Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN KOSMETIK


“COMPACT POWDER (BEDAK PADAT)”

OLEH :
KELOMPOK II
STIFA D III 2020

ASISTEN : IIN AULIYAH TAHIR

LABORATORIUM FARMASETIKA FARMASI


PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku,
bibir dan organ genital bagian luar, atau gigi dan membran mukosa mulut
terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan
dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh
pada kondisi baik (BPOM, 2021).
Industri Kosmetika yang memiliki Sertifikat Produksi Kosmetika golongan
B dapat memproduksi bentuk dan jenis sediaan Kosmetika tertentu. Bentuk
dan jenis sediaan Kosmetika tertentu sebagaimana merupakan bentuk dan
jenis sediaan Kosmetika yang memiliki faktor risiko rendah dan/atau
diproduksi dengan Teknologi Sederhana. Industri Kosmetika yang memiliki
Sertifikat Produksi Kosmetika golongan B dilarang memproduksi: a.
Kosmetika yang digunakan untuk bayi; b. Kosmetika yang digunakan di
sekitar mata, rongga mulut, dan/atau membran mukosa lainnya; c. Kosmetika
mengandung bahan yang memiliki fungsi sebagai anti jerawat, pencerah kulit,
tabir surya, Chemical Peeling, dan/atau pewarna rambut; dan/atau d.
Kosmetika yang dalam pembuatannya memerlukan teknologi tinggi dapat
berupa aerosol dan serbuk kompak (BPOM, 2021).
Bedak (face powder) termasuk kosmetik dekoratif yang ditujukan untuk
menutupi kulit wajah yang mengkilap (skin imperfection and shininess).
Selain untuk menutupi kulit wajah yang mengkilap, tujuan pemakaian bedak
untuk melindungi dari sinar ultraviolet. Bedak wajah memiliki 2 jenis tipe
bentuk yang dapat digunakan, yaitu bedak padat (compact powder) dan
bedak tabur (loose powder). Kedua jenis bedak tersebut masing-masing
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan bedak padat jika dibandingkan
dengan bedak tabur ialah sangat praktis untuk dibawa dan lebih tahan lama
di wajah. Bedak tabur, walaupun kurang lama bertahan di wajah, cocok untuk
kulit berminyak jika dibandingkan dengan bedak padat (Retno dan Fatma,
2007).
Titanium dioksida (TiO2) merupakan material fotokatalis yang sering
diaplikasikan pada teknologi khususnya teknologi kosmetik karena
mempunyai fotoaktivitas tinggi dan bersifat stabil pada paparan sinar UV
pada kulit. Titanium dioksida merupakan bentuk tabir surya nanopartikel
pemblok fisik yang memberikan hasil formulasi tabir surya yang transparan.
Sehingga dapat diterima lebih baik dalam formulasi kosmetik.Ukuran partikel
bahan pemblok fisik yang sangat halus memungkinkan sediaan ini dapat
berperan sebagai tabir surya dalam sediaan kosmetik dengan mekanisme
mengabsorpsi sinar UV (Aprilita, 2008).
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami proses pembuatan compact powder.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk agar mahasiswa
mampu memahami proses pembuatan compact powder dengan metode
kempa langsung.
1.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
keberhasilan formula untuk menghasilkan produk yang baik dan aman dalam
melindungi kulit.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
2.1.1 Kosmetik
Kosmetik dalam Peraturan Kepala Badan POM RI
No.HK.03.1.23.08.11.07517 adalah “Setiapbahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibirdan organ genital bagianluar) atau gigi dan membrane
mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik(Badan POM, 2011).
Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan yang dikenakan pada
kulit manusia untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik serta
merubah rupa. Adanya kontak antara kosmetika dengan kulit, maka
kosmetika akan diserap oleh kulit dan masuk ke bagian yang lebih
dalam dari tubuh. Kontak kosmetik dengan kulit menimbulkan efek positif
berupa manfaat dari kosmetik dan efek negatif atau merugikan berupa
efek samping kosmetik (Tranggono, 2007).
Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah
untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up,
meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan
rambut dari kerusakan ultraviolet, polusi dan factor lingkungan yang lain,
mencegah penuaan dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati
dan menghargai hidup (Tranggono, Retno Iswari.2007).
2.1.2 Bedak
Bedak adalah jenis kosmetik yang telah digunakan sejak lama untuk
tujuan membuat wajah agar lebih menarik dan menutupi bintik-bintik dan
noda. Namun, seiring perkembangan zaman, tujuan utama bedak kini dapat
menghapus kilau minyak karena keringat dan sebum dan menjaga riasan
dapat bertahan lebih lama. Dengan penambahan warna seperti warna merah
muda, bedak juga dapat digunakan untuk memberikan kesan halus untuk
warna kulit atau efek yang sama seperti pewarna pipi (Barel, et al., 2001).
Menurut Departemen KesehatanRepublik Indonesia (1985) ada dua
bentuk bedak wajah, yaitu:
a. Bedak tabur (Loose powder)
Bedak tabur merupakan produk bedak berupa bubuk di mana
hampir semua bahan bakuserbuk dan tidak ada minyak digunakan.
Bedak tabur dapat mengurangi kilau pada wajahakibat kulit wajah
yang berminyak dan juga mengurangi rasa lengket pada wajah
sertamenjaga riasan terlihat tetap baik dalam waktu lama dengan
mengontrol pengeluarankeringat dan sebum di wajah. Pemakaian
bedak tabur menggunakan puff agar bedak dapattersebar merata
pada wajah. Bahan baku dasar bedak tabur adalah talkum. Selain
ituditambahkan bahan-bahan lainnya seperti kaolin dan titanium
oksida mempunyaikemampuan menutupi yang baik, zink stearat dan
zink miristat untuk adhesi yang baik, sertakalsium karbonat
danmagnesium karbonat untuk menyerap keringat dan sebun. Pigmen
pewarna dan pigmen mutiara biasanya digunakan untuk meningkatkan
warna kulit.
b. Bedak kompak atau bedak padat(Compact powder)
Bedak kompak yang diperkenalkan di Amerika pada tahun
1930 telah mencapai popularitasnya dikarenakan penggunaanya
yang sangat mudah dan penyimpanan yang nyaman. Bedak kompak
atau bedak padat adalah bubuk yang dikompres menjadi padatan.
Penggunaan bedak kompak biasanya dengan memakai spons
bedak. Bedak kompak harus dapat menempel dengan mudah pada
spons bedak dan padatan bedaknya harus cukup kompak, tidak
mudah pecah atau patah dengan penggunaan normal. Bahan baku
dasar bedak kompak sama seperti bahan dasar bedak tabur
namun, pada bedak kompak menggunakan pengikat agar bedak
dapat dipress membentuk sebuah cake. Sifat dari pengikat yaitu
membantu dalam kompresi, adhesi dan mengembangkan pewarna.
Jika tingkat pengikat yang terlalu besar, bedak akan semakin
mengeras sehingga menyebabkan bedak menjadi sukar untuk
dipoleskan pada wajah. Tingkat pengikat yang baik di gunakan
antara 3 hingga 10 %,tergantung pada variabel formulasi. Pigmen
pewarna dapat ditambahkan pada bedak kompak. Bentuknya sangat
padat digunakan setelah pemakaian alas bedak. Bahan-bahan yang
terkandung didalamnya membuat bedak jenis padat ini cepat
menyerap sekaligus mengurangi minyak. Bentuknya beragam tidak
mudah tumpah hingga praktis dibawa kemanapun. Sebaiknya
dioleskan tipis-tipis saja.
2.1.3 Bahan Tambahan
Menurut Barel (2001), komponen bedak yang di gunakan adalah:
a. Zat aktif
Zat aktif merupakan zat yang memberikan efek farmakologis,
idealnya zat aktif yang akan diformulasikan dalam sediaan harus
mempunyai sifat kemurniannya tinggi, stabil kompatibel dengan semua
zat tambahan atau eksipien.
b. Zat tambahan
Zat tambahan disebut juga dengan eksipien merupakan
bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu
sediaan untuk berbagai tujuan dan fungsi. Bahan tambahan bukan
merupakan bahan aktif, namun secara langsung atau tidak
langsung akan berpengaruh pada kualitas atau mutu dari sediaan
yang dihasilkan. Zat tambahan ang ada dalam sediaan bedak
antara lain: magnesium stearat berfungsi sebagai daya licin yang
baik serta memberikan kesan kelembutan, zink oksida memiliki fungsi
daya lekat yang baik , metil paraben memiliki fungsi sebagai zat
pengawet.
c. Pengharum
Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efesiennya
yangdigunakan dalambedak wajah adalah sangat penting, karena bau
dari bedak memiliki peranan
penting dalam kemampuan penjualan dari produk. Penggunaan
parfum yang cocok bukan merupakan prosedur yang mudah, karena
permukaan yang sangat luasdari padatan bedak dan kemungkinan
reaksi dari parfum dengan bahan-bahan dasar lainnya. Jika bahan
dasar merupakan bahan-bahan yang halus, wangi yang dipilih akan
lebih sedikit dari pada masalah dalam penyelesaian formulasi bedak
wajah, penggunaan pengharum dalam pembuatan bedak tidak boleh
terlalu banyak atau secukupnya saja, misalnya oleum rosae yang
memiliki fungsi sebagai aroma atau pengharum.
d. Pewarna
Pewarna merupakan bahan atau campuran bahan yang
digunakan untuk memberi atau memperbaiki warna pada kosmetik. Zat
warna merupakan suatu bahan baik alami maupun sintesis yang dapat
memberikan warna. Jenis pewarna ada dua yaitu pewarna alami yang
berasal dari tumbuhan. Karakteristik pewarna alami memiliki variasi
warna yang terbatas, jenis pewarna alami yang berasal dari tumbuhan
yang sering digunakan adalah klorofil, curcumin, antosianin, dan
karetonoid sedangkan pearna sintesis merupakan pewarna yang
berasal dari zat kimia. Karakteristik pewarna sintesi memiliki variasi
lebih banyak. Contoh pewarna sintesis antara lain sunset yellow,
carmoisine, methanil yellow, terirazine. Fungsi utama dalam sediaan
bedak adalah menyamarkan bintik atau noda serta menghasilkan
warna yang indah untuk wajah.
e. Pengikat
Beberapa jenis bahan pengikat yang akan digunakan dalam
bedak wajah adalah bervariasi dan banyak. Oleh karena itu, terdapat 5
tipe dasar pengikat yang digunakan.
• Pengikat kering
Penggunaan dari pengikat kering seperti logam stearat (zink
atau magnesium stearat) di butuhkan untuk meningkatkan
tekananbagi kompaknya bedak kompak.
• Pengikat minyak
Minyak tunggal, seperti minyak minneral, isopropil miristat dan
turunan lanolin, dapat digunakan untuk dicampurkan dalam
formula sebagai pengikat. Penggunaan pengikat minyak ini
banyak digunakan dalam formula bedakkompak.
• Pengikat larut air
Pengikat larut air yang biasa digunakan umumnya adalah gum
seperti tragakan, karaya dan arab. Penambahan pengawet
penting dalam medium gum dan juga dalamsemua larutan
pengikat dari tipe ini untuk mengatasi pertumbuhan bakteri.
• Pengikat tidak larut air
Pengikat tidk larut air digunakan secara luas dalambedak
kompak. Minyak mineral, lemak ester dari segala tipe dan
turunan lanolin, dapat digunakan dan dicampur dengan
sejumlah air untuk membantu pembentukan bedak padat yang
halus dan kompak. Penambahan bahan pembasah akan
membantu untuk menyeragamkan distribusi kelembaban
bedak.
• Pengikat emulsi
Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan
pengikat tidak larut air dalam bedak kompak, peneliti telah
mengembangkan bahan pengikat emulsi yang sekarang telah
banyak digunakan. Emulsi memberikan distribusi yang
seragam baik padafase minyak maupun fase air, dimana
hal penting dalam pengempaan serbuk. Pengikat emulsi
tidak akan kehilangan kelembaban secepat pengikat tidak larut
air. Penggunaan minyak dalam bentuk emulsi bertujuan
untuk mencegah penggumpalan yang dapat terjadi ketika
minyak tunggal digunakan sebagai pengikat dalam bedak
wajah.
• Talkum
Secara kimiawi talk adalah magnesium silikat ini merupakan
bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern
sifat yang sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan
kekuatan yang cukup baik. Untuk bedak wajah talk harus
putih dan tidak berbau dengan rasa halus. Tentu saja sifat
mudah menyebar ini adalah yang paling dibutuhkan.
Ukuran partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk
standar kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat
melewati ayakan 200 mesh (tidak lebih dari 74 mikro) talk
termikronisasi sekarang sudah tersedia dimana ukuran partikel
dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan dari
talk termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai massa
besar yang diinginkan. Padatan dari massa adalah sangat
penting dalam talk, karena sangat mempengaruhi kualitas
sekaligus pengepakan dari produk akhir. Talkum mempunyai
fungsi sebagai bahan pengisi atau bahan dasar dalam bedak.
2.1.4 Karakteristik Bedak
Karakteristik bedak menurut Justitia, (2014) sebagai berikut:
a. Daya penutupan bedak
Daya penutupan bedak adalah kemampuan untuk menutupi
cacat dan kemerahan pada wajah. Kemampuan ini dapat diperoleh dari
bahan-bahan seperti kaolin, zink oksida.
b. Daya Lekat
Daya lekat mengindikasikan seberapa baik bedak melekat pada
kulit. Daya lekat juga membantu menentukan tahan bedak (lasting power)
Daya lekat diperoleh dari penggunaan magnesium stearat.
c. Pewarna
Pewarna adalah bahan tambahan alam dalam sebuah produk
kosmetik dekoratif seperti bedak. Fungsi utama pewarna adalah
menyamarkan bintik atau noda serta menghasilkan warna yang indah untuk
menciptkan daya tarik. Pewarna terbagi menjadi pewarna bahan organik
sintetik, pigmen inorganik dan pewarna alami.
d. Pengawet
Pengawet adalah bahan untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme
yang bisamerusak produk atau tumbuh pada produk kosmetik. Bahan
pengawet yang sering digunakan dalam dunia farmasi salah satunya adalah
metil paraben.
2.1.5 Fungsi sediaan bedak
Menurut Tranggono (2007) fungsi dari sediaan bedak antara lain:
a. Mengurangi kilauan yang muncul akibat produksi minyak pada kulit
atau keringat.
b. Mempercantik wajah.
c. Dapat menutupi kekurangan kulit seperti pori-pori besar, warna kulit
yang tidak rata dan cacat kecil pada wajah.
BAB 3
METODE KERJA
3.1 Rancangan Formula
Zink Oxide : 5%
Magnesium stearate : 5%
DMDM Hydantoin : 0,1%
Rose oil : qs
Sunset yellow : qs
Paraffin liquid : 10%
Talkum : ad 100%
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Pada praktikum ini alat yang digunakan yaitu; Lumpang dan alu, gelas
ukur 10 ml, gelas beaker 50 ml, ayakan mesh 60.
3.2.2 Bahan
Pada praktikum ini bahan yang digunakan yaitu; Zinc oxide 5%, Mg
Stearate 5 %, Dmdm Hydantoin 0,1%, Rose Oil qs, Sunset yellow qs, Paraffin
liquid 10%, talcum ad 100%
3.3 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan.
3. Dimasukkan Zink okside ke dalam lumpang kemudian gerus dan
diayak, keluarkan dari lumpang (campuran 1).
4. Dimasukkan sedikit Talkum ke dalam lumpang untuk menutupi pori-
pori lumpang.
5. Ditambahkan Magnesium stearate kemudian digerus.
6. Ditambahkan Dmdm Hydantoin dan gerus ad homogen
7. Ditambahkan paraffin liquid gerus ad homogen
8. Ditambahkan sunset yellow dan rose oil kedalam lumpang kemudian
gerus ad homogen.
9. Dimasukkan sisa Talkum dan gerus hingga ad homogen
10. Dicetak dan di evaluasi
11. Diberi label dan dimasukkan dalam kemasan primer kemudian di tekan
secara perlahan hingga terbentuk bedak padat yang baik.
12. Diberi label dan dimasukkan dalam kemasan sekunder dan diberi
brosur
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Bahan
5
1. Zink Oksida : 100 𝑥 30 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 1,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
5
2. Magnesium Stearat : 100 𝑥 30 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 1,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
0,1
3. DMDM Hydantoin : 100 𝑥 30 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,03 𝑔𝑟𝑎𝑚

4. Rose oil : q.s


5. Sunset yellow : q.s
10
6. Paraffin liquid : 100 𝑥 30 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 3 𝑔𝑟𝑎𝑚

7. Talkum : 30 gram – (1,5 + 1,5 + 0,03 + 1,2 +3)


: 30 gram – 6,03 gram
: 23,97 gram

4.2 Tabel Hasil Evaluasi

Uji Uji pH Uji Uji Uji Daya Lekat


Organoleptik Homogenitas Kerapuhan (Lekat dan
(4,5-7)
(Homogen) (Kompak, Menempel)
(Padat, kuning
tidak mudah
langsat atau
retak)
cream, bau
khas)

Warna cream, 5 Homogen Tidak retak Lekat dan


bau khas Mudah
menempel

4.3 Pembahasan
Tabir surya merupakan suatu bahan yang dapat melindungi kulit
terhadap sinar ultraviolet (UV). Tingkat kemampuan suatu sediaan tabir
surya didasarkan pada penentuan SPF (Sun Protection Factor) yang
menggambarkan efektifitas produk tabir surya dalam melindungi kulit.
Tabir surya digunakan pada bagian kulit yansg telah rusak karena sinar
matahari. Tabir surya banyak digunakan sebagai kosmetik dan juga
digunakan pada semua kelompok umur dan kondisi kesehetan yang
bervariasi (Niekha, 2015).
Bedak padat adalah bedak kering yang telah dikompres menjadi
padatan dan biasanya digunakan dengan spons bedak. Komposisinya
mirip dengan bedak tabur, tapi efeknya pada kulit berbeda pada beberapa
tingkat. Pengikat yang terkandung dalam bedak padat memberikan adhesi
yang besar (Retno dan Fatma, 2007).
Alasan penambahan Zink Oksida karena memiliki kemampuan untuk
menghalangi sinar UV atau mampu memberi nilai SPF yang tinggi, ZnO
mampu mampu menghalangi secara spektrum dan kuantum sinar UV
lebih baik dibanding TiO2. Konsentrasi maksimum ZnO pada produk
kosmetik adalah 10% (Mulyani, 2014). Penggunaan DMDM Hydantoin
karena merupakan salah satu pengawet yang paling banyak digunakan.
Pemilihan ini dikarenakan karena pengawet mempunyai spektrum anti
mikroba yang luas sangat larut dalam air dan cukup stabil pada Rentang
PH dan suhu yang luas (Selvi, 2017). Dalam kegunaan dan khasiatnya,
talk biasanya digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kosmetik
dan zat tambahan di dalamnya. Adapun fungsi dari penambahan tersebut
adalah sebagai penyerap hidrasi, menyerap minyak, mengurangi gesekan
pada lipatan dan lain sebagainya (Retno, 2007). Magnesium stearate
digunakan sebagai pelekat agar bedak mudah melekat pada kulit dan
tidak mudah lepas. Daya lekat juga membantu melembabkan (Rosita,
2010). Kegunaan dari rose oil adalah sebagai zat tambahan yang
berfungsi sebagai penambah aroma dan pewarna pada suatu bahan atau
suatu zat (Dirjen POM, 1979). Rose oil juga digunakan sebagai parfum
untuk menutupi bau tanah dari beberapa bahan seperti kaolin (Agoes,
2015). Pengunaan sunset yellow digunakan dalam kosmetik sebagai
pewarna (Rowe, 2009).
Pada pratikum kali ini dibuat sediaan kosmetik yaitu bedak padat
dengan zat aktif Zinc oxide. Ada beberapa zat tambahan yang digunakan
untuk diformulasikan dengan Zink oksida diantaranya magnesium stearate
sebagai pelekat, paraffin liquid sebagai pengikat, dmdm hydantoin
sebagai pengawet, rose oil sebagai pengaroma, sunset yellow sebagai
pewarna, talk digunakan sebagai pengisi. Sediaan bedak padat yang
dibuat diindikasikan sebagai tabir surya. Untuk menjamin mutu dari suatu
sediaan maka dilakukan beberapa evaluasi diantaarnya yaitu uji
organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji keretakan dan uji daya lekat.
Uji organoleptik dilakukan dengan cara pengamatan langsung
meliputi bentuk, warna dan bau (Ardana et al, 2015). Hasil uji organoleptik
yang didapatkan dengan mengamati bentuk warna dan bau pada sediaan
didapatkan hasil berwarna cream, dan bau khas. Hal tersebut telah sesuai
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Uji pH dalam sediaan bedak padat dilakukan dengan menggunakan
kertas indicator pH. Tujuan dilakukan uji pH adalah untuk mengetaui nilai
pH pada sediaan bedak padat yang telah dibuat. Hasil yang didapatkan
yaitu pada pH 5. Hal tersebut telah memenuhi spesifikasi range pH normal
kulit yang telah ditetapkan yaitu 4,6 – 7 (Nurhabibah et al, 2018).
Uji homogenitas dilakukan dengan menyebarkan bedak padat pada
kertas putih dan dilihat homogenitasnya. Hasil yang didapatkan dari
semua kelompok rata-rata memiliki bentuk dan warna yang seragam
sehingga bedak dinilai homogen. Hal tersebut sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan dimana jika warna dasar menyebar secara merata,
maka bedak padat dinyatakan homogen (Justita, 2014)
Uji daya lekat dilakukan dengan cara bedak padat diaplikasikan pad
punggung tangan. Penilaian daya lekat bedak padat pada kuliy
menggunakan skala penilaian 1-4, yaitu skor 1 yaitu mudah menepel, skor
2 yaitu cukup lekat dan mudah menempel, skor 3 yaitu lekat dan mudah
menempel, skor 4 yaitu sangat lekat dan mudah menempel (Agustiina,
2015). Hasil uji daya lekat yang didapatkan yaitu berada pada skor 3, lekat
dan mudah menempel.
Uji kerapuhan bertujuan untuk mengetahui kepadatan sediaan akhir
sesuai dengan persyaratan sediaan compact powder. Uji kerapuhan
dengan mengamati kerapuhan sediaan yang telah dijatuhkan dari
ketinggian 8-10 inch (20-25 cm) pada permukaan rata. Syarat uji
kerapuhan yang baik adalah sedan tidak boleh pecah atau retak (Latelay
et al., 2017). Hasil uji kerapuhan yang didapatkan tidak sesuai spesifikasi
dikarenakan bedak pecah atau retak. Hal ini dikarenakan kurangnya
penambahan bahan pengikat pada sediaan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari percobaan ini adalah
pembuatan bedak padat dengan formulasi Zink Oxide, Magnesium
Stearat, Parafin Liquid, Dmdm Hydantoin, sunset Yellow, rose oil, dan
Talkum. Proses pembuatan menggunakan metode kempa kering.
Evaluasi yang dilakukan dalam percobaan ini meliputi uji organoleptik, uji
pH, uji daya lekat, dan uji kerapuhan.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Dosen
Diharapkan untuk tetap hadir pada saat praktikum berlangsung untuk
membimbing praktikan dalam melakukan percobaan dan mengawasi
asisten.
5.2.2 Saran untuk Asisten
Diharapkan kepada seluruh asisten agar dapat membimbing saat
praktikum dengan maksimal dan komunikasi dengan praktikan tetap
terjaga.
5.2.3 Saran untuk Laboratorium
Diharapkan sarana dan psarana dalam laboratorium dilengkapi, diperbaiki
dan dirawat lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, F. 2015. Pengaruh Perbandingan Jumlah Perona Mata Sisa
danZinc Stearate Terhadap Sifat Fisik Kosmetik Perona
Mata. E.Journal. Volume 04. No.03 tahun 2015., Edisi
Yudisium Periode Oktober, hal 57-62.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta :
DepartemanKesehatan Republik Indonesia.
Hexsel D, Dal’Forno TDO, Cignachi S. 2008. Definition, clinical aspects,
associated conditions, and differential diagnosis. In:
Goldman MP, Bacci PA, Leibaschoff G, Hexsel D, Angelini F, eds. Cellulite
pathophysiology and treatment. New York: Taylor & Francis;
2006:7-24
Justita. M. 2014. Formulasi Sediaan Bedak Kompak Menggunakan Sari
Wortel (Daunus Corata L) Sebagai Pengwarna. Sumatra
Utara:Universitas Sumatra Utara.
Justita. M. 2014. Formulasi Sediaan Bedak Kompak Menggunakan Sari
Wortel (Daunus Corata L) Sebagai Pengwarna. Sumatra
Utara:Universitas Sumatra Utara.
Mulyani., Pramita Putri., Nurul Wahidatul. 2014. Penentuan Nilai SPF (Sun
Protection Factor) Ekstrak N-Heksan Etanol (1:1) Dari Rice
Bran (Oryza sativa) Secara In Vitro Dengan Metode Spektrofotometri Uv
Vis. Fakultas MIPA. Universitas Tadulako
Nur Habibah., Aji Najihuddin, Dawai Suci Inrawati. 2018. Formulation Andi
Evaluation Of Blushon Preparation Ethanol Of Cinnamomic.
Jurnal Ilmiah Farmaka Bahanari: Issn 2087-0337.
Niekha, Z. I. 2015. Uji Stabilitas Fisik dan Penentuan Nilai Sun
ProtectionFactor (SPF) Krim Rice Bran Oil. Skripsi. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Retno Iswari Tranggona & Fatma Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu
Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Penerbit
Rosita, N. dan Purwanti, T. 2010. Sediaan Tabir Surya Kombinasi
Oksibenson dan Oktil Metoksisinamat Dengan Penambahan
Asam Glikolat. Majalah Ilmu Kefarmasian, 7(2):16-26.
Rowe RC, Sheskey PJ, Quinn ME. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th edition. Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Association, USA

Selvi Sutjahjokartiko. 2017. Pengaruh Konsentrasi Pengawet DMDM


Hydantoin terhadap Karakteristik, Stabilitas Fisika pH Water
Based Pomade yang Mengandung Ekstrak Aloe Vera. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya

Anda mungkin juga menyukai