Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BAHASA INDONESIA

LARAS DAN RAGAM BAHASA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Bahasa Indonesia


Kepada :
Ibu Hj. Librilianti Kurnia Yuki, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2 :


Maulida Nur El Matiin
223200009
Moch Jasits Aditya Putra
223200003
Giana Wiguna
223200012

FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
PROGRAM S1 SASTRA INGGRIS
Jl. Dr. Muwardi Gg Perjuangan No.66 Muka, By.Pass Cianjur 46113
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Sholawat serta salam
kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabatnya, dan
semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan dan maghfiroh-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Laras dan Ragam
Bahasa”. Makalah ini ditujukan untuk mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini akan membahas mengenai laras dan ragam bahasa, bahwa laras
adalah kesesuaian antara Bahasa dan fungsi pemakaiannya dan ragam bahasa
adalah variasi Bahasa yang terbentuk karena pemakaian Bahasa.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian tugas ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada :
1. Ibu Hj. Librilianti Kurnia Yuki, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pada mata kuliah
Bahasa Indonesia, terima kasih atas bimbingan dan tugas yang diberikan.
2. Kepada anggota kelompok 2 yang sudah membantu dan bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas membuat makalah ini dengan sempurna.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang sifatnya mendukung demi kemajuan
penulis di masa yang akan datang. Penulis berharap mudah- mudahan makalah ini
bermanfaat bagi penulis, pembaca dan semua pihak.

Cianjur, 20 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah................................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3. Batasan Masalah ........................................................................... 2
1.4. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Ragam Bahasa................................................................................ 3

2.1.1. Pengertian Ragam Bahasa ................................................. 3


2.1.2. Ragam Bahasa Berdasarkan Media ................................... 3
2.1.3. Ragam Bahasa Berdasarkan Latar Belakang Penutur ....... 4
2.1.4. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Dan Pemakaiannya... 7
2.1.5. Perbedaan Ragam Bahasa Lisan Dan Bahasa Tulis........... 7

2.2. Laras Bahasa .................................................................................10

ii
2.2.1. Pengertian Laras Bahasa ...................................................10
2.2.2. Macam – Macam Laras Bahasa ........................................11

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan....................................................................................14
3.2. Saran-saran.....................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PEMBUKAAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Ragam Bahasa adalah variasi Bahasa yang terbentuk dalam pemakaian
bahasa. Pemakaian Bahasa dibedakan berdasarkan media yang digunakan
topik pembicaraan dan sikap pembicaranya. Laras Bahasa dimaksudkan
kesesuaian antara Bahasa dan fungsi pemakaiannya. Fungsi pemakaian
Bahasa lebih diutamakan dalam laras Bahasa dari aspek lain dalam ragam
Bahasa. Selain itu, konsepsi antara ragam Bahasa dan laras Bahasa saling
terkait dalam perwujudan aspek komunikasi Bahasa.
Menurut Dendy Sugono (1999:9), bahsa sehubungan dengan pemakaian
Bahasa Indonesia timbul dalam dua masalah pokok, yaitu masalah
penggunaan Bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi, seperti di
sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi menggunakan Bahasa
baku. Sebaliknya dalam situasi tidak resmi, seperti di rumah, di pasar, di
taman, kita tidak dituntut menggunakan Bahasa baku.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan


diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian ragam bahasa?
2. Apa jenis ragam bahasa berdasarkan media?
3. Apa perbedaan ragam bahasa lisan dan bahasa tulis?
4. Apa perbedaan ragam bahasa lisan dan bahasa tulis menurut tata bahasa
dan kosa katanya?
5. Apa pengertian laras bahasa?

1
6. Jelaskan dan sebutkan macam-macam laras bahasa?

1.3. Batasan Masalah


Mengukur dari ruang lingkup permasalahan kegiatan yang dilakukan
penyusun cukup luas, maka perlu dibatasi. Hal ini dimaksud agar tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat menghamburkan masalah
pokok, maka dalam hal ini penulis membatasi masalah dengan membahas
poin inti yang dijadikan judul oleh penulis, yaitu objek yang dibahas adalah
tentang laras dan ragam bahasa.

1.4. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian ragam Bahasa
2. Untuk mengetahui ragam Bahasa berdasarkan media
3. Untuk mengetahui ragam Bahasa lisan dan tulisan
4. Untuk mengetahui ragam Bahasa lisan dan tulisan menurut tata Bahasa
dan kosa katanya
5. Untuk mengetahui pengertian laras Bahasa
6. Untuk mengetahui macam-macam laras Bahasa

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Ragam Bahasa


2.1.1. Pengertian Ragam Bahasa
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Ragam Bahasa
diartikan variasi Bahasa menurut pemakaiannya, topik yang
dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara, dan medium
pembicaraannya (2005:920). Ragam atau variasi Bahasa adalah
bentuk atau wujud Bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik
tertentu, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Disamping itu
ditandai oleh ciri-ciri non linguistik, misalnya lokasi atau tempat
penggunaannya, lingkungan social pemakainya, dan lingkungan
keprofesian pemakai Bahasa yang bersangkutan.
Suatu ragam Bahasa, terutama ragam Bahasa jurnalistik dan
hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk
kosa kata ragam Bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi
masyarakat pengguna Bahasa Indonesia. Maka dari itu yang perlu
diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang
berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan),
pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed.,1968; spradey,
1980).

2.1.2. Ragam Bahasa berdasarkan media


Bila ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk
menghasilkan Bahasa, ragam Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu:
A. Ragam Bahasa lisan
Ragam Bahasa lisan adalah Bahasa yang dihasilkan melalui
alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar.
Dalam ragam Bahasa lisan akan berurusan dengan lafal, kita
dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat
orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi
4
perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non-standar,
misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam
kesempatan yang informal lainnya.
B. Ragam Bahasa Tulis
Ragam Bahasa tulis adalah Bahasa yang ditulis atau dicetak.
Ragam tulisan dapat berupa ragam tulis yang standar maupun
non-standar. Ragam tulis yang standar dapat ditemukan dalam
buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, dan iklan. Dan
juga dapat menemukan ragam tulis non-standar dalam majalah
remaja, iklan, atau poster.

2.1.3. Ragam Bahasa Berdasarkan Latar Belakang Penutur


Berdasarkan  latar belakang penutur, kita mengenal ragam
daerah atau dialek yang berkaitan dengan asal penutur, ragam
terpelajar dan tak terpelajar yang berkaitan dengan tingkat
pendidikan penutur, serta ragam resmi dan tak resmi berkaitan
dengan sikap penutur.

A. Ragam Dialek atau Ragam Daerah


Ragam dialek atau ragam daerah akan mencerminkan asal
penutur. Beberapa kelompok suku bangsa di Indonesia memiliki
kekhasan berujar. Orang Batak biasanya memiliki kesulitan
untuk mengujarkan bunyi e pepet atau [∂]. Mereka melafalkan
bunyi e pepet atau [∂] menjadi bunyi e taling atau [ӗ]. Contoh:
kata /b∂b∂rapa/ dilafalkan menjadi /bӗbӗrapa/, kata /b∂k∂rja/
dilafalkan menjadi /bӗkӗrja/. Lain halnya dengan orang Jawa,
mereka sering mengucapkan kata yang berawalan “b” seperti
Bandung, Bali, dan Bantul akan dilafalkan dengan penambahan
bunyi sengau “m” sehingga terdengar di telinga ucapan
/mBandung/, /mBali/, dan /mBantul/. Bunyi-bunyi berat seperti
bunyi [b], [d], dan [j] akan terdengar diucapkan /bh/, /dh/, dan
/jh/. Contoh: /bhawa/, /dhudhuk/, dan /jhadhi/.
5
Ragam dialek juga dapat dikenali melalui penambahan
kata tertentu yang biasa dikenal dalam bahasa asal mereka.
Penambahan kata “orang” atau “sendiri” pada satu ujaran,
misalnya “Orang saya lagi kerja diganggu”, “Orang dia baru
datang”. Penambahan kata “orang” pada ujaran itu alih-alih kata
“wong” dalam bahasa Jawa. Gejala ini memang tampak pada
bahasa Indonesia dialek Jawa.

B. Ragam Terpelajar dan Tak Terpelajar


Ragam terpelajar dan tak terpelajar didasarkan pada
tingkat pendidikan penutur. Ragam terpelajar dibedakan dengan
ragam tak terpelajar. Penutur yang memiliki tingkat pendidikan
lebih tinggi relatif akan lebih terlatih dalam berbahasa
dibandingkan dengan penutur yang tingkat pendidikannya lebih
rendah. Hal ini disebabkan besarnya peluang penutur pendidikan
lebih tinggi untuk belajar dan berlatih bahasa.
Terpelajar tidaknya penutur itu tampak dalam ujaran dan
strukturnya. Ragam terpelajar, antara lain dapat dilihat dari
terpenuhinya kaidah pemakaian bahasa baik yang menyangkut
struktur yang benar maupun ujaran atau lafal yang benar. Ragam
terpelajar, misalnya tampak pada cara ujaran yang
mencerminkan kelengkapan bunyi bahasa yang didaftarkan
dalam tata bunyi sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman
Umum Ejaan yang Disempurnakan.

Cara Pelafalan Kata antara Ragam Terpelajar dan Ragam Tak


Terpelajar.
Ragam Terpelajar Ragam tak Terpelajar
/mufakat/ /mupakat/
/tafsir/ /tapsir/
/fasilitas/ /pasilitas/
/vokal/ /pokal/
6
/pabrik/ /tabrik/
/fungsi/ /pungsi/
/kompleks/ /komplek/
/vitamin ce/ /vitamin se/

Bentuk Kata antara Ragam Terpelajar dan Ragam Tak


Terpelajar
Ragam Terpelajar Ragam tak Terpelajar
mencari nyari
membukakan bukain
menyetor nyetor
membawakan bawain

Dari contoh di atas dapat dilihat perbedaan, bahwa ragam


terpelajar lebih terpelihara dalam hal kaidah, sedangkan ragam
tak terpelajar kurang memperhatikan kaidah, baik menyangkut
pilihan kata dan bentuk kata, maupun kelengkapan kalimat dan
kelengkapan pelafalannya.
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna
kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi
pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat
yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian
sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat.
Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis
diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata,
penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur
kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur
kalimat.

7
2.1.4. Ragam Bahasa Berdasarkan situasi dan pemakaian
Dalam Bahasa baku dapat berupa: (1) ragam Bahasa baku tulis
dan (2) ragam Bahasa baku lisan. Dalam penggunaan ragam Bahasa
baku tulis makna kalimat yang ungkapkan tidak ditunjang oleh
situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan
unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam Bahasa
baku tulis diperlukan kecepatan dan ketepatan di dalam struktur
kalimat.
Ragam Bahasa baku lisan di dukung oleh situasi pemakaian
sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Namun, hal
itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun, ketepatan dalam
pilihan dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam
ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi
pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan
secara lisan.

2.1.5. Perbedaan ragam Bahasa lisan dan ragam Bahasa tulis


A. Ragam bahasa lisan
1. Memerlukan orang kedua/teman berbicara
2. Tergantung situasi, kondisi, ruang, dan waktu
3. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu
intonasi serta bahasa tubuh
4. Berlangsung cepat
5. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu
6. Kesalahan dapat langsung dikoreksi
7. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta
intonasi

8
B. Ragam bahasa tulis
1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara
2. Tidak tergantung kondisi, situasi, dan ruang serta waktu
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal
4. Berlangsung lambat
5. Selalu memakai alat bantu
6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi
7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah,
hanya terbantu dengan tanda baca

NO RAGAM BAHASA LISAN RAGAM BAHASA TULIS


1 Tidak baku Ragam ini menekankan
penggunaan ragam bahasa baku,
ejaan yang baku (sesuai PUEBI)
2. Kosakata lebih menekankan Kosakata menekankan pilihan
pilihan kata yang tidak baku. kata baku.
Contoh: Contoh:
a. Bini Pak Camat bina ibu- a. Istri Pak Camat
ibu bikin kerajinan dari membina ibu-ibu
bambu. memproduksi kerajinan
tangan dari bambu.
b. Fadhil sedang b. Fadhil sedang
bikin skripsi. membuat skripsi.
3. Bentuk kata bahasa lisan Bentuk kata bahasa tulis
cenderung tidak berimbuhan.
menggunakan imbuhan Contoh:
(awalan, akhiran) a. Fadhil sedang menulis skripsi.
Contoh: b.Zahra sedang memasak nasi.
a. Fadhil sedang
tulis skripsi.
b. Zahra sedang masak nasi.
4. Kalimat cenderung tanpa Kalimat dalam ragam bahasa

9
unsur yang lengkap (tanpa tulis lengkap secara
subjek, predikat, atau gramatikal.
objek). Kejelasan kalimat Contoh:
dipengaruhi oleh unsur- a. Dalam seminar ini kita
unsur situasi ketika akan mengkaji
kalimat tersebut pertumbuhan ekonomi
diucapkan. Isi kalimat 2019.
dapat dimengerti tetapi b. TKI yang dikirim ke luar
struktur kalimatnya salah. negeri harus memiliki
Misalnya, berupa anak paspor.
kalimat, gabungan anak c. Jakarta memiliki Pusat
kalimat, tanpa subjek, dan Bahasa.
tanpa predikat (objek).
Contoh:
a. Di sini akan
membicarakan
pertumbuhan ekonomi
2019.
b. Untuk TKI yang akan
dikirim ke luar negeri
harus memiliki paspor.
c. Di Jakarta memiliki
Pusat Bahasa.

Contoh perbedaan ragam Bahasa lisan dan ragam Bahasa tulis


berdasarkan tata Bahasa dan kosa kata yaitu:
A. Tata Bahasa
( Bentuk kata, tata Bahasa, struktur kalimat, kosa kata )
1. Ragam Bahasa lisan
a. Melyana sedang membaca surat kabar.
b. Ari mau nulis surat.
10
c. Tapi kau tidak boleh nolak lamaran itu.
d. Mereka tinggal di Menteng.
e. Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu
lintas.
f. Akan saya tanyakan soal itu.
2. Ragam Bahasa tulis:
a. Melyana sedang membaca surat kabar.
b. Ari mau menulis surat.
c. Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
d. Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu
lintas.
e. Akan saya tanyakan soal itu.
B. Kosa Kata
Contoh ragam lisan dan tulisan berdasarkan kosa kata.
1. Ragam lisan
a. Rani bilang kalau kita harus belajar.
b. Kita harus bikin karya tulis.
c. Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak.
2. Ragam tulisan
a. Rani mengatakan bahwa kita harus belajar.
b. Kita harus membuat karya tulis.
c. Rasanya masi terlalu muda bagi saya, Pak.

2.2. Laras Bahasa


2.2.1. Pengertian laras Bahasa
Laras Bahasa adalah ragam Bahasa yang digunakan untuk
suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Menurut beberapa ahli
linguistik laras Bahasa diantaranya. Urre dan Ellis (1977)
menganggap laras Bahasa sebagai pola Bahasa yang lazim
digunakan mengikuti keadaan tertentu. Sedangkan menurut Halliday
(1968) menyebut bahwa laras sebagai variasi bahasa yang berlainan

11
berdasarkan fungsi. Laras akan senantiasa berubah mengikuti situasi
dia telah membuat penjelasan laras kepada tiga kategori, yaitu : (1)
Tajuk Wacana (Field of discourse), (2) Cara penyampaian Wacana
(Mode of discourse), (3) Gaya Wacana (Style of discourse).
Sedangkan menurut joos (1961) membagi lima laras Bahasa menurut
derajat keformalannya, yaitu :
A. Frozen (Beku).
Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat
sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci,
putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
B. Formal (Resmi).
Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti
pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
C. Consultative (Konsultatif)
Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang
terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam
percakapan di sekolah dan pasar.
D. Casual (Santai)
Ragam santai digunakan untuk suasana yang tidak resmi dan
dapat digunakan oleh orang yang belum saling kenal atau akrab.
E. Intimate (Akrab)
Ragam akrab digunakan diantara orang yang memiliki
hubungan yang sangat akrab dan intim.

2.2.2. Macam-Macam Laras Bahasa


A. Laras ilmiah
Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil pemikiran, fakta,
peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah
menyusun kembali berbagai informasi menjadi sebuah karangan
yang utuh.

12
Oleh sebab itu, penyusun atau pembuat karya ilmiah tidak
disebut pengarang melainkan disebut penulis (Soeseno, 1981: 1).
Ciri- ciri laras ilmiah
1) Karya ilmiah menyajikan fakta objektif.
2) Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan
tidak bersifat terkaan.
3) Karya ilmiah disusun secara sistematis.
4) Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab akibat dengan
pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca
untuk menarik kesimpulan.
5) Karya ilmiah mengandung andalan yang disertai dukungan dan
pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
6) Karya ilmiah ditulis secara tulus.
7) Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris (jenis
karangan memaparkan, menjelaskan, menerangkan suatu topik
yang berupa informasi dengan urut, jelas, dan detail dan
bertujuan untuk memberikan informasi sejelas- jelasnya).
B. Laras iklan
Bahasa yang digunakan untuk membuat iklan. Bahasa yang
yang dapat menarik perhatian sehingga dapat memikat pembaca
untuk membeli atau memakai barang atau jasa yang ditawarkan.
Ciri- ciri laras iklan :
1) Menarik
2) Informatif
3) Persuasive
4) Bahasa yang positif
5) Mudah dipahami
6) Kalimat kreatif

13
C. Laras Sastra
Memperlihatkan gaya Bahasa yang menarik dan kreatif.
Bahasanya boleh dengan bentuk naratif, deskriptif, prespektif,
dramatic, dan puitis.
Ciri- ciri Bahasa sastra :
1) Kreatif dan imajinatif
2) Mementingkan penusunan, pengulangan dan pemilihan kata.
3) Puitis dan hidup: monolog, dialog, bunga- bunga berhasa dan
sebagainya.
4) Menggunakan Bahasa tersirat: perlambangan, kiasan,
perbandingan, pribahasa, metafora, dan sebagainya.
5) Terdapat penyimpangan tata Bahasa atau manipulasi Bahasa.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa tergantung dari topik
yang sedang di bicarakan dengan kawan bicara maupun pada saat situasi
resmi. Kadang penggunaan bahasa yang ragam bahasa yang baik banyak di
gunakan oleh kalangan terdidik, kalangan pejabat, maupun kalangan
pengusaha. Sedangkan laras bahasa ialah penggunaan bahasa atau
pemakaian kata-kata yang khusus untuk sesuatu penggunaan berdasarkan
situasi sosial seseorang itu ketika berkomunikasi dengan orang ramai.
Penggunaan istilah-istilah khusus yang membedakan antara variasi-variasi
bahasa menjadikan sesuatu komunikasi lebih berkesan.

3.2. Saran – Saran


A. Pemerintah
Lebih memberikan pengenalan ragam bahasa dan laras
bahasa pada masyarakat terutama pada anak-anak dan remaja untuk
mengurangi terjadinya penyimpangan-penyimpangan kaidah bahasa
dan penggunaan bahasa tidak baku yang bukan pada tempatnya.
B. Universitas
Sebaiknya universitas memberikan memberikan atau
mengajarkan kepada mahasiswa/i agar dapat mengucapkan
perkataan yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan ragam dan
laras bahasa.
C. Mahasiswa/i
Lebih membiasakan diri dan dapat membedakan situasi untuk
formal dan non-formal, khususnya kepada dosen agar tidak terlalu
melewati batas dan harus menggunakan kata-kata formal atau
sopan sesuai dengan ketentuan, dan dapat lebih memberikan
pengajaran juga kepada mahasiswa/i lain terkait laras bahasa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia Melyana, (2013). RAGAM DAN LARAS BAHASA. Retrieved


September 20, 2022 from https://melyanaaprilia.blogspot.co.id/2013/01/
ragam-dan-laras-bahasa.html
Ikatan Dinas, (2021). LARAS BAHASA INDONESIA, PENGERTIAN, JENIS
DAN CIRI-CIRI. Retrieved September 20, 2022 from https://ikatan
dinas.com/laras-bahasa/?q=%2Flarasbahasa%2F%2Findex.html&amp
Lubis Winaria, M.Pd. RAGAM DAN LARAS BAHASA INDONESIA. Retrieved
September 20, 2022 from https://winarialubis.wordpress.com/2020/03/24/
ragam-dan-laras-bahasa-indonesia/
Pratama Fajar, (2013). RAGAM DAN LARAS BAHASA. Retrieved September
20, 2022 from https://fajar-sic-035.blogspot.co.id/2014/10/ragam-dan-laras-
bahasa_16.html

Anda mungkin juga menyukai