Anda di halaman 1dari 12

TUGAS EKSPLORASI MODUL 1.

1. Apa bagian yang paling menarik bagi saya? Mengapa?


Bagian yang menarik bagi saya adalah lahirnya taman siswa sebagai sebagai gerbang
kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa. Dengan lahirnya taman siswa
pengajaran serta pendidikan tidak hanya dapat dirasakan oleh kalangan tertentu saja,
pribumi pun dapat mersakan hadirnya ilmu pengetahuan.
2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial?
Pada zaman kolonial pendidikan bertujuan sebagai penunjang kepentingan mereka untuk
terus dapat memberdayakan tenaga pribumi serta sebagai calon pegawai saja nantinya.

3. Apa persamaan dan perbedaan antara proses pembelajaran pada zaman Kolonial dengan
proses pembelajaran saat ini?
Persamaannya adalah sebagai upaya memberikan bekal keterampilan terhadap peserta
didik dengan tujuannya masing-masing. Adapun perbedaannya yaitu pembelajaran pada
zaman kolonial hanya dapat dialami oleh kalangan tertentu saja dengan pengajaran yang
jauh dari kata merdeka, sedangkan pembelajaran saat ini bisa dialami oleh semua pihak
dan kalangan dengan pengajaran yang sedang berproses menuju pendidikan yang
merdeka belajar.

Penugasan (Refleksi diri)

Apa intisari pemikiran KHD tentang pendidikan?


Intisari dari pemikiran KHD tentang pendidikan adalah tuntutan adanya PERUBAHAN,
dengan memperhatikan kodrat keadaan. Pendidikan harus terus berubah dan berkembang
sesuai dengan kodrat zaman dan alamnya. Perlu kita ketahui bersama bahwa mendidik
anak pada era abad 20 berbeda dengan mendidik anak pada abad 21,
KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak
mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zamannya. Bila melihat dari kodrat
zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki
Keterampilan Abad ke-21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal
sosial budaya murid di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan
murid di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur. Artinya jika melihat pada kodrat
zaman saat ini tentunya transformasi pendidikan sangat perlu dilakukan, namun tidak
kalah pentingnya kodrat alampun perlu dipertimbangakan, kita tidak bisa
menyeragamkan proses pengajaran didalamnya karena melihat kodrat alam pada masing-
masing wilayah yang berbeda. Dengan mempertimbangkan kodrat zaman dan kodrat
alam sebagai upaya transformasi pendidikan sehingga diharapkan merdeka belajar dapat
terwujud.
Dalam melakukan transformasi atau perubahan pendidikan Ki Hajar Dewantara juga
mengingatkan kita para pendidik dalam menuntun murid untuk mencapai kekuatan
kodratnya yang sesuai dengan alam dan zaman maka kita harus menggunakan azas
Trikon yaitu kontinuitas yaitu tentang menjaga nilai-nilai kebudayaan ditengah-tenah
arus zaman yang semakin berkembang, konvergens yaitu adalah upaya untuk
mengembangkan kebudayaan nasional Indonesia dengan cara memadukan dengan kebudayaan
asing yang dipandang dapat memajukan bangsa Indonesia dengan tetap memperhatikan nilai-
nilai kemanusiaan, dan konsentris yaitu menghormati keberagaman yang ada.
Dan yang terakhir intisari pemikiran KHD tentang pendidikan adalah adanya
PERUBAHAN dengan BUDI PEKERTI. Budi pekerti, watak, atau karakter merupakan hasil
dari bersatunya gerak pikiran (cipta), perasaan (rasa) , dan kehendak atau kemauan (karsa)
sehingga menimbulkan tenaga (pekerti) Jadi budi pekerti merupakan sifat jiwa manusia, mulai
angan-angan hingga menjelma sebagai tenaga. Menurut KHD pendidikan haruslah berorientasi
kepada murid, dengan begitu diharapkan dapat melahirkan insan –insan yang memiliki
kebijaksanaan didalam kehidupan.

Bagaimana Anda memandang diri Anda sebagai pembelajar (guru) dan pemelajar
(murid) jika dikaitkan dengan pemikiran KHD?
Sebagai seorang pembelajar tentunya pemikiran KHD sangat relevan dengan kondisi
pendidikan saat ini, dengan memperhatikan kodrat keadaan serta mewujudkan suatu
perubahan melalui budi pekerti saya meyakini bahwa transformasi pendidikan saat ini
akan melahirkan insan –insan yang memiliki kebijaksanaan didalam kehidupan, hal
demikian dapat terwujud jika pendidik berorientasi pada murid dalam proses
pembelajaran dan pendidikannya.
Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Menurut Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia,


pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya. Dengan konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu
pendidikan yang memerdekakan. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan
manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk
mencapainya. Pada hakekatnya tujuan dari pendidikan adalah kemerdekaan. Merdeka
berarti setiap orang bisa memilih menjadi apa saja, dengan catatan adanya penghargaan
terhadap kemerdekaan yang dimiliki orang lain, dengan semboyannya yang terkenal ing
ngarso sun tulodo, ing madya mangun karso tut wuri handayani. Ing Ngarso Sun
Tulodho,yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ing Madyo Mangun
Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut Wuri Handayani, yang
mengandung arti di belakang memberi dorongan. Sedangkan Menurut Ki Hajar
Dewantara (KHD), pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan
proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak
secara lahir dan batin.
Relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini sudah
mulai mengarah pada konsep pendidikan menurut KHD yaitu pendidikan yang merdeka
belajar, maka dari itu untuk mewujudkannya pemerintah lewat Kementrian pendidikan
dan kebudayaan (KEMENDIKBUD) mengadakan program Pendidikan Guru Penggerak
(PGP) yang diharapkan lulusan program Pendidikan Guru Penggerak ( PGP) ini dapat
menerapkan konsep merdeka belajar pada sekolah dan ruang kelasnya. Hal ini juga
relevan dengan konteks pendidikan di sekolah kami yaitu dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi dirinya menurut
bakat dan mintanya, baik secara akademik maupun non akademik . meskipun belum
sepenuhnya menerapkan konsep pembelajaran yang merdeka.
Seornag guru yang baik adalah guru yang selalu mengembangkan kompetensi
dirinya untuk menjadi lebih baik, dalam melaksanakan konsep pendidikan KHD saya
merasa belum menerapkannya secara optimal dalam kelas saya dan konsep merdeka
belajar belum sepenuhnya dilaksanakan.
Harapan yang ingin saya lihat pada diri saya sebagai seorang pendidik stelah
mempelajari modul ini yaitu mendapatkan pemahaman mengenai pemikiran KHD serta
mampu mengapikasikan pemikiran KHD sehingga dapat mewujudkan tujuan pendidikan
Indonesia dengan merdeka belajar.
Harapan yang ingin saya lihat pada murid-murid saya setelah mempelajari modul
ini yaitu murid-murid dapat mengembangkan bakat dan minat serta mendapatkan
pendidikan sesuai pemikiran KHD serta berani mengutarakan pendapat atau
pemikirannya didalam atau di luar kelas tanpa ada kekhawatiran takut disalahkan.
Kegiatan, materi serta manfaat yang saya harapkan ada dalam modul ini adalah
yang mudah saya pahami sehingga saya dapat mengaplikasikannya serta menularkan
materi pada modul ini kepada rekan seprofesi sehingga peserta didik dapat menerima
pengajaran yang saya lakukan. Dan diharapkan merdeka belajar dapat dirasakan oleh
semua pihak.
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan (1)_ROMI

Model 4 F

Fact
Feeling
Finding
Future

Facts (Peristiwa)

Kamis, 20 Oktober Saya mengikuti serangkaian acara pembukaan pendidikan calon guru
penggerak secara virtual melalui chanel youtube Ditjen GTK Kemendikbud RI dikarenakan link
zoom yang tidak bisa saya akses dikarenakan terbatasnya jumlah peserta yang bisa bergabung
didalamnya. Hal demikian sekaligus sebagai penanda bahwa Pendidikan Calon Guru Penggerak
Angkatan 7 telah resmi dimulai. Siang hari setelah pembukaan dilanjut dengan dimulainya
pendidikan calon guru penggerak melalui aplikasi LMS, Dalam LMS tersebut terdapat 3 paket
modul, modul yang telah saya pelajari adalah paket modul 1 modul 1.1 tentang refleksi filosofi
pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara.

Minggu, 23 Oktober 2022 Lokakarya 0 telah diselenggarakan di SMA N 3 Sukoharjo.


Pada saat lokakarya 0 saya didampingi oleh Kepala Sekolah dan Pengawas binaan dimana saya
bertugas sebagai bentuk dukungan kepada saya dalam mengikuti pendidikan calon guru
penggerak. Banyak aktifitas dalam lokakarya yang dilakukan mulai dari pengisian Lembar Kerja
Kesepakatan Peran CGP dan Kepala Sekolah, pengisian lembar Pengecekan Mandiri Kompetensi
GP, pengisian Evaluasi Diri Guru Penggerak, pengisian Rencana Pengembangan
Kompetensi Diri, sampai pengisian Evaluasi Lokakarya Orientasi. Tak lupa shareing praktik
baik pengajaran beberapa rekan calon guru penggerak yang sangat inspiratif.

Feelings (Perasaan)

Serangkaian seleksi mulai tahap 1 sampai tahap 2 yang tentunya penuh dengan semangat
motivasi untuk memutuskan ikut bergerak agar nantinya menjadi bagian perubahan pendidikan
di Indnesia. Ketika dinyatakan lolos Calon guru penggerak Perasaan saya tentu saja senang dan
bersyukur atas apa yang saya peroleh, pengumuman tersebut adalah awal dari perjalanan saya
menjadi guru penggerak.

Ketika proses pendidikan telah dijalankan maka perasaan kekhawatiran mulai timbul, apa
saya mampu menyelesaikan serangkaian kegiatan serta tugas-tugasnya, setelah saya berefleksi
dengan diri sendiri saya menyadari bahwa motivasi serta dukungan dari kepala sekolah,
pengawas, rekan mengajar sampai keluarga yang selalu memberikan semangat serta manajemen
waktu menjadi kunci penyelesaian saya pada modul 1.1 ini.

Findings (Pembelajaran)

Penggunaan pembelajaran menggunakan LMS bukan hal baru bagi saya karna
sebelumnya pernah mengikuti diklat secara online juga, namun ternyata ada hal-hal yang
membuat saya merasa kesulitan karena isi serta alur yang mungkin belum terbiasa
mengerjakannya, namun setelah beberapa kali pengerjaan tugas maka kesulitan tersebut sudah
bisa teratasi dengan bantuan dan dukungan dari Fasilitator, Pengajar Praktik, serta rekan calon
guru penggerak.

Pada modul 1.1 terdapat serangkaian kegiatan di mulai mulai dari aktifitas pembelajaran
mulai dari diri, eksplorasi konsep, forum diskusi serta ruang kolaborasi dan elaborasi yang
banyak memberikan penguatan serta pengetahuan baru tentang materi yang telah saya pelajari
sehingga saya dapat memahami konsep dari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Future (Penerapan)

Penerapan hasil pembelajaran Modul 1.1 tentang refleksi filosofi pendidikan Ki Hajar
Dewantara telah diimplementasikan di kelas. Semua murid menerima dengan baik meskipun
masih terdapat tantangan yang harus saya hadapi, namun hal demikian menjadi refleksi bagi saya
untuk terus belajar mengembangkan kompetensi yang saya miliki untuk dapat bergerak bersama
memajukan pendidikan di Indonesia khususnya di sekolah saya. Maka dari itu saya sangat
terbuka untuk menerima saran serta kritik membangun dari fasilitaor, pengajar praktik, rekan
calon guru penggerak yang menjadi partner utama selama pembelajaran berlangsung serta rekan
mengajar disekolah untuk memaksimalkan hasil atau penerapan aksi nyata di modul selanjutnya.
Jurnal Aksi Nyata
Penerapan Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Metode Diskusi sebagai Aksi Nyata Pembelajaran Berpusat Pada Murid Guna
Mewujudkan Merdeka Belajar

Ki Hajar Dewantara (KHD) Menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun


segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pada
pembahasan awal pendidikan, yakni modul 1.1. Saya mempelajari bagaimana Refleksi Filosofis
Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, sebagai seorang guru saya merasa bahwa saat ini
sedang berkaca di air yang keruh, dimana banyak sekali yang perlu saya perbaiki dari segala hal.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang mewujudkan kemerdekaan dalam belajar membuat saya
semakin sadar bahwa sebagai seorang guru tak sepantasnya saya memaksakan kehendak
terhadap setiap murid atas apa yang menjadi tujuan saya dalam mendidik. Teringat akan tujuan
pendidikan beliau mengatakan bahwa seorang guru hanyalah seorang penuntun bukan penuntut,
Ki Hajar Dewantara membuka hati dan fikiran saya bahwa setiap anak memiliki keunikannya
masing-masing.
Selasa, 25 Oktober 2022 adalah jadwal saya mengajar kelas 5 dengan mata pelajaran
Tematik, untuk itu harus sudah memikirkan aktifitas apa yang akan saya lakukan pada saat saya
masuk dikelas tersebut. Mengacu pada refleksi saya tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara
tentang pendidikan yang berhamba pada anak adalah pendidikan yang seharusnya berpusat pada
anak, yakni peserta didik, bukan dilihat sebagai objek namun dijadikan sebagai subjek. Sebagai
seorang pendidik tugas kita adalah menuntun serta memfasilitasi dengan memberikan mereka
kesempatan menggali segala potensi yang dimiliki dengan metode serta cara pengajaran yang
berpihak pada anak, sehingga kemerdekaan belajar dapat dirasakan dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Maka saya membuat suatu kegiatan yang mana bertujuan untuk mengevaluasi
materi yang sudah dipelajari selama satu semester sebagai persiapan atau penguatan materi,
tentunya dengan kegiatan yang berpihak mada murid.

Langkah awal saya dan murid sepakat untuk membuat beberapa kelompok, setelah
terbentuk maka saya mengawali dengan penjelasan tentang capaian dari proses pembelajaran
yang akan berlangsung pada saat itu, setelah saya selesai menyampaikan pemahaman tentang
tujuan dan capaian pembelajaran maka masing-masing kelompok mendiskusikan untuk berbagi
peran atau tugas pada setiap kelompok. Setelah disepakati selanjutnya ketua kelompok maju
kedepan untuk mengambil secara acak materi yang akan menjadi topik pembahasan masing-
masing kelompok. Pada aktifitas diskusi tentunya ada berbagai macam kendala atau tantangan
salah satunya adalah kurangnya peran aktif serta rendahnya tingkat kepercayaan diri beberapa
peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran dikelompoknya masing-masing, sehingga muncul
keluhan dari rekan satu kelompok atas sikap temannya tersebut. Di akhir sesi kami merefleksikan
segala aktifitas yang kami lakukan, saya menyampaikan bahwa sebagai makhluk sosial tentunya
kolaborasi adalah solusi terbaik atas setiap tantangan yang kita hadapi untuk dapat
menyelesaikannya, setiap individu memiliki tugas serta perannya masing-masing jika dalam satu
kelompok kita mendapati ada yang kurang maksimal dalam menjalankan perannya, tugas yang
lainnya adalah mengingatkan serta membantunya agar peran yang terkendala tersebut dapat
terselesaikan dengan baik. Sehingga tujuan atau capaian pembelajaran tercapai. Setelah kelas
berakhir beberapa anak memberikan respon positif serta masukan untuk kedepannya, “belajar
dengan berkelompok lebih menyenangkan, Pak” ujar Marcel , “aku sih gak suka disuruh jadi
kalau sudah siap baru maju, kelebihannya aku sih suka belajar seperti ini. “ ujar Valent. Hal
demikian menjadi bahan refleksi untuk saya kedepannya sebagai upaya mewujudkan merdeka
belajar bagi setiap peserta didik.
Ketika saya dapat mengimplemetasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dikelas maka
bahagia hati ini melihat anak-anak antusias dengan proses pembelajaran dikelas. Usaha
mewujudkan kemerdekaan belajar mulai menemukan titik terang sehingga pada aktifitas
pembelajaran berikutnya saya berharap dapat terus berinovasi dan berkreatifitas
mengembangkan ide pembelajaran sebagai upaya mewujudkan kemerdekan belajar dikelas
maupun disekolah.

Lampiran Dokumentasi Aksi Nyata


DOKUMENTASI AKSI NYATA
FILOSOFI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA (KHD)

Pembelajaran menyenangkan dan bermakna


Membuat kesepakatan kelas bersama untuk mewujudkan kelas yang merdeka

Anda mungkin juga menyukai