LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, sebagai pedoman untuk melangkah lebih lanjut dikemukakan
beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian ini dan sekaligus merupakan
pendukung masalah yang akan dibahas. Beberapa konsep yang akan diuraikan dalam
bab ini, yaitu (1) Pengertian Media, (2) Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran,
(3) Jenis – jenis Media pembelajaran , (4) Kriteria Pemilihan Media, (5) Media
Gambar, (6)Kelebihan Media Gambar, (7) Memilih Media Gambar yang Baik, (8)
Strategi Pengajaran Bahasa Asing, (9) Goi (kosa kata) dalam Bahasa Jepang, (10)
Jenis –Jenis Goi, (11) Kalimat bahasa Jepang, (12) Kerangka Berpikir,(13) Hipotesis
Tindakan,
Belajar adalah suatu media yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya (Rayandra, 2012:1). Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat
terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri sesorang itu yang mungkin
sikapnya.
Interaksi yang terjadi selama proses belajar dipengaruhi oleh lingkungan yang
antara lain terdiri atas murid, guru, pegawai atau meteri pelajaran, fasilitas dan
9
10
Selain metode pembelajaran salah satu unsur yang juga sangat penting dalam
proses pembelajaran adalah media pengajaran. Kedua hal itu sangat saling
pengajaran yang sesui, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan. siswa menguasai pelajaran yang sedang berlangsung. Dan
dikaitkan salah satu fungsi utama ,media pengajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata
dan diciptakan oleh guru. Seperti, hasil evaluasi belajar siswa mengalami
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
memadatkan informasi.
Media pembelajaran yang berupa gambar merupakan salah satu jenis media
yang ternasuk dalam klasifikasi media visual ( bentuk). Levie & Lentz (dalam Asyhar
media visual, antara lain. (a) fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
11
yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Sering pada awal pelajaran
siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu karena salah satu
mata pelajaran yang tidak disenangi oleh siswa sehingga meraka tidak
yang akan siswa terima. (b) fungsi afektif media visual dapat dilihat dengan singkat
kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau
lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. (c) fungsi kognitif media
visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. (d) fungsi kompesatoris media
pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan
konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
Oleh karena itu, para guru dituntut agar mampu menggunakan alat–alat yang
dapat disediakkan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat–alat
tersebut tidak sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-
kurangnya dapat membuat alat yang murah dan efesien yang meskipun sederhana dan
yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat- alat yang tersedia, guru juga
Kata media dalam media pembelajaran secara harfiah berarti perantara atau
Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning
material) yang diterima siswa diperoleh melalui media. Hal ini sesuai dengan
pendapat Lesle. J Briggs ( dalam Hamalik, 1980:55) yang menyatakan bahwa media
films, vidiotapes, etc. lebih jauh Briggs menyatakan media adalah alat utuk
memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. Media pendidikan
adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengaktifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
sebagai alat bantu mengajar yang ada dalam kemampuan teknologi, sebagai salah
satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru. Gagne (dalam Asyhra Rayandra,
2012) mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
mengemukakan media adalah segala sesuatu yang dapat membantu proses belajar
yang berfungsi sebagai peranatra atau sarana utuk proses belajar mengajar. Dari
batasan diatas dapat dikatakan media belajar adalah suatu alat bantu yang digunakan
komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa melalui indera mereka. Siswa
13
dirangsang oleh media itu dalam menggunakan inderanya untuk menerima informasi
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat membantu guru dalam
menanamkan konsep tertentu kepada peserta didik dan bermaanfaat bagi siswa untuk
kepuasaan belajar siswa sebagai hasil dan penerapan berbagai jenis media belajar
melalui proses penyajian media belajar yang bervariasi. Seperti yang telah
proses belajar mengajar, adapun fungsi yang cukup berarti di dalam proses belajar
pendidikan, yaitu:
agar tidak terlalu bersifat verbalisme. (Tidak hanya dalam bentuk kata –kata tertulis
atau lisan belaka.,) (2) membatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra seperti
obyek yang terlalu besar, objek yang terlalu kecil, gerak yang telalu cepat, atau gerak
yang terlalu lambat, kejadian yang terjadi dimasa lalu, objek yang terlalu komplek,
konsep yang terlalu luas. (3) dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan
15
bervariasi dapat diatasi sifat pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan
langsung antar anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, memungkinkan anak
didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. (4) dengan sifat yang
sama, mempersamakan dan menimbulkan persepsi yang sama. Selain itu, kontribusi
media pembelajaran menurut Kemp and Dayton ( dalam Saifudin 2001) yaitu:
diperlukan
Menurut S. Sadirman dkk. ( 1990:28) ada beberapa jenis media yang lazim
1. Media Grafis. Media grafis termasuk media visual. Media grafis berfungsi
pengelihatan. Yang termasuk media grafis antara lain gambar /foto, sket,
bangun / chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan planel dan papan
bulletin.
2. Media audio. Media audio berkaitan dengan indra pendengaran (S. Sadiman
dkk, 1990: 52). Yang termasuk media audio antara lain : radio, alat, perekam,
pita magnetik, laboratorium bahasa, dengan media ini pesan dapat diterima
Perbedaan yang jelas diantara kedua media ini adalaha apabila pada grafis
diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Jenis media
proyeksi diam antara lain: film bingkai ( slaid). Flm bingkai ( flm strip),
OHV, proyektor tak tembus pandnag, mikrofis film, film gelang, TV, dan
video.
Dalam penelitian ini dipergunaakan media gambar. Fungsi dari media gambar
adalah untuk menyalurkan dan memperjelas pesan atau informasi dari guru
kepada siswa. Pesan atau informasi dari guru kepada siswa berupa materi
tersebut perlu dipahami benar –benar artinya agar proses penyampaian pesan
dapat berjalan dengan baik. Secara khusus media gambar berfungsi pula untuk
akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Selain sederhana
dan mudah pembuatannya media gambar termasuk media yang relative murah
Memilih media yang baik untuk tujuan intruksional bukan pekerjaan yang
mudah. Pemilihan suatu media rumit dan sulit karena didasari pada beberapa faktor
kognitif, afektif dan psikomotor. Bila akan memilih media pengajaran, perlu
kemampuan atau prilaku yang terkandung dalam rumusan tujuan yang akan
dicapai.
2. Kegunaan dari berbagai media itu sendiri. Setiap jenis media mempunyai nilai
kegunaan sendiri – sendiri. Hal ini harus dijadikan bahan pertimbangan dalam
kegunaan media, hal itu tidak akan memberikan manfaat yang optimal, jika
guru kurang atau belum mampu menanganinya dengan baik. Oleh karena itu,
18
seberapa jauh media tersebut dapat digunakan dengan praktis dalam berbagai
5. Kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada. Salah
satu hambatan yang sering dialami dalam mengajar adalah kurangnya waktu
yang tersedia, apabila kurikulumnya terlalu sarat isinya.salah satu faktor yang
media tersebut masih sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia bagi
sarana atau prasaran yang ada seperti listrik, cahaya dan lain-lain.
memilih media yang lain karena media tersebut sudah tersedia atau mudah
menyediakannya.
7. Biaya guru atau lembaga pendidikan biasanya mencari media yang murah
atau ekonomis, sehingga media yang paling ampuh tapi mahal jarang
digunakan.
19
Media gambar ( visual) adalah media yang ditungkan dalam bentuk gambar,
lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya suatu benda atau
menggambarkan sesuatu keadaan. Media gambar merupakan salah satu jenis media
Gambar juga salah satu jenis media yang paling umum dipakai. Gambar merupakan
Dalam kegiatan belajar mengajar ada beberapa jenis media lazim digunakan.
Media yang paling umum digunakan oleh guru ialah media gambar berfungsi pula
mengenai hal–hal yang cepat digunakan, dan mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu. Media gambar ini biasanya dibuat oleh guru ketika akan menjelaskan tentang
aktivitas atau kegiatan. maka, dalam kartu tersebut guru membuat gambar orang yang
dimana–mana. Oleh karena itu, pepatah cina mengatakan bahwa sebuah gambar
berbicara lebih banyak daripada seribu kata. Dengan hadirnya media gambar yang
sifatnya konkret, sehingga gambar dapat memotivasi siswa dan dapat menarik
keterbatasan ruang dan waktu, gambar akan memberikan konteks pengguna bahasa
dan membawa dunia nyata ke dalam kelas maka dapat mengatasi keterbatasan
20
diperoleh serta digunakan tanpa mempergunakan alat khusus. Di samping itu gambar
bisa juga memberikan isyarat tentang jawaban maupun pertanyaan. Media gambar
sangat berguna dalam memberikan stimulus dan informasi kepada siswa dalam
kosakata siswa. Namun, yang perlu diperhatikan adalah gambar yang disajikan
hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan dan minat siswa, sehingga lebih
mudah mengkomunikasiknannya.
benda, objek atau pun pariwisata dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu
bisa bersama anak–anak di bawa objek tersebut. Gambar atau poto dapat
dapat kita lihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat
4. Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan
pahaman.
yaitu:
2. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran.
Selain hal tersebut ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar atau foto
yang baik seingga dapat dijadikan media pendidikan. Adapun keenam syarat
tersebut yaitu:
pokok dalam gambar sesuai dengan informasi atau pesan yang ingin
disampaikan.
pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar atau foto karya
f. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media media yang bagus.
Sebagai media yang baik, gambar hendaknya bagus dari sudut seni dan
Di bawah ini beberapa alasan sebagai dasar penggunan media gambar dalam
1. Gambar bersifat konkret. Melalui gambar para siswa dapat melihat dengan
2. Gambar mengatasi batas waktu dan ruang. Gambar candi Borobudur dapat
– benda yang kecil yang tak dapat dilihat dengan mata, dibuat fotografi
siswa.
Dalam memilih gambar – gambar yang baik, pada lazimnya kriteria – kriteria
tepat tentang objek –objek dalam gambar, misanya, gambar pada majalah,
suatu perbuatan. Anak –anak lebih tertarik dan akan lebih memahami
5. Fotografi. Anak – anak dapat lebih tertarik pada gambar – gambar yang nilai
gambar itu. Penggunaan gambar tentu saja disesuikan dengan tujuan yang
hendak dicapai. Gambar yang bagus belum tentu efektif, mungkin anak –
anak lebih senang pada gambar –gambar yang kelihatanya tak bagus.
Kesimpulanya gambar adalah salah satu alat yang penting bagi pengajaran
dan pendidikan. Oleh karena itu gambar yang akan dipergunakan hendaknya
memenuhi kriteria – kriteria tertentu. Gambar sebagai media pendidikan akan berhasil
dengan efektif. Apabila disesuaikan dengan faktor kematangan anak. Tujuan yang
Ada beberapa jenis strategi pengajaran bahasa asing yang sering diterapkan di
sekolah – sekolah agar proses mengajar berjalan dengan baik (Sudjianto, 2010) antara
lain :
1. Oral Method
Karakteristik dari metode ini adalah “ kerja mulut” yang menekankan pada
percakapan lisan. Namun, tujuan tidak hanya untuk memantapkan
kemampuan berbicara, tetapi juga membaca dan menulis. Saat pembelajaran
25
2. Cognitive Approach
Ada dua jenis metode pembelajaran dalam Cognitive Approach yaitu dalam
menyampaikan informasi guru kepada siswa, informasi harus sudah
diketahui lebih awal agar pembelajaran efektif. Memberitahukan cara
menghafal sesuatu dengan cepat pada saat menyajikan materi baru, harus
dirancang sedemikian rupa sesuai dengan struktur kegiatan pebelajar.
Pengajaran menggunakan benda konkrit, model, foto, gambar kata yang
mengandung aktivitas dijelaskan dalam bentuk kerja untuk memahami arti
kata atau kalimat. Dalam mempelajari materi, bukan pengajaran yang
menjelaskan, tetapi pembelajar menemukan sendiri. Metode ini banyak
digunakan terutama untuk meningkatkan kemampuan dasar.
5. Berlitz Method
Sama dengan metode Guan, metode berlitz pun mengatakan kemampuan
Ketika belajar, guru menggunakan benda nyata, gambar dan gestur. Siswa
ごい
( 語彙) Goi merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus diperhatikan
dan dikuasai guna menujang kelancaran komunikasi dengan bahasa Jepang baik
dalam ragam lisan maupun dalam ragam tulisan. Asano Yukiro ( dalam Pengantar
Jepang adalah agar para pembelajar dapat mengkomunikasikan ide atau gagasannya
dengan menggunakan bahasa Jepang baik dengan lisan maupun tulisan, salah satu
い
faktor penunjang adalah penguasaan Goi yang memadai. Kanji i ( 伊 ) pada goi (
27
ごい
語彙 ) adalah atsumeru koto ‘kumpulan atau ‘himpunan’. Oleh sebab itu Goi dapat
dooshi (verbal), i-keyoushi atau ada yang menyebutkan keiyoushi ( ajetiva-i), na-
partikel). Kosa kata dapat diklasifikasikan juga berdasarkan penutur dilihat dari faktor
usia, jenis kelamin dan sebagainya. Di dalam klasifikasi ini terdapat kata –kata yang
termasuk pada jidoogo atau yoojigo ( bahasa anak –anak) wakamono kotoba ( bahasa
anak muda atau remaja), bahasa danseigo atau otoko kotoba (bahasa pria), gakuseigo
Selain itu ada juga klasifikasi kosakata berdasarkan perbedaan zaman dan
wilayah penuturnya sehingga ada kata-kata yang tergolong bahasa klasik, bahasa
modern, dialek Hiroshima, dialek Kansai, dialek Tokyo, dan sebagainya. Bahkan ada
juga mengklasifikasikan kosakata pada hyoogen goi atau shiyoo goi, rikai goi, kihon
goi, kiso goi, doo’on igigo, ruigigo, keigo yang didalamnya mencakup kosakata
28
usulnya seperti ini disebut juga goshu”. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis-jenis
1. Wago
Wago adalah kata-kata bahasa Jepang asli yang sudah ada sebelum kango
konjungsi dan interjeksi adalah wago”. Menurut Ishida dan Sudjianto dan
Ame → Amagasa
Ki → Kodachi
Sake → Sakamori
c) Tidak ada kata yang memiliki silabel dakuon dan ragyoo’on(bunyi silabel ra,
e) Tersebar pada semua kelas kata, terutama kelas kata verba wago.
abstrak sedikit
sebagainya.
karena itu ada kata-kata yang memiliki cara baca yang sama tetapi
み み
mempunyai bentuk kanji yang berbeda seperti kata みる → 見る、 診る、
み み み
観る、看る、視る.
2. Kango
ragam tulisan, kango ditulis dengan huruf kanji (yang dibaca dengan cara
disampaikan dari Cina, lalu bangsa Jepang memakainya sebagai bahasa sendiri,
namun tidak jelas pada zaman apa hal itu terjadi’. Dengan demikian Sudjianto
gairaigo karena sama-sama berasal dari bahasa asing. Tetapi karena kango
menjadi jenis kosakata tersendiri. Ishida Toshiko dalam Sudjianto dan Dahidi
a) Kango adalah kata-kata yang dibaca dengan onyomi yang terdiri dari satu
buah huruf kanji atau yang merupakan gabungan dua buah huruf kanji atau
lebih.
b) Di dalam cara membaca on’yomi juga ada go’on(cara pelafalan pada waktu
dinasti Wu), kan’on(cara pelafalan pada waktu dinasti Han), dan tan’on(cara
baca.
c) Pada awal kata banyak yang memakai silabel dakuon, namun tidak ada yang
3. Gairaigo
lalu dipakai sebagai bahasa nacional (kokugo). Kindaichi dalam Sudjianto dan
bahasa Jepang pada umumnya adalah kata-kata yang berasal dari negara-negara
Eropa, tidak termasuk kango yang terlebih dahulu dipakai di dalam bahasa
Jepang sejak dahulu kala’. Secara singkat Hiroshi dalam Sudjianto dan Dahidi
(2004:104) menambahkan bahwa ‘kata-kata yang diambil dari bahasa asing yang
shakuyoogo’.
menyimpulkan bahwa “gairaigo adalah salah satu jenis kosakata bahasa Jepang
yang berasal dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan aturan-aturan yang
ada dalam bahasa Jepang”. Dari karakteristiknya Ishida dalam Sudjianto dan
perubahan kelas kata pada gairaigo, penambahan sufiks na pada gairaigo kelas
Selain tiga macam kosakata tersebut ada sebuah jenis kosakata yang
disebut konshugo yaitu kata –kata yang merupakan gabungan dari beberapa kata
32
dari sumber yang berada misalnya gabungan wago, dengan kango, wago dengan
4. Konshugo
dan gairaigo ada juga konshugo yang sering disebut sebagai salah satu jenis
terbentuk sebagai gabungan dari dua buah kata yang memiliki asal-usul yang
berbeda seperti gabungan kango dengan wago, kango dengan gairaigo, atau
menjelaskan bahwa pada dasarnya konshugo terdiri atas tiga macam gabungan
sebagai berikut :
Selain itu, ada juga konshugo yang mengandung tiga jenis kosakata
seperti pada kata namabiirutoo. Lalu pada kata majemuk yang berasal dari
33
beberapa gairaigo, ada juga yang terbentuk dari bahasa-bahasa yang berbeda
kenshugo”.
menjadi dua jenis kosakata yaitu kiso goi(kosakata dasar) dan kihon goi(kosakata
pokok). Menurut Iwabuchi dalam Sudjianto dan Dahidi, (2004:109) kiso goi
dapat didefinisikan sebagai ‘jenis goi yang memilih kata-kata pokok dalam
jumlah tertentu secara subjektif dan sistematis untuk tujuan tertentu dari dalam
bahasa tertentu’.
Sudjianto dan Dahidi (2004:109) lalu menambahkan bahwa ‘kiso goi pada
umumnya dipakai pada waktu menunjukkan goi dalam jumlah tertentu yang
yang terbatas pada jumlah tertentu. Sudjianto dan Dahidi (2004:109) lalu
pengucapan yang tidak alamiah, tetapi apabila artinya dimengerti maka dianggap
34
bagus”.
mendefinisikan kihon goi sebagai ‘kelompok goi yang dipilih untuk tujuan
tertentu, namun menunjukkan goi yang berdasarkan kepada penelitian goi secara
menerangkan bahwa ‘di antara sekian banyak goi yang secara mendasar
(2003;61-71) disebutkan bahwa jenis kalimat dalam bahasa Jepang dapat digolongkan
こうぞうじょう
menjadi dua macam yaitu: berdasarkan pada struktur ( 構 造 上 kouzoujou)
35
いみじょう
dan berdasarkan pada makna atau semantik ( 意 味 上 imijou). Penggolongan
kalimat pada struktur mengacu pada peranan setiap bagian ( unsur pembentuk
berdasarkan pada makna mengacu pada bagaimana makna dan fungsi dari kalimat
tersebut. Pada umumunya yang dimaksud dengan kalimat adalah bagian yang
memiliki serangkaian makna yang ada didalam suatu wacana yang dibatasi dengan
tanda titik. Didalam ragam lisan sebuah kalimat ditandai dengan penghentian
pengucapan pada bagian akhir kalimat tersebut ( Iwabuchi, dalam Sudjianto dan
Dahidi 2004:242-243).
Jenis kalimat bersadarkan struktur, secara garis besarnya terdiri dari dua macam
どくりつごぶん
yaitu” yang tidak memiliki unsur predikat” ( 独 立 後 文 dokuritsugobun) dan
じゅつごぶん
yang memiliki unsur predikat ( 述 語 文 jutsugobun ). Dokuritsugobun terdiri
dari dua macam, yaitu yang menggunakan kata seru (kandoushi) dan yang
かんどうし
1. yang menggunakan kata seru ( 感 動 詞 kandoushi)
めいし
2. dan yang menggunakan nomina ( 名 詞 meishi)
Contoh (1) Terbentuk dari kata seru (kandoushi), kalimat ini tidak bisa diperluas
atau ditambah dengan keterangan yang lain.Lain halnya dengan contoh (2), ini
terbentuk dari nomina (meishi), dan masih bisa diperluas dengan memberi keterangan
panggilan atau jawaban (sahutan), menggunakan rasa terkejut atau marah pada saat
berbicara.kalimat ini tidak bisa digunakan untuk menyatakan keadaan masa lampau.
じゅつごぶん
Sedangkan kalimat yang berkonstruksi predikatif ( 述 語 文 jutsugobun)
たんぶん
(1) kalimat tunggal ( 短 文 Tanbun) yaitu kalimat yang hanya memiliki satu
klausa.
Contoh :
あにはがくせいです
‘kakak laki – laki saya adalah mahasiswa’ (BPBJ1 さくら:75)
2) . 雨! ( Ame ! ) ( Hujan ! )
b. yang menggunakan meishi (nomina)
あめふ
雨が降る。 (Hujan Turun)
Adapun Jenis kalimat berdasarkan pada maknanya dapat dibagi menjadi dua yaitu
いみてきないよう
(1) dari segi isi ( 意 味 的 内 容 imiteki - naiyou) dan (2) dari segi fungsi (
でんたつてききのう
伝 達 的 機 能 dentatsuteki - kinou ). Kalimat dari segi isinya terdiri dari :
じょうたいぶん
(a) kalimat yang menyatakan keadaan ( 状 態 文 joutaibun )
Contoh :
うご ぶん
(b) kalimat yang menyatakan aktifitas atau kejadian ( 動 きの 文 ugoki no bun)
Contoh:
はたら ぶん
perintah ( 働 き か け の 文 hatarakikake no bun ) , (b) kalimat yang
がんぼう ひょうしゅつぶん
menyatakan maksud atau keiinginan ( 願 望 の 表 出 文 ganbou no
た ぶん
hyoushutsubun) , (c) kalimat berita ( 述べ 立ての 文 nobetate no bun) , dan (d)
と ぶん
kalimat Tanya ( 問いかけの 文 toikake no bun). Kalimat perintah yaitu kalimat
めいれい きんし
menyatakan : (a) perintah ( 命 令 meirei) , (b) larangan ( 禁 止 kinshi) ,
いらい かんゆう
(c) permohonan ( 以 来 irai ) , (d) ajakan ( 勧 誘 kanyuu)
Contoh :
b) ( kinshi / larangan)
39
c) ( irai /permohonan)
d) ( kanyuu/ajakan)
がんぼう ぶん
Kalimat yang menyatakan keingginan ( 願 望 の 文 Ganbou no bun )
yaitu:
diutarakan bukan untuk ditujukkan kepada orang lain melainkan hanya kepada diri
いし
(a) maksud atau hasrat (意思 ishi )
Contoh:
Kaimono ni ikou
berbelanja- bermaksud pergi
‘ ‘bermaksud pergi berbelanja’ (MNN2:46)
きぼう
(b). keinginan ( 希 望 kibou )
がんぼう
(c) harapan ( 願 望 ganbou )
40
contoh :
natsuyasumi niwa umi ni ikitai
liburan musim panas- pantai – ingin pergi
‘ pada liburan musim panas ingin bisa pergi ke laut’ (PLBJ;179)
byounshabun)
Contoh :
Ame ga futte imasu
Huja –turun
‘turun hujan’ (PLBJ:179)
(b) kalimat yang berisi suatu keputusan atau kepastian ( handanbun)
Contoh :
ミラーさん は IMC の しゃいんです
Mira – IMC–pegawai perusahaan
‘miller pegawai perusahaan IMC ‘ (MNN1:8)
と ぶん
Kalimat Tanya ( 問い か け の 文 toikake no bun) yaitu kalimat yang
digunakan untuk meminta informasi dari lawan bicara tentang hal yang tidak atau
と ぶん
(a) pertanyaan dan ekspresi emosi ( 問いかけの 文 toikake no bun ) yaitu kalimat
tanya yang digunakan untuk meminta informasi untuk sesuatu yang belum diketahui
oleh pembicara.
Contoh:
Sore wa nan desuka
Itu –apa
‘ apa itu?’ (MNN1:46)
41
かんたん あらわ ぶん
(b) ekspresi emosi ( 簡 単 を 表 す 分 kantan o arawasu bun) yaitu
kalimat yang digunakan untuk menyatakan rasa kagum, emosi, dan sebagainya
Contoh:
Kirei desu ne !
‘Cantiknya,,,’ (BJS:2010)
maknanya. Setiap jenis kalimat tentunya merupakan bagian dari beberapa unsur,
Kalimat dalam bahasa Jepang terbentuk dari perpaduan beberapa jenis kata yang
disusun berdasarkan pada aturan gramtikalnya. Pada umumnya jenis kata pembentuk
Pada bagian sebelumnya telah diulas bahwa di antara jenis kata tersebut, ada
yang berdiri sendiri dapat membentuk suatu kalimat meskipun hanya satu kata, dan
42
ada juga yang tidak bisa berdiri sendiri. Jabatan setiap kata tersebut dalam kalimat
dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, objek dan yang lainnya. Jabatan kata dalam
しゅご
(1) unsur kalimat dalam bahasa Jepang subjek ( 主 語 shugo)
じゅつご
(2) predikat ( 述 語 jutsugo)
たいしょうご
(3) objek ( 対 象 語 taishougo)
じょうきょうご
(4) keterangan ( 状 況 語 joukyougo )
しゅうしょくご
(5) modifikator ( 修 飾 語 shuushokugo )
せつぞくご
(6) penyambung ( 接 続 語 setsuzokugo )
Penelitian mengenai media gambar sudah pernah dilakukan oleh Ernawati, made
(2010) dengan fokus dari penelitian tersebut adalah 1) apakah media gambar berseri
dapat meningkatkan kemampuan mengarang pada siswa kelas XI ilmu bahasa SMAN
terhadap penggunaaan media gambar berseri dalam pelajaran mengarang. Tujuan dari
orang. Data yang diperoleh merupakan data hasil observasi, tes, dan kuesioner. Hasil
suatu kegiatan yang memiliki banyak faktor yang turut berpengaruh terhadap hasil
belajar itu sendiri. Faktor –faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar tersebut
Berdasarkan teori – teori seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat
sebagai alat pengantar pesan dalam proses interaksi belajar mengajar sangat
akan dipelajarinya XI IPB 1 SMAN 1 Sawan. Dengan media gambar ini akan
pelajaran Bahasa Jepang maka kemampuan siswa untuk mengingat kosakata serta