Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

TEORI DAN PRAKTEK KONSELING BEHAVIORISTIK


“Script Teknik Modelling”
Dosen Pengampu : Suciani Latif, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Nur Aeni Alimuddin 1944040005
Kelas B

BIMBINGAN DAN KONSELING


PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
SCRIPT TEKNIK MODELLING
Tahap Pertama. Rasional
Konseli : Assalamu’alaikum wr. wb, selamat malam ibu.
Konselor : Wa’alaikumsalam wr. Wb. Selamat bergabung di zoom. Bagaimana kabar
kamu hari ini, dian?
Konseli : iya ibu, Kabar saya baik, Bu. (Diam dan melihat kebawah)
Konselor : Hmm ibu lihat-lihat kelihatannya wajahmu sangat murung? Apakah ada sesuatu
yang mengganggu perasaanmu, sehingga dian ingin melakukan konseling daring?
Konseli : Iya, Bu. Saya ingin berkonsultasi dengan ibu
Konselor : tentu saja, silahkan. Tapi sebelumnya ibu mau bertanya, apakah dian pernah
melakukan konseling sebelumnya?
Konseli : Belum pernah bu
Konselor : Baiklah nak. Jadi begini, perlu ibu ingatkan lagi bahwa ibu itu disini sebagai guru BK
atau konselor, dimana konselor tugasnya bukan utnuk memberi saran dan nasihat
seperti yang anda katakan. Tetapi, disini ibu membantu anda untuk bisa memahami
masalah anda dan membantu anda menemukan solusi terhadap masalah anda sendiri.
Sudah jelas bukan? Jadi mari kita mencari solusinya secara bersama-sama yah nak.
Konseli : Iya bu..
Konselor : jadi apa yang ingin dian sampaikan sehingga nanti bisa kita bicarakan bersama?
Konseli : Tapi Saya takut bu kalau masalah saya diketahui banyak orang nanti
Konselor : Kamu tidak perlu khawatir, rahasia kamu akan terjamin disini dan tidak perlu takut
akan terbongkar sebab proses konseling memiliki teknik-teknik, kode etik serta azas-
azas yang harus dijaga dan dikuasai seorang konselor. Nah, salah satu azas nya itu
adalah azas kerahasiaan, jadi Nadi tidak perlu takut. Kita sepakati terlebih dahulu waktu
konseling ini akan berlangsung sekitar 45-60 Menit.
Konseli : oh syukurlah kalau begitu bu, saya berharap agar masalah yang saya alami dapat
teratasi dan menemukan jalan keluar yang terbaik sesuai dengan waktu yang ada.

Tahap Kedua. Identifikasi


Konselor : Kalau begitu, dapatkah kamu menceritakan kepada Ibu masalah yang kamu hadapi?
Ibu ingin mendengarkan sejauh mana perasaan tidak enak yang mengganggu kamu.
Konseli : Eumm begini bu, sebenarnya saya ada masalah dengan rasa percaya diri ibu. Tapi
saya bingung mau menceritakannya darimana.
Konselor : Tidak apa-apa coba jelaskan perlahan dan lebih detail lagi.
Konseli : Jadi begini, bu. Tadi, saya ada undangan jadi narasumber untuk sharing session di
webinar angkatan saya...tapii..
Konselor : Tidak apa, tidak perlu ragu. Ceritakan lebih detail agar kita bisa menyelesaikannya
bersama-sama.
Konseli : Eumm iya bu. Jadi begini bu, ada undangan jadi narasumber untuk sharing session di
webinar angkatan saya. Tapi, saat itu saya tidak percaya diri ibu.
Konselor : Hmm.. lalu apa yang terjadi selanjutnya?
Konseli : Saya jadi gugup ibu saat webinar itu, alhasil saat berbicara saya terbata-bata dan
mungkin peserta webinar jadi kurang paham bu.
Konselor : hmm Lalu bagaimana kamu menyikapinya?
Konseli : saya kebingungan bu. Saya terus melanjutkan tapi setelah itu saya merasa kecewa
sendiri.
Konselor : Jadi, kamu merasa tidak puas dengan webinar kamu tadi?
Konseli : Benar bu..saya merasa tidak puas karena tidak lancar
Konselor : apakah sebelumnya kamu orangnya tertutup dengan teman?
Atau kurang bersosialisasi?
Konseli : benar ibu.
Konselor : Lalu, apa yang kamu lakukan untuk mengatasi masalah public speaking kamu ini?
Konseli : Saya rasa saya ingin menenangkan diri dulu lalu ingin berlatih lagi ibu agar saya bisa
berbicara depan umum dengan baik dan tidak gugup.
Konselor : Jadi, apakah sudah teratasi?
Konseli : Tidak bu. Saya belum bisa menenangkan diri saya kalau saya belum bisa tampil depan
umum dengan baik
Konselor : hmm bagaimana dengan teman-temanmu? Apakah mereka tidak pernah mengajari
atau memberi saran terkait berbicara depan umum?
Konseli : mereka tidak pernah memberi saran bu. Seperti acuh tak acuh.
Konselor : Apa yang biasanya kamu lakukan ketika kepikiran dengan masalah ini?
Konseli : Biasanya saya menyendiri di kamar, menangis, dan berfikir kenapa
saya tidak bisa berbicara dengan baik di depan umum
Konselor : Berada di posisi kamu saat ini pasti cukup sulit. Saya dapat memahami apa yang kamu
rasakan saat ini. Baiklah, lalu apa yang dian inginkan dalam proses konseling ini?
Konseliq : Saya ingin masalah ini teratasi dan bisa mengembangkan public speaking saya
Konselor : Baiklah, jadi masalah yang dian hadapi saat ini adalah dian ingin menjadi orang yang
bisa berbicara depan umum dengan baik?
Konseli : iyaa bu..

Tahap Ketiga. Pengenalan dan Praktis dalam mengatasi perilaku yang salah
Konselor : Hmm.. Berdasarkan dari yang kamu ungkapkan tadi, saya rasa kamu mengalami
ketakutan dalam public speaking dikarenakan kurangnya pengalaman dan latihan.
Konseli : Benar sekali, bu. Itu sesuai dengan yang saya alami saat ini.
Konselor : Berarti, yang kamu lakukan dan rasakan saat ini berasal dari perilaku perilaku kamu
yang tertutup dan kurang berpengalaman dalam public speaking. Jadi, perilaku itulah
yang akan kita ubah. Jadi, yang berperan penting disini adalah kamu sendiri.
Konseli : Baik,ibu saya paham.

Tahap Keempat. Memberi penjelasan mengenai teknik modelling yang digunakan dan
pelaksanaannya.

Konselor : Nah Jadi disini kita akan menggunakan teknik modelling untuk membantu kamu
dalam mengatasi perasaan takut dalam public speaking. Nah, teknik modelling yang
kita gunakan disini yakni kamu melakukan proses belajar melalui pengambilan model
atau contoh untuk melatih public speakingmu.
Konseli : oh baik ibu saya paham. Lalu apa yang akan saya lakukan?
Konselor : nah, apakah kamu punya seseorang seperti idola yang menurut kamu memiliki public
speaking yang bagus?
Konseli : Hmm, ada ibu. Seperti sherly Arnianza ibu. Saya sangat mengidolakan dia.
Konselor : Nah, kamu bisa menonton video-video sherly ketika berbicara di depan umum.
Lakukan berulang-ulang sambil mencontoh dan mempraktikannya selama 3 minggu
ini.
Konseli : Baik ibu, jadi saya mengambil contoh sherly ya bu.
Konselor : benar, karna itu yang menjadi idola kamu
Konseli : Baik ibu. Saya akan melakukannya.
Konselor : Bagus, dian. Saya rasa sepertinya kamu sudah mulai bisa melakukannya besok.
Konseli : baik ibu
Konselor : Jadi, kita akan bertemu lagi 3 minggu kedepan ya.
Konseli : Baik, bu.
Konselor : Baik berhubung juga waktu sudah cukup, kita sudahi dulu pertemuan ini ya.
Konseli : Iya terima kasih ibu. Assalamualaikum ibu
Konselor : Sama-sama. Waalaikumsalam ya

TIGA MINGGU KEMUDIAN.


Tahap. penutup
Konselor : Nah, bagaimana kabar kamu hari ini dian?
Konseli : alhamdulillah baik ibu
Konselor : bagaimana perkembangan public speaking kamu?
Konseli : alhamdulillah ibu, saya selalu berlatih dan untuk saat ini saya rasa saya mulai
berkembang dan mulai berani berbicara depan umum.
Konselor : alhamdulillah, bagaimana kamu mengukurnya?
Konseli : Saya ada presentasi kelompok tiga hari lalu, dan saya tidak guggup ketika presentasi
ibu. Dan teman juga memuji saya karena sudah berani berbicara di depan umum.
Konselor : baguslah kalau begitu. Kamu sudah ada perkembangan, tapi tetap latihan lagi dan
tambah pengalaman ya.
Konseli : baik ibu
Konselor : Lalu bagaimana perasaan kamu sekarang setelah melakukan proses konseling
pertama dan hari ini?
Konseli : saya merasa lega dan senang ibu karena bisa berkembang seperti sekarang
Konselor : Alhamdulillah. Kalau begitu, proses konseling ini sudah berjalan baik. Baik ibu,
akhiri ya. Semangat latihannya.
Konseli : iya ibu, terima kasih
Konselor : Sama-sama. Wassalamualaikum
Konseli : waalaikumsalam ibu

Anda mungkin juga menyukai