Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU BAHAN TEKNIK

PRODUKSI LOGAM PADA PROSES DAPUR LISTRIK BUSUR NYALA API

Dosen Pengampu
RICKO YUDHANTA, M.Sc

Disusun Oleh :

TARUNA MUDA MUHAMMAD SYAFRI FADHILLA


2206034

PRODI D-IV TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF


POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena berkatnya lah saya bisa menyelesaikan
karya tulis tentang Produksi Logam pada Proses Pemurnian dan Pengolahan Logam
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan karya tulis ini, sehingga karya tulis ini bisa selesai dan dijadikan sebagai referensi
pengajaran Ilmu Bahan Teknik untuk kita semua.
Walaupun makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu saya berharap kepada bapak
dosen untuk memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan karya tulis tentang pembahasan
logam ini. Sebagai penulis saya berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, atas
perhatian dari semua pihak, akhir kata saya ucapkan Terimakasih.

Bekasi, 17 November 2022


Penulis,

MUHAMMAD SYAFRI FADHILLA


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri peleburan dan pengecoran logam di Indonesia saat ini sangat rendah.
Padahal Indonesia berpotensi menjadi salah satu pasar terbesar di dunia. Industri pengecoran
logam berskala kecil banyak yang terkendala perkembangannya, ini disebabkan oleh dapur
peleburan logam yang tersedia di pasaran sangat mahal harganya dan susah untuk didapatkan
kerena harus diimpor dari luar negeri. Pemilihan jenis dapur dan proses peleburan yang digunakan
harus sesuai dengan jenis logam yang dipilih dan juga sesuai dengan produk yang diinginkan.
Jenis dan klasifikasi dapur peleburan yang saat ini berkembang diantaranya adalah dapur krusibel,
dapur kupola, dapur busur listrik, dapur induksi, dapur konverter, dan Dapur Thomas dan
Bessemer. Bahan bakar yang digunakan juga beragam diantaranya batu bara, bahan bakar
minyak, listrik, arang, bahkan bahan bakar berbentuk gas [1]. Untuk menjawab permasalahan
tersebut diatas maka perlu perancangan dan pembuatan dapur peleburan logam yang sederhana,
mudah pembuatannya, mudah dipindah-pindahkan (portable) dan yang paling penting adalah
murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh industri-industri pengecoran skala rumah tangga.
Dapur peleburan logam hasil perancangan dan pembuatan tersebut akan memiliki beberapa
keunggulan diantaranya adalah efisiensi bahan bakarnya karena menggunakan bahan bakar gas
(LPG) dan temperatur ruang bakar yang mencapai 1000 o C karena kontruksi dapur menggunakan
isolasi panas bata tahan api. Untuk itu, perlu mendapatkan sebuah rancangan dapur peleburan
alumunium yang relatif murah dengan mengunakan bahan bakar gas (LPG). Aluminium memiliki
titik lebur 660 o C, sehingga dengan suhu dapur 1000o C sangat polensial digunakan untuk
meleburkan alumunium. Jenis logam lain yang dapat dileburkan dengan dapur ini titik lebur
dibawah 1000 o C adalah tembaga (962 o C), kuningan (940 o C), timah (327 o C), magnesium-
lead (630 o C), Sn-Bi (232 o C), dan sebagainya [2]. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan
sebuah rancangan dapur peleburan alumunium yang relatif murah dengan menggunakan bahan
bakar gas (LPG ), dalam proses peleburan 0.39 kg alumunium bahan bakar yang terpakai dalam
peleburan ini adalah 100 gram gas.
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :


- Menjelaskan proses dapur listrik
- Menjelaskan proses Tanur Busur Api
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Menjelaskan Pengertian Proses dapur listrik


Tanur busur listrik atau dapur listrik busur cahaya adalah tanur listrik yang
menggunakan busur listrik sebagai pemanasnya. Busur listrik diperoleh dari
reaksi elektrode dengan elektrode atau elektrode dengan cairan besi. Elektrode menghasilkan
busur listrik dengan suhu peleburan sekitar 3.000 oC. Elektrode yang digunakan terbuat
dari karbon murni dan diambil dari pipa-pipa pembangkit gas karbon
monoksida pada tekanan 250–300 atmosfer. Pada penggunaan tanur busur listrik tidak terjadi
percampuran karbon ke dalam cairan baja sehingga menghasilkan baja dengan kualitas tinggi.
[1]
 Peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan logam atau peleburan logam, dimana besi
bekas dipanaskan dan dicairkan dengan busur listrik yang berasal dari elektrode ke besi bekas di
dalam tanur.

2.2 Proses Tanur Busur Api


Tanur ini digunakan untuk proses peleburan, pemurnian dan untuk proses penahanan cairan
logam pada temperatur tertentu (holding furnace). Tanur ini biasanya memiliki kapasitas untuk
menampung cairan logam sebanyak 5 – 25 ton. Keuntungan dari penggunaan tanur busur api adalah:

 busur api yang terbentuk merupakan sumber panas tanpa risiko terkena kontaminasi,
sehingga kemurnian cairan logam dapat terjaga.
 penggunan panas dapat dikendalikan dengan mudah
 efisiensi panas sangat baik sekitar 70%, disamping muncul biaya yang tinggi akibat
kebutuhan listrik merupakan kerugian dari penggunaan tanur jenis ini.
 lapisan udara diatas cairan logam mudah untuk dikendalikan
 kehilangan (losses) bahan paduan seperti crom, nikel, dan tungsten yang rendah.
Material logam dapat mencair karena adanya elektrode yang dihubungkan dengan rangkaian
listrik (electrical circuit) yang akan membentuk suatu busur api yang akan mencairkan logam. Electric
arc-furnace menggunakan tiga buah elektrode yaitu sesuai dengan jumlah phase dari aliran listrik
yang digunakan. Arus yang digunakan adalah arus bolak-balik 3 phase ( 3 alternating current). Pada
electric arc-furnace ini bahan isian akan dipanaskan dan dicairkan oleh adanya radiasi dari busur
listrik (electric arc) yang terjadi antara electrode-electrode yang digunakan. Pada instalasi electric arc
furnace ini digunakan step-down transformer yang berguna menurunkan tegangan (voltage) aliran
listrik yang tinggi yang akan digunakan memanaskan dan mencairkan bahan isian.
Tanur busur api memiliki lapisan baja berbentuk silinder dengan landasan berbentuk
lengkung atau datar yang ditopang rol penahan yang memungkinkan tanur untuk dimiringkan.
Sebagai gambaran, tanur busur api yang memiliki kapasitas 10 ton memiliki diameter luar sebesar 3
meter, diameter dalam bahan tahan api sebesar 2,4 meter, tinggi 2,25 meter dan memiliki lapisan baja
setebal 25 mm, sedangkan power input sebesar 850 kva sampai dengan 30.000 kva.
Prinsip dasar pemanasan material
Prinsip timbulnya panas pada tanur busur api adalah panas timbul akibat adanya tahanan
(resistansi) saat arus listrik mengalir. Dalam hal ini, logam yang dimuatkan dalam tanur yang akan
memberikan tahanan terhadap arus listrik. Saat logam mencair, terak akan memberikan tahanan pada
aliran arus listrik. Untuk mempertahankan pemberian panas saat logam telah mencair, elektrode harus
diangkat sehinnga elektrode tersebut hanya menyentuh permukaan lapisan terak.
Panas dihasilkan oleh loncatan electron (busur api) dengan aliran listrik dengan adanya aliran
listrik ini maka, akan menimbulkan aliran induksi dalam cairan yang akan menyebabkan terjadinya
gerak cairan,sehingga homogenisasi cairan dapat terjadi.
Elektrode
Elektodenya dibuat dari bahan Carbon atau grafit dimana elektrode dari bahan grafit lebih
menguntungkan sebab lebih tahan terhadap temperatur tinggi. Ketiga elektrode yang digunakan,
semakin lama akan semakin pendek di bagian ujung bawahnya disebabkan panas yang terjadi pada
ujung tersebut. Pada saat operasi/bekerja, ketiga elektrode diturunkan secara bersama-sama hingga
menyinggung bahan isian.
Agar terbentuk busur api, tiga elektrode dipasang secara vertical dalam formasi segitiga.
Elektrode dikelilingi pendingin dan penutup untuk mendinginkan dan mengurangi gas yang keluar
lewat elektrode. Ketiga elektrode yang digunakan dapat dinaikan atau diturunkan secara otomatis
dengan menggunakan perangkat pengendali listrik atau hidraulis. Sistem kendali manual dan otomatis
digunakan untuk menaikkan, menurunkan, dan menggeser elektrode saat proses peleburan
berlangsung. Jika elektrode tersebut sudah pendek, perlu diganti yang baru.
~ Proses Pemuatan
Saat proses pemuatan penutup tanur dibuka, dan setelah material dimuatkan kedalam tanur,
kemudian penutup ditutup kembali, elektrode diturunkan, dan aliran listrik diberikan. Elektrode
diturunkan sampai dasar sampai cairan logam mulai terkumpul dan mulai naik. Elektrode kemudian
dinaikan secara bertahap seiring dengan kenaikan permukaan cairan logam.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses peleburan dengan menggunakan tanur
busur api dapat dicapai dengan melakukan proses perencanaan dan pengendalian pemuatan yang baik.
Secara umum komposisi pemuatan adalah sebagai berikut:

 bahan baku dengan ukuran besar/tebal sebanyak 40%


 bahan baku dengan ukuran medium sebanyak 40%
 bahan baku dengan ukuran kecil sebanyak 20%
Penggunaan sistem saluran dengan ukuran yang besar ( tebal ) akan mengakibatkan proses
peleburan menjadi semakin lama. Pemuatan bahan baku dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 distribusikan bahan baku pada seluruh permukaan tanur


 hindari bahan baku yang terkumpul dibawah elektrode
 akan lebih mudah apabila bahan baku dengan ukuran kecil diletakan diatas bahan baku
yang besar/tebal.

~ Proses peleburan
Proses peleburan baja dengan tanur busur api terbagi menjadi dua proses, yaitu:

 Proses terak asam


 Proses terak basa
Terak asam pada dasarnya mengandung Silika yang terdapat dalam ikatan ikatan kimia
FeMnS (iron manganese silicate).Terak ini terbentuk akibat reaksi oksidasi. Pada tahapan ini terjadi
proses pemurnian dari cairan logam yang dilakukan dengan pengendalian dalam penghilangan
(reduksi) beberapa unsur seperti carbon, mangan dan silicon melalui proses oksidasi.
Proses penghilangan phosphor dan sulfur sulit dilakukan. Pengontrolan kandungan kedua
unsur tersebut hanya dapat dilakukan dengan pemilihan secara ketat bahan yang dimuat, dimana
bahan yang dimuat harus memiliki kandungan rendah dari kedua unsur tersebut.
Pada proses terak basa, perhatian pada kandungan sulfur dan phosphor tidak perlu dilakukan
selama kedua unsur tersebut dapat dikurangi/dihilangkan dengan pemilihan material yang tepat. Pada
peleburan baja paduan, dapat dilakukan dengan melakukan pemuatan menggunakan bahan baku
dengan kandungan karbon yang rendah, dan untuk mencapai kandungan kimia akhir dilakukan
dengan menambahkan bahan paduan.
Pada tahap ini untuk pengikatan terak dilakukan dengan penambahan bijih besi dan batu
kapur yang ditambahkan pada saat pemuatan awal atau pada saat bahan baku telah mencair.
Penambahan bijih besi dan batu kapur saat awal proses peleburan dapat mengakibatkan hilangnya
unsur phosphor. Yang harus diperhatikan pada pemberian bijih besi dan batu kapur adalah:

 kedua bahan tersebut dapat memperlambat proses peleburan


 hindari saat pemasukan kedua bahan tersebut dibawah busur api yang juga akan merusak
elektrode.
 pemberian bijih besi tergantung dari kebersihan skrap yang digunakan
 pemberian batu kapur bervariasi, berkisar antara 2% - 5 % dari total bahan baku yang
digunakan, tergantung dari kandungan sulphur dan phosphor yang akan dihilangkan.
Komposisi aktual dari terak yang terbentuk pada saat pendidihan tergantung dari kandungan
carbon pada cairan logam serta proses desulphurisasi dan dephosporisasi.
~ Tahap pencairan
Yaitu tahap pertama peleburan dimana bahan baku pada diubah menjadi material cai hingga
temperature 15500C – 16000C. Disini reaksi-reaksi dalam terhadap elemen-elemen yang
dikandungnya (C, Mn, S, Si, P, Cr) mulai berlangsung dengan pembubuhan besi oksid, sebagai
pereaksi.

 Fe3O4 -----------> 4 FeO


 Fe2O3 -----------> 3 FeO
Perhatikan persamaan-persamaan reaksi berikut ini:

 C + FeO -----------> Fe + CO ( belum terjadi pendidihan )


 Si + 2 FeO -----------> SiO2 + 2 Fe
 Mn + FeO -----------> MnO + Fe ( terjadi pada temperatur relative rendah )
 2 P + 5 FeO -----------> 5 Fe + P2O5
 2 Cr + 3 FeO -----------> Cr2O3 + 3 Fe
Tahap ini berlangsung selama 1,5 jam dan diakhiri dengan pembuangan terak.
~ Tahap Pembersihan
Dilakukan dengan pembubuhan bahan pembawa CaO dan FeO sebanyak 3% - 4% dari
seluruh berat bahan baku. Pada temperatur tinggi, reaksi C + FeO ----> Fe + CO akan mengakibatkan
terjadi pendidihan. Penambahan CaO akan terjadi pengikatan elemen Cr, V, Ni, W, Al, Zn dan B
menjadi terak. Lama dari tahap ini sekitar 30 menit setelah pembersihan ini akan menghasilkan:C
turun sampai 0,5%, Si < 0,1%, Mn < 0,1%, P = 0,02 %, S = 0,04 %, Cairan mengandung O2 yang
tidak mengambil kotoran ( tidak ada yang dioksidasi ).
~ Tahap Penyelesaian
Tujuan tahap ini adalah untuk:

 Menyingkirkan O2 dari cairan


 Penataan susunan komposisi
 Desulfurisasi akhir
 Pencapaian temperature ideal untuk penuangan
 Penyingkiran sisa-sisa deoksidasi
 Deoksidasi akhir
Pada tahap ini temperature dinaikan hingga 16500C – 17000C, dan membutuhkan waktu
sekitar 30 menit.
~ Peralatan pendukung

 Pendingin air, digunakan pada tanur busur api untuk mendinginkan bagian-bagian
penting dari tanur, yaitu: pemegang, lengan dan penjepit elektrode, bagian penutup tanur,
aerah sekitar pintu
 Peralatan preheating (pemanasan awal) material yang akan dilebur, dilakukan dengan
menggunakan gas alam atau bahan bakan cair lainnya, akan mengurangi penggunaan
energi listrik saat proses peleburan. Dengan dilakukan pemanasan awal akan mengurangi
waktu peleburan serta akan mengurangi oksida – oksida dari bahan baku yang kemudian
akan memperpanjang usia bahan pelapis tanur dan elektrode.
 Penghisap debu dan asap, sebagai peralatan pendukung pada tanur busur listrik:
o Ventilasi (saluran udara) digunakan untuk memisahkan debu dan asap
o Pengisap debu dan asap yang di pasang langsung diatas tanur
o Penghisap debu dan asap yang menutupi permukaan tanur
o Penghisap debu dan asap berbentuk canopy

~ Dampak pemakaian
Penggunaan tanur busur listrik menyebabkan terjadinya fluktuasi tegangan listrik pada sistem
tenaga listrik. Bagian dari sistem yang terkena pengaruh langsung ialah bagian distribusi tenaga
listrik dan transmisi tenaga listrik. Fluktuasi tegangan mengakibatkan terjadinya kedip cahaya
pada penerangan listrik. Cahaya yang dihasilkan secara kedap-kedip ini dapat
mengganggu mata manusia dengan sensitivitas yang tinggi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah ini yaitu bahwasannya Tanur busur listrik atau dapur
listrik busur cahaya adalah tanur listrik yang menggunakan busur listrik sebagai pemanasnya. Busur
listrik diperoleh dari reaksi elektrode dengan elektrode atau elektrode dengan cairan besi.
3.2 Saran
Penulis berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca termasuk kepada
penulis sendiri dan disarankan kepada pembaca agar dapat memahami apa yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sudjana, H., 2008, Teknik Pengecoran Logam, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
[2] Callister, W., D., 2007, Materials Science and Engineering, John Wiley & Sons, Inc, United States
of America

Anda mungkin juga menyukai