Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.1 EMPIEMA A. Definisi Empiema adalah proses supurasi yang terjadi di ronnga pleura. B. Etiologi Berasal dari paru: Pneumonia Abses Fistel Bronkiekstasis TB paru Aktinomikosis paru
Berasal dari luar paru: Trauma thorax Pembedahan thorax Torakosistesis Abses hepar
C. Patofisiologi a. Eksudat (0-2 minggu) b. Fibropurulen (1-6 minggu) c. Organisasi (5-6 minggu) D. Diagnosis
1.2 PNEUMONIA
2.1 Identifikasi Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan MRS : Tn. U : 18 tahun : Laki-laki : Palembang : Pelajar : 20 Juni 2011
2.2 Anamnesis (Autoanamnesis) Keluhan Utama Nyeri dada sebelah kiri yang makin menghebat terutama saat menarik napas panjang sejak 7 hari SMRS. Riwayat Perjalanan Penyakit 7 hari SMRS os mengeluh nyeri dada sebelah kiri yang makin menghebat terutama saat menarik napas panjang. Sesak napas (+) sesak berkurang bila os tidur miring ke arah yang sakit. Riwayat demam tinggi (+) 3 hari SMRS, menggigil (+), sering berkeringat terutama di malam hari (+). Riwayat batuk (+) 7 hari SMRS, batuk berdahak (+) dahak kental, berwarna kuning kehijauan, darah (-). Os belum pernah berobat sebelumnya. Os kemudian dirawat di RSUD BARI Palembang. Riwayat merokok (-), riwayat trauma pada dada (-), riwayat batuk lama (-), riwayat makan obat lama (-).
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga disangkal
2.3 Pemeriksaan Fisik (23 Juni 2011) Keadaan Umum : Keadaan Umum Kesadaran Tekanan Darah Nadi Temperatur RR Dehidrasi Gizi Berat Badan Tinggi Badan Keadaan Spesifik Kepala Normocephaly Kelenjar Getah Bening Kelenjar getah bening submandibular, leher, axilla, dan inguinal tidak ada pembesaran, nyeri tekan tidak ada. Mata Eksopthalmus dan Endopthalmus tidak ada, edema palpebra tidak ada, konjungtiva palpebra kedua mata pucat tidak ada, sklera ikterik tidak ada, pupil isokor, refleks cahaya baik, penglihatan kabur pada kedua mata tidak ada, gerakan bola mata ke segala arah dan simetris, lapangan penglihatan baik. : Tampak sakit berat : Compos Mentis : 100/70 mmHg : 80 x/m regular, isi dan tegangan cukup : 37.8 C : 32 x/m : turgor baik : cukup : 52 kg : 158 cm
Hidung Bagian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang-tulang perabaan baik. Selaput lendir dalam batas normal. Tidak ditemukan adanya penyumbatan dan perdarahan. Pernapasan cuping hidung (+). Mulut Tonsil tidak ada pembesaran, pucat pada lidah tidak ada, atrofi papil tidak ada, gusi berdarah tidak ada, stomatitis tidak ada, rhagaden tidak ada, bau pernapasan yang khas tidak ada. Leher Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, JVP (5+2) cm H2O. . Dada Bentuk thorax`normal simetris kanan dan kiri, sela iga tidak melebar, jejas (-), barrel chest (-), retraksi dinding thorax (+). Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Statis, dinamis simetris : Stemfremitus kiri meningkat : redup pada lobus kiri : vesikuler (+) menurun sampai hilang pada paru kiri, ronkhi basah sedang (+) di basal paru kiri, wheezing (-) Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Ictus cordis tidak terlihat : Ictus cordis teraba : Batas atas jantung normal : HR: 80 x/m, Murmur (-) gallop (-)
Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Ekstremitas Atas Kedua ekstremitas atas tampak pucat tidak ada, palmar eritema tidak ada, nyeri otot dan sendi tidak ada, gerakan kesegala arah, kekuatan +5, refleks fisiologis normal, refleks patologis tidak ada, jari tabuh (-), eutoni, eutropi, tremor tidak ada, edema (-) Ekstremitas Bawah Kedua ekstremitas bawah tidak tampak pucat, nyeri otot dan sendi tidak ada, kekuatan +5, refleks fisiologis normal, refleks patologis tidak ada, eutoni, eutrophi, turgor cukup, edema pretibial (-) Alat Kelamin Tidak diperiksa : Datar, lemas : Lemas, NT (-), Hepar dan tidak teraba : Timpani : Bising Usus (+) Normal
2.4 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium Hematologi (20 Juni 2011) Hb Leukosit LED Trombosit Hematokrit Hitung Jenis Basofil Eosinofil Batang : 0 (normal : 0-1 %) : 0 (normal : 1-3%) : 2 (normal : 2-6%) 6 : 8.1 g/dl (normal : 14 16 g/dl) : 11800 / mm3 (normal : 5000-10000/mm3) : 23 mm/jam (normal : < 15 mm/jam) : 336.000/mm3 (normal : 200.000-500.000/mm3) : 25% (normal: 40-48
2.5 Pemeriksaan Radiologi Rongent Thorax PA tanggal 20 Juni 2011 Tak tampak kelainan jaringan lunak Tulang-tulang baik Tak tampak kelainan struktur kedua Paru, corakan bronkovaskuler Normal. Air fluid level (+) pada paru kiri Perselubungan homogen pada paru kiri setinggi iga IV, radiopak, loculated. Trakea: posisi, batas-batas dan Diameter dalam batas normal Tak tampak penebalan garis Paratrakeal Mediastinum di tengah tidak melebar Cor: CTR < 50%, letak normal Sinus costofrenikus kiri menghilang Kesan : Efusi pleura kiri
2.6 Resume Seorang pasien, Tn. U, laki-laki, usia 18 tahun datang berobat ke RSUD BARI Palembang dengan keluhan utama Nyeri dada sebelah kiri yang makin menghebat terutama saat menarik napas panjang sejak 7 hari SMRS. Pada riwayat perjalanan penyakit diketahui, 7 hari SMRS os mengeluh nyeri dada sebelah kiri yang makin menghebat terutama saat menarik napas panjang. Sesak napas (+) sesak berkurang bila os tidur miring ke arah yang sakit. Riwayat demam tinggi (+) 3 hari SMRS, menggigil (+), sering berkeringat terutama di malam hari (+). Riwayat batuk (+) 7 hari SMRS, batuk berdahak (+) dahak kental, berwarna kuning kehijauan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, suhu 37.8 C, napas cuping hidung (+), retraksi dinding thorax (+). Pada palpasi stemfremitus kiri meningkat, pada perkusi redup pada lobus kiri dan pada auskultasi vesikuler (+) menurun sampai hilang pada paru kiri, ronkhi basah sedang (+) di basal paru kiri. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan, Air fluid level (+) pada paru kiri, Perselubungan homogen pada paru kiri setinggi iga IV, radiopak, loculated. Sinus costofrenikus kiri menghilang dengan kesan efusi pleura kiri. 2.7 Diagnosa Sementara Empiema e.c susp. pneumonia 2.8 Diagnosa Banding Empiema e.c susp TB Paru Schwarte 2.9 Penatalaksanaan O2 3 L/menit IVFD D5% gtt X/menit makro PCT tab 3x1 Ambroxol 3 x 1 tab
2.10 2.11
Ciprofloxaxine i.v 3x1 Rencana Pemeriksaan Pungsi pleura Kultur resistensi mikrorganisme cairan pleura BTA USG thoraks Prognosis
FOLLOW UP
20 Juni 2011 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5-2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Statis, dinamis simetris : Stemfremitus kiri meningkat : redup pada lobus kiri : vesikuler (+) menurun sampai hilang pada paru kiri, ronkhi basah sedang (+) di basal paru kiri, wheezing (-) Abdomen Ekstremitas A : P : Datar, lemas, H/L tidak teraba, NT (-), BU (+) normal Edema pretibial (-) Empiema e.c susp. Pneumonia Dd/ TB paru - O2 3 L/menit IVFD D5% gtt X/menit makro PCT tab 3x1 Ambroxol 3 x 1 tab Nyeri dada (+), Batuk (+) Compos Mentis 100/80 mmHg 70 x/m reguler 28x / m 39.9C
10
Rencana :
21 Juni 2011 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5-2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Statis, dinamis simetris : Stemfremitus kiri meningkat : redup pada lobus kiri : vesikuler (+) menurun sampai hilang pada paru kiri, ronkhi basah sedang (+) di basal paru kiri, wheezing (-) Abdomen Datar, lemas, H/L tidak teraba, NT (-), BU (+) normal Ekstremitas Edema pretibial (-) Nyeri dada (+), batuk (+) Compos Mentis 100/80 mmHg 78 x/m reguler 25x / m 37.6C
BTA I
(-)
BTA II (-) BTA III (-) A : P : Empiema e.c Pneumonia - O2 3 L/menit IVFD D5% gtt X/menit makro PCT tab 3x1 Ambroxol 3 x 1 tab Ciprofloxaxine i.v 3x1
22 Juni 2011 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5-2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Statis, dinamis simetris : Stemfremitus kiri meningkat : redup pada lobus kiri : vesikuler (+) menurun sampai hilang pada paru kiri, ronkhi basah sedang (+) di Sesak napas Compos Mentis 100/80 mmHg 78 x/m reguler 25 x/m 37.6C
12
basal paru kiri, wheezing (-) Abdomen Ekstremitas Datar, lemas, H/L tidak teraba, NT (-), BU (+) normal Edema pretibial (-) Hasil darah rutin tanggal 22 Juni 2011: Hb : 7.9 g/dl (normal : 14 16 g/dl) Leukosit : 10.800 / mm3 (normal : 500010000/mm3) Trombosit: 352.000/mm3 (normal : 200.000500.000/mm3) Hematokrit : 26% (normal: 40-48 Hitung Jenis Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit Monosit A : P : : 0 (normal : 0-1 %) : 0 (normal : 1-3%) : 2 (normal : 2-6%) : 71 (normal : 50-70%) : 19 (normal : 20-40%) : 6 (normal : 2-8%)
Empiema e.c pneumonia - O2 3 L/menit IVFD D5% gtt X/menit makro PCT tab 3x1 Ambroxol 3 x 1 tab Ciprofloxaxine i.v 3x1
23 Juni 2011
13
S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax
Nyeri dada (+) batuk (+) Compos Mentis 100/80 mmHg 74 x/m reguler 25 x/m 38C
Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5-2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Statis, dinamis simetris : Stemfremitus kiri meningkat : redup pada lobus kiri : vesikuler (+) menurun sampai hilang pada paru kiri, ronkhi basah sedang (+) di basal paru kiri, wheezing (-)
Abdomen Ekstremitas
Datar, lemas, H/L tidak teraba, NT (-), BU (+) normal Edema pretibial (-) Hasil pungsi pleura tanggal 23 Juni 2011: Tidak berhasil dilakukan
A : P :
Empiema e.c pneumonia - O2 3 L/menit IVFD D5% gtt X/menit makro PCT tab 3x1 Ambroxol 3 x 1 tab Ciprofloxaxine i.v 3x1
14
Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax
Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5+2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 96x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-)
Abdomen
Cembung, undulasi (+), Shifting dullness (+), hepar dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal
Ekstremitas A :
Edema pretibial (-) CHF e.c HHD Hiperlipidemia AF rapid ventrikuler respon - Istirahat duduk O2 2L/menit Diet Jantung II 1900 kal IVFD D5% gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.25 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg 16
P :
Rencana Pemeriksaan: Cek darah rutin dan kimia klinik ECG ulang
7 Januari 2009 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5+2) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 94x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-) Abdomen Cembung, undulasi (+), Shifting dullness (+), hepar dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal Sesak napas Compos Mentis 130/70 mmHg 70 x/m irreguler 26 x/m 36.5C
17
Ekstremitas A :
Edema pretibial (-) CHF e.c HHD Hiperlipidemia AF rapid ventrikuler respon - Istirahat duduk O2 2L/menit Diet Jantung II 1900 kal IVFD D5% gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.25 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c Simvastatin 1x 10 mg
P :
Rencana pemeriksaan: Cek darah rutin dan kimia klinik ECG ulang
8 Januari 2009 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) Compos Mentis 130/80 mmHg 64 x/m irreguler 26 x/m 36.5C
18
Leher Thorax
JVP (5+0) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 82x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-)
Abdomen
Cembung, Shifting dullness (+), hepar dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal
Ekstremitas
A :
AF Normo Ventrikuler Respon CHF e.c HHD Hiperlipidemia AF normo ventrikuler respon - Istirahat duduk O2 2L/menit Diet Jantung II 1900 kal IVFD D5% gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.125 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c Simvastatin 1x 10 mg
P :
19
9 Januari 2009 S : O : Keadaan Umum Sensorium Tekanan Darah Nadi Frekuensi Pernapasan Temperatur Keadaan Spesifik Kepala Leher Thorax Palpebra conjungtiva pucat (-), Sklera ikterik (-) JVP (5+0) cm H2O, Pembesaran KGB (-) Cor : HR : 80x/m irreguler, M (+) sistolik di katup mitral, trikuspid, dan pulmonal grade III, G(-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, Ronkhi Basah Halus (+) di kedua basal paru, Wheezing (-) Abdomen Cembung, Shifting dullness (+), hepar dan lien tidak dapat dinilai, Nyeri tekan (-), Bising usus (+) normal Compos Mentis 130/70 mmHg 68 x/m irreguler 26 x/m 36.5C
Ekstremitas A :
Edema pretibial (-) CHF e.c HHD Hiperlipidemia AF normo ventrikuler - Istirahat duduk O2 2L/menit Diet Jantung II 1900 kal
P :
20
IVFD D5% gtt X/menit mikro Furosemid 1 x 1 amp Digoxin 1x0.125 mg Acetosal 1x 100mg Captopril 3x12.5 mg Laxadine syr 3x1 c Simvastatin 1x 10 mg
21
22
Dari riwayat penyakit terdahulu, didapatkan adanya riwayat hipertensi dan jantung sejak tahun 2008, hal ini dapat menjadi landasan pikir bahwa kemungkinan sesak nafas yang berhubungan dengan jantung ini disebabkan oleh hipertensi yang sudah dideritanya sejak tahun 2008 tersebut. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya peningkatan tekanan vena jugularis, ronki basah halus pada kedua basal paru, adanya pelebaran batas jantung kiri, murmur sistolik pada katup mitral, trikuspid dan pulmonal serta adanya ascites. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas, dapat disimpulkan bahwa pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis gagal jantung kongestif, karena kriteria framingham sudah terpenuhi. Terapi yang diberikan adalah furosemid 40 mg 1x1, pemberian diuretika ini bertujuan untuk mengurangi ascites yang ada pada pasien ini dengan mengurangi beban awal jantung tanpa mengurangi curah jantung. Selain itu, juga diberikan digoksin 1x 0,25 mg untuk memperbaiki kontraktilitas jantung dan mengurangi adanya fibrilasi atrium hingga tercapai kondisi dimana irama ventrikelnya terkontrol. Acetosal 100 mg diberikan sebagai antiagregasitrombus, untuk mencegah terjadinya tromboemboli yang merupakan komplikasi tersering pada penderita fibrilasi atrium. Sedangkan captopril 12,5 mg 3x 1diberikan untuk menurunkan tekanan darahnya, karena pasien ini juga menderita hipertensi.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Ebbersole, Hess. Prevalence of CHF in old people. Available from URL: www.emedicine.library.com. 2. Imam, Ali. Peringatan Hari Hipertensi 2007 di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, Available from URL: www.puskom.depkes.com 3. Miftah, Suryadipraja. Prevalensi Congestive Hearth Failure (CHF). Available from URL: library.usu.ac.id./download/fkm-hiswani12.pdf 4. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI; 2006 5. Rani, Aziz, dkk. Panduan Pelayanan Medik, Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI; 2006 6. Pathophysiology of CHF. Available From URL : www.thenewstoday.info/2006/12/08/CHF.html 7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penatalaksanaan CHF, Jakarta: 2006. 8. Congestive Heart Failure.Available From URL : www.wikipedia.info/2006/12/08/CHF.html 9. ISO INDONESIA volume 41-2006 10. Kamaluddin, M. Totong. Farmakologi Obat Anti Hiperlipidemia. Cermin Dunia Kedokteran No. 85. Hal 26-32. 1993
25