Anda di halaman 1dari 16

PENGENALAN KATA KERJA DALAM BAHASA ARAB

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Terjemahan Bahasa
Arab-Indonesia yang diampu oleh:

Drs. Musaddad Abdul Aziz M.Pd.I.

Setiawan, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 6

Ananda Sofia Syahla 185030087

Clara Natalitha Sipayung 185030100

Zevanya Claudia Sitinjak 185030113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt,shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah Saw. Berkat limpah dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
tugas makalah ini tepat pada waktunya, guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Terjemahan Bahasa Arab-Indonesia.

Penyusun juga berterima kasih kepada dosen Pengampu Bapak Drs. Musaddad
Abdul Aziz, M.Pd.I. dan juga kepada Bapak Setiawan, M.Pd. yang mana, telah
memberikan arahan serta bimbingannya.

Semoga makalah ini, dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Pasundan. Penyusun menyadari, bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya
dan jauh dari kata sempurna, untuk itu, kepada dosen pengampu penyusun
meminta masukannya demi perbaikan.

Bandung, 2 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

1.4 Manfaat......................................................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

PEMBAHASAN......................................................................................................4

2.1 Fi’il Madhi.................................................................................................4

2.2 Fi’il Mudhari’............................................................................................4

2.3 Fi’il Amar..................................................................................................5

2.4 Pembentukan Kata Kerja Pasif (Mabni Ma’ful)........................................6

2.5 Pembentukan Kata Benda Pasif (Mabni Maf’ul / Isim Maf’ul)................7

BAB III..................................................................................................................10

PENUTUP..............................................................................................................10

3.1 Simpulan..................................................................................................10

3.2 Saran........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

SOAL & JAWABAN.............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara singkat penerjemah adalah seorang manusia yang merubah
pesan dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain. Seorang penerjemah
menguasai minimal dua bahasa, yaitu “bahasa sumber” dan” bahasa
target” yang lazimnya lebihdikuasai dan bahkan seringkali penerjemah
merupakan pembicara asli (native speaker) bahasa target. Sebagai contoh
seorang penerjemah yang menjadi pembicara asli bahasa Indonesia yang
menguasai bahasa Arab lazimnya menerjemah teks bahasa Arab ke dalam
bahasa Indonesia. Menguasai lebih dari satu bahasa (multilingual)
bukanlah satu-satunya kemampuan yang dibutuhkan oleh seorang
penerjemah, sekalipun kemampuan tersebut memiliki peran paling
penting. Kemampuan penerjemah untuk menguasai lebih dari satu bahasa
dapat diperoleh dengan berbagai cara, baik dengan hidup di komunitas
atau negara yang menggunakan lebih dari satu bahasa sebagai bahasa
komunikasi,atau dengan mempelajari bahasa kedua atau ketiga di bangku
pendidikan baik formal maupun non formal, atau dengan mengikuti
pelatihan bahasa secara intensif.

Selain penguasaan terhadap minimal dua bahasa, untuk menjadi seorang


penerjemah profesional setidaknya memiliki pengalaman atau pengetahuan
tentang negara tempat “bahasa sumber” menjadi bahasa pengantar. Sebab
aktifitas menerjemah tidak cukup hanya sekedar mengetahui tata bahasa
dari “bahasa sumber”, akan tetapi juga perlu untuk mengetahui kondisi
sosial dan budaya yang melingkupi bahasa tersebut. Di samping itu
seorang penerjemah yang baik harus memiliki ketrampilan menulis dalam
“bahasa target” dan pengetahuan yang mendalam dalam bidang materi
yang sedang diterjemahkan. Seorang penerjemah yang tidak memiliki
kemampuan menulis yang baik dalam “bahasa target” akan menghasilkan
terjemahan yang tidak enak untuk dibaca atau bahkan sulit dipahami.

1
Terjemah sebagai proses dapat diurai menjadi dua tipe proses, yaitu proses
memahami “teks sumber” dan proses memformulasikan “teks target”. Dua
proses tersebut tidak terjadi secara bergantian dan beturut-turut, akan tetapi
terjadi secara serentak dan serempak. Sekalipun demikian proses
memahami dan memformulasikan “teks sumber” secara substansial adalah
proses yang terpisah dan berbeda. Komponen dari proses terjemah tidak
jauh berbeda dengan proses yang dialami oleh seseorang yang sedang
berbicara dan mendengarkan pembicaraan. Pemahaman dan penafsiran
adalah proses yang terjadi ketika kita mendengar atau membaca sebuah
informasi.Di dalam komunikasi sehari-hari, sebuah pesan dipahami
dengan memberikan respon yang sesuai dengan isi pesan tersebut, baik
respon berupa perbuatan ataupun perkataan, seperti ketika seseorang
meminta tolong kita untuk mengambilkan sesuatu, maka kita merespon
dengan perbuatan mengambilkan barang tersebut, dan ketika seseorang
menyapa kita maka kita merespon dengan perkataan yang sesuai dengan
sapaannya.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini terdapat masalah- masalah yang perlu dirumuskan.
Masalah-masalah tersebut adalah:
1. Apa yang dimaksud kata kerja bermakna dan apa saja ciri-cirinya?
2. Apa saja kata kerja bermakna atau yang dimaksud fiil mudhri?
3. Apa yang dimaksud kata kerja bermakna perintah atau
permohonan?
4. Apa yang dimaksud pembentukan kata kerja pasif?
5. Apa yang dimaksud pembentukan kata benda pasif?

1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keta kerja bermakna
dan juga ciri-cirinya
2. Untuk mengetahui kata kerja bermakna atau fiil mudhri
3. Untuk mengetahui kata kerja bermakna perintah atau permohonan

2
4. Untuk mengetahui pembentukan kata kerja pasif
5. Untuk mengetahui pembentukn kata benda pasif

1.4 Manfaat
Makalah ini memiliki manfaat, yaitu:
1. Dapat mengetahui kata kerja bermakna telah atau menunjukan
yang telah terjadi.
2. Dapat mengetahui kata kerja bermakna akan atau dengan fi’il
mudhori.
3. Dapat mengetahui kata kerja bermakna perintah atau permohonan.
4. Dapat mengtahui pembentukan kata kerja pasif.
5. Dapat mengetahui pembentukan kata benda pasif.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fi’il Madhi


Secara bahasa fi’il adalah kata kerja, sedangkan menurut istilah kalimat
yang bisa menunjukkan arti dengan sendirinya dan terkait dengan 3 zaman
yaitu zaman lampau, sekarang, dan akan datang. Fi’il dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu: Fi’il madhi.

Fi’il madhi adalah kalimah yang menunjukkan makna pada dirinya sendiri
dan berkaitan dengan masa lampau.

Biasa diartikan: telah.

Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan past tense.

Contoh: ‫ تَ َعلَّ َم‬،َ‫ اجْ تَهَد‬،‫َجا َء‬

Ciri-ciri fi’il madhi:

 Menerima ta’ ta’nis sakinah seperti: ‫كتبت‬.ْ


 Menerima ta’ dhamir seperti:
1. َ‫( َكتَبْت‬kamu laki-laki telah menulis).
2. ‫( َكتَ ْبتُ َما‬kamu berdua telah menulis).
3. ‫( َكتَ ْبتُ ْم‬kamu semua [lebih dari 2 orang] telah menulis]
4. ‫ت‬ِ ‫( َكتَ ْب‬kamu perempuan telah menulis)
5. ‫( َكتَ ْبتُ َّن‬kamu [perempuan lebih dari dua] telah menulis)
6. ‫ْت‬ُ ‫( َكتَب‬aku telah menulis)

2.2 Fi’il Mudhari’


Fi’il mudhari’ adalah kalimat yang menunjukkan makna pada dirinya
sendiri dan terkait dengan waktu sekarang dan akan datang. Contohnya:
‫^ يَتَ َعلَّ ُم‬،‫ يَجْ تَ ِه ُد‬،‫يَ ِجي ُء‬.
Ciri-ciri dari fi’il mudhari’ yang paling kentara adalah, terdapat huruf
mudhara’ah (‫ ا ن ي ت‬yang disingkat ‫ْت‬ ُ ‫)اَنَي‬. Contoh:

 ُ‫ اَ ْكتُب‬yang artinya aku sedang/akan menulis.


 ُ‫ نَ ْكتُب‬yang artinya kita sedang/akan menulis.

4
 ُ‫ يَ ْكتُب‬yang artinya dia laki-laki sedang/akan menulis.
 ُ‫ تَ ْكتُب‬yang artinya kamu laki-laki sedang/akan menulis.

Ciri-ciri fi’il mudhari’ selanjutnya:


 menerima sin, contohnya ‫سيَقُوْ ُل‬ َ .
 menerima saufa, contohnya  َ‫تَ ْعلَ ُموْ ن‬  َ‫سوْ ف‬ َ
 menerima lam, contohnya ‫يُوْ لَ ْد‬ ‫ولَ ْم‬ ‫يَلِ ْد‬ ‫لَ ْم‬
 menerima lan, contohnya ‫يَ ْنفَ َع ُك ْم‬ ‫لَ ْن‬.

2.3 Fi’il Amar


Fi’il amar adalah kata kerja bermakna perintah atau permohonan. Fi’il
amar ini berisi pekerjaan yang dikehendaki mutakallim (pembicara)
sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh mukhatab (lawan
bicara) atau orang yang diperintah. Ciri-ciri fi’il amar, yaitu:

1. Ciri (tanda) fi’il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir. Sukun
(disukun) bagi huruf shahih selain fi’il Mudha’af.

Contoh: ْ‫اُ ْكتُب‬- ُ‫ يَ ْكتُب‬-‫َب‬ َ ‫َكت‬


‫ اِ ْق َر ْأ‬-‫ يَ ْق َرُأ‬-‫قَ َرَأ‬

ْ‫س يَجْ لِسُ اِجْ لَس‬


َ َ‫َجل‬
2. Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘illat (alif, wawu, dan ya’)
Contoh: ‫ع‬ ُ ‫َدعَا يَ ْد ُعوْ اُ ْد‬
‫َرَأى يَ َرى ر‬
ِ ُّ‫فَ َّر يَفِر‬
‫فر‬
3. Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha’af, yaitu fi’il yang
kelihatannya tasydid.
Contoh: ‫ظَ َّن يَظُ ُّن ظُ ن‬
َّ‫َمسَّ يَ َمسَّ َمس‬
‫فر‬ ِ ُّ‫فَ َّر يَفِر‬
4. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan
perintah itu.
Contoh: Bersungguh-sungguhlah engkau belajar! ‫فى ْال َمطَالَ َع ِة‬
ِ ‫اِجْ تَ ِهد ََّن‬
Sungguh, diamlah kamu semua! ‫اُ ْس ُكتُ َّن‬
5. Hendaklah menunjukkan permintaan.

5
6. Dapat dimasuki atau menerima ya’ Mukhotobah.
7. Mengikuti wazan yang digunakan.

2.4 Pembentukan Kata Kerja Pasif (Mabni Ma’ful)


‫ض َّم َأ َّولُهُ َو ُك ِس َر َما قَ ْب َل آ ِخ ِر ِه‬ ِ ‫ْال َما‬
ُ :‫ضى‬

Huruf Pertama Diharakat Dhummah, Huruf Sebelum Akhir Diharakat

Kasrah

‫ض َّم َأ َّولُهَ َوفُتِ َح َما قَ ْب َل آ ِخ ِر ِه‬


ُ :‫ع‬
ِ ‫ار‬
ِ ‫ض‬َ ‫ْال ُم‬

Huruf Pertama Diharakat Dhummah, Huruf Sebelum Akhir Diharakat


Fathah.

Jenis fi’il dapat dikategorikan sebagai fi’il muta’addi, transitif, artinya,


kata kerja yang membutuhkan objek. Jadi tanpa adanya sebuah objek tidak
mungkin kalimat tersebut menjadi kalimat sempurna.

ِ ‫فَت ََح ُم َحا‬


Hal ini dapat dilihat pada contoh kalimat ‫ض ٌر‬

َ َ‫ ْالب‬. Kata ‫ فَت ََح‬merupakan kata kerja transitif. Di samping itu jenis kata
‫اب‬
kerja lainnya adalah intrasitif, lazim, yaitu kata kerja yang tidak
membutuhkan objek, seperti kata,‫ بَ َك ْى‬menangis.

Proses pembuatan kalimat pasif menggunakan kata kerja transitif, yaitu:

o Fa’il, subjek dibuang


o I’rob pengganti posisi fa’il, yaitu maf’ul, objek diganti, disesuaikan
dengan fa’il (rafa’)
o Harakat fi’il transitif yang digunakan di dalam kalimat tersebut
disesuaikan dengan kaidahnya masing-masing antara fi’il madhi
dan mudhari’.
o Antara fi’il dan na’ibul fa’il harus sesuai dalam hal jenis kata
(mudzakkar dan mu’annats) selayaknya harus disesuikan pula pada
fi’il dan fa’il.

6
Pada saat kalimat aktif ( َ‫ص ُد ْالفَالَّ ُح ال ُّذ َرة‬
ُ ْ‫) يَح‬, petani (sedang, akan) memanen
jagung, akan diubah menjadi kalimat pasif, maka secara otomatis kata

َ‫ ال ُّذ َرة‬yang kedudukannya sebagai subjek.

I’rob dari kata yang pada awalnya nashob ( َ‫ )ة‬berubah menjadi rofa’
sesuai dengan I’rob fa’il yang dibuang ُ‫ ال ُّذ َرة‬. Kata ُ‫ ال ُّذ َرة‬, mu’annats,
maka kata ‫ص^^ ُد‬
ُ ْ‫ يَح‬diubah menjadi mu’annats menyesuaikan dengan
na’ibul fail yang merupakan jenis kata mu’annts dengan ditandai
adanya ta’ mudhara’ah pada awal kata kerja, menjadi ‫ص ُد‬
ُ ْ‫ تَح‬. Huruf
yang pertama diberi syakal dhummah dan huruf sebelum akhir
َ ْ‫تُح‬
diharakat dengan harakat fathah. Kalimat aktif di atas menjadi ‫ص ُد‬
ُ‫ ال ُّذ َرة‬, jagung (sedang, akan) dipanen.

2.5 Pembentukan Kata Benda Pasif (Mabni Maf’ul / Isim Maf’ul)


Isim maf’ul adalah isim musytaq yang dibuat dari fi’il yang tidak
disebutkan fa’ilnya untuk menerangkan objek dari terjadinya suatu
pekerjaan. Sedangkan menurut Muhammad Husain di dalam bukunya
Qowa’idu As Shorfi beliau mendefinisikan isim maf’ul sebagai berikut
ٌ ْ‫اِ ْس ُم ْال َم ْفعُوْ ِل ه َُو اِ ْس ٌم َمصُو‬
‫غ لِلدَّاَل لَ ِة َعلَى َوقَ َع َعلَ ْي ِه الفِ ْع ُل‬

Artinya isim maf’ul adalah isim yang dibentuk untuk menerangkan objek
dari terjadinya suatu pekerjaan.

Bagaimana Cara Mengetahui Isim Maf’ul?

semua kata yang berada di bawah wazan maf’ulun adalah isim maf’ul,
isim maf’ul tidak hanya berada pada bentuk tsulasi mujarrod, tetapi juga
dalam bentuk ruba’i mujaarod dan tsulatsi maziid sebagaimana contoh di
bawah ini

Contoh Isim Maf’ul

Setelah memahami penjelasan diatas berikut adalah 20 contoh isim maf’ul


dan artinya:

(ٌ‫ ) َم ْنصُوْ ر‬manshurun yang ditolong,

(^‫ ) َم ْم ُدوْ ٌد‬mamdudun artinya yang dipanjangkan,

(‫ ) َمصُوْ ٌن‬Mashunun artinya yang dipertahankan atau yang dilindungi,

7
(‫ ) َم ْغ ُز ٌّو‬maghzuwun artinya yang diperangi,

(ٌ‫ ) َمْأ ُمول‬ma’mulun artinya yang diharapkan atau yang diinginkan,

( ٌ‫ ) َمضْ رُوب‬Madhrubun artinya yang dipukul,

(‫ ) َموْ قِ ٌّي‬mauqiyyun artinya yang dikuatkan,

ٌّ ‫ ) َم ْش ِو‬masywiyyun artinya yang dibakar,


(‫ي‬

(‫ ) َمْأ ُدوْ ٌم‬ma’dumun artinya yang diabadikan,

(‫ ) َموْ عُو ٌد‬Mau’udun artinya yang dijanjikan,

(‫ ) َم ْيسُوْ ٌر‬Maisurun artinya yang dimudahkan,

(ٌ‫ ) َم ْفتُوح‬Maftuhun artinya yang dibuka

ٌ ْ‫ ) َموْ ضُو‬Maudhu’un artinya yang diletakkan


(‫ع‬

ٌ ْ‫ ) َم ْيفُو‬Maifu’un artinya yang didewasakan.


(‫ع‬

(‫ ) َم ْنِئ ٌّي‬Man iyyun artinya yang dijauhi

(‫ ) َم ْن ُشو ٌء‬Mansyu un artinya yang dibesarkan atau yang dipelihara.

(‫ ) َمرْ ِئ ٌّي‬Mar iyyun artinya yang dilihat.

ٌ ‫ ) َم ُخ‬Makhufun artinya yang ditakuti


(‫وف‬

(ٌ‫ ) َموْ جُوْ ل‬Maujulun artinya yang ditakuti

ِ ْ‫ ) َمر‬Mardhiyun artinya yang diridhoi


(‫ض ٌّي‬

Contoh Kalimat dengan Isim Maf’ul

Ketika kamu menginginkan fiil di mabnikan maf’ul maka secara mutlak


huruf pertamanya harus di beri harokat dhommah, baik dalam fiil madhi
maupun fiil mudhorek. Dan huruf sebelum akhir di beri harokat kasroh
dalam fiil madhi dan di beri harokat fathah dalam fiil mudhorek.

Fiil madhi yang di awali dengan huruf ta’ ketika di mabnikan maf’ul maka
huruf yang jatuh setelah ta’ itu harus di beri harokat yang sama dengan
harokat huruf ta’ yaitu dhommah seperti contoh :

* QO’IDAH *

Fiil madhi yang di awali dengan dengan hamzah washol ketika di


mabnikan maf’ul maka huruf ketiga harus di beri harokat yang sama
dengan harokat hamzah washol yaitu dhommah .

8
Contoh :

‫اُ ْستُ ْخ ِر َج‬ ‫إ ْست َْخ َر َج‬

* QO’IDAH *

Fiil madhi binak ajwaf baik ajwaf wawi maupun ya i bila di mabnikan
maf’ul maka dari para ulama dalam memberi harokat pada fa’ fiil didengar
terdapat 3 wajah yang dapat digunakan .

1. di baca kasroh ( ‫ )إخالص الكسر‬: contoh : ‫قِ ْي َل‬ ‫قَا َل‬

‫بِ ْي َع‬ ‫بَا َع‬

2. di baca dhommah ( ‫ ) إخالص الض ّم‬contoh: ‫قُوْ َل‬ ‫قَا َل‬

‫بُوْ َع‬ ‫بَا َع‬

3. di baca dengan bunyi antara harokat dhommah dan kasroph ( ‫) إسمام‬


contoh : ‫قُوْ َل‬ ‫قَا َل‬

‫بُوْ َع‬ ‫بَا َع‬

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Secara Bahasa fi’il adalah kata kerja, sedangkan menurut istilah kalimat
yang bisa menunjukkan arti dengan sendirinya dan terkait dengan 3
zaman, yaitu zaman lampau, sekarang, dan akan datang. Fi’il madhi adalah
kalimah yang menunjukkan makna pada dirinya sendiri dan berkaitan
dengan masa lampau. Fi’il mudhari’ adalah kalimat yang menunjukkan
makna pada dirinya sendiri dan terkait dengan waktu sekarang dan akan
datang. Fi’il amar adalah kata kerja bermakna perintah atau permohonan.
Proses pembuatan kalimat pasif menggunakan kata kerja transitif, fa’il,
subjek dibuang. Lalu, i’rob pengganti posisi fa’il, yaitu maf’ul, objek
diganti, disesuaikan dengan fa’il (rafa’). Sedangkan, isim maf’ul adalah
isim musytaq yang dibuat dari fi’il yang tidak disebutkan fa’ilnya untuk
menerangkan objek dari terjadinya suatu pekerjaan.

3.2 Saran
Semoga makalah ini, dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari kata
sempurna. Sehingga,kritik dan saran yang ingin disampaikan akan diterima
dengan baik dan kami akan melakukan perbaikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Munawari, Belajar Cepat Tata Bahasa Arab, NUMeD, 2003.


Yogyakarta.

Anwar, Moch, 1992. Ilmu Nahwu. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Muflihah, M. (2016). KOMPARASI SUBJEK KALIMAT VERBAL AKTIF


DAN PASIF DALAM BAHASA ARAB, INGGRIS, INDONESIA DAN
BAHASA JAWA (Studi Analisis Linguistik). Arabia, 5(2).

Nawang Wulandari,2015,Belajar Bahasa Arab Asyik dan Menyenangkan,


Lampung:CV. Laduny Aliftama

Rahman, A. KATA PERINTAH DALAM BAHASA ARAB.


https://www.researchgate.net/profile/Abdul-Rahman-74/publication/
337330913_KATA_PERINTAH_DALAM_BAHASA_ARAB/
links/5dd297cb92851c382f4820b9/KATA-PERINTAH-DALAM-BAHASA-
ARAB.pdf. [diakes secara daring pada tanggal 2 Maret 2022]

https://www.academia.edu/35339129/Makalah_Bahasa_Arab

Abror, M. (2021). Contoh Isim Maf’ul. https://muslimahnews.id/contoh-isim-


maful/ [artikel daring]

11
SOAL & JAWABAN
1. Apa tanda khusus bagi fi'il mudhari?
Jawaban:
a. Di awali oleh huruf mudhara’ah yang empat, yaitu hamzah, nun, ya’,
dan ta’ (‫)أنيت‬.
b. Layak bila kemasukan amil nawashib dan amil jawazim.
c. Di awali huruf sin “‫ ”س‬atau saufa “‫( ”سوف‬akan).
2. Apa tanda khusus bagi fi'il madhi?
Jawaban:
1.Menunjukkan atas kejadian lampau.
2.Bisa dimasuki ‫( قَ ْد‬bermakna sungguh).
3.Bisa dimasuki ‫( ت^اء التئنيث‬yaitu ta' yang menunjukkan atas muannats)
ْ َ‫َكتَب‬
contoh: ‫ت‬
3. Mengapa fi’il madhi itu dimabnikan fathah atau harokat padahal mabni
yang asal adalah sukun?
Jawaban: Fi'il madhi itu dimabnikan sebab mabni itu asal dan dimabnikan
fathah sebab keserupaannya dengan fi'il mudhori' yang mu'rob.
4. Berikan contoh fi'il madhi selain yg telah di sebutkan!
َ َ‫( َجل‬Zaid sudah duduk)
‫س زَ ْي ٌد‬
5. Apa yang dimaksud fi’il amar dan bagaimana fungsinya?
Jawaban: Fi’il amar adalah kata kerja bermakna perintah atau
permohonan. Fi’il amar ini berisi pekerjaan yang dikehendaki mutakallim
(pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh
mukhatab (lawan bicara) atau orang yang diperintah.
6. Sebutkan tiga ciri-ciri fi’il amar!
Jawaban:
1) Hendaklah menunjukkan permintaan.
2) Ciri (tanda) fi’il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir. Sukun
(disukun) bagi huruf shahih selain fi’il Mudha’af.
3) Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘illat (alif, wawu, dan ya’)

12
7. Bagaimana proses pembentukan kata kerja pasif?
Jawaban: Fa’il, subjek dibuang, i’rob pengganti posisi fa’il, yaitu maf’ul,
objek diganti, disesuaikan dengan fa’il (rafa’), harakat fi’il transitif yang
digunakan di dalam kalimat tersebut disesuaikan dengan kaidahnya
masing-masing antara fi’il madhi dan mudhari’. Antara fi’il dan na’ibul
fa’il harus sesuai dalam hal jenis kata (mudzakkar dan mu’annats)
selayaknya harus disesuikan pula pada fi’il dan fa’il.
8. Jelaskan dua bentuk isim maf’ul dalam sebuah kalimat!
Jawaban:
Isim maf’ul yang tidak menunjukkan sesuatu yang dikenai oleh perbuatan.
Contoh:

‫اُأْل ْستَا ُذ َم ْش ُغوْ ٌل‬  

Kata ‫ َم ْش ُغوْ ٌل‬ adalah isim maf’ul dari fi’il ‫ َش َغ َل‬ . Arti kalimat tersebut adalah
ustazd itu sibuk. Pada contoh tersebut tidak ada sesuatu yang dikenai
perbuatan. Dalam keadaan ini isim maf’ulnya tidak beramal.

Isim maf’ul yang menunjukkan sesuatu yang dikenai oleh perbuatan.


Contoh:
ْ
ً‫الفَاِئ ُز ُم ْعطَى َجاِئزَ ة‬ (Pemenang itu diberi hadiah).

Kata ‫ ُم ْعطَى‬ pada contoh tersebut adalah isim maf’ul dari fi’il ‫ُأ ْع ِط‬ – ‫يُ ْعطَى‬
‫ َي‬  Ia beramal sebagaimana amal fi’ilnya; kata ً‫ َجاِئ َزة‬ merupakan maf’ul bih
dari isim maf’ul ‫ ُم ْعطَى‬ .

9. Sebutkan 3 contoh isim maf’ul dan artinya!

Jawaban: (‫ ) َم ْنصُوْ ٌر‬manshurun yang ditolong,

(‫ ) َم ْم ُدوْ ٌد‬mamdudun artinya yang dipanjangkan,

(‫ ) َمصُوْ ٌن‬Mashunun artinya yang dipertahankan atau yang dilindungi.

10. Jika Fiil madhi yang di awali dengan hamzah washol ketika di mabnikan
maf’ul maka.....
Jawaban: Huruf ketiga harus di beri harokat yang sama dengan harokat
hamzah washol yaitu dhommah. Contoh:

‫اُ ْستُ ْخ ِر َج‬ ‫إ ْست َْخ َر َج‬

13

Anda mungkin juga menyukai