Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HUKUM PAJAK
UNIVERSITAS TERBUKA
SOAL 1
Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang, sehingga dapat
dipaksakan, dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Siapa pun dan apa pun pekerjaan
kita selama berstatus Wajib Pajak sudah tentu wajib bayar pajak. Bahkan, badan usaha atau
perusahaan pun diwajibkan membayar pajak ini yang di setor ke negara. Berikan penjelasan
tentang 2 fungsi pajak menurut tujuannya! Kemukakan pendapat Saudara mengapa di Indonesia
setiap elemen masyarakat wajib membayar pajak berdasarkan 2 fungsi tersebut? Jelaskan!
Jawab :
1. Fungsi Budgetair, fungsi pajak sebagai alat penerimaan negara yang akan digunakan
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara pada waktunya.
2. Fungsi Regulerend (fungsi mengatur), yaitu fungsi pajak sebagai alat untuk mengatur
masyarakat baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun politik.
Contohnya : Mengenakan pajak yang tinggi terhadap minuman keras, tujuannya
adalah agar harga minuman keras tersebut tidak terjangkau oleh semua kalangan.
Harapannya adalah agar konsumsi minuman keras berkurang. Sebab, konsumsi
minuman keras lebih banyak jeleknya dibanding baiknya. Namun demikian,
kebijakan ini juga bisa berfungsi sebagai fungsi budgeter, karena, juga akan
meningkatkan penerimaan negara yang berasal dari pajak atas minuman keras
tersebut.
Contoh lainnya adalah kebijakan mengenakan tarif PPN 0% untuk ekspor. Tujuannya
adalah agar harga barang-barang yang diekspor dari Indonesia tidak kemahalan
sehingga dapat bersaing di pasaran dunia. Kebijakan ini sebetulnya kontradiktif
dengan fungsi budgeter, karena tidak ada penerimaan negara dari kebijakan tersebut.
Namun karena tujuannya adalah untuk mendorong ekspor dan larisnya produk ekspor
asal indonesia di pasaran dunia, makanya tetap dijalankan.
SOAL 2
a. Wajib Pajak berinisial KNM, pada tahun 2019 kelebihan membayar PPh sebesar
Rp4.000.000,00, sedangkan untuk jenis PPN terdapat kekurangan pajak sebesar Rp5.000.000,00.
Berdasarkan adanya kelebihan dan kekurangan pembayaran pajak pada kasus tersebut, silakan
Saudara berikan penjelasan tentang kemungkinan/ketentuan yang dapat membuat berakhirnya
utang pajaknya serta buatlah perhitungannya?
b. Selain kemungkinan/ketentuan yang dapat membuat berakhirnya utang pajak yang Saudara
jelaskan pada jawaban poin a tersebut, jelaskan pula 5 (lima) kemungkinan lainnya yang
membuat berakhirnya utang pajak!
Jawab :
a. Utang pajak yang melekat pada wajib pajak akan hapus karena pembayaran yang
dilakukan ke kas Negara. Pembayaran secara lunas dalam bentuk sejumlah uang yang
dilakukan oleh wajib pajak, penanggung pajak, atau kuasa hukumnya merupakan
faktor yang menyebabkan berakhirnya utang pajak.
Perhitungan Lebih Bayar : Kompensasi
Perhitungan Kekurangan Bayar : Kondisi ketika PPN Keluaran lebih besar dibanding
PPN Masukan dalam satu masa pajak.
b. Secara garis besar, ada dua ajaran atau dua teori yang mengatur timbulnya utang pajak,
yaitu ajaran formil dan ajaran materil. Lalu untuk menghapus utang pajak tersebut, ada
5 alternatif yang dapat Wajib Pajak lakukan, yang meliputi: pembayaran, kompensasi,
kedaluwarsa, pembebasan, dan penghapusan utang.
SOAL 3
a. Jelaskan 3 (tiga) klasifikasi azas terkait hukum perdata, hukum pidana yang termasuk dalam
hukum pajak!
b. Jelaskan dan berikan contohnya dari 3 (tiga) asas khusus sehubungan dengan pemungutan
pajak berikut ini:
-Asas Sumber
-Asas Waktu yang tepat
-Asas Ekonomis
Jawab :
a. –Asas Pacta Sunt Servanda, asas kepastian hukum dalam perjanjian yaitu para pihak
dalam perjanjian memiliki kepastian hukum dan oleh karenanya dilindungi secara
hukum sehingga jika terjadi sengketa dalam pelaksanaan perjanjian maka hakim
dengan keputusannya dapat memaksa agar pihak yang melanggar itu melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai perjanjian.
-Asas Konsesualisme, paham bahwa dengan adanya kata sepakat di antara para pihak,
suatu perjanjian sudah memiliki kekuatan mengikat.
-Asas Praduga tak bersalah, dalam Undang-Undang Hukum acara Pidana Penjesalan
umum butir 3 disebutkan : setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut,
dana tau dihadapkan di muka pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai
adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan
hukum tetap.
b. –Asas Sumber, bahwa pemungutan pajak dilakukan pada sumbernya merupakan salah
satu penjabaran dari prinsipi enforceability, yaitu agar pemungutan pajak dapat
terlaksana. Pada saat seseorang atau salah satu pihak akan menerima imbalan, agar
dipotong terlebih dahulu oleh pembayar. Ini berlaku juga apabila ada pembayran ke
pihak asing karena sumbernya dari Indonesia maka pihak pembayar sebagai sumber
diwajibkan untuk memotong pajak. Tentunya bila dengan pihak asing perlu
diperhatikan adanya perjanjian oajak dengan negara dimana si penerima imbalan
adalah penduduk atau warganya.
Contoh : WNA yang berkerja di Indonesia dan dia menerima imbalan dari hasil kerja
di Indonesia, maka dia wajib melakukan pembayaran pajak sesuai aturan yang ada di
Indonesia,
-Asas Waktu yang tepat, penekanan dalam asas ini agar pajak dibayar pada saat wajib
pajak mampu membayar. Terutama ditekankan pada pajak penghasilan, karena
penghasilan baru diketahui pada waktu tahun berakhir. Dapat diterapkan dengan
pemungutan, pemotongan, dan mencicil.
Contoh : Wajib pajak yang menerima penghasilan yang akan dipotong penghasilannya
sesuai PPH21, atau wajib pajak yang emndapatkan hadiah akan dipotong sesuai
peraturan pajak yang berlaku.
-Asas Ekonomis, karena hukum pajak mengatur bagaimana pajak dipungut, dan apa
yang akan dijadikan objek pajaknya, cara pelunasannya dan pertanggung jawaban
kewajiban pajak oleh masyarakat dan pengaturan lainnya. Sistem yang akan dipilih
dan pelaksannannya harus memperhatikan asa ekonomis.
Contoh : dalan PPN pajak masukan harus lebih besar dari pajak keluaran agar tidak
terjadi kurang bayar.
SOAL 4
Jelaskan gambaran menurut anda, sistem dan ketentuan perundang-undangan seperti apakah
yang menyatakan bahwa wajib pajak yang mempunyai kewajiban pajak, wajib menyelesaikan
kewajiban pajak yang terutang kepada negara, wajib pajak wajib mendaftarkan diri dan
pengusaha kena pajak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena
Jawab :
Falsafah dan landasan yang menjadi latar belakang dan dasar Undang-undang ini
tercermin dalam ketentuan-ketentuan yang mengatur sistem dan mekanisme pemungutan
pajak. Sistem dan mekanisme tersebut menjadi ciri dan corak tersendiri dalam sistem
perpajakan Indonesia, karena kedudukan Undang-undang ini yang akan menjadi
"ketentuan umum" bagi perundang-undangan perpajakan yang lain.
Ciri dan corak tersendiri dari sistem pemungutan pajak tersebut adalah :
a. Bahwa pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta
Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban
perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional ;
b. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak, sebagai pencerminan
kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat Wajib Pajak sendiri.
Pemerintah, dalam hal ini aparat perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban
melakukan pembinaan, pelayanan dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban
perpajakan berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan;
c. Anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan
kegotongroyongan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, membayar
dan melaporkan sendiri pajak yang terutang (self assessment), sehingga melalui sistem
ini administrasi perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih rapi,
terkendali, sederhana dan mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat Wajib
Pajak.
Sistem pemungutan pajak tersebut mempunyai arti bahwa penentuan penetapan besarnya
pajak yang terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak sendiri dan melaporkannya secara
teratur jumlah pajak yang terutang dan yang telah dibayar sebagaimana ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan. Dengan sistem ini diharapkan pula
pelaksanaan administrasi perpajakan yang berbelit-belit dan birokratis akan dapat
dihindari. Sejalan dengan harapan tersebut, wewenang Direktur Jenderal Pajak yang
bersifat teknis administratif dapat dilimpahkan kepada aparat bawahannya.
Menurut ketentuan Undang-undang ini, administrasi perpajakan aktif dalam
melaksanakan pengendalian administrasi pemungutan pajak yang meliputi tugas-tugas
pembinaan, pelayanan, pengawasan, dan penerapan sanksi perpajakan. Pembinaan
masyarakat Wajib Pajak dapat melakukan melalui berbagai upaya, antara lain pemberian
penyuluhan pengetahuan perpajakan baik melalui media massa maupun penerangan
langsung kepada masyarakat.