PLC
dianggap sebagai sinyal dalam keadaan high ataulow, on atau off, dan lain sebagainya. Secara umum, konsep dua keadaan ini dapat menjadi dasar pengambilan keputusan. Dalam tulisan ini, bilangan biner 1 merepresentasikan adanya sinyal, sedangkan bilangan biner 0 menandakan tidak ada sinyal. Pada sistem digital, kedua kondisi ini direpresentasikan oleh level tegangan yang berbeda, yaitu +V dan OV, seperti diperlihatkan oleh Tabel berikut:
Fungsi-Fungsi Logika Dasar Operasi yang dilakukan oleh peralatan digital seperti PLC pada dasamya berbasis pada tiga fungsi logika dasar: AND, OR dan NOT. Fungsi-fungsi ini mengombinasikan variabel-variabel biner sehingga membentuk pemyataan logika. Setiap fungsi memiliki aturan yang menentukan hasil keluaran (benar atau salah). Logika AND Keluaran gerbang AND akan high (1) jika semua masukan high (1). Jumlah dan' masukan tidak dibatasi, tetapi hanya terdiri dari satu keluaran. Gambar 1 berikut memperlihatkan gerbang AND dua masukan beserta representasi diagram ladder PLC dan tabel kebenarannya.
PLC
Logika OR Keluaran gerbang OR akan high (1) jika salah satu masukan high (1). Seperti halnya dengan gerbang AND, jumlah masukan gerbang OR ini juga tidak dibatasi, tetapi hanya terdiri dari satu keluaran. Gambar 5.2 memperlihatkan gerbang OR dengan dua masukan beserta representasi diagram ladder PLC dan tabel kebenarannya.
Logika NOT Tidak seperti fungsi logika AND dan OR, fungsi NOT ini hanya memiliki satu masukan dan satu keluaran. Gambar 3 berikut berturut-turut memperlihatkan simbol gerbang, realisasi ladder serta tabel kebenaran dari fungsi NOT.
PLC
Gambar 3. Gerbang NOT dan Tabel kebenarannya Catatan: Realisasi gerbang logika NOT dalam program diagram Ladder PLC dapat saja memiliki bentuk seperti gambar berikut:
Seperti terlihat pada gambar, realisasi ini membutuhkan relay tambahan (CR) dalam ladder-nya. Hal ini tentu saja kurang efisien jika dibandingkan dengan realisasi logika NOT pada Gambar 3(b). Namun, jika gerbang atau logika NOT ini akan diimplementasikan dengan menggunakan rangkaian atau ladder elektromekanis maka gambar di atas adalah satu-satunya cara yang dapat digunakan. Sekarang, coba cermati permasalahan sederhana ini: Sebuah push button (NO) akan digunakan untuk mengontrol Lampu Y. Dalam keadaan normal (PB A tidak ditekan), lampu Y akan menyala, sedang-kan jika tombol ditekan (aktifl, justru lampu akan menjadi mati. Realisasikan logika tersebut dengan diagram ladder elektromekanis dan diagram Ladder PLC:
PLC
Aljabar Boolean Aljabar Boolean adalah aljabar yang berlaku pada persamaan-persamaan atau fungsi logika diskret. Beberapa teorema atau sifat penting aljabar Boolean yang dapat digunakan untuk menyederhanakan persamaan persamaan logika di antaranya adalah: Sifat Asosiatif:
PLC
Berikut ini adalah pemanfaatan sifat dan teorema untuk beberapa fungsi logika dasar yang dapat digunakan untuk rnerancang diagram ladder ekivalennya. Logika NAND Pada dasarnya, fungsi logika ini merupakan kebalikan dari logika AND: keluaran akan Low jika semua masukan High. Gambar 4 berikut ini berturut-turut memperlihatkan simbol NAND dua masukan dan tabel kebenarannya.
PLC
Gambar 4. Simbol gerbang NAND dan tabel kebenarannya Implementasi logika tersebut ke dalam diagram ladder dapat disederhanakan dengan menggunakan teorema Demorgan berikut:
Logika NOR Secara fungsional, logika ini merupakan kebalikan dari logika OR: keluaran akan Low jika salah satu masukan High. Gambar 6 berturut-turut memperlihatkan simbol NOR dua masukan dan tabel kebenarannya. Implementasi logika tersebut ke dalam diagram ladder dapat disederhanakan dengan menggunakan teorema Demorgan:
PLC
Gambar 6. Simbol gerbang NOR dan tabel kebenarannya Diagram ladder-nya akan terlihat seperti Gambar 7 berikut ini:
Gambar 7. Representasi diagram ladder PLC untuk logika NOR direalisasikan secara langsung tanpa penyederhanaan terlebih dahulu seperti terlihat pada gambar berikut:
PLC
Logika Exclusive OR
Gambar 8. Simbol gerbang XOR dan tabel kebenarannya Gambar 8 tersebut memperlihatkan simbol gerbang dan tabel kebenaran logika XOR. Berdasarkan tabel, terlihat bahwa keluaran akan high jika salah satu masukan high, atau secara matematis dapat ditulis:
Dengan demikian, representasi logika XOR dalam bentuk diagram ladder akan tampak seperti pada Gambar 9 berikut ini:
Perancangan Diagram Ladder Berdasarkan Tabel Kebenaran Jika output yang diharapkan dari rangkaian logika diberikan untuk setiap kombinasi input maka hasilnya akan lebih mudah jika ditampilkan dalam bentuk tabel kebenaran. Berdasarkan tabel ini maka ekspresi logikanya dapat langsung diperoleh. Sebagai contoh, perhatikan tabel kebenaran yang memperlihatkan relasi logika dari sebuah rangkaian
PLC
berikut ini:
Terlihat dari tabel di atas, terdapat tiga kejadian yang menyebabkan output Y bemilai 1 (high):
Perlu diperhatikan di sini bahwa perancangan dengan menggunakan pendekatan ini akan selalu menghasilkan bentuk jumlah dari suku-suku perkalian (sum of
PLC
10
products).
Contoh dan Penyelesaian Contoh 1 Perancangan Logika Sederhana 1 Rancanglah diagram ladder sederhana sedemikian rupa sehingga output D akan On jika saklar A dan B, keduanya tertutup atau keadaan saklar C tertutup. Penyelesaian Dari permasalahan di atas, persamaan logikanya adalah:
Contoh 2 Perancangan Logika Sederhana 2 Rancanglah program sedemikian rupa sehingga keluaran D akan On Jika Push Button A ditekan, atau salah satu tombol B atau C ditekan Penyelesaian Persamaan logika untuk permasalahan di atas secara matematis dapat ditulis:
PLC
11
Gambar 14. Representasi diagram ladder PLC Contoh 3 Perancangan Diagram Ladder dari Tabel Kebenaran Rancanglah diagram ladder berdasarkan tabel kebenaran berikut ini:
Penyelesaian Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa Output Y akan high jika terjadi minimal salah satu kombinasi input berikut ini:
dengan demikian, diagram ladder-nya akan tampak seperti pada Gambar 15 berikut:
PLC
12
PLC
13