Ensiklopedia Taubat
Ensiklopedia Taubat
ENSIKLOPEDIA TAUBAT
“Dari Dosa Menuju Surga”
Ustadzah Nabilah Abdul Rahim Taubat dulu baru melakukan amal shaleh.
Untuk mencegah hal ini sehingga manusia tidak terus menerus menjadi tawanan dan
jajahan nafsunya, islam telah memberikan jalan petunjuk, yaitu dengan TAUBAT.
Taubat yaitu :
a. Jalan yang harus ditempuh dengan penuh kesungguhan, keteguhan dan keikhlasan.
b. Kembalinya seorang hamba kepada Allah Swt.
c. Mengganti aksi tercela dengan aksi terpuji.
d. Kembali kepada dzat yang Maha menutupi aib dan Mengetahui perkara gaib.
e. Stasiun pertama para salik (orang yang menuju kepada Allah Swt.).
f. Modal bagi orang-orang yang ingin mendapatkan kemenangan.
Bagi murid taubat adalah Langkah awal. Bagi para pecinta, taubat adalah kunci istiqamah.
Dan bagi mereka yang telah mencapai derajat muqarrabin, taubat adalah tempat
munculnya orang-orang terpilih dan terkasih.
Syarat Taubat
1. Menyesal atas perbuatan yang telah dilakukan.
2. Berhenti total dari pelanggaran serupa.
3. Bertekad tidak mengulanginya lagi di masa mendatang.
Hakikat Taubat
Taubat tidak dapat terealisasi kecuali dengan petunjuk Allah Swt. yaitu dengan menempuh
jalan yang lurus. Sementara itu, hidayah tidak akan didapat kecuali dengan meminta
pertolongan-Nya dengan terlebih dahulu mengesakan-Nya.
Dinamakan TAUBAT telah tahu akan dosanya, mau mengakuinya, serta memohon agar
dihindarkan dari akibat buruk perbuatan dosanya.
Kita harus menang dalam memerangi hawa nafsu dan rayuan setan, kemenangan ini
tergantung seberapa kuat hamba berpegang teguh pada agama Allah.
PENYESALAN = TAUBAT
Adalah hal yang mustahil jika suatu pertaubatan sedang berlangsung sementara ia terus
melakukan dosa serupa.
Realisasi Taubat
Syaikhul Islam al-Anshari al-Harawi, berkata:
“Realisasi taubat ada 3 perkara: (1) memandang berat suatu dosa, (2) merasa belum
sempurna pertaubatannya, dan (3) mencari-cari alasan atas dosa yang dilakukan.
Menganggap remeh suatu dosa maka tidak akan membuat dirinya menyesal.
Adapun cara agar kita dapat memandang berat suatu dosa, yaitu:
1. Mengagungkan Dzat yang memerintah
2. Menganggap besar (tidak menyepelekan) suatu perintah
3. Yakin akan adanya balasan
Merasa belum sempurna taubatnya. Karena bisa jadi ia taubat untuk mencapai hal atau
sesuatu dan bukan karena Allah yang Maha Agung.
Ciri taubat yang belum sempurna: lemahnya tekad, hati yang tertarik perbuatan dosa pada
sesekali waktu, terkenang betapa manisnya melakukan dosa hingga pada tahap setiap kali ia
berdesah saat itu juga hatinya bergetar, adanya rasa ketentraman hati dan percaya diri
bahwa dirinya benar-benar bertaubat hingga pada taraf seolah-olah dirinya mendapatkan
piagam jaminan keamanan, hati yang membatu, lengah, dan tidak ada peningkatan amal
saleh setelah bertaubat.
Meskipun demikian, tak henti-hentinya Allah memberikan kebaikan kepadamu selama nafas
masih berhembus. Dia-lah yang menyembuhkan sakitmu dan memberimu peluang untuk
mencari bekal menuju surga-Nya. Dia-lah yang menurunkan petunjuk dan memberimu bekal
serta apa saja yang engkau butuhkan. Engkau juga dipeesenjatai untuk memerangi para
pembegal yang menghadang jalanmu. Engkau diberi pendengaran, penglihatan, dan hati.
Engkau juga diberi kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk, yang
merugikan dan memberi keuntungan. Dia juga yang mengutus rasul-Nya, menurunkan
kitab-Nya, memudahkankanmu untuk membacanya, memahaminya dan mengamalkannya.
Dia juga yang memberimu bala bantuan para malaikat yang mulia, yang mengukuhkan
hatimu dan menjagamu. Malaikat-malaikat itulah yang akan mengusir musuh-musuhmu.
Mereka berkeinginan agar engkau tidak cenderung kepada musuhmu, tidak berdamai
dengan mereka. Mereka semua telah mencukupkan bekalmu. Akan tetapi, mengapa engkau
enggan, bahkan menentang mereka, dan balik menentang mereka semua. Bahkan engkau
menentang pelindungmu, Allah Swt., yang lebih berhak atas dirimu.
Allah yang membela kamu manusia dari iblis karena enggan sujud kepadamu, tapi mengapa
engkau malah menjadikan iblis sebagai pemimpin mu dan durhaka terhadap Allah Swt.?
Engkau berbelas kasih kepada musuhu dan berdamai dengannya. Namun demikian, engkau
masih mengadu dan mengeluh atas pengusiranmu dan atas dijauhkannya dirimu daripada-
Nya. Hal [27].
Batas hal 51