Anda di halaman 1dari 6

SOSIOLOGI

Kelompok Sosial

A. Pengertian
- Makhluk social
- Interaksi/hubungan
- Tujuan/kepentingan yang sama
- Kumpulan
- Rasa
- Peran
- Terorganisir/terstruktur
- Norma/aturan

Kelompok Sosial adalah gabungan dari beberapa individu/makhluk sosial yang saling berinteraksi
dan membentuk suatu kumpulan yang terdiri dari 2 orang atau lebih karena memiliki tujuan,
kepentingan, dan rasa yang sama, saling berinteraksi antara satu sama lain, dibentuk dengan
terstruktur/terorganisir, dan memiliki peranan dalam masyarakat.

B. Syarat Kelompok Sosial (Menurut Soerjono Soekanto)


1. Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain dalam kelompok itu
3. Ada suatu factor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok sehingga
hubungan di antara mereka bertambah erat. Factor tadi dapat berupa kepentingan yang sama,
tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.

C. Ciri-Ciri Kelompok Sosial


1. Satu kesatuan yang nyata, dapat dikenal, dan dapat dibedakan kelompok sosialnya.
2. Tiap kelompok social memiliki merasa memiliki kepentingan yang sama dan mempertahankan
nilai nilai hidup yang sama
3. Tiap anggota kelompok social memilki peran yang berbeda
4. Tiap kelompok social memiliki norma-norma kelakuan yang mengatur peran anggota
5. Tiap kelompok social memiliki struktur social yang dalam hal ini memiliki kedudukan tertentu

Ex ; Kelompok LGBT di Facebook / lainnya adalah termasuk kelompok social karena memenuhi ciri-
ciri diatas.

Proses dan Faktor Pembentuk Kelompok Sosial


A. Proses Pembentuk Kelompok Sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang secara kodrati tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dengan
kata lain, manusia tidak mampu hidup apabila tidak bersama-sama dgn orang lain. Para siswa,
guru, dan pengurus suatu sekolah merupakan bagian dari kelompok sosial yang ada di sekolah.

B. Faktor Pembentuk Kelompok Sosial


1. Kepentingan yang sama
2. Pertalian darah atau keturunan yang sama
3. Daerah atau wilayah yang sama

C. Berbagai Bentuk dan Jenis Kelompok Kepentingan di Masyarakat


i. Emile Durkheim membagi kelompok sosial menjadi 2, yaitu kelompok sosial yang
didasarkan pada solidaritas mekanik dan yang didasarkan pada solidaritas organik.
1. Solidaritas Mekanik
Merupakan ciri dari masyarakat yang masih sederhana (tradisional, primitive, kolot) dan
belum mengenal pembagian kerja (strukturnya masih belum jelas).
Contoh :
Manusia purba ; Pithecanthropus
Manusia purba pithecanthropus hidup berkelompok dengan jumlah 8-10 dalam tiap
kelompok yang biasanya ada kakek, nenek, orangtua, dan anak. Mereka bertahan hidup
dengan keadaan seadanya dan sangat sederhana. Laki-laki pergi memburu hewan, sedangkan
perempuan memasak dirumah. Pembagian kerja tidak jelas tapi mereka sadar dengan
perannya di dalam kelompok itu.

2. Solidaritas Organik
Merupakan bentuk solidaritas yang telah mengenal pembagian kerja.
Contoh :
 Kelompok diskusi belajar
Dalam suatu kelompok belajar, misal terdiri dari 6 orang. 1 orang bertanggung jawab
dengan membuat powerpoint, 1 orang untuk moderator, dan 4 orang lainnya saling
membagi materi dan bertanggung jawab untuk materi yang berkaitan. Jadi setiap
anggota kelompok memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
 Pembuatan Film
Dalam proses pembuatan film, tentu ada pembagian kerja. Ada sebagai director,
cameramen, sutradara, editor, penyusun naskah, make up artist, stylist, dan kru lainnya
yang bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing.

ii. Ferdinand Tonnies membagi kelompok sosial menjadi 2, yaitu Gemeinschaft (paguyuban)
dan Gesellschaft (patembayan).
1. Gemeinschaft (paguyuban), merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-
anggotanya memiliki hubungan batin yang kuat, bersifat alamiah dan kekal.
Contoh :
 Keluarga, karena hubungan dalam keluarga bersifat alami dan kekal. Pada suami-istri
tentu bukan termasuk paguyuban karena tidak terjadi secara alami. Sedangkan pada
anak, anak dan orangtuanya memiliki hubungan batin yang kuat, si anak dan
orangtuanya tidak memerlukan persetujuan untuk menjadi sebuah keluarga, maka
sifatnya alamiah, dan hubungan anak dengan orangtua dalam keluarga sifatnya
kekal/selamanya.
 Alumni, sekolah merupakan tempat terbentuknya suatu kelompok sosial. Hingga
tamat pun, mereka tetap menjadi alumni almamater yang sama. Hubungan ‘alumni’
tersebut akan terus ada sampai kapanpun. Tanpa disadari, para alumni tsb dipandang
sebagai suatu kelompok alumni oleh orang lain.

2. Gesellschaft (patembayan), merupakan kehidupan publik sebagai sekumpulan orang


yang secara kebetulan hadir bersama, tetapi setiap orang tetap mandiri dan cenderung
tidak terlalu kenal/tidak terlalu akrab dengan orang lain.
Contoh :
 Pekerja pabrik. Pekerja pabrik banyak yang tidak terlalu mengenal satu sama lain
karena mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Mereka berkumpul
dalam suatu pabrik bukan karena saling mengenal, tapi hanya untuk kepentingan
bekerja.
 Narapidana. Narapidana yang ditahan didalam penjara secara keseluruhan yang
memiliki banyak ruang/sel, cenderung tidak saling mengenal. Mereka juga secara
kebetulan ada di tahanan tersebut karena kesamaan permasalahan. Namun, jika
konteks yang dibahas adalah narapidana per-sel, maka termasuk kategori paguyuban
(jika hukuman yang dijatuhkan adalah hukuman mati, maka mereka kekal disel tsb).

iii. Charles H. Cooley dan Ellsworth Faris, membagi kelompok social menjadi 2, yaitu
Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder.
1. Charles H. Cooley
Didalam masyarakat, terdapat kelompok primer. Kelompok ini ditandai dengan
pergaulan, kerja sama, dan tatap muka yang intim/intens (secara terus-menerus).
Ruang lingkup terpenting kelompok primer adalah keluarga, teman bermain masa
kecil, rukun warga, dan komunitas orang dewasa.

2. Ellsworth Faris
Didalam masyarakat terdapat kelompok sekunder yang formal, tidak pribadi, dan
berciri kelembagaan. Contohnya adalah koperasi dan partai politik.

iv. In Group dan Out Group


William G. Sumner, membagi kelompok menjadi 2, yaitu In-Group dan Out-Group.
Menurutnya, dalam masyarakat primitive yang terdiri atas kelompok-kelompok kecil dan
tersebar di suatu wilayah, terdapat pembagian jenis kelompok, yaitu kelompok dalan
(In-Group) dan kelompok luar (Out-Group).
In-Group adalah dimana seorang individu mengidentifikasi dirinya, ia bisa berada dalam
in-group, dan disaat bersamaan ia bisa menjadi out-group.
Contoh in-group :
 Sekarang, A adalah siswi kelas XI IPS 2 (In-Group). Tapi, jika sekolah sedang
membuat suatu event yang mengharuskan seluruh siswa untuk berkumpul, A
mendefinisikan dirinya sebagai out-group.

v. Membership Group dan Reference Group (Robert K. Merton)


 Membership Group adalah kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi
anggota dari kelompok tersebut.
 Reference Group adalah kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang secara
psikologis sehingga dapat membentuk pribadi dan perilakunya.

vi. Kelompok Formal dan Informal


 Kelompok Formal adalah kelompok yang memiliki aturan tegas dan kelompok ini
sengaja diciptakan untuk mengatur hubungan antarsesama anggota. Biasanya, ada
kontrak didalamnya yang telah disepakati, dan apabila dilanggar, akan ada sanksi yang
diberikan.
Contoh : Anggota OSIS.
 Kelompok Informal adalah kelompok yang tidak memiliki organisasi dan struktur
yang pasti. Kelompok informal ini umumnya terbentuk atas dasar seringnya
pertemuan di antara anggota kelompok yang memiliki pengalaman dan kepentingan
yang sama.
Contoh : Kelompok laundry,

vii. Kelompok Okupasional dan Volunter


 Kelompok Okupasional adalah kelompok yang tercipta karena semakin memudarnya
fungsi kekerabatan. Kelompok ini terdiri atas berbagai profesi atau memiliki pekerjaan
yang sama. Identik dgn kelompok profesi, sekumpulan individu yg memiliki keahlian
tertentu, memiliki etika profesi atau kode etik profesi.
Contoh : Club Bola, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia
 Kelompok Volunter adalah kelompok yang terdiri atas berbagai anggota yang
memiliki kepentingan yang sama juga. Namun, yang membedakan kelompok ini
dengan kelompok okupasional adalah keberadaan kelompok ini tidak mendapatkan
perhatian dari masyarakat. Terbentuk atas dasar kepentingan yang sama, banyak
bergerak di bidang social kemanusiaan
Contoh : Tim Sukarelawan, United Nations Volunteers.
Selasa, 20 September 2022

KLASIFIKASI DAN JENIS-JENIS KELOMPOK SOSIAL

Klasifikasi Kelompok Sosial

1. Kelompok Tidak Teratur


a. Kerumunan (Crowd)
 Sifatnya temporer (apabila orang-orang yang hadir dalam tempat yang sama lalu bubar,
maka kerumunan itu tidak ada lagi/tidak permanen/sesaat)
 Tidak terorganisir, tidak ada pimpinan, tidak ada pembagian kerja
 Tidak melihat identitas pribadi/pekerjaan/jabatan
 Keinginan tersalurkan dengan melakukan suatu aksi

-Bentuk Kerumunan
 Khalayak penonton yang formal (Formal Audience)
Mempunyai suatu pusat perhatian yang tujuan yang sama, tapi sifatnya sangat pasif.
Contoh : penonton film, pendengar khutbah
 Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (Planned Expressive Group)
Pusat perhatiannya tidak begitu penting, mempunyai tujuan yang tersimpul dalam
aktivitas kerumunan tsb serta kepuasan yang dihasilkan, yang fungsinya sebagai
penyalur/sarana refreshing dari pekerjaan
Contoh : orang berpesta atau rekreasi
 Kerumunan yang bersifat sementara (Casual Crowds)
Bersifat sementara yang ingin menggunakan fasilitas yang sama. Dalam kerumunan ini,
kehadiran orang lain adalah penghalang bagi tercapainya tujuan seseorang.
Contoh : mengantri karcis, mengantri kamar mandi umum
 Kerumunan orang yang sedang dalam keadaan panic (Panic Crowds)
Kerumunan orang dengan keadaan panik yang berusaha menyelamatkan diri dari bahaya.
Dorongan dalam diri individu dalam kerumunan itu cenderung mempertinggi rasa panik.
Contoh : orang-orang yang sedang menyelamatkan diri dari bencana alam
 Kerumunan penonton (Spectator Crowds)
Sekumpulan orang yang ingin melihat suatu kejadian. Hamper sama dengan Formal
Audience, tapi kerumunan penonton tidak direncanakan dan kegiatannya tidak
direncanakan.
Contoh : orang yang melihat kecelakaan.
 Kerumunan orang yang berlawanan dengan norma hukum (Lawless Crowds), terbagi 2 :
 Kerumunan yang bertindak emosional (Acting Crowds), kerumunan yang
menggunakan kekuaran fisik yang berlawanan dengan norma, yang memiliki tujuan
tertentu.
 Kerumunan yang bersifat immoral (Immoral Crowds), tindakan yang berlawanan
dengan norma masyarakat/pergaulan, tapi tanpa tujuan tertentu. Contoh : orang
mabuk
b. Massa (Mass)
 Terbentuk karena adanya perencanaan
 Memiliki pemimpin
 Bukan sesuatu yang spontan
Contoh : kumpulan orang yang digerakkan untuk melakukan demonstrasi terhadap
kebijakan pemerintah

c. Publik

Anda mungkin juga menyukai