Askep Athritis
Askep Athritis
MEDIS ARTRITIS
Disusun Oleh
JURUSAN KESEHATAN
PRGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK NEGERI MADURA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN ARTITIS
A. Pengertian Arthritis
Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani, “arthon” yang berarti sendi, dan “itis”
yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang pada sendi. Sedangkan
Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya
tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan
seringkali menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi (Febriana,2015).
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun yang etiologinya belum
diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris dan pada beberapa kasus
disertai keterlibatan jaringan ekstraartikular. Perjalanan penyakit RA ada 3 macam yaitu
monosiklik, polisiklik dan progresif. Sebagian besar kasus perjalananya kronik
kematian dini (Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia,2014).
Penyakit ini sering menyebabkan kerusakan sendi, kecacatan dan banyak
mengenai penduduk pada usia produktif sehingga memberi dampak sosial dan ekonomi
yang besar. Diagnosis dini sering menghadapai kendala karena pada masa dini sering
belum didapatkan gambaran karakteristik yang baru akan berkembang sejalan dengan
waktu dimana sering sudah terlambat untuk memulai pengobatan yang adekuat
(Febriana,2015).
B. Klasifikasi Artritis
Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan dalam
dua kelompok besar yaitu: rematik artikular dan rematik non artikular. Rematik Artikular
atauArthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang berlokasi pada
persendian, diantaranya meliputi Arthritis Rheumatoid, Osteoarthritis, Olimiagia
Reumatik, Artritis gout. Rematik non artikular arau ekstra artikular yaitu gangguan
rematik yang disebabkan oleh proses diluar persendian diantaranya Bursitis, Fibrositis,
Sciatica (Hembing,2006).Rematik dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan
yaitu:
a. Osteoatritis
b. Artritis Rematoid
c. Olimialgia Reumatik
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu, dan
panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun
keatas.
d. Artritis gout
Suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, Artritis akut. Penyakit
ini terjadi pada pria dan wanita pada usia pertengahan.
C. Etiologi Artritis
Penyebab artritis hingga saat ini masih belum terungkap, Namun beberapa
resiko untuk timbulnya artritis diantara lain adalah:
a. Umur
Dari semua faktor resiko timbulnya rematik, faktor ketuaan adalah yang terkuat.
Prevalensi dan beratnya rematik semakin meningkat dengan bertambahnya umur.
Rematik terjadi pada usia lanjut.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena rematik pada lutut dan pria lebih sering terkena pada
paha, pergelangan tangan dan leher.
c. Genetik
Faktor herediter juga berperan timbulnya rematik miaslnya pada seorang ibu dari
seorang wanita dengan rematik pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua
kali lebih sering rematik pada sendi tersebut. Anaknya perempuan cenderung
mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibuknya
d. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada rematik nampakya terdapat perbedaan
diantara masing-masing suku bangsa, misalnya rematik paha lebih jarang diantara
orang berkulit hitam dengan orang berkulit putih dan usia dari pada kaukasia.
Rematik lebih sering dijumpai pada orang-orang asli amerika dari pada orang
berkulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainanan kongenital dan pertumbuhan.
e. Kegemukan (Obesitas)
Berat badan berlebihan berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
rematik pada pria dan wanita. Karena menahan beban berat badan sehinga mengangu
sendi.
D. Anatomi Fisiologi
1. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang berasal dari
embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses “osteogenesis” menjadi tulang.
Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang
akibat menimbunya garam kalsium. Fungsi tulang adalah sebagai berikut:
2. Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan
untuk menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh
a. Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untuk
memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan
menghasilkan panas
d. Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah
kontrol keinginan.
3. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat.
Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai kesel-
sel kartilago dengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada
diperichondrium (fibros yang menutupi kartilago) atau sejumlah serat-serat
kolagen didapatkan pada kartilago.
4. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana
merupakan ahir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.
5. TendomTendo
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang
membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung
yang mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada pergelangan tangan dan tumit.
Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synofial yang memberikan lumbrikasi
untuk memudahkan pergerakan tendon.
6. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan
langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal,
jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang membungkus otot, saraf
dan pembuluh darah.bagian ahair diketahui sebagai fasia dalam.
7. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat,
dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada kulit dan
tulang, antara tendon dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai penampang
antara bagian yang bergerak sepaerti pada olecranon bursae, terletak antara
presesus dan kulit.
8. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak
ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian (Anwar, 2012)
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Memberikan Pendidikan
Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian tentang patofisiologi, penyebab
dan prognosis penyakit termasuk komponen penatalaksanaan regimen obat
yang kompleks. Pendidikan tentang penyakit ini kepada pasien, keluarga dan
siapa saja yang berhubungan dengan pasien.Pendidikan pencegahan yang
diberikan pada klien berupa istirahat yang cukup, gunakan kaos kaki atau sarung
tangan sewaktu tidur malam, kurangi aktivitas yang berat secara perlahan-lahan.
b. Istirahat
Sangat penting karena Rematoid Artritis biasanya disertai rasa lelah yang
hebat. Oleh karena itu, pasien harus membagi waktu istirahat dan beraktivitas.
c. Latihan Fisik
d. Termotrafi
Lakukan kompres panas pada sendi- sendi yang sakit dan bengkak mungkin
dapat mengurangi nyeri.
e. Gizi
Pemenuhan gizi pada atritis reumatoid adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal serta mengurangi peradangan pada
sendi. Adapun syarat – syarat diet atritis reumatoid adalah protein cukup,
lemak sedang, cukup vitamin dan mineral, cairan disesuaikan dengan urine yang
dikeluarkan setiap hari. Rata – rata asupan cairan yang dianjurkan adalah
2 – 2 ½ L/hari, karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65 – 75% dari
kebutuhan energi total.
2. Penatalaksanaan medis
Oleh karena penyebab pasti arthritis Reumatoid tidak diketahui maka tidak ada
pengobatan kausatif yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus benar-
benar dijelaskan kepada penderita sehingga tahu bahwa pengobatan yang
diberikan bertujuan mengurangi keluhan/ gejala memperlambat progresifvtas
penyakit. Tujuan utama dari program penatalaksanaan/ perawatan yaitu Untuk
menghilangkan nyeri dan peradangan, Untuk mempertahankan fungsi sendi dan
kemampuan maksimal dari penderita,Untuk mencegah dan atau memperbaiki
deformitas yang terjadi pada sendi, Mempertahankan kemandirian sehingga tidak
bergantung pada orang lain.
a. Pendidikan
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan
pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita, keluarganya dan
siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan yang diberikan
meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit), penyebab dan
perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua komponen program
penatalaksanaan, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan
metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan.
Proses pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus.
b. Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah yang hebat.
Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi ada masa
dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita harus membagi
waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa
istirahat.
d. Obat-obatan
F. Komplikasi
2. Pada otot dapat terjadi myosis yaitu proses granulasi jaringan otot.
G. Manifestasi Klinis
H. Patofisiologi
I. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menyokong diagnosa (ingat bahwa ini terutama merupakan diagnosa klinis)
1. Tes Darah
- Erosi sendi
- Osteoporosis juksta artikule
- penyakit aktif
- amiloidosis
- infeksi
- sindroma Sjorgen ;
4) Titer factor rematoid : makin tinggi titernya makin mungkin terdapat kelainan
ekstra artikuler.
J. Pencegahan Artritis
a. Hindari kegiatan tersebut apabila sendi sudah terasa nyeri, sebaiknya berat badan
diturunkan.
1. Pengkajian
a. Tanggal Pengkajian
Diisi dengan tanggal, bulan, tahun, dan jam masuk rumah sakit.
b. Ruang
Diisi nama ruangan klien dirawat.
c. No. Register
Sesuai rekam medis dari rumah sakit atau puskesmas.
d. Idntitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, status perkawinan.
e. Keluhan Utama
Biasanya pada klien Arthritis rheumatoid suatu penyakit sistemik yang bersifat progresif
yang cenderung untuk menjadi kronis dan mengenai sendi dan jaringan lunak, penyakit
ini lebih sering menyerang wanita dibanding laki-laki.
f. Riwayat Penyakit Sekarang
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang dirasakan
saat ini seperti mengeluh nyeri didaerah persendian dan pergelangan tangan dan kaki,
mengalami bengkak diarea persendian dan kekauan di persendian.
g. Riwayat Penyakit dahulu
Biasanya klien dengan artritis rheumatoid sebelumnya pernah mengalami gangguan
sistem muskuloskeletal.
h. Riwayat penyakit Keluarga
Dihubungkan dengan kemungkinan adanya penyakit keturunan. Sebab penyakit ini
merupakan penyakit autoimun, lupus dan artritis psoriasis yang merupakan
kelompok penyakit yang unsur genetiknya menonjol.
i. Pola Fugsi Kesehatan
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi
fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan.Tanda : Malaise, keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit,
kontraktor/ kelaianan pada sendi.
b. Nutrisi dan Metabolisme
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat: mual, anoreksia Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.
c. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan
d. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.Gejala : Pembengkakan sendi simetris
e. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan
lunak pada sendi).
f. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan
dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam
ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.
g. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;
isolasi.
h. Integritas ego
j. Pemeriksaan Fisik
a. Status Kesehatan Umum
Terjadinya pembengkakan dan nyeri yang dirasakan didaerah sendi
b. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
c. Terapi
Terapi analgesik berupa paracetamol dan obat anti inflamasi non steroid seperti
ibuprofen.
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Tes Darah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
b. Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal Nyeri,
ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
c. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan
energi, ketidakseimbangan mobilitas.
d. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan kurangnya pemahaman/ mengingat,kesalahan
interpretasi informasi
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
mencapai kriteria hasil yang diinginkan dari sebuah diagnosa yang ditegakkan perawat terhadap
pasien (Gordon dalam Potter & Perry, 2005). Intervensi keperawatan yang diberikan pada
pasien disesuaikan dengan diagnosa yang didapat dari hasil pengkajian dan disesuaikan dengan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia implementasi
adalah pelaksanaan atau penerapan. Dalam hal ini, implementasi diartikan sebagai sebuah
pelaksanaan atau penerapan rencana yang telah dirancang atau didesain dan dijalankan
secara keseluruhan. Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).
5. Evaluasi
Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan
dengan cara membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan dan kriteria hasil
yang dibuat dalam rencana keperawatan. Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon
pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan
yang telah diberikan (Deswani, 2009)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. M DENGAN DIAGNOSA MEDIS
ARTRITIS
1. PENGKAJIAN
DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. M
Umur : 78 tahun
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Keluarga atau orang lain yang penting / dekat yang dapat dihubungi
Nama : Ny. A
No. Telepon :-
Alasan Masuk
klien mengatakan kurang lebih 2 tahun yang lalu mengalami penyakit rematik dan
dirasakan pada bagian pinggang dan kaki, timbulnya dirasakan pada malam hari saat
cuaca dingin dan banyak beraktivitas sehingga membuat klien sulit untuk tidur karena
ke kaki sakit timbul pada malam hari saat cuaca dingin dan banyak
beraktivitas.
diabetes melitus dan lain-lain, hanya penyakit rematik yang dialami klien
saat ini.
Nutrisi
Frekuensi Makan : 3 x Sehari
Nafsu Makan : Baik
Jenis Makanan : Makan Nasi + Sayur +
Lauk PaukKebiasaan Sebelum Makan : Berdoa
Makanan Yang Tidak Disukai :
Tidak AdaAlergi Terhadap Makanan :
Tidak Ada
Pantangan Makanan : Kacang-Kacangan, Sayur Yang Bergetah
Keluhan : Nyeri Pingang, Kaki, Lutut
.
Eliminasi
BAK
PERSONAL HIGINE
Mandi : 3x Sehari
Oral Higini : 1x Sehari
Cuci Rambut : 1x Sehari
Kuku Dan Tangan : 2x Sehari
TINJAUAN KESEHATAN
Status Kesehatan Saat ini
Keluhan Utama dalam 2 tahun Terakhir : Keluhan ini sudah dialami 2 tahun
yang Lalu Penyakit Rhematik.
Gejala yang dirasakan : Nyeri pada bagian pingang,sampai
kaki.
Timbulnya Keluhan : Pada malam hari saatcuaca dingin.
Upaya Mengatasi :Kompres dengan airhangat ngilu kuku
Dan meminum obat dari puskesmas.
Penyakit yang pernah diderita : Pernah buta 2 tahun yanglalu karena katarak,
setelah dilakukan operasi klien dapat melihat
kembali dan tidak ada gangguan penglihatan.
Riwayat alergi : Tidak ada
Riwayat kecelakaan : Tidak ada
Riwayat dirawat dirumah sakit : Tidak ada
Riwayat pemakaian obat : Tidak ada
Tanda- tanda vital :
TD : 130 / 80
mmHg
N : 80 kali/menit
RR : 22 kali/ menit
S : 37ºC
1. BB / TB : 55 kg / 165 cm
2. Rambut : sudah beruban dan bersih
3. Mata : simetris ki / ka kunjungtiva tidakanemis
4. Telinga : simetris ki / ka tidak ada serumen
5. Mulut, gigi, dan bibir : mulut bersih, mukosa bibir kering,
6. Dada
Perkusi : Sonor
Auskultasi : vesikuler
7. Abdomen
bentukabdomen datar
Perkusi : Thympani
9. Ekstermitas
Atas : Inspeksi : tidak ada fraktur deformitas
Palpasi : tida ada nyeri pembengkakan pada sendi
5555 5555
4444 4444
Bawah : inspeksi : tidak ada fraktur, lesi (-)
Palpasi : tidak ada pembengkaka
Masalah Kesehatan Kronis
jumlah : 18 point
Analisa Hasil : 18
Skor - ≤ 25 tidak ada masalah kesehatan kronis s/d masalahkesehatan
kronis ringan
- 26 – 50 masalah kesehatan kronis sedang
- ≥ 51 masalah kesehatan kronis berat
Jadi disimpulkan menurut hasil masalah kesehatan kronis pada Tn. M
tergolong dengan maslah kesehatan kronis ringan .
Fungsi Kognitif
membersihkan ruangan
12. Berbelanja untuk kebutuhan sehari 1
dan kebutuhan keluarga
13. mengelola keuangan ( menyiapkan 1
dan menggunakan uang sendiri )
14. menggunakan sarana transfortasi 1
umum untuk berpergian
15. Menyiapkan obat dan meminum 1
obat sesuai aturan
16. Merencanakan dan mengambil keputusan 1
untuk kepentingan keluarga dalam
penggunaan uang, aktivitas social yang
dilakukan dan
kebutuhan akan pelayanan kesehatan
17. melakukan aktivitas diwaktu luang ( kegiatan 1
keagamaan, social, rekreasi, olahraga, dan
menyalurkan hobi.
Jumlah : 5 Normal
Analisa Hasil
Ternganggu
: nilai 1
Normal:
nilai 0
Nilai : 6 – 15 Depresi ringan ,
sedang16 – 30, Berat 0 – 5
ANALISA DATA
informasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
5.Observasi 5.Agar
skala nyeri, pengetahua
likasi, n nyeri
karakteristik yang
, durasi, dan dialami
kualitas klien
nyeri. membaik
atau
semakin
memburuk.
No. Nama/T
Tanggal Jam Implementasi
Dx anda
tanga
n
1. 11-03-2021 16.30 1. Membina hubungan saling percaya.
Respon : klien mau memperkenalkan
dirinya.
2. Menjelaskan penyebab pemicunyeri.
16.35
Respon : Klien mampu menjelaskan
penyebab pemicu nyeri yaitu karena
adanya peradangan kronis di area
persendian.
2. Menganjurkan klien
16.35
melakukan teknik nonfarkologi
(Misalnya: teknik relaksasi, teknik
distraksi dan kompres air hangat)
Respon : klien mampu melakukan
nafas dalam dan mengkompres air
hangat)
16.40 3.Menganjurkan rom aktif dan pasif
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
- Klien dapat
Mendemonstrasikan cara
mengatasi nyeri
- wajah tidak tampak
menyeringai
- Skala nyeri 3
- TTV dalam batas normal
TD : 130/80- 140/90
mmHg
- N : 60-70x/mnt
- RR : 14-16x/mnt
- S : 36,4-37,5oC
-
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan