Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009).
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.47 tahun 2007 pertimbangan bahwa
pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, maka pemerintah
daerah membentuk Dinas Daerah sebagai unsur pelaksana otonomi daerah dan
tugas perbantuan yang salah satunya adalah Dinas Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah,Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat (Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009). Fasilitas pelayanan kesehatan dibagi menjadi
pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua, dan ketiga. Pusat Pelayananm
Kesehatan (PPK) Tingkat Pertama merupakan pelayanan kesehatan bersifat
non spesialistik (primer) yang meliputi pelayanan baik rawat jalan maupun
rawat inap. Contoh PPK Tingkat Pertama yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat
atau disingkat Puskesmas.
Menurut Permenkes no 26 tahun 2020 Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas sebagai institusi pemerintah yang bertanggung jawab
dalam Kesehatan pada wilayah tersebut memiliki fasilitas didalamnya

1
berupa dokter umum, dokter gigi, uji laboratorium, dan yang tidak kalah
penting yaitu unit farmasi. Fasilitas pelayanan kefarmasian yaitu apotek dan
gudang obat. Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas
pelayanan kefarmasian, apoteker dapat dibantu oleh apoteker pendamping
dan/atau tenaga teknis kefarmasian. Namun pada kegiatan utama di
Puskesmas seperti kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan
obat dan bahan medis habis pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik
dipegang tanggung jawabnya oleh seorang apoteker sebagai kepala ruang
farmasi di Puskesmas. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan no 26 tahun
2020, penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di Puskesmas minimal harus
dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga apoteker.
Apoteker sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pelayanan
kefarmasian didukung dalam Peraturan Mentri Kesehatan no 26 tahun 2020
tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas, isinya meliputi
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan
farmasi klinik dan pelayanan sediaan farmasi dan dalam Kode Etik
Apoteker Indonesia (IAI) pasal 3 yang menyebutkan seorang Apoteker
harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi. Maka dari itu,
mahasiswa program pendidikan profesi apoteker dituntut untuk memiliki
keterampilan dalam menjalankan pelayanan kefarmasian dengan baik dan
benar. Mahasiswa perlu melakukan latihan kerja di puskesmas melalui
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA), salah satunya adalah di Puskesmas
Cidahu selama 1 bulan. Melalui kegiatan ini diharapkan calon apoteker
mendapatkan bekal dan gambaran lengkap mengenai pengabdian profesi
apoteker di Puskesmas.

2
1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
Tujuan dari Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di bidang
pemerintahan, yaitu:

1. Memahami peran, tugas dan tanggung jawab apoteker di pemerintahan


khususnya UPTD Dinas Kesehatan, UPTD Farmasi dan UPTD
Puskesmas.
2. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap perilaku
(professionalism), serta wawasan dan pengalaman nyata (reality) untuk
melakukan praktek profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
3. Mempelajari dan mempraktekkan pelayanan kefarmasian di UPTD
Dinas Kesehatan, UPTD Farmasi dan UPTD Puskesmas.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA)

1. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang peran, fungsi, dan


tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan obat dan praktek
pelayanan kefarmasian di UPTD Dinas Kesehatan, UPTD Farmasi dan
UPTD Puskesmas.
2. Mendapatkan pengalaman praktis dan realistis tentang cara
pengelolaan obat dan pelayanan kefarmasian di UPTD Dinas
Kesehatan, UPTD Farmasi dan UPTD Puskesmas..
3. Membentuk sikap perilaku dan jiwa profesionalisme untuk memasuki
dunia kerja bidang kefarmasian di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai