NIM : 045057057
SOAL 1
Pada saat mengurus berbagai hal terkait perpajakan, NPWP merupakan suatu hal penting yang
harus dimiliki oleh wajib pajak. Deskripsikan secara jelas pengertian dan fungsi NPWP serta
bagaimana alur cara memperoleh NPWP!
Jawab:
Menurut UU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) merupakan nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sebuah sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.Selain sebagai identitas
Wajib Pajak, NPWP juga berfungsi untuk menjaga ketaatan dalam pembayaran pajak dan
pengawasan administrasi perpajakan karena seseorang yang telah memiliki NPWP akan lebih
mudah terakses oleh DJP.
Menurut jenisnya, NPWP dibedakan menjadi dua, yaitu:
NPWP Pribadi, diberikan kepada setiap orang yang mempunyai penghasilan di Indonesia.
NPWP Badan, diberikan kepada perusahaan atau badan usaha yang mempunyai penghasilan
di Indonesia.
Kartu NPWP memiliki kode seri dengan 15 (lima belas) angka, yang menggunakan format
seperti berikut: 99.999.999.9-999.999.
a) Dua digit pertama, (99).xxx.xxx.x-xxx.xxx menunjukkan Identitas Wajib Pajak, yaitu:
01 sampai 03 adalah Wajib Pajak Badan
04 dan 06 adalah Wajib Pajak Pengusaha
05 adalah Wajib Pajak Karyawan
07 sampai 09 adalah Wajib Pajak Orang Pribadi
b) Enam digit berikut, xx.(999.999).x-xxx.xxx menunjukkan Nomor Registrasi / Urut yang
diberikan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
c) Satu digit berikutnya xx.xxx.xxx.(9)-xxx.xxx berfungsi sebagai Alat Pengaman untuk
menghindari terjadinya pemalsuan atau kesalahan pada NPWP.
d) Tiga digit berikutnya, xx.xx.xxx.x-(999).xxx adalah Kode KPP. Jika Misalkan kodenya
adalah 015, berarti NPWP tersebut dikeluarkan di KPP Pratama Jakarta Tebet.
e) Tiga digit terakhir, xx.xxx.xxx.x-xxx.(999) menunjukkan Status Wajib Pajak:
Kode 000 berarti berstatus Tunggal / Pusat (biasa disebut NPWP Pusat)
00x (001,002 dst) berarti Cabang, dimana angka akhir menunjukkan urutan cabang
(cabang ke-1 maka 001; cabang ke-2 maka 002; dst.).
Dalam pembuatan NPWP ada dua cara yang bisa dilakukan oleh wajib pajak.
1. Cara membuat NPWP melalui KPP
a) Siapkan dokumen persyaratan yang telah difotokopi.
b) Datang ke KPP terdekat dari alamat pada KTP Anda. Bila alamat domisili sekarang
berbeda dengan KTP, Anda diharuskan melampirkan surat keterangan tinggal dari
Kelurahan.
c) Isi formulir pengajuan NPWP.
d) Serahkan berkas ke petugas pendaftaran.
e) Menerima tanda terima pendaftaran Wajib Pajak.
2. Cara membuat NPWP secara Online
a) Buka halaman ereg.pajak.go.id.
b) Pilih menu daftar yang ada di bagian bawah.
c) Masukkan alamat e-mail yang masih aktif agar verifikasi bisa dilakukan.
d) Buka link verifikasi yang telah dikirim melalui e-mail.
e) Lakukan pengisian data diri secara lengkap agar bisa melangkah ke proses
selanjutnya. Pastikan data diri yang diisikan adalah benar.
f) Setelah pengisian data diri selesai, buka e-mail dan klik link verifikasi.
g) Masuk ke sistem e-registrasi dan pilih menu pengajuan NPWP.
h) Ikuti langkah-langkah pengisian dengan teliti dan pastikan data yang dilampirkan
adalah benar supaya pengajuan ini tidak ditolak.
i) Setelah pengisian formulir selesai, sistem akan merekomendasikan KPP untuk
mengurus pengajuan yang telah Anda buat.
j) Klik menu token untuk mendapatkan kode unik sebagai syarat pengajuan.
k) Klik kirim pengajuan dan tunggu beberapa hari untuk mendapat konfirmasi apakah
pengajuan Anda ditolak atau diterima. Konfirmasi akan dikirim melalui e-mail.
l) Bila status pengajuan sukses, NPWP akan dikirim melalui pos ke alamat yang telah
terlampir.
SOAL 2
Para pedagang atau pengusaha kecil seringkali dikaitkan dengan istilah Pengusaha Kena Pajak
atau biasa disingkat dengan PKP. Contohnya pedagang atau pengusaha kecil yang menjual baju,
sepatu, jam, hijab dan mukena, dan lain-lainnya. Menurut Anda apakah setiap pedagang atau
pengusaha kecil tersebut harus ditetapkan sebagai PKP dan bagaimana syarat pengukuhan PKP?
Jelaskan!
Jawab:
Menurut saya pengusaha kecil tidak perlu melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena menurut Peraturan Menteri Keruangan Nomor
PMK-197/PMK.03/2013 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai, pengusaha
kecil yang dalam satu tahun peredaran bruto tidak lebih dari Rp.4,8 Miliar tidak wajib
melaporkan PKPnya.
Permohonan menjadi Pengusaha Kena Pajak tersebut diajukan ke KPP atau KP2KP yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha wajib
pajak.
SOAL 3
PT BTK berencana untuk mengajukan keberatan untuk SKPKB. SKPKB hasil pemeriksaan
adalah Rp100.000.000,00. Pada closing conference, PT BTK bersedia membayar
Rp30.000.000,00 untuk SKPKB walaupun tidak terdapat lampiran perhitungan Pemeriksa atas
SKPKB. Pada tanggal 19 Januari 2020, PT BTK mengajukan keberatan. Beberapa bulan
kemudian, hasil Keberatan untuk SKPKB menunjukkan bahwa pengajuan keberatan diterima
sebagian oleh Hakim, sehingga jumlah pada SKPKB turun menjadi Rp80.000.000,00. Namun,
PT BTK tetap tidak terima karena menurut perhitungan PT BTK, PT BTK seharusnya hanya
membayar Rp30.000.000,00. Oleh karena itu, PT BTK kembali mengajukan banding. Hasil
Putusan Banding menunjukan bahwa PT BJT dikabulkan kembali sebagian sehingga pajak yang
seharusnya dibayar kembali sebesar Rp65.000.000,00.
a. Berapakah jumlah pajak (pokok dan sanksi) yang harus dibayar oleh PT BTK atas keputusan
hasil keberatan?
b. Berapakah jumlah pajak (pokok dan sanksi) yang harus dibayar oleh PT BTK atas keputusan
hasil banding?
c. Jelasakan apa syarat untuk pengajuan banding yang anda ketahui ?
Jawab:
a. Pajak Terutang Rp. 80.000.000
Pajak yang sudah dibayarkan - Rp. 30.000.000
Jumlah Pajak Terhutang Rp. 50.000.000
Sanksi (50% dari jumlah pajak terhutang) Rp. 25.000.000
Jumlah Pajak yang masih harus dibayarkan Rp. 75.000.000