Anda di halaman 1dari 5

Nama : A.

Tasya Salsabilla Nordin

NIM : 21311079

Kelas :J

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA PANDEMI COVID-19

Coronavirus merupakan suatu penyakit yang dapat menular yang disebabkan oleh
sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali
ditemukan pada akhir tahun 2019 di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China, dan sejak itu
menyebar keseluruh lapisan dunia dari tahun 2019 sampai tahun 2020. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah koronavirus atau covid-19 sebagai
Kesehatan Masyarakat Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan pandemi
pada 11 Maret 2020. Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia pada tanggal 2 Maret
2020, pada awalnya hanya terdapat dua kasus. Data yang tercatat pada taggal 31 Maret
2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus
kematian. Tingkat mortalitas Covid-19 di Indonesia sebesar 8,9%, dan angka ini
merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.

Disituasi sekarang ini, virus corona bukanlah suatu wabah penyakit yang biasa, tapi
virus corona merupakan suatu wabah penyakit yang berbahaya yang dapat menyebar
dengan cepat. Gejala dari covid-19 yang dominan adalah seperti influenza, namun orang
awam akan menyagka bahwa gejala tersebut hanya sebatas influenza biasa, akan tetapi
setelah di analisis oleh pihak kedokteran virus ini cukup berbahaya dan mematikan. Pada
tahun 2020, perkembangan penularan virus ini cukup cepat karena penyebarannya sudah
mendunia. Penularan penyakit ini pada umumnya terjadi melalui droplet dan kontak
dengan virus kemudian virus dapat masuk ke dalam mukosa yang terbuka. Artinya hanya
bersentuhan dengan tangan orang yang terkena virus tersebut pun bisa tertular. Suatu
analisis mencoba mengukur laju penularan berdasarkan masa inkubasi, gejala dan durasi
antara gejala dengan pasien yang diisolasi.
Pandemi covid-19 sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia termasuk ke
indonesia, adanya pandemi covid-19 memberikan dampak terbesar bagi masyarakat di
berbagai penjuru dunia, salah satu faktor yang berdampak adalah dari sektor ekonomi.
Dalam mengurangi penyebaran covid-19 indonesia melarang keras masyarakatnya untuk
keluar masuk indonesia, karena ditakutkan penyebarannya semakin meningkat dengan
cepat. Hal ini tentu menyebabkan sejumlah maskapai membatalkan penerbangannya dan
beberapa maskapai terpaksa tetap beroperasi meskipun mayoritas bangku pesawatnya
kosong demi memenuhi hak penumpang. Masyarakat terpaksa menunda pemesanan tiket
liburannya karena semakin meluasnya penyebaran virus Corona. Keadaan ini
menyebabkan pemerintah bertindak dengan memberikan kebijakan untuk mengatasi
masalah tersebut. Selain itu covid-19 juga sangat berdampak pada sektor pariwisata.
Sektor-sektor penunjang pariwisata seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail pun
juga akan terpengaruh dengan adanya virus Corona. Yang mana menyebabkan ekonomi
masyarakat menjadi turun. Tempat penginapan seperti hotel pun ikut merasakan dampak
dari covid-19. Okupansi hotel mengalami penurunan sampai 40 persen yang berdampak
pada kelangsungan bisnis hotel. Bukan hanya maskapai dan tempat penginapan, restoran
pun ikut sepi pengunjung dikarenakan ketatnya kebijakan pemerintah.

Ada beberapa daerah yang sektor retailnya sangat terdampak adalah Manado, Bali,
Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Medan dan Jakarta. Adanya Penyebaran covid-19 juga
berdampak pada sektor investasi,perdagangan,usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
dan juga karena para wisatawan yang datang ke suatu tempat wisata biasanya akan
membeli oleh-oleh. apabila wisatawan yang berkunjung berkurang, maka ekonomi
UMKM juga akan menurun.

Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2016 sektor UMKM mendominasi
unit bisnis di Indonesia dan jenis usaha mikro banyak menyerap tenaga kerja Kebijakan
pemerintah dampak pada perekonomian Indonsia, baik dari sisi perdagangan, investasi dan
pariwisata. Penerimaan pajak sektor perdagangan juga mengalami penurunan padahal
perdagangan memiliki kontribusi kedua terbesar terhadap penerimaan pajak. Berdasarkan
data dari IMF, pada tahun 2020 pertumbuhan GDP Indonesia menurun sebanyak 4,5% jika
dibandingkan dengan tahun 2019. Jika dilihat lebih rinci pertumbuhan GDP Indonesia
pernah turun drastis pada masa krisis tahun 1998, kemudian kembali stabil dan hingga
tahun 2020 pertumbuhan GDP Indonesia hanya berada pada angka 0.5% saja.(Bank
Indonesia:2016)
Dr. R. Stevanus C. Handoko S.Kom., MM anggota DPRD DIY yang juga menjadi
pengamat kebijakan publik dan pelaku bisnis, menyampaikan 5 dampak besar pandemi
Covid-19 bagi perekonomian nasional :

1. Dampak yang pertama yang paling banyak dirasakan adalah melemahnya daya beli
bahan rumah tangga. Sampai sekarang, masyarakat mengalami penurunan daya beli
yang sangat tinggi. PPKM yang tidak pernah berhenti dengan berbagai aturan dari
pemerintah yang sangat ketat menghambat masyarakat untuk beraktifitas ekonomi.
Adanya aturan yang ketat diberbagai sektor dari aturan PPKM memberikan
pengaruh besar terhadap naik turunnya sektor ekonomi.

2. Dampak kedua yang sangat berpengaruh terutama di daerah istimewa Yogyakarta


yang notabennya sebagai bagian dari ekonomi nasional adalah menurunnya angka
Investasi diberbagai sektor usaha secara signifikan. Tidak pastinya sektor ekonomi
yang diakibatkan oleh pandemi membuat masyarakat yang awalnya mempunyai
keingian untuk investasi menjadi ragu, buka hanya masyarakat biasa tapi pengusaha
juga merasakan keraguan. Ada keraguan apakah investasi yang dilakukan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Karena banyaknya keraguan dalam
dunia investasi membuat sektor ekonomi tidak bergerak. bahkan Investasi di sektor
pariwisata, hiburan,seni budaya, travel, transportasi kuliner yang dulu sebelum
covid-19 sangat ramai dan banyak diminati di DIY saat ini turun secara drastis. Di
tambah dengan adanya PPKM yang membatasi pergerakan di berbagai tempat
wisata. Sebagai contoh kecil runtuhnya investasi usaha dikala pandemik.

3. Dampak ketiga adalah lemahnya ekonomi daerah dan nasional. Lemahnya ekonomi
daerah dan nasional ditandai dengan meningkatnya penerimaan pajak, perlambatan
pertumbuhan ekonomi menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dan nasional
dikala pandemi. Tekanan dengan penerimaan sektor pajak mempengaruhi
pendapatan yang diterima pemerintah sehingga cukup menghampat pendanaan
program yang sudah direncanakan. Kondisi pandemi yang menuntut adanya
pembatasan mobilitas dan aktivitas mendorong juga adanya realokasi anggaran dan
refocusing anggaran (sunanto;2019;120)

Adanya covid-19 menimbulkan dampak besar bagi masyarakat dnia termasuk indonesia,
pemerintah berupaya keras mengatasi penyebaran covid-19, adanya covid-19 tidak
terlepas dari dampak yang banyak ditimbulkan terlebih pada sektor ekonomi. Dampaknya
pada perekonomian Indonsia, seperti dari sisi perdagangan, investasi dan pariwisata
terpuruk akibat wabah ini.

Dalam situasi dan keadaan seperti ini, pemerintah terus berupaya dalam
memperbaiki kondisi ekonomi, Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan
bahwa triwulan III merupakan momentum bangkitnya perekonomian Indonesia, agar tak
tergelincir ke jurang resesi.

Mengingat kondisi tersebut, pemerintah mengambil langkah cepat dan tanggap dengan
menyiapkan lima langkah supaya perekonomian nasional kembali positif.

1. Dengan cara melakukan belanja besar-besaran supaya meredam kontraksi ekonomi


akibat pandemi Covid-19.
2. Pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional.
3. pemerintah memberi bantuan kredit berbunga rendah kepada masyarakat, dan
mempersiapkan berbagai program supaya UMKM bergeliat kembali. Salah satunya
adalah kebijakan restrukturisasi dan subsidi bunga kredit.

Referensi :

 Azwar Iskandar, Pandemi Covid-19: Tantangan Ekonomi Dan Bisnis, Vol 6 No 2,


2020
 Kompas.com, https://nasional.kompas.com/read/2020/08/07/16224171/5upaya-
pemerintah-kembalikan-pertumbuhan-perekonomiannasional?page=all,
07/08/2020
 Fakhrul Rozi Yamali, Ririn Novianti Putri:Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi
Indonesia , Vol 4 No 2, 2020

Anda mungkin juga menyukai