Anda di halaman 1dari 5

PERAN NAHDLATUL ULAMA DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Oleh:

Amna Dali

Dosen Pengampuh: Andris K. Malae, S.Pd., M.Pd

Pendahuluan
Ulama merupakan pengusung Islam tradisional di Indonesia. Istilah
tradisionalis memiliki dua makna satu bersifat merendahkan sementara yang lain
netral. Pertama, istilah tradisionalis berarti merendahkan jika digunakan dengan
merujuk pada model kuno muslim dari desa tradisional dalam agama, intelektual
konservatif, oportunistik politik dan budaya sinkretik. Kedua, pemahaman yang
lebih umum tentang muslim tradisional menunjukkan bahwa mereka adalah
sekelompok orang yang percaya bahwa muslim yang tidak memiliki keahlian
yang cukup untuk melakukan ijtihad harus mengambil salah satu dari empat
mazhab hukum dan mengadopsi pendekatan yang bertahap dan toleran untuk
berdakwah ketika berurusan dengan lokal tradisi.

Fakta bahwa praktik Islam kadang-kadang tampaknya dicampur dengan


tradisi local tidak berarti bahwa mereka menganggap tradisi lokal sebagai tradisi
Islam alih-alih itu hanya masalah pendekatan. Kelahiran Ulama terletak pada
waktu dan karakter kemunculannya. Dalam hal waktu, pendirian Ulama tidak bias
dilihat hanya dari apa yang terjadi selama pendiriannya. Ulama telah ada selama
lebih dari 93 tahun, tetapi masih mempertahankan karakter awalnya, meskipun
maraknya perubahan sosial-politik di Negara ini. Ulama pesantren yang terlibat
dalam delegasi ulama Islam Indonesia yang akan menghadiri konferensi khilafah
untuk mencari pengalaman untuk menyampaikan pesan.1

Peran Ulama Di Kerajaan Mataram


1
A. Jauhar Fuad “Akar Sejarah Moderasi Islam Pada Nahdlatul Ulama” Dalam Jurnal
Pemikiran Keislaman Vol. 31, No. 1, Januari 2020, hlm 157-169.
Pergeseran pusat kerajaan-kerajaan Islam Jawa dari pesisiran ke
pedalaman, menimbulkan corak dan sifat yang berbeda. Kerajaan Islam Mataram
yang di pedalaman lebih bersifat agraris, tertutup, sehingga wajar bila iklim
senkretisme dan akulturasi dengan kejawen lebih pekat. Meskipun agama Islam
masih diakui sebagai agama negara, telah terjadi pergeseran penghormatan
terhadap otoritas ulama Giri sejak Mataram tidak mau menghormati Giri sebagai
penguasa rohani di kerajaan Mataram. Hal ini terlihat pada raja Mataram pertama
Senopati yang mengambil gelar Panembahan yang dipakai keturunan Sunan Giri.
Dengan demikian, gelar Panembahan Mas Giri sebagai penghormatan spiritual
atau rohaniah diambil langsung oleh Senopati.

Hal ini berarti bahwa Senopati telah memuliakan dirinya sebagai


pemimpin spiritual atau rohaniah. Demikian juga halnya pada waktu Mataram
diperintah oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, dengan dalih mempersatukan
Jawa, Sultan Agung menganeksasi daerah timur termasuk Gresik, Giri, dan
Surabaya. Penguasa daerah itu, termasuk Sunan Giri dijadikan bawahan Mataram
sehingga tamatlah riwayat kedaulatan politik ulama Giri atas kerajaan-kerajaan
Islam. Walaupun demikian kedaulatannya sebagai pemimpin-pemimpin agama
masih dihormati. Pada masa pemerintahannya, Sultan Agung Hanyakrakusuma,
melengkapi gelarnya dengan gelar spiritual keagamaan, yaitu Ngabdurahman
Sayidin Panatagama Khalifatullah ing Tanah Jawa, yang artinya Hamba Yang
Maha Pengasih, Tuan yang mengatur agama, wakil Tuhan di Tanah Jawa. Sejak
saat itulah gelar kerohanian dan keagamaan dipegang langsung oleh raja yang
berkuasa. Meskipun demikian, Sultan Agung tetap menghormati para ulama.
Pesantren-pesantren desa dikembangkan di daerah-daerah kabupaten. Di samping
itu, oleh para ulama juga didirikan pesantren besar, pesantren takhasus (keahlian
khusus).2

Peran Nahdlatul Ulama Dalam Perjuangan Kemerdekaan

2
Ahmad Adaby Darban “Ulama Jawa Dalam Perspektif Sejarah” Dalam Jurnal
Humaniora Vol. 16, No. 1, Februari 2004, hlm 27-34.
Nahdlatul Ulama merupakan suatu organisasi keislaman yang memberikan
dampak besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia.
Lahir pada era perjuangan kemerdekaan sebagai basis perkembangan keagamaan
umat Ulama juga mampu menjelma menjadi sebuah basis kekuatan untuk
melawan penjajahan bangsa asing yang tengah mengintervensi bangsa Indonesia
kala itu dengan pola penjajahan yang menyakitkan jiwa dan raga masyarakat.
“Nahdlatul Ulama sejak kelahirannya merupakan wadah perjuangan untuk
menentang segala bentuk penjajahan dan merebut kemerdekaan Negara Republik
Indonesia dari penjajah Belanda dan Jepang, sekaligus aktif melakukan dakwah-
dakwah untuk senantiasa menjaga kesatuan negara Republik Indonesia dalam
wadah NKRI.

Perjalanan Nahdlatul Ulama dalam perjuangan kemerdekaan tidak terlepas


pula dari nama besar K.H. Hasyim Asy’ari selaku pendiri organisasi Nahdlatul
Ulama. Melalui pemikiran serta peran sentralnya di kalangan masyarakat
muslim telah membantu kekuatan besar bagi bangsa ndonesia memerangi penjajah
gagasan yang selalu dikobarkan untuk membebaskan Indonesia dari kungkungan
penjajah yang dijadikan landasan perjuangan bangsa Indonesia salah satunya
adalah semangat jihad wawasan hubb al-watan yang dimiliki K.H. Hasyim
Asy’ari benar-benar telah memberikan daya yang sangat besar bagi perjuangan
bangsa kala yang itu, hingga semangat jihad menjadi sebuah hal yang menggugah
kaum muslimin untuk terjun langsung membantu perjuangan kemerdekaan.
Ulama menunjukkan tindakan nasionalisnya dengan melakukan suatu
pertimbangan yang menghasilkan gagasan luar biasa untuk mendasari
perjuangan.Melalui hal ini dapat dilihat bahwa basis muslimin yang cenderung
berfokus pada aktivitas peribadatan dan pembelajaran di pesantren telah
bertambah tugasnya untuk menjaga keutuhan NKRI dari konfrontasi yang dapat
merusak tegak berdirinya bangsa Indonesia.3

3
Nursanda Rizki Adhari “Meningkatkan Kesadaran Bela Negara Melalui Peran
Nahdlatul Ulama Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia” Dalam Jurnal Jipis Vol. 29, No. 2,
Oktober 2020, hlm 58-68.
Peranan Ulama Dalam Dakwah Semasa Penjajahan

Dakwah yang dilakukan oleh ulama untuk melawan penjajah ada yang
dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Dakwah secara langsung
bererti ulama menentang dengan keras terhadap kelicikan tindakan penjajah yang
dapat merugikan masyarakat. Kemudian ulama menghimpun masyarakat untuk
melakukan penentangan terhadap penjajah secara bersama-sama. Cara yang
pertama ini lebih dikenali sebagai cara politik. Langkah kedua iaitu dakwah secara
tidak langsung yaitu Ulama-Ulama akan berdakwah dengan cara mendidik dan
mengajarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Cara
dakwah yang kedua ini memiliki kesan yang besar bagi perjuangan walaupun cara
ini memerlukan masa yang panjang.

Cara ini banyak dilakukan oleh para ulama dengan mendirikan tempat-
tempat untuk pengajian dan pengajaran yang berbentuk pondok-pondok. Dari
tempat inilah para ulama mempersiapkan kader-kader untuk menjalankan misi
perjuangan mereka di masa hadapan. Penjajah bagi seorang ulama adalah
sekumpulan orang yang merampas hak-hak kehidupan orang lain dengan
menguasai wilayah itu kemudian mengendalikan semua kepentingan hidup
masyarakat yang ada menjadi miliknya dan memaksakan kehendaknya untuk
boleh diikuti oleh masyarakat yang dijajahnya. Keadaan yang sedemikian
dianggap oleh ulama sebagai suatu kebatilan. Justeru itu, ulama akan segera
melawannya. Kedatangan penjajah dengan membawa agama yang berbeda dengan
agama yang dianut oleh majoriti masyarakat menambahkan kebencian para ulama
kepada penjajah. Ulama dalam sejarah Melayu selalunya menentang penjajah
yang datang ke Tanah Melayu ini samada penjajah Portugis, Belanda mahupun
British.Tidak sedikit ulama yang syahid dalam perang melawan penjajah kerana
mempertahankan kemurnian agama Islam.4

4
Sholeh Fikri Nasiruddin “Peranan Ulama Dalam Dakwah Semasa Penjajahan Tanah
Melayu” Dalam Jurnal Al-Hikmah Vol. 5, No. 1, Januari 2013, hlm 60-69.
Kesimpulan

Ulama merupakan pengusung Islam tradisional di Indonesia. Istilah


tradisionalis memiliki dua makna satu bersifat merendahkan sementara yang lain
netral. istilah tradisionalis berarti merendahkan jika digunakan dengan merujuk
pada model kuno muslim dari desa tradisional dalam agama, intelektual
konservatif, oportunistik politik dan budaya sinkretik. Nahdlatul Ulama
merupakan suatu organisasi keislaman yang memberikan dampak besar bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat Indonesia. Lahir pada era
perjuangan kemerdekaan sebagai basis perkembangan keagamaan umat Ulama
juga mampu menjelma menjadi sebuah basis kekuatan untuk melawan penjajahan
bangsa asing yang tengah mengintervensi bangsa Indonesia kala itu dengan pola
penjajahan yang menyakitkan jiwa dan raga masyarakat. “Nahdlatul Ulama sejak
kelahirannya merupakan wadah perjuangan untuk menentang segala bentuk
penjajahan dan merebut kemerdekaan Negara Republik Indonesia dari penjajah
Belanda dan Jepang, sekaligus aktif melakukan dakwah-dakwah untuk senantiasa
menjaga kesatuan negara Republik Indonesia dalam wadah NKRI.

Daftar Pustaka

A. Jauhar Fuad “Akar Sejarah Moderasi Islam Pada Nahdlatul Ulama” Dalam
Jurnal Pemikiran Keislaman Vol. 31, No. 1, Januari 2020, hlm 157-169.

Ahmad Adaby Darban “Ulama Jawa Dalam Perspektif Sejarah” Dalam Jurnal
Humaniora Vol. 16, No. 1, Februari 2004, hlm 27-34.

Nursanda Rizki Adhari “Meningkatkan Kesadaran Bela Negara Melalui Peran


Nahdlatul Ulama Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia” Dalam
Jurnal Jipis Vol. 29, No. 2, Oktober 2020, hlm 58-68.

Sholeh Fikri Nasiruddin “Peranan Ulama Dalam Dakwah Semasa Penjajahan


Tanah Melayu” Dalam Jurnal Al-Hikmah Vol. 5, No. 1, Januari 2013, hlm
60-69.

Anda mungkin juga menyukai