ASKEP MALARIA
A. PENDAHULUAN
Memasuki milenium ke-3 infeksi malaria masih merupakan masalah klinis bagi
negara tropik/subtropik dan negara berkembang maupun negara yang sudah maju.
Malaria merupakan penyebab kematian utama penyakit tropik, diperkirakan satu juta
penduduk meninggal tiap tahunnya dan terjadi kasusu malaria baru 200-300 juta/tahun.
Malaria berasala dari bahasa italia (mala+aria) yang berarti “udara yang
jelek/salah”baru sekitar tahun1880 charles louis alphone lavera dapat membuktikan
bahwa malaria dapat disebabkan oleh danya parasit didalam sel darah merah, dan
kemudian ronald ross membuktikan siklus hidup plamodium dan trasmisi penularanya
pada nyamuk.eleh karena penemuanya laveran dan ross mendapatkan hadiah nobel.
Laporan kasus malaria yaitu demam dengan speonomegali telah ditulis dalam
literatur kunodari cina yaitu nei ching conon of medice pada tahun 1700 SM. Dan dari
mesir dalam ebers popyrus pada tahun 1570 SM. Tahun 1948 ditemukan siklus
ekssoeritroter pada p.cynomologi oleh shortt dan gsrham; dan pada tahun 1980 krotoski
dan gamham menemukan bentuk dari jaringan yang disebut hipnozoit yang
menyebabkan terjadinya replas. (Setiati, 2014, hal. 595).
B. URAIAN MATERI
1.Konsep teoritis
A.Definisi
Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang merupakan golongan plasmodium, dimana proses penularanya melalui gigitan
nyamuk anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali terdapat diwilayah tropik ,
misalnya amerika, asia, dan afrika/ ada 4 jenis type plasmodium parasit yang dapat meng-
infeksi manusia, namun yang sering kali di temukam pada kasus penyakit malaria adalah
plasmodium falciparum dan plasmodium vivax. Lainnya adalah plasmodium overle dan
palsmodium malariae. (Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 291)
B.Anatomi fisiologi
C.Etiologi
Menurut harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi
yaitu,
1. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria
tertiana/vivaks (demam pada tiap hari ke tiga )
2. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai
perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan
malaria tropika/falsiparum (demam taiap 24-48 jam)
3. Plasmodium malariae, jarang di temukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae(demam tiap ahri ke empat).
4. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat,di indonesia dijumpai
dinusa tenggara barat dan irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat
sembuh sepontan tampa pengobatan, menyebabkan malaria ovale(Nurarif & Kusuma,
2012, hal. 291)
D.Klasifikasi
1Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi). Pada
malaria tertiana (p. Vivax p. ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas
demamnya setiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (p. Malariae) pematang tiap 72 jam
dan periodisitas demam tiap 4 hari.tiap serangan ditadai dengan beberapa serangan
periodik. Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “trias malaria” (malaria proxysm)
secara berurutan :
2.Periode dingin
Mulai mengigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan selimut
atau sarung dan pada saat mingigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling
teratuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Preode ini berlangsung 15 menit
sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur
3.Periode panas
Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi samapai 40 oc atau
lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi
syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini
lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan
berkeringat.
F.Pemeriksaan penunjang
Periksa yang perlu dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit malaria yaitu
pemeriksaan sediaan darah (SD) untuk mengidentifikasi tebal tipisnya, serta positif atau
negatif; dan pemeriksaan atau tes dianotik cepat (rapid diagnotic test) yang digunakan
untuk mendeteksi antigen parasit malaria. Uji deteksi ini berkangsung cepat, tetapi dapat
melewatkan parasitemia rendah serta tidak dapat menghitung jumlah parasitemia (Marnia,
2016, hal. 124)
Pemeriksaan hemoglobin menunjukan penurunan Hb yang cepat pada malaria akut,
sedangkan pemeriksaan hemotokrit, leukosit, dan trombosit menunjukan trobisipenia
Tes fungsi hati menunjukkan peningkatan SGOT dan SGOT; kadar glukosa dan
alkalin fosfatase menurun, albunin menurun, dan globulin meningkat. Selain itu, dapat juga
dilakukan pemeriksan kadar kreatilin ureum, natrium, kalium, dan analisis gas darah
(Marnia, 2016, hal. 124)
G.Komplikasi
Penderita malaria dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang
menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P.falciparum dengan satu atau lebih
komplikasi sebagai berikut:
1. Malaria selebral : coma yang tidak bisa dibangunkan dengan total GCS adalah kurang
dari sebelas yang terjadi 30 menit setelah kejang ; yang tidak disebabkan oleh penyakit
lain.
2. Anemia berat, dengan Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15% pada keadaan hitung parasit
> 10000.
3. Gagal ginjal akut, dengan urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12 ml/kg BB
pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diseratai kreatinin > 3 mg %
4. Hipoglikemia : gula darah < 40 mg %. Hal ini disebabkan kebutuhan metabolik dari
parasit telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati.
5. Syok ; tekanan sistolik < 70 mmHg (anak 1-5 < 50 mmHg) yang disertai kringat dingin
dengan perbedaan temperatur kulit-mukosa > 1 derajat C.
6. Oedema paru/ARDS, dimana tekanan vena sentral normal dan pulmonary wedge
pressure menurun. Ditandai dengan pernafasan yang dalam dan cepat yakni > 35 kali/
menit. (Wijaya, 2013, hal. 189)
H. Penatalaksanaan
Ada tiga cara penatalaksanaan malaria, yaitu pengobatan presumtif, subpresif, dan
radikal. Pengobatan presentif merupakan pengobatan dengan cara menemukan pasien
malaria secara intensif, dari rumah ke rumah atau pada unit-unit pelayanan kesehatan.
Tujuan dari pengobatan ini yaitu untuk meringankan gejala malaria dan mencengah
terjadinya penularan selama pasien menunggu hasil laboraturium
Pengobatan dengan klorokuin dapat secara efektif menyembuhkan malaria, tetapi tidak
semua orang sensitif terhadap klorokuin, sehingga diperlukan obat yang dapat
menyembuhkan malaria. Obat lain yang dapat digunakan untuk anak yang menderita
penyakit malaria yaitu quinin + klindamisin/ doksisiklin, atau atovaquone-proguanil, atau
mefloquin. (Marnia, 2016, hal. 125)
2. ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria, terutama pada anak dengan gizi
buruk. Infeksi akan berlangsung lebih hebat pada usia muda atau sangat muda karena
belum matangnya sistem imun sedangkan pada usia tua disebabkan ole penururnan daya
tahan tubuh. Selain itu semua, malaria juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pekerjaan,
pendidikan dan migrasi penduduk. Hal ini di sebabkan mobilisasi penduduk yang cukuo
tinggi dan trasportasi yang semakin cepat memungkinkan terjadinya kasus-kasus impor di
semua daerah yang sudah tereliminasi malaria. (Setiati, 2014, hal. 595)
Biasanya klien dengan penyakit malaria datang kerumah sakit dengan keluhan
demam, tidak mau makan, kepala tersa pusing, perut bagian kanan terasa sakit, terasa mual
dan ingin muntah. (Wijaya, 2013, hal. 190)
Pasien yang dibawa kerumah sakit biasanya diawali dengan gejala badan terasa
lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan dan mual muntah. (Marnia, 2016, hal. 121)
Biasanya klein yang menderita penyakit malaria pada saat dilakukan pengkajian
keluhan yang dirasakan oleh pasien dalah masih terasa demam, lemas, mual, tidak mau
makan. (Wijaya, 2013, p. 190)
2.Riwayat kesehatan terdahulu
Biasanya pasien yang menderita penyakit malria ini di dalam keluarganya juga ada
yang menderita penyakit malaria. (Wijaya, 2013, p. 190)
Riwayat pengobatan
Tannyakan riwayat minum obat malaria sebelunya dan apakah pernah mendapatkan
trasfusi darah sebelunya. (Marnia, 2016, hal. 126)
3.Pemeriksaan fisik
Keadaaan umum
1.Kesadaran
2.Tanda-tanda vital
4.Sistem kardiovaskuler
Auskultasi: tekanan darah normal atau sedikit menurun. (Kunoli, 2012, hal. 194)
5.Sistem persarafan
Kesadaran: Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas, delirium atau koma. (Kunoli,
2012, hal. 195)
6.Sistem perkemihan
Inspeksi: penurunan haluaran urin dan kosentrasi urin. (Kunoli, 2012, hal. 195)
7.Sistem pencernaan
8.Sistem integument
10.Sistem endokrin
Pada sistem kardiovaskular dan endokrin dan Metabolisme tidak “tertulari” parasit
sehingga penyakit parasit pada organ-organ tubuh ini tidak dibahas. (Natadisatra, 2010, hal.
66)
11.Sistem reproduksi
Malaria lebih sering dijumpai pada kehamilan trimester 1 dan 2 dibandingkan pada
wanita yang tidak hamil. (Setiati, 2014, hal. 605)
12.Sistem pengindraan
13.Sistem imunitas
Respon imunitas selluler dan humoral normal terhadap antigen. (Setiati, 2014, hal.
606)
B.Diagnosa keperawatan
C.Intervensi
Aktifitas keperawatan
Pengkajian
Aktifitas kolaboratif
1. Regulasi suhu(NIC):
Gunakan matras dingin dan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan suhu tubuh, jika
perlu (Wilkinson, 2013)
Tujuan: memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh
indikator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak adekuat, sedikitadekuat, cukup adekuat,
adekuat, sangat adekuat): makanan oral, pemberian makanan lewat selang, atau nutrisi
pariental total
Kriteria hasil
1. Mempertahakan berat badan……kg atau bertambah…..kg
Intervensi (NIC)
Aktifitas keperawatan
Pengkajian
Aktivitas kolaboratif
1. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang
mengalami ketidak adekuatan asupan protein atau kehilangan protein
2. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, maknan pelengkap,
pemberian makan melalui selang, atau nutrisi pariental total agar asupan kalori yanga
dekuat dapat dipertahankan
3. Rujuk pada dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
D.IMPLEMENTASI
E.EVALUASI
Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan. Semua tahap proseS
keperawatan (diagnose, tujuan, intervensi) harus dievaluasi.
d. Klien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi fisik dan tingkat perkembangan
klien
C. LATIHAN
D. Rangkuman
Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang bersifat akut maupun
kronik dan menyerang eritositdisebabkan oleh parasit malaria yang merupakan
golongan Plasmodium. Parasit protozoa penyebab penyakit malaria ini ditularkan melalui
gigitan nyamuk Anopheles betina.
E. Evaluasi
SOAL KASUS