NIM : 06071382126073
Kelas : Palembang
PERTANYAAN
1. Berikan contoh komunikasi verbal dan non verbal dalam proses konseling! (10)
2. Jelaskan kondisi eksternal dan internal yang berpengaruh pada proses konseling,
kemudian berilah contohnya! (20)
3. Berikan contoh dari masing-masing factor penyebab ketidakefektifan dalam proses
konseling! (35)
4. Jelaskan mengapa di dalam konseling perlu dilakukan evaluasi! (35)
JAWABAN
1. A. Verbal
Suatu teknik konseling yang verbal adalah sembarang tanggapan verbal yang
diberikan oleh konselor, yang merupakan perwujudan konkret dari maksud, pikiran,
dan perasaan yang terbentuk dalam batin konselor (tanggapan batin) untuk membantu
konseli pada saat tertentu.
Contoh :
Memberi nasehat
Menceramahi
Bersifat menentramkan klien
Menyalahkan klien
Menilai klien
Membujuk klien
Mendesak klien
Terus-terusan menggali dan bertanya terutama dengan bertanya mengapa
Selalu mengarahkan klien
B. Nonverbal
2. A. Faktor eksternal
1. Lingkungan fisik dan tempat wawancara berlangsung.
Warna cat tembok yang tenang, beberapa hiasan dinding, satu dua pot tumbuh-
tumbuhan dan sinar cahaya yang tidak menyilaukan membantu suasana yang
tenang sehingga konseli merasa nyaman di ruang konseling.
2. Penataan ruangan.
Perabot-perabot hendaklah sesuai misalnya tempat-tempat duduk yang
memungkinkan duduk dengan enak sampai agak lama. Susunan tempat duduk
konselor dan konseli sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga konseli duduk
agak ke samping di sisi kiri atau kanan meja dan tidak duduk berhadapan
langsung dengan konselor.
3. Bentuk bangunan ruang.
Yang memungkinkan pembicaraan secara pribadi (privace).
4. Pembicaraan.
Pembicaraan di dalam ruang tidak boleh didengarkan orang lain di luar ruang, dan
orang lain tidak boleh melihat kepada dalam, paling sedikit tidak dapat melihat
konseli dari depan.
5. Konselor berpakaian rapi.
Kerapian dalam berpakaian sudah menimbulkan kesan pada konseli bahwa dia
dihormati dan sekaligus menciptakan suasana agak formal.
B. Faktor Internal
1. Di pihak konseling atau klien
Pada waktu konseling akan menghadap konselor, dia membawa sikap tertentu,
pengalaman-pengalaman tertentu dalam hal mendapatkan pelayanan bimbingan,
sukses dan kegagalan di masa lampau, aspirasi-aspirasi kekecewaan dan
pandangan serta harapannya terhadap konseling.
Dalam konseling ada beberapa kondisi yang harus dilakukan oleh klien untuk
mendukung keberhasilan konseling. Yaitu keadaan awal : maksudnya keadaan
sebelum proses konseling dan keadaan yang menyangkut proses konseling secara
langsungyaitu:
a. Konseling atau klien harus termotivasi untuk mencari penyelesaian terhadap
masalah yang sedang dihadapi.
b. Konseli/ klien harus mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan apa
yang diputuskan dalam proses konseling.
c. Konseling atau klien harus mempunyai keberanian dan kemampuan untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya serta masalah yang sedang dihadapi.
2. Di pihak konselor
Menurut Belkin, seorang konselor itu harus mempunyai tiga kemampuan yaitu
kemampuan mengenal diri sendiri, kemampuan memahami orang lain dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam konseling, ada beberapa kondisi yang harus dilakukan konselor yaitu :
a.Keadaan awal yaitu keadaan sebelum hubungan antara konselor dan konseling
berlangsung.
b. Persyaratan-persyaratan di luar proses konseling yang mendukung dalam
komunikasi antara konselor dan klien selama proses konseling.
c. Persyaratan-persyaratan yang berkaitan langsung dengan komunikasi antara
konselor dan konseling.
3. Ketidakefektifan layanan bimbingan dan konseling juga dapat terlihat dari beberapa
aspek, antara lain:
1. program bimbingan dan konseling dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.
2. layanan yang diberikan belum membantu siswa mencapai perkembangan dan
kemandirian diri yang optimal.
3. masih timbulnya permasalahan dari peserta didik dalam aspek pribadi,sosial,
belajar, dan karir.
4. ketidakmampuan peserta didik dalam menentukan dan mengambil keputusan untuk
merencanakan masa depannya.
Dalam Cavanag (1982) dalam Lesmana (2006) mengemukakan ada 7 masalah umum
yang dapat menghambat hubungan konseling, diantaranya :
5. Kebosanan Konselor yang sudah melakukan konseling berulang kali atau memiliki
jam terbang yang tinggi berpotensi untuk merasakan kebosanan saat proses
konseling.
6. Hostilitas Konselor yang sudah merasa dirinya nice people karena sudah merasa
membantu dan berharap ia dihargai akan hal itu dapat menimbulkan hostilitas pada
klien.
7. Distansi Emosional Konselor yang distan secara emosional tidak dapat “ masuk”
ke dalam diri klien. Sehingga ia tidak berempati dengan benar.
8. Kesalahan – kesalahan Konselor Semua konselor pasti pernah melakukan
kesalahan, ini juga menjadisalah satu penyebab mengapa konseling menjadi
terhambat.
9. Kelekatan Emosional Konselor dan/atau klien bergantung pada satu sama lain
dalam hal pemenuhan kebutuhan mereka, hanya sebatas untuk merasa aman, untuk
untuk menerima, dan memberi cinta, untuk dikagumi dan dibutuhkan (Lesmana,
menerima, dan memberi cinta, untuk dikagumi dan dibutuhkan (Lesmana, 2006).
10. Penderitaan (Suffering / Psychological Bleeding) Konselor bisa menyebabkan
penderitaan pada klien ketika ia mendorong kliennya untuk berkembang, padahal
klien memiliki keinginan besar untuk menetap pada suatu keadaan atau bahkan
mundur.
11. Burnout Adalah suatu suasana kepadaman gairah kerja dan berprestasi, kadang
juga dapat disebut stress kerja (Mappiare, 2006). Konselorterus dihapakan dengan
emosional yang tinggi pada diri klien. Penderitaan klien juga menjadi
penderitaannya, tapi disisi lain ia harus mempertahankan sikap profesionalnya.
4. Pada hakikatnya, evaluasi adalah suatu proses sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, dan
dilakukan dalam rangka pembuatan keputusan.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi
adalah kualitas sesuatu.
Dalam ranah BK, evaluasi BK berarti segala upaya, tindakan atau proses untuk
menentukan sejauhmana keefektifan pelaksanaan Program BK di sekolah
denganmengacu pada kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Evaluasi BK menjadi sangat penting, karena informasi hasil evaluasinya dapat
digunakan untuk menentukan dan menyusun program baru, mengetahui
keefektifan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling serta memberikan
informasi pada guru mengenai keterampilan mengajar yang ia miliki, sehingga
selanjutnya guru bisa berintrospeksi agar dapat membantu siswa mencapai
perkembangan belajarnya secara optimal.