Anda di halaman 1dari 16

MATERI 15

ASKEP MALARIA

A. PENDAHULUAN

Memasuki milenium ke-3 infeksi malaria masih merupakan masalah klinis bagi
negara tropik/subtropik dan negara berkembang maupun negara yang sudah maju.
Malaria merupakan penyebab kematian utama penyakit tropik, diperkirakan satu juta
penduduk meninggal tiap tahunnya dan terjadi kasusu malaria baru 200-300 juta/tahun.
Malaria berasala dari bahasa italia (mala+aria) yang berarti “udara yang
jelek/salah”baru sekitar tahun1880 charles louis alphone lavera dapat membuktikan
bahwa malaria dapat disebabkan oleh danya parasit didalam sel darah merah, dan
kemudian ronald ross membuktikan siklus hidup plamodium dan trasmisi penularanya
pada nyamuk.eleh karena penemuanya laveran dan ross mendapatkan hadiah nobel.

Laporan kasus malaria yaitu demam dengan speonomegali telah ditulis dalam
literatur kunodari cina yaitu nei ching conon of medice pada tahun 1700 SM. Dan dari
mesir dalam ebers popyrus pada tahun 1570 SM. Tahun 1948 ditemukan siklus
ekssoeritroter pada p.cynomologi oleh shortt dan gsrham; dan pada tahun 1980 krotoski
dan gamham menemukan bentuk dari jaringan yang disebut hipnozoit yang
menyebabkan terjadinya replas. (Setiati, 2014, hal. 595).

B. URAIAN MATERI
1.Konsep teoritis

A.Definisi

Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang merupakan golongan plasmodium, dimana proses penularanya melalui gigitan
nyamuk anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali terdapat diwilayah tropik ,
misalnya amerika, asia, dan afrika/ ada 4 jenis type plasmodium parasit yang dapat meng-
infeksi manusia, namun yang sering kali di temukam pada kasus penyakit malaria adalah
plasmodium falciparum dan plasmodium vivax. Lainnya adalah plasmodium overle dan
palsmodium malariae. (Nurarif & Kusuma, 2012, hal. 291)

Infeksi malaria disebabkan oleh adanya parasit plasmodiumdidalam darah atau


jaringan yang dibuktikan dengan pemeriksaan mikroskopik yang positif, adanya antigen
malaria dengan tes cepat, ditemukan DNA/RNA parasit pada pemeriksaan PCR. Infeksi
malaria dapat memberikan gejala mengigil, anemia, dan splemegali. Pada individu yang
imun dapat berlangsumg tampa gejala (asimtomatis). Penyakit malaria (asimtomatis) : ialah
penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium didalam eritrosit dan biasanya
disertai dengan gejala demam. Dapat berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria
dapat berlangsung tampa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal
malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang
menyebabkan babesiosis. (Setiati, 2014, hal. 595)

B.Anatomi fisiologi

Alciparung akan menyebabkan malaria yang berat. Parasit yang masuk ke


pembuluh darah akan memasukan seporozoit. Parasit akan tumbuh dan mengalami
pembelahan. Setelah 6-9kali, skizone menjadi dewasa dan pecah serta melepaskan beribu-
ribu merozoit. Sebagian merozoit akan memasuki sel-sel darah merah dan berkembang
disini (CDC,2009). Demam timbul bersamaan dengan pecahnya sekizone darah yang
mengeluarkan anti gen. Kemudian, antigen akan merangsang mikrofak, monosit atau
limposit yang mengeluarkan sitokin dan tumor nectrosits faktor (TNF) yang dibawah
kehipotalamus yang merupakan puisat pengaturan suhu tubuh. Kemudian terjadinya
demam. Pembesaran limpa terjadi karena plasmodium dihancurkan oleh monosit yang
menyebabkan bertambahnya sel radang dan terjadi peningkatan jumlah eritrosit yang
berinfeksi parasit. Penyebaran eritrosit ke pembuluh kapiler menyebabkan oftruksi dalam
pembulu dkapiler sehingga terjadi inskemia jaringan (prossete), yaitu berkumpulnya sel
darah merah yang  berparasit dengan sel darah merah lainya (depkesri,2008). Anemia
disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem retikuloendotelian.
Hemolisis dipengaruhi oleh jenis fasmodium dan status imunitas pejamu. Selain itu, anemia
juga disebakan oleh komolisis atau imun dan sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang
terinfeksi maupun yant normal, serta gangguan eritopoiesits. (Marnia, 2016, hal. 122)

C.Etiologi

Menurut harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi
yaitu,

1. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria
tertiana/vivaks (demam pada tiap hari ke tiga )
2. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai
perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan
malaria tropika/falsiparum (demam taiap 24-48 jam)
3. Plasmodium malariae, jarang di temukan dan menyebabkan malaria
quartana/malariae(demam tiap ahri ke empat).
4. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat,di indonesia dijumpai
dinusa tenggara barat dan irian, memberikan infeksi yang paling ringan dan dapat
sembuh sepontan tampa pengobatan, menyebabkan malaria ovale(Nurarif & Kusuma,
2012, hal. 291)

D.Klasifikasi

1. Malaria tropika penyebabnya adalah plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 9-


14 hari
2. Malaria quartana penyebabnya plasmodium dengan masa inkubasi 18-40 hari
3. Malaria tertianan penyebab plasmodium vivex dengan masa inkubasi 12-17 hari
4. Malaria ovale yang disebabkan plasmodium dengan masa inkubasi. (Marnia, 2016, hal.
122)
E.Manisfestasi klinis

1Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporolasi). Pada
malaria tertiana (p. Vivax p. ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas
demamnya setiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (p. Malariae) pematang tiap 72 jam
dan periodisitas demam tiap 4 hari.tiap serangan ditadai dengan beberapa serangan
periodik. Gejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya “trias malaria” (malaria proxysm)
secara berurutan :

2.Periode dingin

Mulai mengigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus diri dengan selimut
atau sarung dan pada saat mingigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling
teratuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Preode ini berlangsung 15 menit
sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur

3.Periode panas

Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi samapai 40 oc atau
lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi
syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini
lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan
berkeringat.

F.Pemeriksaan penunjang

Periksa yang perlu dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit malaria yaitu
pemeriksaan sediaan darah (SD) untuk mengidentifikasi tebal tipisnya, serta positif atau
negatif; dan pemeriksaan atau tes dianotik cepat (rapid diagnotic test) yang digunakan
untuk mendeteksi antigen parasit malaria. Uji deteksi ini berkangsung cepat, tetapi dapat
melewatkan parasitemia rendah serta tidak dapat menghitung jumlah parasitemia (Marnia,
2016, hal. 124)
Pemeriksaan hemoglobin menunjukan penurunan Hb yang cepat pada malaria akut,
sedangkan pemeriksaan hemotokrit, leukosit, dan trombosit menunjukan trobisipenia

Tes fungsi hati menunjukkan peningkatan SGOT dan SGOT; kadar glukosa dan
alkalin fosfatase menurun, albunin menurun, dan globulin meningkat. Selain itu, dapat juga
dilakukan pemeriksan kadar kreatilin ureum, natrium, kalium, dan analisis gas darah 
(Marnia, 2016, hal. 124)

G.Komplikasi

Menurut Iskandar Zulkarnain, 2014 : 613, komplikasi malaria umumnya disebabkan


karena P.falciparum dan sering disebut pernicious manifestations. Sering terjadi mendadak
tanpa gejala-gjala sebelumnya, dan sering terjadi pada penderita yang tidak imun seperti
pada orang pendatang dan kehamilan.

Penderita malaria dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang
menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P.falciparum dengan satu atau lebih
komplikasi sebagai berikut:
1. Malaria selebral : coma yang tidak bisa dibangunkan dengan total GCS adalah kurang
dari sebelas yang terjadi 30 menit setelah kejang ; yang tidak disebabkan oleh penyakit
lain.
2. Anemia berat, dengan Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15% pada keadaan hitung parasit
> 10000.
3. Gagal ginjal akut, dengan urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12 ml/kg BB
pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diseratai kreatinin > 3 mg %
4. Hipoglikemia : gula darah < 40 mg %. Hal ini disebabkan kebutuhan metabolik dari
parasit telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati.
5. Syok ; tekanan sistolik < 70 mmHg (anak 1-5 < 50 mmHg) yang disertai kringat dingin
dengan perbedaan temperatur kulit-mukosa > 1 derajat C.
6. Oedema paru/ARDS, dimana tekanan vena sentral normal dan pulmonary wedge
pressure menurun. Ditandai dengan pernafasan yang dalam dan cepat yakni > 35 kali/
menit. (Wijaya, 2013, hal. 189)
H. Penatalaksanaan

Ada tiga cara penatalaksanaan malaria, yaitu pengobatan presumtif, subpresif, dan
radikal. Pengobatan presentif merupakan pengobatan dengan cara menemukan pasien
malaria secara intensif, dari rumah ke rumah atau pada unit-unit pelayanan kesehatan.
Tujuan dari pengobatan ini yaitu untuk meringankan gejala malaria dan mencengah
terjadinya penularan selama pasien menunggu hasil laboraturium

Pengobatan subpretif merupakan pengobatan pada semua pasien demam didaerah


endemis malaria yang berobat di unit-unit pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
mencegah timbulnya gejala klinis. Pengobatan radikala diberikan untuk malaria yang
menimbulkan relaps jangka panjang, dan pengobatan masa ditunjukan untuk setiap
penduduk didaerah endemis malaria yang dilakukan secara teratur pada saat wabah.
Pengobatan malaria pada pasien anak dapat dilakukan secara rawat jalan atau rawat inap.
Jika rawat inap, klorokuin basa diberikan dengan dosis total 25mg/kgBB selama 3hari,
dengan perinciaan sebagai berikut :

1. Hari pertama 10mg/kgBB (maksimal 600mg basa )


2. 6 jam kemudian dilanjutkan 10 mg/kgBB (maksimal 600 mg basa) dan 5 mg/kgBB
pada 24 jam (maksimal 300 mg basa) + primakuin 1 hari.

Selain itu juga dapat diberikan :

1. Hari pertama dan kedua masing-masing 10 mg/kgBB


2. Hari ketiga 5 mg/kgBB + primakuin 1 hari.

Pengobatan dengan klorokuin dapat secara efektif menyembuhkan malaria, tetapi tidak
semua orang sensitif terhadap klorokuin, sehingga diperlukan obat yang dapat
menyembuhkan malaria. Obat lain yang dapat digunakan untuk anak yang menderita
penyakit malaria yaitu quinin + klindamisin/ doksisiklin, atau atovaquone-proguanil, atau
mefloquin. (Marnia, 2016, hal. 125)
2. ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian

Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria, terutama pada anak dengan gizi
buruk. Infeksi akan berlangsung lebih hebat pada usia muda atau sangat muda karena
belum matangnya sistem imun sedangkan pada usia tua disebabkan ole penururnan daya
tahan tubuh. Selain itu semua, malaria juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pekerjaan,
pendidikan dan migrasi penduduk. Hal ini di sebabkan mobilisasi penduduk yang cukuo
tinggi dan trasportasi yang semakin cepat memungkinkan terjadinya kasus-kasus impor di
semua daerah yang sudah tereliminasi malaria. (Setiati, 2014, hal. 595)

1.Status kesehatan saat ini


 Keluhan utama

Biasanya klien dengan penyakit malaria datang kerumah sakit dengan keluhan
demam, tidak mau makan, kepala tersa pusing, perut bagian kanan terasa sakit, terasa mual
dan ingin muntah. (Wijaya, 2013, hal. 190)

 Alasan masuk rumah sakit

Pasien yang dibawa kerumah sakit biasanya diawali dengan gejala badan terasa
lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan dan mual muntah. (Marnia, 2016, hal. 121)

 Riwayat penyakit sekarang

Biasanya klein yang menderita penyakit malaria pada saat dilakukan pengkajian
keluhan yang dirasakan oleh pasien dalah masih terasa demam, lemas, mual, tidak mau
makan. (Wijaya, 2013, p. 190)
2.Riwayat kesehatan terdahulu

 Riwayat penyakit sebelumnya

Biasanya pasien yang mengalami penyakit malaria mempunyai riwayat pernah


mengalami penyakit malaria sebelumnya dan pernah dirawat dirumah sakitatau berobat
dengan gejala atau penyakit yang sama. (Wijaya, 2013, p. 190)

 Riwayat penyakit keluarga

Biasanya pasien yang menderita penyakit malria ini di dalam keluarganya juga ada
yang menderita penyakit malaria. (Wijaya, 2013, p. 190)

 Riwayat pengobatan

Tannyakan riwayat minum obat malaria sebelunya dan apakah pernah mendapatkan
trasfusi darah sebelunya. (Marnia, 2016, hal. 126)

3.Pemeriksaan fisik

 Keadaaan umum

1.Kesadaran

Gelisah,ketakutan,kacau mental,disorientas,deliriu atau koma (Kunoli, 2012, hal. 195).

2.Tanda-tanda vital

Tekanan darah normal atau sedikit menurun.

Denyut perifer kuat dan cepat.

RR: takipnea dengan penurunan kedalaman pernafasan

Demam 400 pada malaria berat (Kunoli, 2012, hal. 194)


Body system
3.Sistem pernafasan

Ispeksi : Takipnia dengan penurunan kedalam pernafasan,nafas pendek pada istirahat


dan aktivitas. (Kunoli, 2012)pada malaria berat frekuensi nafas pada balita >40 kali/menit
sedangkan frekuensi nafas pada anak berusia dibawah satu tahun >50 kali/menit. (Marnia,
2016, hal. 122)

4.Sistem kardiovaskuler

Palpasi: denyut perifer kuat dan cepat

Auskultasi: tekanan darah normal atau sedikit menurun. (Kunoli, 2012, hal. 194)

5.Sistem persarafan

Kesadaran: Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas, delirium atau koma. (Kunoli,
2012, hal. 195)

6.Sistem perkemihan

Inspeksi: penurunan haluaran urin dan kosentrasi urin. (Kunoli, 2012, hal. 195)

7.Sistem pencernaan

Inspeksi: anoreksia, mual dan muntah, diare atau kontipasi.

Palpasi: distensi abdomen (Kunoli, 2012, hal. 195)

8.Sistem integument

Inspeksi: pendarahan (hematoma, petekie dan purpura), pucat.

Palpasi: kulit hangat (Kunoli, 2012, hal. 195)


9.Sistem muskulokeletal

Kelemahan otot dan penurunan kekuatan (Kunoli, 2012, hal. 194)

10.Sistem endokrin

Pada sistem kardiovaskular dan endokrin dan Metabolisme tidak “tertulari” parasit
sehingga penyakit parasit pada organ-organ tubuh ini tidak dibahas. (Natadisatra, 2010, hal.
66)

11.Sistem reproduksi

Malaria lebih sering dijumpai pada kehamilan trimester 1 dan 2 dibandingkan pada
wanita yang tidak hamil. (Setiati, 2014, hal. 605)

12.Sistem pengindraan

Konjungtiva anemis, sklera ikterik (Zainuddin, 2014, hal. 27)

13.Sistem imunitas

Respon imunitas selluler dan humoral normal terhadap antigen. (Setiati, 2014, hal.
606)

B.Diagnosa keperawatan

1.Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme

2. Devisit nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak dekuat : anorexia,mual/muntah

C.Intervensi

1.Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme


 Tujuan

Pasien akan menunjukan termoregulasi, yang sibuktikan oleh indikator gangguan


sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem berat, sedang, ringan, atau tidak gangguan)
 Kriteria hasil
1. Menunjukan metode yang tepat untuk mengukur suhu
2. Menjelaskan tindakan untuk mencegah atau meminimalakan peningkatan suhu tubuh
3. Melaporkan tanda dan gejala dini hipertermia
 Intervensi (NIC)

Aktifitas keperawatan

Pengkajian

1. Pantau aktivitas kejang


2. Pantau hidrasi (misalnya, turgor kulit, kelembapan membran mukosa)
3. Pantau tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan
4. Kaji ketepatan jenis pakaian yang digunakan, sesuai dengan suhu lingkungan

Penyuluhan untuk pasien/keluarga


1. Ajarkan pasien/ keluarga dan mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara
dini hipertermia (mislnya, sengatan panas, dan keletihan akibat panas)
2. Regulasi (NIC): ajarkan indikasi keletihan akibat panas dan tindakan kedaruratan yang
diperlukan, jika perlu.

Aktifitas kolaboratif
1. Regulasi suhu(NIC):

Berikan obat antipiretik, jika perlu

Gunakan matras  dingin dan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan suhu tubuh, jika
perlu (Wilkinson, 2013)

B.Devisit nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak dekuat : anorexia,mual/muntah

 Tujuan: memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh
indikator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak adekuat, sedikitadekuat, cukup adekuat,
adekuat, sangat adekuat): makanan oral, pemberian makanan lewat selang, atau nutrisi
pariental total
 Kriteria hasil
1. Mempertahakan berat badan……kg atau bertambah…..kg
Intervensi (NIC)

Aktifitas keperawatan

Pengkajian

1. Tetukan motifasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan.


2. Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit

Penyuluhan untuk pasien/keluarga


1. Ajakarkan metode untuk perencanaan makan
2. Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal

Aktivitas kolaboratif
1. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang
mengalami ketidak adekuatan asupan protein atau kehilangan protein
2. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, maknan pelengkap,
pemberian makan melalui selang, atau nutrisi pariental total agar asupan kalori yanga
dekuat dapat dipertahankan
3. Rujuk pada dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi

D.IMPLEMENTASI

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana tindakan yang telah ditetapkan


sebelumnya. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan klien Tn.A tidak semua implementasi
dapat dilakukan karena keterbatasan waktu yang dimiliki penulis.

E.EVALUASI

Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan. Semua tahap proseS
keperawatan (diagnose, tujuan, intervensi) harus dievaluasi.

a.    Klien menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi


b.    Klien menunjukkan tanda-tanda terpenuhnya kebutuhan cairan

c.    Klien tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan kesadaran yang lebih lanjut

d.   Klien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi fisik dan tingkat perkembangan
klien

e.    Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal

(Suryadi, dkk. 2001)

C. LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi diatas, kerjakanlah latihan


berikut. Anda dianjurkan untuk mencari dan mempelajari bagaimana penerapan konsep
dan perspektif keperawatan medikal bedah di rumah sakit khususnya diruang bedah.
Petunjuk latihan:
 Lakukan observasi lapangan dan interview terhadap perawat
 Sebelumnya anda susun questioner yang mengacu pada teori untuk memudahkan
mengumpulkan informasi terkait asuhan keperawatan Malaria.
 Kumpulkan data dan buat rangkuman hasil interview dan observasi lapangan anda.
 Bagaimana kesimpulan anda, tuangkan dalam bentuk laporan.
 Selamat mengerjakan tugas

D. Rangkuman
Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang bersifat akut maupun
kronik dan menyerang eritositdisebabkan oleh parasit  malaria  yang merupakan
golongan Plasmodium. Parasit protozoa penyebab penyakit malaria ini ditularkan melalui
gigitan nyamuk Anopheles betina.

E. Evaluasi
SOAL KASUS

1. Seorang perempuan berusisa 45 tahun datang ke Rs dengan keluhan


badan panas, sakit tenggorokan ,sakit kepala mual muntah anoreksia ,
sakit perut malaise, hasil pemeriksaan TD : 120/100 mmHg S: 38,7 C
RR: 19×i N: 77×i , dari hasil pemeriksaan fisik tersebut apakan masalah
kerawatan yang dialami oleh pasien tersebut?
a. Diabetes
b. Gagal ginjal
c. Anemia
d. Hipertermi
2. Ny.A datang ke Puskesmas diantar oleh keluarga dengan keluhan mual
dan muntah dan demam tinggi sejak tadi pagi, perawat A
Mmemberikan kompres hangat. Apa tujuannya ?
TD : 120/100 mmHg S: 39,5 C RR: 19×i N: 77×i
1. Meningkatkan sirkulasi darah
2. Merileksasikan otot
3. Merilekasikan otot perut
4. Semua benar
3. Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke RS dengan keluhan
badan panas, sakit tenggorokan ,sakit kepala mual muntah anoreksia,
dah hanya dapat berbaring di tempat tidur.
TD : 100/70 mmHg S: 37,1 C RR: 20×i N: 77×i, perawat A sedang
memberikan mencatat keadaan kelemahan (kelelahan yang ada) pada
pasien?
Apa tujuan dari intervensi tersebut pada pasien ?
a. Kelelahan yang dialami dapat mengindikasikan keadaan pasien
b. Mengetahui tingkat kesembuhan pasien
c. Supaya pasien mau minum obat
d. Semua benar
4. Seorang laki-laki berusia 54 tahun mengeluh sakit kepala sampai
kuduk, mual dan muntah dan badan lemas. TD : 170/80 mmHg S: 36,6
C RR: 19×i N: 78×i. Pasien mengatakan takut jika masalah berat dan
tampak gelisah.
Apa prioritas masalah pada pasien?
a. Kerusakan integritas kulit
b. Konstipasi
c. Ansietas
d. Nyeri akut
5. Seorang perempuan dirawat di RS dengan diagnosa malaria, Perawat J
akan memberikan penyuluhan pada keluarga pasien. Apa tujuan dari
Mengikutsertakan keluarga atau orang terdekat dalam program
penyuluhan?
a. kepatuhan dalam program perawatan dalam meningkat apabila
pasien menerima dukungan dari keluarga dan kelompok
dukungan diri yang sesuai
b. supaya pasien cepat pulang
c. supaya pasien mau minum obat
a. supaya pasien cepat sehat
DAFTAR PUSTAKA

Kunoli, F. J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: CV. TRANS INFO


MEDIA.

Marnia. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga.

Natadisatra, D. (2010). Parasitologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda


NIC-NOC. Jogjakarta: Media Action.

PPNI, t. p. (2017). Status Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus


Pusat.

Setiati, S. (2014). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternalPublishing.

Wijaya, A. S. (2013). KMB2 keperawatan Medikal Bedah. Bengkulu: Medical Book.

Wilkinson, J. M. (2013). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Zainuddin, A. A. (2014). Panduan Praktik Klinis. Jakarta: IDI.

Anda mungkin juga menyukai