Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar

Vol 5 No 2, June 2021, pp 120 - 134


Available at:
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JBPD

Optimalisasi Potensi Pemanfaatan Open Education Resources


Pada Pembelajaran Agama Islam

Taufik*, Syafaatul Udhmah


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia
raraaav100@gmail.com*

Abstract: Open Education Resources (OER) is not just a mere expectation in the world of
education but is a tangible manifestation of the existence of the development of science and
technology in today's sophisticated modernization world. The ease of accessing the internet is
the main support in the potential use of open learning resources for everyone. This study uses
a descriptive qualitative approach with a literature study method with the aim of knowing the
potential use of OER in Islamic religious Education optimally and the advantages and benefits
of using it. Potential utilization of OER in Islamic religious education can optimally be done if
teachers have 3 competencies and students have 2 competencies related to the use of open
source learning tools. The advantages and benefits of using it are cost-effective, easy to
access, flexible in place, flexible in time, as desired and can practice independent learning.

Key Words: Open Education Resources; potency; Islamic Religious Education

Abstrak: Sumber pembelajaran terbuka atau OER bukan hanya ekspektasi semata dalam
dunia pendidikan namun merupakan sebuah wujud nyata dari eksistensi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam dunia modernisasi saat ini yang serba canggih.
Kemudahan dalam mengakses internet menjadi penopang utama dalam potensi
pemanfaatan sumber pembelajaran terbuka bagi setiap orang. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi literature dengan tujuan untuk
mengetahui potensi pemanfaatan OER pada pembelajaran agama islam secara optimal serta
kelebihan dan keuntungan penggunaannya. potensi pemanfaatan OER pada pembelajaran
agama islam secara optimal dapat dilakukan jika guru memiliki 3 kompetensi dan siswa
dengan 2 kompetensi terkait pemanfaatan perangkat Sumber pembelajaran terbuka.
Kelebihan dan keuntungan penggunaanya adalah hemat biaya, mudah akses, fleksibel
tempat, fleksibel waktu, sesuai keinginan dan dapat melatih belajar mandiri.

Kata kunci: Sumber pembelajaran terbuka; potensi; pembelajaran agama islam

Pendahuluan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan terjadinya berbagai
perubahan dalam tatanan masyarakat, yang pada akhirnya melahirkan masalah sosial dan
tuntutan lebih baru. Pendidikan turut berimbas akibat kecanggihan teknologi. Kemajuan IT
juga berimbas pada kompetensi dan kualifikasi kemampuan tenaga kerja, baik itu dalam
dunia pendidikan maupun instansi dunia kerja yang lain. Kemampuan untuk memanfaatkan
pembelajaran dengan teknologi digital menjadi tuntutan suatu lembaga pendidikan
(Budiman, 2017). Tuntutan tersebut juga tidak lepas dari mindset peserta didik saat ini
bukan lagi digital imigrants melainkan generasi digital natives (Rahmawati et al., 2020). Oleh
sebab itu, peran instansi lembaga pendidikan harus benar-benar mempesiapkan
pembelajaran yang relevan dengan mutu pendidikan saat ini.

https://doi.org/10.21067/jbpd.v5i2.5615

[120]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

Penerapan pembelajaran berbasis Information Technology (IT) merupakan salah satu


pemanfaatan internet bagi dunia sekolah. Dengan adanya internet memungkinkan siswa
berinteraksi dengan guru bahkan dengan teman sekelas dalam posisi dan tempat yang
berbeda. Perkembangan dan penerapan pembelajaran dengan sistem IT dalam dunia
pendidikan tidak lepas dari munculnya berbagai sumber pembelajaran terbuka atau OER
yang melimpah serta selalu terupdate menyesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik
peserta didik yang beragam (Husaini, 2014). Sumber Pembelajaran Terbuka atau yang biasa
disebut dengan Open Education Resources (OER) bukan hanya ekspektasi semata dalam
dunia pendidikan namun merupakan sebuah wujud nyata dari eksistensi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia modernisasi saat ini yang serba canggih.
Kemudahan dalam mengakses internet menjadi penopang utama dalam pemanfaatan
sumber pembelajaran terbuka atau OER bagi setiap orang untuk menyelami dunia internet
yang kaya akan sumber ilmu dan sumber pengetahuan yang sangat luas (Kodrat &
Rusydiyah, 2020).
Pesatnya perkembangan OER juga menjadi bagian usaha global untuk menyajikan
pengetahuan yang bisa diakses semua orang. Pada tahun 2002, UNESCO untuk pertama kali
memperkenalkan sumber pembelajaran terbuka yang dicetuskan oleh Saul Fisher dalam
“forum on the impact of open courseware for higher education developing countries” yang
selenggarakan oleh UNESCO dengan tujuan untuk menggagas sebuah model baru sharing
materi pembelajaran secara terbuka. Sehingga berhasil merumuskan sebuah Open
Education Resources sebagai segala penyediaan sumber daya pembelajaran yang terbuka,
yang difasilitasi oleh teknologi, informasi dan komunikasi untuk dikonsultasi sebagai bahan
belajar, yang bisa digunakan dan diadaptasi oleh komunitas pengguna untuk tujuan non-
komersial (Afiani, 2018). Pendapat lain menyebutkan bahwa Open Education Resources
adalah sumber belajar yang dapat dijangkau diranah publik oleh semua orang sehingga
memungkinkan semua orang dapat menggunakan, menyalin, dan membagikan kembali apa
yang diperoleh secara gratis (Syaifudin, 2016). OER berupa sumber daya pengajaran,
pembelajaran dan penelitian yang berada di publik dan telah dirilis di bawah lisensi legal
gratis digunakan kembali oleh orang lain. Sumber daya pendidikan terbuka termasuk kursus
lengkap, modul, buku teks, video streaming, tes, perangkat lunak, dan alat lainnya, bahan
atau teknik yang digunakan untuk mendukung akses pengetahuan. Sedangkan menurut
Abdul Majid sumber belajar terbuka adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi dalam pembelajaran yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media
yang dapat membantu siswa dalam belajar (Majid, 2008).
Dari beberapa konsep tersebut, dapat diarik benang merah bahwa Sumber
pembelajaran terbuka atau OER adalah penyediaan segala sumber belajar berbasis internet
yang memuat informasi pembelajaran secara terbuka, boleh di akses oleh siapapun yang
difasilitasi oleh teknologi secara gratis. Tujuan diadakannya OER sendiri adalah penyediaan
sumber daya pendidikan universal yang tersedia untuk seluruh umat manusia. sehingga
memungkinkan semua orang dapat menjangkau, menggunakan, menyalin, dan membagikan
kembali apa yang diperoleh secara gratis di internet. Sebagaimana Trenin D.T. (dalam Kodrat
& Rusydiyah, 2020) menyebutkan bahwa sumber pembelajaran terbuka atau OER adalah

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[121]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

segala penggunaan media baik digital yang dapat diakses secara umum, yang digunakan
untuk tujuan pengajaran, pembelajaran, pendidikan, penilaian dan penelitian. Diantaranya
adalah, artikel, jurnal, modul konten, objek pembelajaran, bahan kuliah, serta semua yang
mendukung berbagai pembelajaran tersebut.
Menurut Wiley (dalam Setiawan, 2020) makna “open” dalam Open Education
Resources setidaknya memilki 4 arti yaitu: Reuse, Revise, Remix, dan Redistribusi. Seiring
dengan banyaknya peneliti dan pengkaji yang meneliti tentang Sumber pembelajaran
terbuka atau OER, maka makna “open” tesebut berkembang menjadi 5 prinsip yang biasa
disebut 5R yang menguntungkan penggunanya yaiut: a) Retain: artinya hak untuk membuat,
memiliki, dan mengontrol salinan konten termasuk mengunduh, menggandakan, mengelola
dan menyimpan tanpa ada batas kadaluarsanya. b) Reuse: artinya hak untuk menggunakan
dan memaanfaatkan konten yang sudah diunduh dalam berbagai pembelajaran sesuai
keinginan, baik dalam kelas, kelompok studi, di web ataupun video. c) Revise: artinya hak
untuk menyesuaikan, memodifikasi atau menkreasikan konten yang sudah diunduh
misalkan mengganti atatu menambah beberapa hal yang lebih relevan dengan
permasalahan terbaaru dan menerjemahkan dalam bahasa lain yang mudah dicerna. d)
Remix: artinya hak untuk menggabungkan konten asli dan menggabungkannya dengan
materi lain agar lebih kaya informasi dan menciptakan inovasi baru. e) Redistribusi: artinya
hak untuk membagikan salinan konten asli, revisi atau remix pada siapapun dan kapanpun
keseluruh dunia.
Dari kelima poin diatas internet menjadi salah satu sumber pembelajaran terbuka,
apalagi diera digital seperti sekarang dunia pendidikan tak luput dari pengaruh positif
adanya internet. Banyak informasi yang disajikan konten kreator terkait informasi dan ilmu
pengetahuan, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Hampir semua orang
menggunakan internet sebagai altrnatif sumber belajar mengakses berbagai informasi
apabila kurang penjelasan didalam buku cetak atau buku teks sekolah. Salah satu Contoh
OER di Perguruan Tinggi yang di aplikasikan dan di kembangkan adalah MOOCs (Hardi et al.,
2018). MOOCs sendiri adalah akses web tidak terbatas yang berisi bacaan, menyediakan
interaksi komunitas antar siswa, profesor, dan asisten pengajar. Pada penerapannya
mahasiswa bebas memilih kelas sesuai bidang studi yang diminati. Tidak jauh beda dengan
perkuliahan tatap muka, selain itu, di MOOCs juga dituntut menyimak informasi, membaca
materi, dan mengerjakan tugas-tugas tepat waktu. Syarat perkuliahan online ini bisa
diperoleh dengan gratis, sistem pendaftaran diri pun tidak rumit. Perkuliahan tersebut juga
tidak terpaku waktu. Mahasiswa bisa mengikuti kelas kuliah apabila memiliki waktu dan
jaringan internet yang lancar (Setyowati, 2019). Dengan diprakarsainya OER berupa MOOCs
menjadi perubahan yang pada awalnya jika sekolah harus menetap dengan jadwal yang
seragam kini menjadi lebih mudah dengan adanya akses web tersebut.
Dengan adanya Sumber pembelajaran terbuka, seorang guru sebagai pengorganisasi,
pengelola pembelajaran didalam kelas serta pembimbing siswa diharapkan mampu
memperbaiki kualitas pembelajaran dengan memunculkan berbagai inovasi belajar melalui
penyediaan sumber dan bahan ajar yang mudah akses yang disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik (Anitah, 2008). Indikasi semacam ini menuntut seorang guru harus benar-

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[122]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

benar mampu mempersiapkan dan menfasiliatasi sumber pembalajaran yang sesuai dengan
karateristik siswa, lebih-lebih dalam pembelajaran agama islam. Dimana selama ini metode
pengajarannya masih identik dengan kemasan metode konvensional seperti ceramah dan
tanya jawab sehingga metode semacam ini terkesan monoton dan membosankan bagi siswa
di era digital saat ini.
Assidik (2018) menyebutkan bahwa peningkatan penggunaaan smartphone
dikalangan remaja termasuk para pelajar dan meningkatnya angka pengakses internet,
memicu kecendrungan para siswa untuk lebih sering mengahabiskan waktu di dunia maya.
Kecendrungan siswa dalam mengakses internet tentu berbeda-beda tergantung pada minat
mereka, mengingat banyaknya aplikasi internet yang tersebar diberbagai situs, seperti
google chrome, media social facebook, youtube, instagram, whatsapp dan aplikasi lainnya
(Assidik, 2018). Kecenderungan ini menjadi peluang bagi guru untuk memanfaatkan
ketertarikan para siswa dengan menyediakan media dan bahan ajar pembelajaran agama
islam berbasis media digital yang nantinya memberikan pengalaman belajar yang menarik
dan memotivasi semangat belajar siswa sesuai dengan karakter mereka serta memudahkan
peserta didik dalam mengakses materi dan sumber pembelajaran terbuka.
Potensi pemanfaatan sumber pembelajaran terbuka dalam pembelajaran tentu
sangat besar, sehingga banyak peneliti yang melakukan riset. Dianataranya adalah Nader S.
Shemy dari Fayoum University Mesir (2021). Penelitian S. Shemy Membahas mengenai e-
book interaktif menjadi faktor penting dalam pengembangan keilmuan siswa sesuai kognitif
masing-masing. Seperti siswa dengan gaya kognitif visual mendapatkan lebih banyak
manfaat dari elektronik. Untuk konsep pengetahuan diperoleh dari gambar, teks, peta,
ilustrasi, dan klip vidio. Siswa dengan gaya kognitif verbal kurang mendapat manfaat dari e-
book, karena siswa dengan gaya belajar ini lebih mengandalkan kata-kata yang didapat
ketika proses pembelajaran (Shemy, 2021).
Penelitian lain dilakukan oleh Hamangku Alam Gumelaring Kodrat dan Evi Fatimatur
Rosyidah dari UIN Sunan Ampel Surabaya (2020). “Pemanfaatan Open Education Resources
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan”.
Mengkaji tentang pemanfatan sumber pembelajaran terbuka atau OER pada mata pelajaran
pendidikan agama islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setidaknya ada 3
Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru dalam memanfaatkan sumber pembelajaran
terbuka (Open Education Resources) pada mata pelajaran pendidikan agama islam, serta
adanya faktor pendukung dan penghambat dalam memanfaatkan sumber pembelajaran
terbuka (Open Education Resources) pada mata pelajaran pendidikan agama islam (Kodrat
& Rusydiyah, 2020).
Selanjutnya Yeri Yayak Setiawan (2020) berjudul “Pengoptimalan Pemanfaatan Open
Educational Resources Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Di SMP Plus Matholi’ul Anwar
Maibit Rengel Tuban”. Jurnal ini membahas tentang penerapan guru dengan
mengoptimalkan pemanfaatan OER dalam pembelajaran PAI pada kelas 7 A SMP Plus
Matholi’ul Anwar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan OER memang
mampu meningkatkan cara berfikir siswa dalam menanggapi suatu materi pendidikan
agama islam hal tersebut terbukti dari cara siswa memberikan tanggapan terhadap tampilan

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[123]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

youtobe maupun vidio serta siswa mampu menghafal ayat-ayat dengan lebih lancar dan hal
ini menjadi sebuah pendukung meningkatnya nilai pada setiap siswa meskipun tidak bisa
dipungkiri ada beberapa kendala yang menjadi penghambat pemanfaatan OER secara
optimal (Setiawan, 2020).
Terkait dengan pesatnya perkembangan sumber pembelajaran terbuka atau OER,
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan pengamatan terkait “Optimalisasi Potensi
Pemanfaatan Open Education Resources Pada Pembelajaran Agama Islam” melalui telaah
pustaka sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan sumber pembelajaran terbuka.
Adapun fokus bahasannya adalah pengkajian secara mendalam dan tajam mengenai potensi
pemanfaatan open education resources pada pembelajaran agama islam secara optimal
serta kelebihan dan keuntungan penggunaannya.

Metode
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan teknik
penelitian study literature, yaitu dengan cara meneliti dan memahami buku-buku, dokumen
atau sumber tertulis lainnya yang relevan dan mendukung terhadap potensi pemanfaatan
sumber pembelajaran terbuka (open education resources) secara optimal pada
pembelajaran agama islam. Sukardi menjelaskan mengenai macam-macam dokumen atau
sumber literatur diantaranya adalah, jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat
kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah yang belum dipublikasi,
narasumber, suart-surat keputusan dan sebagainya (Sukardi, 2004). Adapun jenis penelitian
yang digunakan peneliti adalah library research atau penelitian kepustakaan yaitu Penelitian
yang menjadikan data-data kepustakaan sebagai teori untuk dikaji dan ditelaah dalam
memperoleh hipotesa atau konsepsi untuk mendapatkan hasil yang objektif. hasil dari
penelitian ini akan menghasilkan kesimpulan tentang gaya bahasa buku, kecenderungan isi
buku, tata tulis, layout, ilustrasi dan sebagainya. Penelitian kepustakaan ini, dilakukan
dengan pengumpulan data dan informasi sebanyak-banyaknya dari buku-buku yang
berbentuk digital dengan memanfaatkan sumber pembelajaran terbuka. Sedangkan
instrument dalam penelitian kualitatif adalah manusia atau peneliti itu sendiri sebagai alat
atau instrumen. Dengan kata lain peneliti menjadi instrumen utama penelitian. Maka dalam
penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana pengumpul data yang
kemudian menginterpretasi data yang telah terkumpul.
Jenis data dalam penelitian ini adalah berupa tekstual atau konsep-konsep. Karena
dalam penelitian ini Sebagaimana telah disebutkan di atas termasuk kedalam jenis studi
literatur. Dengan demikian aspek-aspek yang peneliti analisis melingkupi definisi, konsep,
pandangan, pemikiran dan argumentasi yang terdapat dalam literatur yang relevan dengan
pembahasan. Dengan demikian, dalam penyusunan penelitian ini penulis menentukan topik
yang akan dibahas yang kemudian dilanjutkan dengan mencari data-data baik itu yang
relevan ataupun mendukung terhadap topik yang dibahas. Setelah mendapatkan data,
penulis melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap sumber data untuk memperoleh

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[124]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

fakta tentang kajian yang akan dibahas. Setelah terkumpul maka data disusun secara
sistematis dan terstruktur.

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini menyebutkan bahwa sumber
pembelajaran terbuka atau OER merupakan salah satu wujud dari perkembangan teknologi
di era modern saat ini. Hal ini menyebabkan guru dituntut mampu mengolahnya, seperti
membuat video pembelajaran atau memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran terbuka
dari internet. Potensi pemanfaatan sumber pembelajaran terbuka atau OER dalam
pembelajaran agama islam seperti fikih yang sarat akan praktek langsung tentu akan terasa
membosankan apabila hanya monoton mengikuti isyarat sesuai dibuku dan panduan
dengan metode ceramah. Akan lebih menarik jika dikemas dalam bentuk video
pembelajaran supaya tidak bosan dengan sistem pembelajaran yang identik ceramah atau
cerita saja. Jika pembelajaran agama islam seperti fikih dikemas dengan video pembelajaran
tentu akan memberikan inovasi dan penglaman belajar juga bisa berkembang dan bersaing
dengan mata pelajaran atau bidang pendidikan lain.
Untuk dapat mengoptimalkan fasilitas sumber pembelajaran terbuka tentu seorang
guru harus memiliki kemampuan yang kompeten dalam memanfaatkan sumber pembejaran
terbuka berbasis internet. Lemahnya kompetensi guru dibidang penguasaan IT menjadi
salah satu penyebab pembelajaran agama islam yang disajikan kurang memberikan inovasi
dan kurang menarik, sehingga pengelolaan pembelajaran kurang efektif dan efisien. Oleh
karena itu, setidaknya ada 3 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru untuk mampu
memanfaatkan sumber pembelajaran terbuka atau OER secara optimal dalam bidang
pembelajaran agama islam (Kodrat & Rusydiyah, 2020). Ketiga kompetensi tersebut adalah:
a. Kompetensi dalam memanfaatkan computer, smartphone dan jaringan internet dalam
pembelajaran agama islam
Kemampuan seorang guru dalam bidang IT tentu menjadi potensi utama untuk
memanfaatkan fasilitas sumber pembelajaran terbuka atau OER. Potensi pemanfaatan
sumber pembelajaran terbuka atau OER merupakan keniscayaan dalam menjawab
tantangan perkembangan pendidikan agama islam yang mampu memberikan inovasi
dan terobosan baru dalam pembelajaran di era modern yang serba internet ini.
Kreasi dan sentuhan teknologi dalam mengelola pembelajaran, lebih-lebih
agama islam tentu sangat dibutuhkan, hal ini berbanding lurus dengan kemampuan
(kompetensi) guru dalam memanfaatkan potensi sumber pembelajarn terbuka. Oleh
karena itu, penguasaan dan kemampuan guru yang mumpuni dalam memanfaatkan
teknologi seperti computer, smartpone (hp pintar) dan layanan jaringan internet, akan
sangat mendukung perkembangan system pembelajaran agama islam dengan
memanfaatkan IT yang telah difasilitasi oleh sumber pembelajaran terbuka atau OER.
Penggunaan metode klasik dalam pembelajaran agama islam yang dipandu
langsung oleh guru seperti ceramah, Tanya-jawab, diskusi dan sebagainya, tentu akan
lebih efektif dan menarik perhatian siswa jika kombinasikan dengan sumber

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[125]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

pembelajaran terbuka atau OER. Misalnya ketika siswa berdiskusi atau Tanya jawab,
siswa dibimbing dan diajari oleh guru bagaimana mencari refrensi untuk dijadikan
argument dengan memanfaatkan sumber pembelajaran terbuka atau OER dengan cara
mencari dari media online.
Selain itu, kemampuan guru yang mumpuni dibidang IT akan sangat
bermanfaat saat guru menjelaskan materi pembelajaran agama islam seperti mata
pelajaran fikih tentang materi bagaimana cara berwudhu’ yang benar dan tepat. Dalam
hal ini, guru tidak perlu mempraktek kannya sendiri karena tentu akan menghabiskan
banyak waktu, cara gampangnya guru tinggal memanfaatkan open education resources
dengan mendownload video di youtube tentang materi tersebut, kemudian di putar
dan ditampilkan dihadapan siswa dengan menggunakan proyektor.
Metode seperti ini, tentu lebih mudah dicerna oleh siswa mengingat ditingkat
sekolah dasar anak akan lebih tertarik dengan tontonan atau audio daripada hanya
membaca buku pegangan yang tidak bergerak. Bagi guru sendiri metode seperti ini akan
menghemat tenaga dan lebih efektif serta efesien jika didukung dengan kompetensi
dalam bidang IT, mengingat tidak semua materi mampu disampaikan dengan baik oleh
guru melalui kalimat dan kata-kata, tetapi dengan adanya kehadiran sebuah media akan
membantu mempermudah dan menyederhanakan materi pembelajaran yang rumit.
b. Kompetensi dan teknik guru dalam memanfaatkan akses mesin pencarian seperti
browser dan chrome serta jenis sumber pembelajaran terbuka lainnya.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa jenis sumber pembelajaran terbuka
atau OER sangat banyak yang tersebar di berbagai fitur smartphone dan computer yang
terhubung dengan jaringan, diantaranya adalah browser, chrome, youtube dn
sebaginya. Browser, chrome dan mesin pencarian lainnya merupakan aplikasi yang
sudah pasti dimilki oleh smartphone saat ini tinggal mendownload di aplikasi play store,
dengan fitur yang serba canggih tentu akan memudahkan guru dan siswa untuk
mengakses sumber pembelajaran terbukan.
Oleh sebab itu, kemampuan dan teknik yang dimiliki seorang guru semaksimal
mungkin di dikreasikan dan dimanfaatkan untuk diajarkan pada siswa bagaimana
memanfaatkan fitur mesin pencarian untuk mengakses sumber pembelajaran terbuka,
sehingga pada akhitnya siswa mampu secara mandiri mengkses (mencari dan
mendapatkan) segala kebutuhan bahan belajarnya.
Ketika siswa sudah mampu belajar mandiri yakni dengan memanfaatkan OER
yang berada di smartphone masing-masing siswa, maka akan mempermudah guru dan
siswa itu sendiri, untuk bisa lebih aktif dan kreatif dalam mengelola, merencakan dan
mengikuti pelaksanaan pembelajaran agama islam.
Sebagaimana penelitian terdahulu yang dilakukan Hamangku Alam Gumelaring
Kodrat dan Evi Fatimatur Rusydiyah di SMA Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan.
Dimana penelitian itu, menyebutkan bahwa SMA Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan
menggunakan jenis sumber pembelajaran terbuka atau Open Education Resources yang
berbentuk e-book (yaitu media buku teks online) dalam pembelajaran agama islam.
Sehingga diakui oleh guru PAI disekolah tersebut bahwa materi ajar dalam bentuk e-

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[126]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

book lebih memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar dari pada belajar
menggunakan kitab-kitab dan buku-buku klasik dengan metode ceramah.
c. Kompetensi guru dalam mengadaptasi dan mengadopsi (penyuntingan) sumber
pembelajaran terbuka pada mata pembelajaran agama islam
Kemampuan dalam mengadaptasi dan mengadopsi segala bahan ajar yang
diambil dari sumber pembelajaran terbuka merupakan suatu kemampuan yang
melibatkan kejelian seorang guru dalam memilih media pembelajaran yang sesuai
dengan materi pengajaran yang ingin di sampaikan.
Kejelian seorang guru dalam memilih bahan ajar tentu membutuhkan teknik
analisis yang kuat mengingat banyak sekali bahan ajar yang tersedia yang difasilitasi
oleh sumber pembelajaran terbuka atau OER. Sehingga pemilihan bahan ajar harus
benar-benar dilakukan dengan hati-hati agar tepat sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Karena kesalahan atau ketidaktepatan dalam pemilihan bahan ajar yang menjadi
pedoman siswa dalam KBM akan berakibat pada kurang efektifnya kegitan belajar
mengajar yang diasajikan.
Kemampuan guru dalam mengadopsi sumber pembelajaran terbuka sangatlah
penting, butuh teknik analisa yang kuat ketika memilih dan menyesuaikan dengan
kebutuhan siswanya, dikarenakan sumber pembelajaran sangat banyak namun butuh
kejelian khusus untuk menfilter mana yang sekiranya pas untuk disajikan.
Penyajian suatu bahan pembelajaran yang diambil dari sumber pembelajaran
terbuka harus diadopsi dan diadaptasi oleh guru dengan kompensinya agar sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran dan karakteristik siswa, sehingga memudahkan siswa
dalam memahami materi pembelajaran.
Selain ketiga kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
memanfaatkan sumber pembelajaran terbuka secara optimal pada pembelajaran
agama islam, ada 2 kompetensi yang harus dimiliki siswa agar pemanfaatan sumber
pembelajaran terbuka dapat diterapkan secara efektif dan efesien. Kedua kompetensi
tersebut meliputi :
Pertama, Kompetensi dalam memanfaatkan computer, smartphone dan jaringan
internet untuk tujuan pembelajaran termasuk dalam pembelajaran agama islam.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa kemampuan dalam memanfaatkan teknologi
seperti computer, smartphone dan jaringan internet tidak hanya bagi guru tapi juga
bagi siswa agar siswa mampu belajar mandiri baik secara individu maupun kelompok.
Sebagaimana penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yeri Yayak Setiawan
(2020) di SMP Plus Matholi’ul Anwar Tuban, yang menghasilkan kesimpulan bahwa
siswa SMP Plus Matholi’ul Anwar Tuban menerapkan system pembelajaran agama islam
dengan memanfaatkan sarana sumber pembelajaran terbuka atau OER. Hasilnya siswa
merasa senang dan tertarik dengan pengalaman belajar baru yang menggunakan
smartphone milik mereka masing-masing. Prosesnya para siswa diarahkan oleh guru
untuk mencari informasi yang dibutuhkan terkait dengan materi pembelajaran agama
islam, mereka bebas mencari infomasi dalam bentuk digital baik berbentuk buku e-
book, jurnal, artikel makalah, maupun benbentu vidio youtube dan sebagainya. Secara

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[127]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

signifikan penerapan pembelajaran dengan pemanfaatan sumber pembelajaran terbuka


atau OER mampu meningkatkan dan menumbuhkan cara berfikir dan belajar siswa lebih
kritis dan aktif dalam menangapi materi tersebut, sehingga kegiatan belajar mengajar
menjadi menarik, aktif, dan efektif.
Jadi, ungensitas kemampuan siswa dalam memanfaatkan komputer, terutama
smartphone menjadi potensi yang sangat besar dalam memanfaatkan sumber pembelajaran
terbuka atau OER pada pembelajaran agama islam.
Kedua, Kompetensi siswa dalam memanfaatkan akses mesin (aplikasi) pencarian
seperti browser dan chrome serta jenis sumber pembelajaran terbuka lainnya.
Kemampuan ini merupakan kompetensi yang harus di miliki oleh setiap guru dan
siswa agar memudahkan proses pembelajaran dengan pemanfaatan sumber pembelajaran
terbuka atau OER, karena sumber pembelajaran terbuka seringkali bahkan banyak diakses
melalui mesin pencarian seperti browser dan chrome. Oleh sebab itu, siswa harus memiliki
kapasitas berupa kemampuan untuk memanfaatkan mesin pencarian google yang
dikolaborasikan dengan kemampuan memanfaatkan smartphone (hp).
Jika siswa mampu menguasai kedua kompetensi tersebut, maka pemanfaatan
sumber pembelajaran terbuka atau OER pada pembelajaran agama islam merupakan
keniscayaan yang sangat mungkin untuk diimplementasikan secara optimal sehingga sangat
menunjang pada pembelajaran PAI yang lebih menarik, kreatif, aktif, dan inovatif.

Pembahasan
1. Optimalisasi Potensi Pemanfaatan Sumber Pembelajaran Terbuka (Open Education
Resources) Pada Pembelajaran Agama Islam
Potensi pemanfaatan sumber pembelajaran terbuka atau OER tersesbut, dapat di
lihat betapa dunia pendidikan mengalami kemajuan pesat seiring keamajuan tekonologi (IT).
Beragam penyediaan fitur OER yang dapat diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun
melalui berbagai situs website kelembagaan, seperti rumah Belajar, Kuliah Daring, atau Situs
umum seperti iTunes university, SlideShare misalnya berupa Power Point, microsof Word,
maupun PDF, bahkan Youtube yang saat ini paling populer digunakan sebagai sumber
pembelajaran terbuka atau OER serta MOOCs yang digunakan diperguruan tinggi (Syaifudin,
2016). Pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas sumber pembelajaran terbuka atau
OER yang diakses secara online dengan lisensi gratis tentu merupakan sumber dan bahan
ajar yang bersifat ramah lingkungan, artinya siapa saja dapat secara legal bebas mengakses
tanpa pergi kemana-mana, tinggal duduk maka dapat menyelami dunia internet dengan
sesuka hati. Disamping itu, dapat secara legal bebas menyalin, menggunakan,
mengadaptasi, dan membagikannya kembali (Mauludiah & Umam, 2020).
Sumber pembelajaran terbuka atau OER yang didukung oleh ketersediaan berbagai
situs dan fitur yang serba canggih dan praktis, sangat membantu serta memudahkan para
guru dan dosen dalam menyampaikan materi pelajaran dalam upaya memahamkan peserta
didiknya terlebih dalam pembelajaran agama islam. Dimana pengaplikasian pembelajaran
agama islam bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik
harus benar-benar faham agar pengaplikasian materi pelajaran sesuai dengan tujuan dan

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[128]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

prakteknya. Lebih lanjut lagi sumber pembelajaran terbuka ini bisa memberikan
pengalaman belajar yang lebih konkret dan langsung, kemudian disajikan di youtube
sehingga siswa mengetahui kejadian tanpa mengunjungi atau melihat langsung. Lewat
video-video yang menarik tentu merangsang siswa untuk berfikir kritis, bersikap lebih positif
serta mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik.
Contoh mudahnya seperti ketika seorang guru menjelaskan tentang materi
pelaksanaan ibadah haji, maka selama ini mayoritas guru hanya menyampaikan materinya
dengan metode ceramah dan sekali-kali membuka sesi tanya jawab tanpa bisa memberikan
contoh secara langsung bagaimana pelaksaan ibadah haji sebenarnya. Oleh sebab itu,
Metode dan cara penyampaian pembelajaran seperti ini terlihat sangat monoton dan
membosankan bagi peserta didik. Dari contoh kecil ini saja, sudah bisa di pastikan bahwa
mau tidak mau seorang guru sebagai penyandang tugas utama, dituntut harus pintar-pintar
mengelola dan menciptakan pembelajaran yang menarik, seefektif dan seefesien mungkin
(Tuomi, 2013). Maka dari itu, Sumber pembelajaran terbuka atau OER menjadi peluang bagi
guru untuk mencari sumber dan bahan ajar yang cocok dan sesuai dengan karakteristik
belajar siswa.
Misalnya dalam menyampaikan materi ibadah haji sepeti yang telah dijelaskan, guru
bisa mengakses Sumber pembelajaran terbuka atau OER seperti mendownload suatu
konten di youtube yang menampilkan proses pelaksaan ibadah haji secara langsung (live)
dari kota suci Mekah, kemudian diperlihatkan pada siswa menggunakan alat bantu
proyektor, setelah itu siswa di arahkan untuk mendikusikan materi tersebut. Pembelajaran
seperti ini tentu lebih berkesan dan menarik perhatian siswa untuk bertanya terkait materi
yang disaksikan secara langsung dan lebih mudah memahamkan siswa terhadap materi yang
ingin di sampaikan.
Dari contoh di atas, guru sebagai pemangku utama dan bertanggung jawab dalam
kegiatan pembelajaran harus mampu mengelola, mempersiapkan dan menyediakan bahan
dan sumber pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa, apalagi dalam mata
pelajaran pendidikan agama islam (PAI) yang selama ini banyak orang berpendapat bahwa
metode pengajaran pendidikan agama islam (PAI) terlalu menoton karena terlalu sering
menggunakan metode itu-itu saja seperti ceramah dan tanya jawab yang pasif sehingga
terkesan membosankan. Oleh karena itu, sebagaimana penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh H.A. Gumelaring Kodrat dan E.F. Rusydiyah (2020) yang menyatakan bahwa penting
sekali bagi seorang guru lebih-lebih guru PAI untuk memiliki beberapa kompetensi terkait
pemanfaatan sumber pembelajaran terbuka atau OER. Kompetensi tersebut meliputi
kemampuan dalam memanfaatkan komputer, jaringan Internet, browser (mesin pencarian),
teknik pencarian sumber-sumber pembelajaran terbuka atau OER, serta penyuntingannya
meliputi adaptasi dan adopsi (Kodrat & Rusydiyah, 2020).
Begitu juga Akbar dan Noviani yang dikutip oleh R. Iswanto dan Jurianto yang
mengatakan bahwa dengan adanya media dan materi yang berkualitas bagi guru dan siswa
(berupa fasilitas OER), maka guru harus memiliki kemampuan dan pengetahuan serta
keterampilan dalam memaksimalkan pemaanfaatan media pembelajaran digital untuk
membantu peserta didik agar mampu mencapai standar akademik dan menumbuh

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[129]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

kembangkan potensinya (Iswanto & Jurianto, 2020). Kompetensi tersebut menjadi


keharusan bagi pendidik dalam pengelolaan, persiapan, perencanaan dan penggunaan
metode dalam upaya menyediakan materi pembelajaran agama islam dan pelaksaan
kegiatan belajar mengajar yang berkualitas dengan memanfaatkan segala fasilitas sumber
pembelajaran terbuka atau OER. Seperti dalam pembelajaran SKI bisa menerapkan metode
pembelajaran dengan menonton vidio atau film-film di youtube tentang sejarah Islam dan
kebudayaannya, setelah itu peserta didik di suruh untuk mempresentasikan serta
mendiskusikan pokok materi yang dipelajari secara berkelompok. Dimana pemilihan vidio
yang ditonton harus disesuaikan dengan isi materi pelajaran agama islam sebagai pegangan
dan pedoman siswa dalam mempelajari dan lebih jauh mendiskusikannya.
Pembelajaran Agama Islam dengan memanfaatkan fasilitas sumber pembelajaran
terbuka, tentu akan lebih merespon dan mendorong minat dan antusias siswa sehingga
lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan KBM dalam mata pelajaran Agama Islam (Setiawan,
2020). Selain itu, kemudahan mengakses fasilitas sumber belajar terbuka memberikan
layanan belajar mandiri sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa agar siswa lebih berperan
aktif dan partisifatif. Mengingat kenyataannya, peserta didik saat ini lebih tertarik dengan
pembelajaran yang dikemas dengan pemanfaatan media digital baik yang berbentuk e-book,
vidio maupun audio visual lainnya yang terhubung ke jejaring sosial.
Sebagaimana penelitian Aldossry (2021) yang menyebutkan bahwa salah satu
manfaat kelebihan OER ialah dapat belajar mandiri, yaitu memberikan kebebasan bagi siswa
dalam memilih resfrensi dan sumber belajar yang sesuai dengan mata pelajaran, tarutama
dalam pembelajaran agama Islam. Belajar mandiri dengan pemanfaatan OER juga bisa
dilakukan dimana saja dan kapan saja tidak terbatas oleh ruang dan waktu sehingga tidak
terpaku pada kelas, artinya siswa bisa belajar dirumah dan bebas mengakses segala
kebutuhan belajar terkait materi pembelajaran agama Islam yang difasilitasi oleh sumber
pembelajaran terbuka atau OER dan tentunya tidak lepas dari perhatian dan arahan dari
guru dan orang tua.
Selain itu, belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber pembelajaran terbuka atau
OER, merupakan strategi pembelajaran yang tidak selalu tergantung pada guru, akan tetapi
lebih berpusat pada pemberian kesempatan pada siswa untuk merancang sendiri kegiatan
pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok yang lebih beragam dan fleksibel
dalam berfikir kritis dan berprestasi (Sulisworo & Syarif, 2018). Terlebih lagi dalam
pembelajaran agama Islam yang memang notabenenya secara general system dan metode
pengajarannya berpusat pada guru atau pendidik. Dimana guru sebagai pusat informasi
dengan ciri khas penggunaan metode ceramah dan tanya jawab.
Maka dari itu, pemanfaatan sumber pembelajaran terbuka (Open Education
Resources) secara maksimal dalam pembelajaran agama islam memiliki potensi yang cukup
signifikan apabila pengguna yaitu siswa dan guru memiliki kapasitas dan kapabilitas
(kompetensi) dalam memanfaatkan sumber pembelajaran terbuka atau OER yang tersedia
melimpah ruah tersebar di berbagai situs dan aplikasi yang terhubung dengan internet.
2. Keuntungan dan kelebihan penggunaan sumber pembelajaran terbuka (Open
Education Resources) dalam Pembelajaran Agama Islam

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[130]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

Penggunaan sumber pembelajaran atau OER tentu memiliki banyak keuntungan dan
kelebihan bagi penggunanya lebih-lebih dalam pembelajaran agama islam, akan tetapi harus
di dasari dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang mumpuni dalam
pengolahan dan penggunaannya, baik itu pengguna umum maupun akademisi seperti
pelajar, guru bahkan dosen. Berikut tabel terkait keuntungan dan kelebihan penggunaan
sumber pembelajaran terbuka dari berbagai penelitian.

Tabel 1. Keuntungan dan Kelebihan Penggunaan Sumber Pembelajaran Terbuka

Keuntungan dan Kelebihan Penggunaan Sumber Pembelajaran Terbuka


A.M. Arendt & B.E. Yeri yayak
Badi Aldossry Eveline Siregar
Shelton setiawan
Platform ini terintegrasi Bahan gratis Meningkatkan Akses google
untuk semua kebutuhan produktifitas internet yang
pembelajaran cepat
Menyediakan tes dan tugas Akses berkelajutan Memberikan Kesatuan Atau
elektronik yang dengan terhadap sumber kemungkinan terkoneksi
mudah diperbaiki pembelajaran yang pembelajaran dengan semua
tersedia yang sifatnya layanan google
individual
Memberikan rekaman Bahan dan materi Lebih Simple dan
pelajaran, video dan suara mudah akses memantapkan mudah akses
dimanapun dan pembelajaran
kapanpun dikarenakan kaya
akan sumber
Langsung memberikan Kemampuan untuk Memfasilitasi Memperkaya
pelajaran, Tidak memperoleh kegiatan belajar pemilihan bagi
memerlukan kehadiran pengetahuan tentang agar lebih lebih pelajar dalam
sekolah untuk suatu topik secara efektif dan efisien pengiriman tugas
mempresentasikan menyeluruh
pelajaran
Membangun kemandirian Kemampuan untuk Adanya
pelajar memilih dan belajar keakuratan dan
suatu pengetahuan kekinian materi
sesuai kebutuhan dan pembelajaran
keingingan
Fleksibilitas belajar kapan Pembelajaran
saja dan di mana saja dapat dilakukan
secara interaktif
Berbagai sumber informasi
dan pengetahuan
Menyimpan data tugas,
pelajaran, dan tes dalam
layanan ruang belajar
seperti google classroom
Menghemat waktu dan
tenaga serta hemat biaya
Ramah lingkungan dengan
mengurangi kemacetan lalu
lintas

Dari kolom tersebut, dapat dijelaskan bahwa yang membedakan pendapat Badi
Aldossry (Aldossry, 2021) dengan pendapat lain tentang keuntungan penggunaan sumber

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[131]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

pembelajaran terbuka atau OER adalah terletak pada menghemat waktu, tenaga dan biaya
serta ramah lingkungan dengan mengurangi kemacetan lalu lintas. Dengan kelebihan
tersebut dapat memperbanyak dan memperluas akses pembelajaran bagi setiap orang,
terutama sebagian pelajar dengan latar belakang yang berbeda dan kurang mampu. Hal ini,
mengakibatkan peningkatan dan perluasan partisipasi dalam dunia pendidikan yang
semakin meningkat terutama dalam pembelajaran agama islam. Sedangkan perbedaan
keuntungan sumber pembelajaran terbuka dalam penelitian A.M. Arendt & B.E. Shelton
(Arendt & Shelton, 2009) terletak pada bahan gratis, Akses berkelajutan terhadap sumber
pembelajaran yang tersedia. Artinya selain bahan materi yang tersedia secara gratis di
berbagai platform OER, pengguna juga dapat menyimpan dan menggunakannya selama ia
membutuhkan tanpa ada batas kadaluarsanya.
Adapun pendapat Eveline Siregar et al (Siregar et al., 2014) lebih menekakan pada
bagaimana sumber Pembelajaran terbuka atau OER dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan produktifitas pembelajaran, memfasilitasi kegiatan belajar agar lebih lebih
efektif dan efisien, sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih interaktif dengan
melibatkan siswa dan memungkinkan pihak orang tua turut serta menyukseskan proses
pembelajaran dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.
Sedangkan keuntungan penggunaan sumber pembelajaran terbuka menurut Yeri yayak
setiawan (2020) dalam jurnalnya lebih menekankan pada kecepatan akses OER yang
terkoneksi dan terhubung dengan semua layanan google internet, dimana koneksi ini saling
mendukung dan berkesinambungan sehingga mempermudah penggunan dalam
memanfaatkannya.
Dengan adanya berbagai kelebihan tersebut diharapkan agar sumber pembelajaran
terbuka mampu dimanfaatkan pengguna terutama guru, siswa maupun orang tua siswa
untuk mendukung proses pembelajaran. Dengan demikian perlu memberikan pelatihan
kepada guru agar mampu mengelola pembelajaran dengan baik melalui pemanfaatan
internet. Begitupun juga untuk siswa, agar penggunaan internet dapat dimanfaatkan dengan
bijak untuk mengakses ilmu pengetahuan yang dapat menambah khazanah keilmuan.
Selanjutnya untuk orang tua tentu harus melek teknologi, sehingga mampu memantau
kegiatan belajar siswa ketika dirumah.

Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa potensi
pemanfaatan sumber pembelajaran terbuka atau OER pada pembelajaran agama islam
memiliki peluang yang sangat besar untuk dimanfaatkan. Implementasi Pemanfaatan
Sumber pembelajaran terbuka dapat dilakukan secara optimal apabila guru selaku
pengelola pembelajaran dikelas memiliki kompetensi untuk memanfaatkan Sumber
pembelajaran terbuka yang tersedia diberbagai media digital berbasis internet. Selain itu,
seogyanya bagi siswa juga harus memiliki kompetensi untuk mengakses sumber
pembelajaran terbuka dengan arahan guru, sehingga kombinasi kompetensi antara guru
dan siswa diharapkan mampu memanfaatkan Sumber pembelajaran terbuka secara

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[132]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

optimal, terlebih lagi dalam pembelajaran agama islam. Jadi optimalisasi potensi
pemanfaatan sumber pembelajaran terbuka atau OER pada pembelajaran agama islam
tergantung pada kemampuan penggunanya. Penelitian ini diharapkan menjadi pijakan
untuk penelitian selanjutnya terkait pemanfaatan sumber pembelajaran terbuka pada
tingkat sekolah dasar.

Daftar Rujukan
Afiani. (2018). Pemanfaatan Open Educational Resources ( OER ) Dalam Tutorial Online.
Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, 19(2), 65–73.

Aldossry, B. (2021). Evaluating The Madrasati Platform For The Virtual Classroom In Saudi
Arabian Education During The Time Of Covid-19 Pandemic. European Journal of Open
Education and E-Learning Studies, 6(1), 89–99.
https://doi.org/10.46827/ejoe.v6i1.3620

Anitah, S. (2008). Buku Materi Pokok Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris.
Universitas Terbuka.

Arendt, A. M., & Shelton, B. E. (2009). Incentives and Disincentives for the Use of
OpenCourseWare. International Review of Research in Open and Distance Learning,
10(5), 1–25. http://www.ocwconsortium.org/

Assidik, G. K. (2018). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Alternatif Media Pembelajaran


Berbasis Literasi Digital Yang Interaktif Dan Kekinian. Seminar Nasional SAGA#2
(Sastra, Pedagogik, Dan Bahasa), 1(1), 242–246.
http://seminar.uad.ac.id/index.php/saga/article/view/124

Budiman, H. (2017). Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 31. https://doi.org/10.24042/atjpi.v8i1.2095

Hardi, R., Gunawan, & Sumardi. (2018). Pendekatan Baru Teknologi Mooc Sebagai Media
Pembelajaran Pada Matakuliah Pemrograman. SNITT- Politeknik Negeri Balikpapan,
317–323.

Husaini, M. (2014). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Bidang Pendidikan (E-


education). Mikrotik, 2(1). https://doi.org/10.31219/osf.io/ycfa2

Iswanto, R., & Jurianto. (2020). Pengembangan model manajemen Open Educational
Resources ( OER ) Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Curup. Jurnal Kajian
Informasi & Perpustakaan, 8(2), 171–188.

Kodrat, H. A. G., & Rusydiyah, E. F. (2020). Pemanfaatan Open Education Resources pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan.
Tarbiya Islamia: Jurnal Pendidikan Dan Keislaman, 10(2), 11–22.

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[133]
JBPD, Vol 5 No 2, Juni 2021, pp 120 - 134

Majid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.


PT Remaja Rosda Karya.

Mauludiah, E., & Umam, K. (2020). Potensi Doaj Sebagai Open Data Dalam Menumbuh
kembangkan Open Educational Resources. BIBLIOTIKA : Jurnal Kajian Perpustakaan Dan
Informasi, 4(1), 1–9.

Rahmawati, D., Lumakto, G., & Kesa, D. D. (2020). Generasi Digital Natives dalam Praktik
Konsumsi Berita di Lingkungan Digital. Communications, 2(2), 74–98.

Setiawan, Y. Y. (2020). Pengoptimalan Pemanfaatan Open Educational Resources Dalam


Kegiatan Belajar Mengajar di SMP Plus Matholi’ul Anwar Maibit Rengel Tuban’.
Teladan, 5(1), 41–54.

Setyowati, L. (2019). Mengenalkan Massive Open Online Courses (MOOCs) kepada


Pustakawan. Media Pustakawan, 22(4), 1–14.
https://doi.org/10.37014/MEDPUS.V22I4.216

Shemy, N. S. (2021). The Effectiveness Of Interactive E-Books In The Development Of


Scientific Concepts During “Science Course” And Its Relation To The Difference Of
Cognitive Style (Verbal/Visual) In Students Keywords: interactive e-book, cognitive style
(verbal/ visual), e-. European Journal of Open Education and E-Learning Studies, 6(1).
https://doi.org/10.46827/ejoe.v6i1.3570

Siregar, E., Hara, H., & Jamludin. (2014). Teori belajar dan pembelajaran. Ghalia Indonesia.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi Dan Praktiknya. Bumi


Aksara.

Sulisworo, D., & Syarif, F. (2018). The Utilization of Open Educational Resources in the
Collaborative Learning Environment to Enhance the Critical Thinking Skill . Article in
International Journal of Learning and Development, 8(1), 73–83.
https://doi.org/10.5296/ijld.v8i1.12399

Syaifudin, M. (2016). Open Educational Resources. IJET (Indonesian Journal of English


Teaching), 5(1), 42. https://www.

Tuomi, I. (2013). Open Educational Resources and the Transformation of Education.


European Journal of Education, 48(1), 58–78. https://doi.org/10.1111/EJED.12019

Copyright © 2021, JBPD, e-ISSN: 2549-0117, p-ISSN: 2549-0125

[134]

Anda mungkin juga menyukai