Posisi nyaman pasien

Pelaksanaan 1. Cuci tangan


Prosedur 2. Gunakan jari telunjuk atau jari manis
3. Periksa denyut proksimal yang paling dekat dengan
lokasi., jika tidak memungkinkan, pertimbangkan
daun telinga, dahi, batang hidung atau jari kaki
(sesuaikan alat sesuai lokasi)
4. Bersihkan area (jari) yang ingin dipasangkan dengan
alkohol, tunggu sampai kering atau hapus cat kuku.
5. Klip kan alat oksimeter pada jari dengan kuat ke kulit
6. Nyalakan oksimeter dan perhatikan saturasi oksigen
secara berkala
7. Rapikan pasien
8. Lepas APD
9. Cuci tangan

Evaluasi Evaliasi keadaan pasien selama dan setelah tindakan

Dokumentasi Catat saturasi oksigen secara berkala

Analisis Gas Darah Arteri

KOMPETENSI PROSEDUR
Mengkaji Klien Kaji keadaan umum pasien
Kaji adanya alergi perekat

Mengumpulkan 1. kit arterial blood gas


Peralatan
2. Alkohol
3. heparin
4. Spoit 3cc
5. Kasa steril
6. Kontainer dan es
7. Label spesimen
8. Sarung tangan steril

9. Bengkok
 

10. Plester
11. Perlak

Persiapan 1. Identifikasi pasien, tanyakan nama dan tanggal lahir


Pasien pasien sambil mencocokkan pada gelang identitas
pasien

2. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan


kepada klien, sensasi yang akan dirasakan selama
tindakan.

3. Menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien

5. Meminta persetujuan pasien

Persiapan 1. Jaga privcy pasien dengan cara memasang sampiran atau


Lingkungan menutup horden pembatas kamar
2. Atur pencahayaan ruangan
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
4. Atur Posisi nyaman pasien

Pelaksanaan 1. Cuci tangan


Prosedur 2. Periksa label (nama pasien, tanggal lahir)
3. Lakukan uji Allen; dengan memposisikan tangan
diatas arteri
4. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya
untuk meminimalkan aliran darah ke tangan
5. Dengan menggunakan jari telunjuk dan jari
tengah tekan arteri radialis dan ulnaris, tahan
beberapa detik
6. Tampa melepaskan jari, minta pasien melepaskan
kepalan tangan dalam posisi rileks. Telapak
tangan akan memucat karena aliran darah
terhambat
7. Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris. Jika tangan
menjadi kemerahan, yang menandakan darah
memenuhi pembuluh darah, maka aman untuk
melanjutkan dengan tusukan arteri radial, jika
tangan tidak berubah warna maka lakukan
ditempat lain
8. Pakai sarung tangan steril
9. Lakukan palpasi ringan pada arteri radial untuk
mendapatkan denyut yang kuat
10. Desinfeksi dengan kapas alkohol
11. Tusuk dengan sudut 45 hingga 60 derajat
ditempat yang memiliki denyut maksimal, dengan
 

posisi sejajar dengan jalur arteri


12. Perhatikan aliran darah pada spuit
13. Jangan menarik plunger
14. Hentikan saat darah terkumpul 2-3 ml.
15. Tarik jarum, tempatkan tangan yang tidak ada
bagian proksimal tempat tusukan dengan
menggunakan kasa steril, tekan kuat dan darah
akan berhenti selama 5 menit. jika pasien dengan
antikoagulan maka tekan 10-15 m3nit.
16. Setelah pendarahan berhenti maka letakkan kasa
diatas luka tusukan dan beri plester.
17. Jika ada udara pada spuit maka keluarkan,
kemudian lepaskan jarum dan tutup spuit dengan
rapat, jangan di goyang.
18. Tempatkan spuit pada kontainer berisi es
19. Rapikan pasien
20. Lepas APD
21. Cuci tangan

Evaluasi Evaluasi keadaan pasien selama dan setelah tindakan

Dokumentasi 1. Catat tindakan yang dilakukan


2. Catat hasil analisis gas darah

5. Jenis irama nafas dan irama jantung

a. Jenis rama nafas

Irama nafas Deskripsi

Eupnea Irama halus dan ekspirasi lebih lama


dari pada inspirasi

Takipnea Pernapasan superfisial, cepat, irama


teratur atau tidak teratur

Bradipnea Frekuensi lambat dan lebih dalam,


irama teratur

Apnea Henti nafas

Cheyne stokes Pernapasan periodik sehubungan


periode apnea, siklus bertahap
meningkat lalu menurun frekuensi dan
 

kedalamannya

Biot (pernapasan ataxik) Periode apnea bergantian, tidak teratur


dengan rentetan pernapasan dangkal
pada kedalaman yang sama

Kussmaul Pernapasan mendesah teratur, dalam


dengan peningkatan pada frekuensi
pernapasan

Apneusis Fase inspirasi terengah-engah, panjang


diikuti dengan fase ekspirasi tidak
adekuat, pendek

Obstruksi pernapasan Fase ekspirasi tidak efektif, panjang


dengan pernapasan dangkal,
peningkatan pernapasan

b. Jenis irama Jantung

Irama jantung Deskripsi

Reguler (teratur) 60-100 x/menit

takhikardia: >100 x/menit

Bradicardia:<50 x/menit

Reguler irreguler (tertur tidak • Pulsus bigeminus


teratur)
• Digoxin toxicity

• Wenckebach

Irreguler irreguler (sangat tidak • Atrial fibrilation


teratur)
• Premature ventricular contraction

• Ekstrasistol ventrikel / ektopik


Ventrikel Ectopic beats (VE)
 

6. Pemeriksaan bunyi nafas dan bunyi jantung

a. Pemeriksaan bunyi napas

Bunyi napas Lokasi pemeriksaan Ilustrasi Auskultasi

Vesikuler Sebagian besar paru-paru

Bronkovesikuler Dekat bronkus, di bawah


klavikula dan di antara
skapula, terutama di
sebelah kanan

Bronkial Di bagian bawah trakea

Trakea tubular Di bagian atas trakea

b. Pemeriksaan bunyi jantung

Bunyi jantung Deskripsi Ilustrasi auskultasi

BJ1 Getaran menutupnya katup • Lakukan auskultasi diseluruh


atrioventrikuler (katup precordium dengan posisi
"lub atau lub- mitral)
terlentang
dub"

BJ2 Getaran menutupnya katup


semilunaris aorta maupun
"dub atau lub- pulmonalis
dub"

BJ3 Getaran cepat dari aliran


darah saat pengisian cepat
dari ventrikel

BJ4 Kontraksi atrium yang


mengalirkan darah ke • Pasien berbaring miring
ventrikel yang frekuensinya kekiri (left lateral decubitus)
menurun sehingga ventrikel kiri lebih
dekat kepermukaan dinding
Klik ejeksi Pembukaan katub dada:
semilunaris pada stenosis/
 

menyempit ü Tempatkan mangkuk


dari stetoskop di daerah
Ketukan Gerakan perikardium impuls apeks (iktus)
perikardial karena perikarditis
ü Memperjelas kelainan
Bising gesek Gesekan perikardium/ bagian kiri jantung (BJ3
perikardium friction rub karena dan BJ4)
perikarditis

Bising jantung getaran yang timbul dalam


masa lebih lama

• Pasien diminta untuk duduk


dan dengan sedikit
membungkuk kedepan

• Mintalah pasien untuk


inspirasi dan ekspirasi
maksimal kemudian sejenak
menahan nafas

• Bagian diafragma dari


stetoskop diletakkan pada
permukaan auskultasi
dengan tekanan ringan

• Lakukan auskultasi
disepanjang tepi sternum sisi
kiri dan diapeks, secara
periodik dengan memberi
kesempatan pasien
 

mengambil nafas

Keterampilan Klinis sistem Kardiovaskuler

Nama Mahasiswa:

NIM :

No Keterampilan SKOR

0 1 2

1 Mengucapkan salam

2 Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan

3 Meminta persetujuan pasien

4 Megatur lingkungan (privasi)

5 Meminta pasien melepaskan baju

6 Memberikan posisi nyaman

7 Cuci tangan

8 Mengukur Jungular Vena Pressure (JVP)

Inspeksi

9 Menilai simetris bentuk dada

10 Mencari ictus cordis

Palpasi

11 Palpasi iktus kordis (supinasi; left lateral


decubitus, posisi duduk sedikit membungkuk
kedepan)

12 Melaporkan hasil pemeriksaan iktus


kordis(lokasi, diameter, amplitudo, durasi)
 

13 Melakukan pemeriksaan dan melaporkan


adanya thrill dan getaran yang abnormal

Perkusi

14 Melakukan pemeriksaan batas jantung

15 Melaporkan hasil pemeriksaan batas jantung

Auskultasi

Melaporkan bunyi jantung normal

16 Melakukan tehnik auskultasi dengan benar


(posisi supinasi dan duduk)

17 Mengidentifikasi bunyi jantung

18 Melaporkan bunyi jantung normal (BJ1 dan


BJ2, intensitas dan adanya splitting)
19

Melaporkan bunyi jantung tambahan

20 Mengidentifikasi bunyi tambahan (BJ3, BJ4,


klik ejeksi, ketukan perikardial, bising gesek
perkardiun, bising jantung)

21 Menilai dan melaporkan karakteristik bunyi


tambahan (lokasi, kapan terjadinya, intensitas,
nada

Melaporkan bising jantung

22 Mengidentifikasi bising jantung

23 Menilai dan melaporkan karakteristik bising


jantung (kapan terdengar, lokasi, intensitas
bising, nada, dan derajat bising)

24 Mencuci tangan setelah melakukan


pemeriksaan

E. RANGKUMAN
 

Pemeriksaan sisitem oksigenasi dan kardiovaskuler harus memenuhi unsur inspeksi,


palpasi, Perkusi dan Auskultasi

F. PRE TEST

1. Jelaskan yang dimaksud sistem oksigenasi

2. Sebutkan secara berurut bagian dari sistem oksigenasi

3. Jelaskan yang dimaksud sistem Kardiovaskuler

4. Sebutkan secara berurut bagian sistem kardiovaskuler

 
 

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEPERAWATAN


MEDIKAL BEDAH I
PROSEDUR TINDAKAN PERSIAPAN TREADMIL TEST

A. DESKRIPSI

Treadmill test juga disebut sebagai tes stres, latihan elektrokardiogram,


latihan tes bertingkat, atau EKG stress. Tes ini digunakan untuk memberikan
informasi tentang bagaimana respon jantung terhadap aktivitas pengerahan
tenaga. Respon jantung yang dimaksud adalah untuk melihat gambaran irama
pada jantung saat aktivitan dilakukan, kecukupan aliran darah jantung selama
peningkatan aktivitas tersebut dan evaluasi keberhasilan terapi terhadap
berbagai gangguan pada jantung seperti pengontrolan angina dan iskemia, dan
evaluasi resiko penyakit jantung koroner. Kegiatan ini dilakukan dengan aktivitas
berjalan diatas sebuah alat yang namanya treadmill. Treadmill merupakan alat
khusus yang digunakan oleh penderita jantung dalam melakukan aktivitas
mobilisasi berjalan yang dapat diatur tingkat kecepatannya sehingga tingkat
kesulitannya bertambah sementara gambaran detak jantung dan tekanan darah
masih tetap dapat terpantau.

B. TUJUAN

Agar mahasiswa mampu mempersiapkan pasien dalam melakukan treadmill test

C. TEMPAT/ LOKASI

Laboratoriun DIII Keperawatan

D. BAHAN KAJIAN

Alat 1. Treadmill
 

2. Mesin EKG

3. Elektroda dada

4. Elektroda mesin

5. Cuff tensi meter (manset)

Indikasi pasien treadmill 6. Tidak terdapat kelainan saat pasien


test beristirahat

7. Mengestimasi kapasitas funsi jantung

8. Mengestimasi prognosis penyakit jantung


koroner

9. Mengestimasi adanya penyakit arteri koroner


yang lebih luas

10. Evaluasi pengaruh pengobatan dan


penatalaksanaan gangguan kardiovaskuler
lainnya seperti: penyakit katup jantung, jantung
bawaan, aritmia, dan penyakit arteri perifer
(PAD)

Persiapan 1. Sebelum melakukan treadmill test jangan


makan minum apapun selain air putih

2. Jangan merokok

3. Jangan menggunakan obat apapun tampa


pengontrolan dari dokter

4. Gunakan pakaian dan sepatu yang nyaman


 

5. Jangan melakukan aktivitas berat sehari


sebelum tes berlangsung

Prosedur 1. Buka pakaian pasien

2. Pasangkan manset tensi meter

3. Pasangkan elektroda ke dada

4. Pasien terhubung ke monitor EKG pada


treadmill

5. Periksa tekanan darah dan EKG dasar

6. Mulai treadmill

7. Pantau dan observasi tanda dan gejala selama


treadmil

8. Periksa tekanan darah setiap 3 menit

9. Mesin EKG treadmill akan mencatat irama


jantung secara berkala

Evaluasi Evaluasi kondisi pasien selama dan setelah tindakan


dilakukan

Dokumentasi Catat tindakan dan hasil treadmill test pasien

REFERENSI

HARDING, M. (2020). Lewis's Medical Surgical Nursing; Assessment and Management of


Clinical Problems. Evolve 11 Ed. Elsevier

Wilson SF, Giddens JF. (2017). Health Assessment for Nursing Practice. 6 Ed. St Louis.
Elsevier

Wesley K. H. (2017). ECG and 12-Lead Interpretation. 5 Ed. St. Louis. Elsevier

Lin. P. (2020). Taylor's Clinical Nursing Skills; A Nursing Process Approach. 5 Ed. Wolters
Kluwer. Elsevier

Cox Lynn, C. (2019). Physical Assessment for Nurses and Healthcare Professionals. 3 Ed.
WILEY Blackwell
 

Jarvis, C. (2020). JARVIS Physical Examination & Health Assessment. 8 Ed. Evolve. elsevier

Anda mungkin juga menyukai