Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA

DISUSUN OLEH :
Nalsali Natan Stefanus Bukit : 2214091026
Aloina Br Sembiring : 2214091027
Komang Evi Triana : 2214101038
Kadek Bayu Sukrisnawan : 2214101039

DOSEN PENGAMPU :
I Made Sarmita, S.Pd., M.sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya. Penulisan ini dapat
membuat sebuah makalah yang berjudul “Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa”
Dalam penyusunan makalah ini, penulisan yang terkait dengan
pembelajaran mata kuliah Pancasila. Pemahaman materi yang bersangkutan
tentang Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa yang sangat diperlukan sebagai
bekal mahasiswa agar mahasiswa lebih aktif dapat memahami dan menguasai
materi.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada bapak I Made Sarmita, S.Pd.,
M.sc. Selaku Dosen Pancasila Universitas Pendidikan Ganesha yang telah
membimbing kami. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada sumber-
sumber inspirasi makalah ini.
Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan karena kami juga
masih dalam proses belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Terimakasih atas perhatiannya dan jikalau ada kesalahan kata maupun tulisan
kami mohon maaf.

Singaraja, Oktober 2022

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………..2
1.4. Manfaat Penulisan.......................................................................................2
BAB II....................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1 Menelerusi Konsep dan Urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa indonesia
2.1.1 Periode Pengusulan Pancasila

2.1.2 Periode Perumusan Pancasila

2.1.3 Periode Pengesahan Pancasila

2.2 Menanya alasan Diperlukannya pancasila dalam kajian sejarah bangsa indonesia
2.2.1 Pancasila sebagai identitas bangsa indonesia
2.2.2 Pancasila sebagai kepribadian bangsa indonesia

2.2.3 Pancasila sebagai jiwa bangsa

2.2.4 Pancasila sebagai jiwa luhur

2.3 Menggali sumber historis, sosiologis, politis, tentang dalam kajian sejarah bangsa
indonesia
2.3.1 Sumber historis pancasila
2.3.2 Sumber sosiologis pancasila
2.3.3 Sumber politis pancasila

BAB III................................................................................................................1 1
PENUTUP...........................................................................................................1 1
Kesimpulan......................................................................................................1 1
Saran................................................................................................................1 1
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................1 2

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan Makalah
1. berkomitmen menjalankan ajaran agama dalam konteks Indonesia yang
berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945;
2. mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk pribadi yang saleh
secara individual, sosial, dan alam; serta
3. memahami, menganalisis, mempresentasikan dinamika Pancasila secara
historis, dan merefleksikan fungsi dan kedudukan penting Pancasila dalam
perkembangan Indonesia mendatang.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Pentingnya Peningkatan Kompetensi Guru


2.1.1. Pengertian Kompetensi

4
Guru merupakan orang yang sangat penting dalam merancang strategi
pembelajaran karena berhasil nya dalam strategi pembelajaran tergantung cara dan
kemampuan mengajar guru. Sehingga kompetensi guru harus dimiliki dan
dikembangkan oleh seorang guru. Kompetensi guru merupakan kemampuan yang
harus dimiliki seorang guru meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, proses
berpikir, penyesuaian diri, sikap, dan nilai nilai yang dianut dalam melaksanakan
sebagai profesi guru. Jenis jenis pada kompetensi guru antara lain yaitu:
Kompetensi pedagogik, Kompetensi kepribadian, Kompetensi social, dan
Kompetensi professional. Di samping itu juga kompetensi guru sangat penting
dalam Menyusun kurikulum, karena kurikulum harus disusun berdasarkan pada
kemampuan kompetensi guru dan begitu juga hubungan dalam pembelajaran
antara guru dan siswa.
2.1.2. Kepentingan Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses
belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan
antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Agar proses pembelajaran
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka guru mempunyai tugas dan
peranan yang penting dalam mengantarkan peserta didiknya mencapai tujuan yang
diharapkan. Karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi
yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawabnya.Dengan kompetensi tersebut,
maka akan menjadikan guru profesional, baik secara akademis maupun non
akademis. Masalah kompetensi guru merupakan hal penting yang harus dimiliki
oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar
tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social
adjustment dalam masyarakat. Kompetensi guru sangat penting dalam rangka
penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun
berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan, program pendidikan,
sistem penyampaian, evaluasi, dan sebagainya, hendaknya direncanakan
sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum.
Dengan demikian diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan
tanggungjawab sebaik mungkin.9Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil
belajar siswa, kompetensi guruberperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil
belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi
kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang
mengajar dan membimbing para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih
mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat
optimal.10 Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai dengan lingkungan
belajar yang kondusif dan efektif, maka guru harus melengkapi dan meningkatkan
kompetensinya.

5
2.2. Jenis Jenis Pada Kompetensi Guru
2.2.1. Penejelasan Jenis Jenis Kompetensi Guru
Kegiatan peningkatan kompetensi guru memiliki rasional dan pertimbangan
empiris yang kuat, sehingga bisa dipertanggung jawabkan baik secara akademis,
moral, maupun keprofesian. Dengan demikian, disamping hasil penilaian kinerja,
uji kompetensi menjadi salah satu basis utama desain program peningkatan
kompetensi guru. Uji kompetensi esensinya berfokus pada keempat kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru seperti yang telah di jelaskan diatas yaitu
kompetensi pedagogic, kepribadian, social, dan kompetensi professional.
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimilik guru
berkenaan dengan karakteristik peserta didik dilihat berbagai aspek sperti fisik,
social, kultural, emosional, dan intlektual. Hal tersebut berimplikasi pada, bahwa
seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip prinsip
pembelajaran yang mendidik karena peserta didik memiliki karakter, sifat, dan
interes yang berbeda beda.
Guru harus mampu mengoptimalkan kemampuan peserta didik untuk
mengaktualisasikan kemampuan nya di kelas, dan mampu melakukan penilaian
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenan dengan aspek yang diamati yaitu:
A. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
social, kultural, emosional, dan intelektual.
B. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip pembelajaran yang
mendidik.
C. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang yang
diampu.
D. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
E. Melakukan tindakan efektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian
Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan,
mempengaruhi perilaku etik peserta didik sebagai dan sebagai anggota
masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses Pendidikan akan

6
menghasilkan sikap mental, watak, dan keperibadian peserta didik yang kuat.
Guru dituntut harus mampu membelajarkan peserta didiknya tentang disiplin diri,
belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara
belajar, memenuhi aturan atau tata tertib dan belajar bagaimana harus berbuat.
Guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan
integritas seorang guru. Aspek yang diamati adalah:
A. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, social, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
B. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
C. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

3. Kompetensi Social
Kemampuan social meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi,
berkerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan.
Kriteria kinerja guru dalam kaitannya dengan kompetensi social disajikan berikut
ini.
A. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status social
ekonomi.
B. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
C. Beradaptasi ditempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman social budaya.
D. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4. Kompetensi Professional
Kompetensi professional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru
dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas
untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk itu, guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran.
Kemampuan yang harus dimiliki pada dimensi kompetensi professional atau
akademik dapat diamati dari aspek berikut ini:
A. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
B. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif
C. Mengembangkan keprofesian secara keberlanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
D. Menguasai standar kompetensi dan kompentensi dasar mata pelajaran/
bidang pengembangan yang diampu.

7
2.3. Pengertian Sertifikasi dan Tujuan Sertifikasi
2.3.1. Pengertian Sertifikasi
Sertifikasi berasal dari kata certification yang mempunyai arti diploma
atau pengakuan secara resmi kompetensi seseorang untuk memangku jabatan
profesional. Dalam kamus, istilah sertifikasi yaitu surat keterangan (sertifikat) dari
lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan
(lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas.
Sertifikasi guru harus kita akui bahwa dalam dunia pendidikan adalah hal
yang sangat baru. Tetapi istilah sertifikasi sudah sering kita dengar, contohnya
untuk menyatakan kelayakan produk hasil suatu perusahaan yang kita kenal
dengan istilah sertifikasi produk atau ISO. Dan juga bagi para pengendara
kendaraan bermotor untuk menentukan kelayakan dan kemampuan dalam
mengendarai di kena dengan surat ijin mengemudi atau SIM. Hal yang sama
dengan sertifikasi guru.
Secara yuridis dasar hukum kewajiban sertifikasi sebagai guru adalah
undang-undang nomer 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang disahkan pada
tanggal 30 desember 2005. Tang dimana terdapat pasal 8 yang menyatakan bahwa
guru wajib memiliki kualifikasi.Sertifikasi secara yuridis menurut ketentuan pasal
1 ayat (11) UUGD adalah proses pemberian. Sertifikasi pendidik untuk guru dan
dosen. Merujuk pada ketentuan pasal 42 ayat (1) UU Sisdiknas, menuntut bahwa
guru dan dosen wajib memiliki sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan
mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Adapun pasal yang berkaitan dengan
sertifikasi guru yaitu pasal 1 ayat (7) yang menjelaskan bahwa sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru.
Sertifikasi dalam undang undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003
tentang sisdiknas pasal 61 menyatakan bahwa sertifikat yang diperoleh berbentuk
ijasah dan sertifikat kompetensi bukan didapat seperti dari seminar, pertemuan
ilmiah dan lain-lain. Namun, sertifikat kompetensi dapat diperoleh dari
penyelenggaraan pendidikan dan lembaga pelatihan setelah lulus uji kompetensi
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga
sertifikasi.
Pelaksanaan sertifikasi guru diharapkan mampu sebagai solusi yang
berkaitan dengan pencapaian standar guru yang berkualitas dan professional
tersebut.Kebijakan Sertifikasi Guru melalui Permendiknas No 18/2007merupakan
salah satu upaya Departemen Pendidikan Nasional(Depdiknas) dalam rangka
meningkatkan kualitas dan profesionalitas gurusehingga pembelajaran di sekolah
menjadi berkualitas. Terk ait dengan hal tersebut maka pemerintah melalui
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah melakukan berbagai macam
upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya
manusia Indonesia dengan memberi perhatian khusus kepada para guru. Salah

8
satu upayanya adalah dengan mengeluarkan kebijakan yang mengupayakan
peningkatan profesionalitas tenaga guru dengan kebijakan sertifikasi.
2.3.2. Tujuan Sertifikasi
Berikut ini tujuan dari sertifikasi:
1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.
3. Meningkatkan martabat guru.
4. Meningkatkan profesionalitas guru.
2.4. Siapa Yang Harus Di Sertifikasi , Syarat-Syarat Dan Manfaat Sertifikasi
2.4.1. Yang Harus Di Sertifikasi
Siapa yang harus di sertifikasi? Sudah dijelaskan bahwa yang harus disertifikasi
yaitu guru dan dosen. Mengapa? Karena merekalah yang berkaitan langsung
dengan proses pendidikan yaitu tenaga kependidikan.
Terdapat dua sasaran guru yang berhak melakukan proses sertifikasi yaitu yang
pertama, para lulusan sarjana pendidikan maupun non kependidikan yang ingin
menginginkan guru sebagai pilihan profesinya. Kedua, para guru dalam
jabatannya.
Secara yuridis dasar hukum kewajiban sertifikasi bagi guru yang tertuang dalam
pasal 11 UUGD yang menjelaskan, bahwa sertifikat pendidik hanya diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Yang dimana persyaratan untuk
memperoleh sertifikat pendidik. Dalam pasal 9 UUGD menyatakan bahwa guru
tersebut harus memiliki kualitas pendidikan tinggi minimal program sarjana (s-1)
atau program dimploma empat (D-IV).
2.4.2. Syarat-Syarat Di Sertifikasi
Berikut ini syarat-syarat yang di sertifikasi:
1. Memiliki kualifikasi akademik sarjana ( S1 ) atau Diploma empat (D-IV)dari
program studi yang terakreditasi. Bagi tenaga pendidik yang tidak atau belum
memiliki ijazah S1 atau minimal D-IV maka belum bisa mendaftar untuk
sertifikasi guru.
2. Guru dalam jabatan atau Pegawai Negeri Sipil yang mendapatkan tugas
mengajar yang sudah diangkat. Dengan kata lain, tenaga pendidik ini sudah diakui
sebagai salah satu guru dalam salah satu lembaga pendidikan baik negeri ataupun
swasta.
3. Seorang guru yang akan mendaftar Sertifikasi Guru, maka setidaknya sudah
berpengalaman mengajar minimal 5 tahun dalam satu sekolah atau sekolah yang
berbeda tapi masih dalam satu ruang lingkup yayasan yang sama.

9
4. Guru bukan PNS yang memiliki status Guru Tetap Yayasan(GTY) atau guru
yang diangkat oleh Pemda yang mengajar pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
5. Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK). NUPTK
merupakan nomor induk yang diberikan kepada seorang pendidik (guru) dan
tenaga kependidikan, baik dari kalangan PNS maupun non PNS. NUPTK ini
terdiri dari 16 digit dan tidak akan berubah meskipun tenaga pendidik berpindah-
pindah sekolah.
2.4.3. Manfaat Sertifikasi
Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut.
1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat
merusak citra profesi guru.
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas
dan tidak profesional.
3. Meningkatkan kesejahteraan guru.

Gambar 1.1 Contoh dari Sertifikasi Guru


2.5. Pengertian dan Syarat-Syarat Profesi Guru
2.5.1. Pengertian Profesi Guru
Guru adalah sosok pendidik yang sebenarnya. Guru dapat digolongkan
sebagai profesi karena guru mempunyai keahlian, yang didapat melalui
pendidikan dan latihan khusus yang memiliki tanggung jawab, kode etik tertentu,
dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.
Sehingga guru dapat digolongkan sebagai profesi. Dalam UU RI Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

10
2.5.2. Syarat-Syarat Profesi Guru
Syarat-syarat yang harus di penuhi oleh seorang guru adalah sebagai berikut:
1. Cakap dan berkepribadian
Sebagai seorang pendidik harus memiliki kecakapan dalam menguasai berbagai
macam ilmu pengetahuan dan mempunyai kepribadian yang baik.
2. Ikhlas
Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik ia harus senantiasa ikhlas
semata-mata untuk beribadah dalam semua pekerjaannya baik. Berupa perintah,
larangan nasehat pengawasan atau hukuman.
3. Berkepribadian
Guru yang mempunyai kepribadian yang baik tentu akan dapat menanamkan ke
pribadian yang baik pula pada peserta dan dapat membimbingnya ke arah
pertumbuhan sosial yang sehat dan wajar.
4. Taqwa
Sifat terpenting yang harus dimiliki pendidik adalah taqwa. Dalam semua aspek
pendidikan yang di terapkan secara nasional di Indonesia yang menjadi sasaran
dan tujuan yang harus dicapai adalah taqwa. Jadi anak didik yang bertaqwa hanya
dapat di hasilkan oleh pendidik yang bertaqwa.
5. Memiliki kompetensi keguruan
Kompetensi keguruan adalah kemampuan yang diharapkan yang dapat dimiliki
oleh seorang guru.

Gambar 1.2 Contoh dari Profesi Guru

2.6. Kode Etik Profesi Keguruan


2.6.1. Pengertian Kode Etik Seorang Guru
a. Menurut undang-undang nomer 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok
kepegawain. Pasal 28 undang-undang ini dengan jelas menyatakan bahwa
“Pegawai Negeri Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap, tingkah
laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.

11
b. Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII, Basuni sebagai ketua umum
PGRI menyatakan bahwa kode etik guru Indonesia merupakan landasan moral
dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan
pengabdian bekerja sebagai guru (PGRI,1973).
2.6.2. Kode Etik Seorang Guru
Harapan yang lebih terperinci tentang sikap, tingkahlaku dan perbuatan
guru dinyatakan dalam Kode Etik Guru (Suara Guru No. 6 Tahun XXVI Juli
1976) seperti tercantum dibawah ini:
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang
anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara kehidupan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru secara tersendiri-sendiri/atau bersama-sama berusaha mengembangkan
dan meningkatkan mutu fropesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan.
Kode Etik guru menjadi pengikat batin yang mampu melahirkan pada tingkah
laku guru yang bersifat mulia dan terpuji. Pola tingkahlaku guru yang diharapkan
terdiri atas tiga pernyataan, yaitu: Ing ngarso Sung Tulodo, Ing madya mangun
karso, Tut wuri handayani.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
guru adalah seorang tenaga pendidik professional yang mendidik, mengajarkan
suatu ilmu, membimbing, melatih memberikan penilaian, serta melakukan
evaluasi kepada peserta didik. Dari penjelasan tersebut, maka kita dapat
memahami bahwa peran guru sangat penting dalam proses menciptakan generasi
penerus yang berkualitas, baik secara intelektual maupun akhlaknya.
Dengan yang di maksud Kompetensi guru merupakan kemampuan yang harus
dimiliki seorang guru meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, proses berpikir,
penyesuaian diri, sikap, dan nilai nilai yang dianut dalam melaksanakan sebagai
profesi guru. Sedangkan Sertifikasi guru harus kita akui bahwa dalam dunia
pendidikan adalah hal yang sangat baru. Tetapi istilah sertifikasi sudah sering kita
dengar, contohnya untuk menyatakan kelayakan produk hasil suatu perusahaan
yang kita kenal dengan istilah sertifikasi produk atau ISO. Dengan demikian,
Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan
kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar
dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil
guna.
Saran
Guru harus tetap melakukan pengembangan diri dan meningkatkan
kualitas meskipun telah memiliki sertifikat pendidik. Sebagai Profesi guru yang
memiliki dan menguasai kompetensi keguruan serta guru yang melaksanakan dan
menerapkan kompetensinya tersebut dalam memenuhi kewajibannya. Sehingga
mendidik siswa dan meningkatkan prestasi siswa agar dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi hingga mereka duduk di bangku kuliah,
bahkan kalau perlu guru harus selalu memperhatikan setiap siswanya dari mereka
masih duduk di bangku SD hingga mereka kuliah di perguruan tinggi

13
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, B. D. (2011). Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru dalam Rangka


Meninggalkan Profesionalitas guru di kota Yogyakarta. Studi Pemerintahan, 3-4.
Tutik, T. &. (2007). Sertifikasi Guru. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Imam, W. (2012). Paduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
Janawi. (2011). Kompetensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
media.neliti.com/media/publications/234889-sertifikasi-kompetensi-profesi-
pendidik-
4b245f6f.pdf&ved=2ahUKEwiioq3stcj6AhUucWwGHdaPDvAQFnoECBEQAQ
&usg=AOvVaw2zimKy16sblBKEaPFXS3pF
https://media.neliti.com › Peningkatan Kemampuan Guru Melalui Sertifikasi –
Neliti
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
eprints.unpam.ac.id/8677/2/Naskah%2520full%2520sertifikasi%2520Ahmar
%2520Barsah%2520final
%25281%2529.pdf&ved=2ahUKEwiioq3stcj6AhUucWwGHdaPDvAQFnoECBg
QAQ&usg=AOvVaw1da_8m1DOoF5eEJ9yScrAY
journal.unnes.ac.id https://journal.unnes.ac.id › njuPDF PERAN SERTIFIKASI
GURU DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME .
jurnal.ar-raniry.ac.id https://jurnal.ar-raniry.ac.id › ...PDF Peran Sertifikasi untuk
meningkatkan Motivasi dan - Pusat Jurnal UIN Ar-Raniry
Martha I Nengah.(2014). Pengantar pendidikan. Yogyakarta: Ruko Jambusari.

14

Anda mungkin juga menyukai