Anda di halaman 1dari 20

HUKUM ACARA PERDATA

(PERTEMUAN 2)
RESTU DARMA SAPUTRA, S.H., M.KN.
A. PENGERTIAN KEKUASAAN
KEHAKIMAN
• Kekuasaan Kehakiman adalah Kekuasaan negara yang merdeka
guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 demi terselenggaranya negara hukum Republik
Indonesia. Hal tersebut ditentukan dalam Pasal 1 UU Kekuasaan
Kehakiman, baik yang terakhir No 48 Tahun 2009 maupun yang
pertama yaitu UU No 14 Tahun 1964.
• Kekuasaan Kehakiman yang merdeka mengandung pengertian
bahwa kekuasaan kehakiman bebas dari segala campur tangan
pihak kekuasaan ekstra yudisial, kecuali sebagaimana disebut dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kebebasan dalam
melaksanakan wewenang Yudisial bersifat tidak mutlak karena tugas
hakim adalah menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila sehingga putusannya mencerminkan rasa keadilan rakyat
Indonesia..
A. PENGERTIAN KEKUASAAN
KEHAKIMAN
• Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dan badan-badan peradilan yang berada dibawahnya dalam
lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama,
Lingkungan Peradilan Militer, dan lingkungan Peradilan Tata Usaha
Negara, dan sebuah Mahkamah Konstitusi (Pasal 18 UU No 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
• Prinsip pokok kekuasaan Kehakiman adalah terdapatnya jaminan
Independensi (Kemerdekaan dan sikap Impartiality/Tidak Memihak)
dari pelaksanaannya. Peradilan umum sebagai salah satu pelaku
kekuasaan kehakiman merupakan lingkungan peradilan yang berdiri
sendiri dan terpisah dari peradilan militer, peradilan agama dan
peradilan tata usaha negara.
• Semenjak berlakunya UU No 8 Tahun 2004, segala urusan mengenai
peradilan umum, baik menyangkut teknik yudisial maupun
nonyudisial, yaitu urusan organisasi, administrasi, dan finansial,
berada dibawah Kekuasaan Mahkamah Agung, tidak lagi berkaitan
dengan Departemen Kehakiman (Sekarang Departemen Hukum dan
HAM). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut:
B. SUSUNAN PERADILAN UMUM
• Peradilan Umum merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan pada umumnya (Pasal 2 UU No 49 Tahun
2009).Peradilan ini dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri atau Pengadilan
Tinggi. Di lingkungan peradilan umum, dapat diadakan pengadilan khusus
yang diatur dengan UU. Pengadilan-Pengadilan khusus yang telah ada saat
ini :
1. Pengadilan Anak; UU No 3 Tahun 1997
2. Pengadilan Niaga; UU No 4 Tahun 1998
3. Pengadilan HAM; UU No 26 Tahun 2000
4. Pengadilan Hubungan Industrial; UU No 2 Tahun 2004
5. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR); UU No 31 Tahun 1999 jo
UU No 20 Tahun 2001
6. Pengadilan Perikanan; UU No 31 Tahun 2004
• Adapun yang dimaksud dengan rakyat pencari keadilan adalah setiap orang,
baik WNI maupun orang asing, dan badan hukum perdata yang mencari
keadilan pada peradilan umum.
• Pembicaraan dalam perkuliahan ini adalah hukum acara perdata, khususnya
yang berlaku di Pengadilan Negeri dalam lingkungan peradilan umum. Oleh
karena itu pembahasan disini difokuskan pada pengadilan negeri.
PENGADILAN NEGERI

• PN bertugas dan berwenang memeriksa, memutuskan, serta menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat
pertama, pasal 25 ayat (2) UU no 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman.
• Dalam uu tentang kekuasaan kehakiman, ditentukan bahwa pada dasarnya tempat kedudukan pn berada di ibu
kota kabupaten/kota sehingga wilayah hukumnya meliputi wilayah kabupaten atau kota, tetapi tidak menutup
kemungkinan adanya pengecualian. PN dibentuk dengan keputusan presiden. Pengadilan dapat memberikan
keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah didaerahnya apabila diminta.
SUSUNAN ORGANISASI PENGADILAN
NEGERI
a. Pimpinan terdiri dari Seorang Ketua dan Seorang wakil ketua; Untuk
menduduki jabatan ini berpengalaman sekurangnya 10 tahun sebagai hakim
PN.
b. Hakim anggota; terdiri atas beberapa orang hakim
c. Seorang Panitera dibantu Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera
Pengganti
d. Juru Sita dibantu oleh Juru sita pengganti
e. Seorang Sekretaris
SUSUNAN ORGANISASI PENGADILAN
NEGERI
1. Pimpinan pengadilan negeri, ketua dan wakil ketua PN harus berpengalaman minimal 10 tahun sebagai hakim PN; ketua mengdakan
pengawasan tugas dan tingkah laku hakim, panitera, sekretaris, dan juru sita didaerah hukumnya; ketua mengatur pembagian tugas para hakim
2. Hakim pengadilan negeri, adalah pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman; seleksi pengangkatan hakim PN dilakukan bersama
oleh MA dan komisi yudisial psl 14 a UU 49/2009 tentang peradilan umum.
3. Panitera pengadilan negeri, ditetapkan adanya kepaniteraan dipimpin seorang panitera yang dibantu oleh seorang wakil panitera, bebrapa orang
panitera muda dan beberapa orang panitera pengganti, serta beberapa orang juru sita. Untuk menduduki jabatan panitera harus memenuhi
ketentuan dalam UU kekuasaan kehakiman.
Untuk diangkat sebagai wakil panitera harus berpengalaman sekurangnya tiga tahun sebagai panitera muda atau empat tahun sebagai panitera
pengganti.
Untuk diangkat sebagai panitera pengganti harus berpengalaman sekurangnya tiga tahun sebagai pegawai negeri di pengadilan negeri.
Panitera bertugas menyelenggarakan administrasi perkara dan mengatur tugas wakil panitera, panitera muda, dan panitera pengganti.
Panitera, wakil panitera, panitera muda dan panitera pengganti bertugas membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang
pengadilan.
Dalam perkara perdata, panitera bertugas melaksanakan putusann pengadilan;
Panitera wajib membuat daftar semua perkara perdata dan pidana yang diterima di kepaniteraan; setiap perkara diberi nomor urut dan dibubuhi
catatan singkat tentang isinya; panitera membuat salinan putusan menurut UU yang berlaku.
SUSUNAN ORGANISASI PENGADILAN
NEGERI
1. Pimpinan pengadilan negeri, ketua dan wakil ketua PN harus berpengalaman minimal 10 tahun sebagai hakim PN; ketua mengdakan
pengawasan tugas dan tingkah laku hakim, panitera, sekretaris, dan juru sita didaerah hukumnya; ketua mengatur pembagian tugas para hakim
2. Hakim pengadilan negeri, adalah pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman; seleksi pengangkatan hakim PN dilakukan bersama
oleh MA dan komisi yudisial psl 14 a UU 49/2009 tentang peradilan umum.
3. Panitera pengadilan negeri, ditetapkan adanya kepaniteraan dipimpin seorang panitera yang dibantu oleh seorang wakil panitera, bebrapa orang
panitera muda dan beberapa orang panitera pengganti, serta beberapa orang juru sita. Untuk menduduki jabatan panitera harus memenuhi
ketentuan dalam UU kekuasaan kehakiman.
Untuk diangkat sebagai wakil panitera harus berpengalaman sekurangnya tiga tahun sebagai panitera muda atau empat tahun sebagai panitera
pengganti.
Untuk diangkat sebagai panitera pengganti harus berpengalaman sekurangnya tiga tahun sebagai pegawai negeri di pengadilan negeri.
Panitera bertugas menyelenggarakan administrasi perkara dan mengatur tugas wakil panitera, panitera muda, dan panitera pengganti.
Panitera, wakil panitera, panitera muda dan panitera pengganti bertugas membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang
pengadilan.
Dalam perkara perdata, panitera bertugas melaksanakan putusann pengadilan;
Panitera wajib membuat daftar semua perkara perdata dan pidana yang diterima di kepaniteraan; setiap perkara diberi nomor urut dan dibubuhi
catatan singkat tentang isinya; panitera membuat salinan putusan menurut UU yang berlaku.
SUSUNAN ORGANISASI PENGADILAN
NEGERI
4. Juru sita Pengadilan Negeri, Untuk dapat diangkat, seorang calon juru sita harus memenuhi syarat dalam UU Kekuasaan Kehakiman dan
berpengalaman sekurangnya tiga tahun sebagai juru sita pengganti. Untuk diangkat sebagai Juru Sita pengganti harus memenuhi syarat ditentukan,
berpengalaman sekurangnya tiga tahun sebgai Pegawai Negeri pada PN.
Tugas Juru Sita :
1) Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh ketua sidang
2) Menyampaikan pengumuman, teguran, protes, dan pemberitahuan putusan pengadilan menurut cata berdasarkan ketentuan UU
3) Melaksanakan Penyitaan atas perintah Ketua PN
4) Membuat berita acara penyitaan, salinan resminya disrahkan pada para pihak berkepentingan.
5. Sekretaris Pengadilan Negeri, Ditetapkan adanya Sekretariat PN yang dipimpin seorang Sekretaris (dirangkap oleh Panitera) dibantu seorang wakil
sekretaris; untuk diangkat sebagai seorang wakil sekretaris harus memenuhi syarat yang ditentukan UU Kekuasaan Kehakiman. Wakil sekretaris
diangkat dan diberhentikan MA. Tugas Sekretaris adalah menyelenggarakan administrasi umum Pengadilan.
KEKUASAAN MENGADILI PENGADILAN
NEGERI
Wewenang Mutlak (Kompetensi Absolut)
a. Berdasarkan sistem pembagian lingkungan peradilan, wewenang PN berhadapan dengan wewenang lingkungan peradilan lain.
Amandemen Pasal 24 ayat 2 UUD 1945; Psl 10 ayat 1 UU 14/1970 sebagaimana diubah dengan UU 35/1999 kemudian diganti UU 8/2004;
dan UU 48/2009 : Kekuasaan kehakiman (judicial power) dibawah MA dilakukan dan dilaksanakan oleh lingkungan peradilan yang terdiri
dari : 1) Lingkungan Peradilan umum;
2) lingkungan Peradilan Agama;
3) Lingkungan Peradilan Militer, dan
4) Lingkungan Peradilan TUN.
b. Kompetensi Absolut extrayudicial berhadapan kewenangan khusus (specific jurisdiction) menurut UU
Selain Pengadilan Negara juga terdapat berbagai instansi yang menurut UU diberi wewenang menyelesaikan suatu sengketa; disebut
Peradilan semu (extrajudicial) :
1) Arbitrase, Psl 377 dan 705 RBg mengakui eksistensi Arbitrase ; Jika Orang Indonesia atau Timur Asing menghendaki penyelesaian
perselisiah dapat diputus oleh Arbitrase (Juru Pisah); Mereka wajib tunduk kepada Rv sebagaimana diatur dalam buku ketiga yang
terdiri atas Psl 615 - 651 (UU Arbitrase Nasional).
2) Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan, Keberadaannya berdasar UU 22 / 1957 yang mengatur Kompetensi Absolut P4;
Wewenang P4 terbatas mengenai : (a) Perselisihan perburuhan, (b) Perselisihan Paham
3) Pengadilan Pajak, Semula penyelesaian sengketa pajak diatur dalam UU No 17 / 1997 dilakukan Badan Penyelesaian Sengketa Pajak
(BPSP); berdasarkan UU 14 / 2002 tentang Pengadilan Pajak, BPSP diubah menjadi Pengadilan Pajak.
KOMPETENSI (WEWENANG) RELATIF
DAN ASAS PERSIDANGAN
A. WEWENANG RELATIF PENGADILAN NEGERI
Tempat kedudukan atau daerah hukum menentukan batas wewenang suatu Pengadilan Negeri (relative kompetentie, distribution of authority).
Patokan atau Batasan pengajuan gugatan agar tidak salah atau keliru :
1. ACTOR SEQUITUR FORUM REI (Psl 118 ayat 1 HIR, 142 ayat 1 RBg) : (a) Mengadili perdata adalah PN tempat tinggal tergugat - (b)
Gugatan diajukan ke PN tempat tinggal tergugat.
a. Yang dimaksud tempat tinggal; 1) kediaman; 2) alamat tertentu; 3) kediaman sebenarnya

b. Sumber menentukan tempat tinggal tergugat; 1) KTP; 2) Kartu Rumah Tangga; 3) Surat Pajak; 4) AD Perseroan

c. Perubahan tempat tinggal setelah gugatan diajukan

d. Diajukan kepada salah satu tempat tinggal

e. Tidak didasarkan atas tempat kejadian peristiwa yang disengketakan

f. Penerapannya apabila objek sengketa bergerak dan tuntutan ganti kerugian atas perbuatan melawan hukum
KOMPETENSI (WEWENANG) RELATIF
DAN ASAS PERSIDANGAN
2. ACTOR SEQUITUR FORUM REI DENGAN HAK OPSI
3. ACTOR SEQUITUR FORUM REITANPA HAK OPSI, TETAPI BERDASARKANTEMPATTINGGAL DEBITUR PRINCIPAL
4. PENGADILAN NEGERI DI DAERAH HUKUMTEMPATTINGGAL PENGGUGAT
5. FORUM REI SITAE (TEMPAT BARANG SENGKETA)
6. KOMPETENSI RELATIF BERDASARKAN PEMILIHAN DOMISILI
7. NEGARA ATAU PEMERINTAH DAPAT DIGUGAT PADA SETIAP PN
SENGKETA DAN GUGATAN
Pengertian Sengketa, Macam-macam sengketa, Sebab-sebab Timbulnya sengketa
hukum, dan cara menyelesaikan sengketa Hukum

• Penyebab menggugat di pengadilan; adalah adanya sengketa hukum antara penggugat dan
tergugat; Gugatan di pengadilan harus dipenuhi sesuai syarat UU.
• Sengketa Hukum; Perselisihan yang timbul karena Kepentingan yang berbeda bahkan saling
bertentangan.
• Peristiwa Hukum; Suatu keadaan atau kejadian yang mampu menggerakkan peraturan perundang-
undangan (Jual beli, sewa menyewa, dsb).
• Sengketa Yang Bukan Sengketa Hukum; Sengketa yang tidak ada dasar hukumnya (Perselisihan
akibat bercanda atau saling mengejek)
JENIS-JENIS SENGKETA
• Sengketa yurisdiksi (Geschillen Van Rechtsmacht); Sengketa antara satu pengadilan dan
pengadilan yang lain tentang kewenangan mengadili (Kompetensi); (a) Sengketa Yurisdiksi
positif dan (b) yurisdiksi negatif.
• Sengketa Eksekusi; Perlawanan Putusan Eksekusi; (a) Pihak tereksekusi dan (b) Pihak
ketiga
• Sengketa Prayudisial; (a) Sengketa mengenai tidak diikutinya tertib proses, dan (b)
Voluntaria tidak dilakukan dalam sidang tertutup
• Sengketa Pemerintahan (Bestuur Geschillen); Seseorang menggugat pemerintah karena
tindakan pemerintah menyimpang
• Sengketa Pemerintahan Berdasarkan Hukum Publik; Pemerintah dalam melaksanakan
kebijakan berdasar ketentuan hukum publik telah merugikan seseorang.
• Sengketa Hukum yang diakibatkan adanya Perbuatan Melawan Hukum; Adanya perbuatan
melawan hukum
SEBAB-SEBAB TIMBULNYA SENGKETA HUKUM
• Sesuatu yang diberikan Hukum kepada Subjek Hukum : (1) Hukum memberikan hak kepada
seseorang (2) Hukum membebani kewajiban kepada seseorang (3) Hukum melindungi
kepentingan seseorang (4) Perbuatan Melawan hukum.

CARA MENYELESAIKAN SENGKETA HUKUM


• (1) Damai diluar pengadilan (2) Bantuan lembaga tertentu (P4D/P4P) (3) Bnatuan Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI) atau dengan Alternative Dispute Resolution (ADR) (4) Melalui
Pengadilan, dan tidak boleh main hakim sendiri (eigenrichting)
PENGERTIAN GUGATAN, SYARAT MENGGUGAT, SIAPA DAPAT
MENGGUGAT DAN DI GUGAT, BENTUK GUGATAN, SYARAT GUGATAN,
SERTA TEMPAT GUGATAN DIAJUKAN.
• Gugatan; adalah suatu tuntutan hak (Tuntutan Perdata/bugerlijke vordering - 118(1) HIR)
yang mengandung sengketa Hukum.

• SYARAT MENGAJUKAN GUGATAN


1) Syarat Materiil; berdasarkan hukum materiil yang harus dipenuhi
2) Syarat Formil; yang diberikan hukum formil yang harus dipenuhi.

• SIAPA DAPAT MEBGGUGAT DAN DI GUGAT


Seriap orang yang merasa mempunyai hak dan ingin menuntutnya atau ingin
mempertahankan atau membelanya berwenang untuk bertindak selaku pihak, baik selaku
penggugat maupun selaku tergugat (legitima persona standi in judictio)

Oang-orang yang dianggap tidak mampu bertindak sebagai pihak atau tidak mempunyai
kemampuan prosesuil di muka pengadilan : 1) Belum cukup umur; 2)Berada dibawah
pengampuan; 3) Pemboros dan Pemabuk; 4) Seorang isteri yang tunduk pada
KUHPerdata; 5) orang yang telah meninggal dunia
BENTUK GUGATAN
1. Berbentuk Lisan; 120 HIR/144 RBg; Bilamana penggugat buta huruf maka gugatannya
dapat dimasukan dengan lisan kepada ketua PN yang mencatat gugatan itu atau
menyuruh mencatatnya
2. Berbentuk Tertulis; 118 (1) HIR; Gugat harus diajukan dengan surat permintaan yang
ditandatangani oleh penggugat atau wakilnya (Surat Gugat/Surat Gugatan);
Yang berhak dan berwenang membuat dan mengajukan gugatan perdata : (a) Penggugat
Sendiri (b) Kuasa
SYARAT BENTUK DAN ISI SURAT GUGATAN (PSL 8 NO 3 RV) ;
• Harus memuat tiga hal; 1) Identitas para pihak, harus terang - 2) Fundamentum Petendi,
harus jelas dan tegas - 3) Petitum, harus terang dan pasti.
1. Identitas Para Pihak; a) Nama Lengkap - b) alamat atau tempat tinggal
2. FUNDAMENTUM PETENDI; Atau dasar gugatan dalam perkara perdata; yang isinya adalah
dalil-dalil konkret tentang adanya hubungan hukum yang merupakan dasar serta alasan-
alasan tuntutan (middelen van den eis) Terdiri dua bagian : Pertama; Menguraikan kejadian-
kejadian atau peristiwa konkret yang menimbulkan sengketa hukum. Kedua; bagian yang
menguraikan hukum
3. PETITUM / petita / petory / conclosum; Pokok Tuntutan; Petitum Gugatan berisi pokok
tuntutan penggugat; berupa deskripsi yang terang dan pasti menyebut satu persatu pada
akhir gugatan tentang hal-hal uang menjadi pokok tuntutan penggugat yang harus
dinyatakan dan dibebankan kepada tergugat oleh hakim didalam putusannya.
a. Bentuk Petitum: (1) Bentuk Tunggal; apabila deskripsi yang menyebut satu per satu
pokok tuntutan tidak diikuti dengan susunan deskripsi petitum lain yang bersifat alternatif
atau subsidiair. (2) Bentuk alternatif.
b. Petitum Yang tidak memenuhi syarat: (1) Tidak menyebut secara tegas apa yang diminta
(2) Dalam petitum dituntut agar tergugat dihukum membayar ganti rugi tetapi tidak
diperinci dalam gugatan tidak memenuhi syarat (3) Petitum yang bersifat negatif (4)
Tidak sejalan dengan dalil gugatan
SYARAT BENTUK DAN ISI SURAT GUGATAN (PSL 8 NO 3 RV)
4. Dimana Gugatan diajukan; (Pasal 118 HIR) : (1) Tingkat pertama PN - (2) Jika tergugat dua
orang, gugatan disalah satu tempat tergugat - (3) Jika tempat tergugat tidak dikenal, maka di PN
penggugat berada - (4) Jika ditentukan tempat diam, maka gugatan di tempat diam

Anda mungkin juga menyukai