Anda di halaman 1dari 4

Metode Pelaksanaan

Pembangunan Diversion Tunnel

Metode Pelaksanaan pembuatan diversion tunnel untuk bendungan yang akan dipaparkan dibawah ini
menggunakan New Austrian Tunneling Methode (NATM) adalah suatu sistem pembuatan tunnel
dengan menggunakan shotcrete (beton yang disemprotkan dengan tekanan tinggi) dan rock bolt sebagai
penyangga sementara tunnel, sebelum diberi lapisan concrete (lining concrete).
Secara Garis Besar Pelaksanaan Pekerjaan Tunnel meliputi pekerjaan :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Penggalian (Excavation)
3. Pembetonan (Concrete Lining)

1. Pekerjaan Persiapan :

Pekerjaan Persiapan meliputi perencanaan dan pembuatan-pembuatan fasilitas sementara yang


diperlukan untuk pelakasanaan pekerjaan tunnel. Fasilitas-fasiltas yang diperlukan antara lain:
a. Penyediaan Air
Penyediaan air diperlukan untuk peralatan pada waktu penggalian tunnel dan pada waktu
pembetonan.

b. Penyediaan Udara :
Penyediaan udara diperlukan di dalam tunnel untuk peralatan dan pekerja. Dari hasil
perhitungan perencanaan akan diperoleh jenis, kapasitas dan spesifikasi compressor dan
pemipaan yang diperlukan.

c. Penyediaan Tenaga Listrik :


Penyediaan listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan listrik baik bagi peralatan maupun untuk
penerangan dengan memperhitungkan cadangan yang diperlukan apabila listrik dan PLN mati.
Dari hasil perhitungan perencanaan akan diperoleh kapasitas dan spesifikasi generator
cadangan dan instalasi listrik yang diperlukan.

d. Pembuatan saluran Pembuang/Pengering (Dewatering)


Untuk pengeringan air tanah maupun pembuangan air kerja keluar dari tunnel diperlukan
pompa submersible dan pipa drainage atau parit pembuangan air yang diperlukan.

e. Pembuatan Ventilasi
Yang dimaksud di sini adalah pemberian udara segar ke dalam tunnel. Sehingga pekerja tidak
kekurangan oksigen/udara bersih mengingat pekerjaan pekerjaan yang dilakukan di dalam
terowongan bisa menimbulkan gas yang kadang-kadang berbahaya bua kesehatan pekerja.
Dari hasil perhitungan perencanaan dapat ditentukan kebutuhan dan kapasitas blower yang
diperlukan dan system pemipaannya.
2. Pekerjaan Penggalian (excavation) :
Pekerjaan excavation pembuatan tunnel ini dibagi dalam beberapa area kerja, yaitu :
A. Zona Depan Tunnel (Face Tunnel Area)
B. Zona 1 (Zona Excavation menggunakan alat mekanis seperti Excavator dan Hammer) s/d
Zona Peledakan/Blasting ( Zona Excavation menggunakan bahan peledak/blasting )
C. Pembetonan (keseluruhan area tunnel)
Tahapan pekerjaan Tunnel excavation dapat dibagi menjadi beberapa bagian pekerjaan pada
masing-masing zonanya, sebagai berikut :
A. Zona Depan Tunnel (Face Tunnel Area) :

I. Pekerjaan persiapan/ surveying Galian Tunnel (underground excavation)


Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan ini dilakukan di area depan tunnel (face tunnel area) baik
untuk area inlet maupun outlet secara bersamaan pada masing-masing tunnel yang
direncanakan.
Adapun tahapan pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Menentukan centre line tunnel untuk masing-masing tunnel yang direncanakan baik di
area inlet maupun outlet.
b. Menentukan titik-titik pipe roofing di area inlet maupun outlet.
c. Melakukan pengeboran di titik-titik pipe roofing yang didapat menggunakan alat bor
mekanis.
d. Pemasangan Instalasi pipe roofing sebagai pola dasar pembentukan lengkungan tunnel
e. Pemasangan instalasi steel rib/steel support di area inlet dengan jarak masing-masing
steel rib adalah 50 cm sepanjang 3 m. Lebar Tunnel yang direncanakan adalah 6.5 dengan
tinggi 6.5 m
f. Masing-masing steel rib (H 15x15) tersebut diikat menjadi satu dengan dinding beton
setinggi 1 m pada sisi kiri dan kanan nya.
g. Pemasangan instalasi steel plate di area inlet dimulai pada bagian atas dinding beton
mengikuti pola lengkungan steel rib yang ada.
h. Peletakan sandbag di area inlet untuk melindungi bangunan di area depan tunnel di atas.

B. Zona 1 s/d Zona Peledakan :


Area Zona 1 adalah zona excavation/penggalian menggunakan alat mekanis (Excavator dan
hammer) sedangkan Zona Peledakan adalah area di mana lapisan batuan terlalu tebal untuk
dilakukan penggalian menggunakan alat mekanis, sehingga membutuhkan bahan peledak
untuk menghancurkannya. Proses excavation sendiri dapat berlangsung dari zona 1 menuju
zona peledakan atau sebaliknya tergantung dengan lapisan tanah yang dijumpai. Semua
Pelaksanaan Tahapan yang dilakukan melalui area inlet ini, juga dilakukan dengan teknik
yang sama dengan yang melalui area outlet. Pelaksanaan dari teknik ini terus berulang hingga
mencapai zona peledakan (blasting) berikutnya.

Adapun tahapan pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut (Asumsi dari zona
peledakan menuju zona 1) :
a. Pekerjaan Persiapan /surveying, meliputi pekerjaan marking dan pengukuran, pemanasan
alat-alat, pembagian tugas pekerja dll.
b. Penentuan Titik Charging di area Peledakan
Tujuannya adalah untuk menentukan lubang-lubang penempatan bahan peledak.
c. Pengeboran/drilling titik charging
d. Charging
Setelah tahapan pengeboran titik charging selesai dilakukan, dipasang bahan peledak pada
masing-masing lubang pengeboran titik charging di atas dengan stick kayu d=30 cm.
e. Blasting (peledakan)
Setelah seluruh proses di atas dilakukan dan sudah dianggap aman, maka dilakukan proses
peledakan menggunakan Blasting Machine.
f. Instalasi Pipa pembuangan udara (ventilating)
Instalasi ini berguna untuk mempercepat udara beracun terbuang keluar akibat proses
blasting dengan menggunakan Blower. Pipa Pembuangan yang digunakan berdiameter 30
cm dan proses ini berlangsung selama +/- 3 menit.
g. Membuang reruntuhan batuan dan tanah akibat proses penggalian keluar area tunnel
(mucking out) menggunakan alat-alat angkut seperti wheel loader, dump truck dan
lorimaupun conveyor tergantung kondisi setempat.
h. Scalling
Yaitu pekerjaan membongkar batu-batu yang masih tersedia pada permukaan galian
setelah blasting yang dapat membahayakan. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan
excavator, hammer dan dumpt truck.
i. Surface Protection/Pelindung lapisan Permukaan
Pelindung lapisan permukaan dinding tunnel menggunakan shotcrete dengan tebal 20 cm
pada bagian area belakang steel rib/steel support dan 15 cm pada bagian area dinding
tunnel yang tidak terdapat steel rib/steel support. Sebelum shotcrete dilakukan dinding
tunnel dipasang terlebih dahulu wiremesh dan rock bolt D 25 mm yang dibor ke dalam
tanah menggunakan mesin drilling horizontal dan digrouting dengan panjang masing-
masing rock bolt 5 m dan jarak melintang ctc 2 m dan jarak memanjang ctc 1.2 m.
j. Setelah terbentuk pola lengkungan yang diinginkan, dipasang instalasi steel rib (steel
support) menggunakan H-Beam 15x15 dengan jarak masing-masing steel rib 50 cm
k. Tahapan pekerjaan di atas terus dilakukan secara berulang sampai mencapai area
peledakan berikutnya.

C. Pembetonan
Setelah tunnel dari area inlet bertemu dengan tunnel dari area outlet dan telah dilakukan
pemasangan instalasi stell rib (steel support) berikut dengan pekerjaan shotcrete dan rock
bolt-nya, barulah pekerjaan finishing dilakukan sepanjang area tunnel diawali dari tengah
tunnel (as dam) terus ke masing-masing area inlet dan outlet.
Adapun detail pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. TUNNEL BAGIAN BAWAH :
a. Pembuatan Lantai kerja tunnel bagian bawah menggunakan lean concrete dengan tebal 10
cm
b. Pemasangan tulangan lantai tunnel bagian bawah berikut bekistingnya dan Pengecoran
lantai beton tunnel menggunakan mutu beton fc 30, dengan tebal 1 meter. Bekisting
menggunakan bekisting plat baja 4 mm dengan pipe support/ skor penyangga vertikal dan
horizontal yang digantung pada traves gantung. Alat bantu yang digunakan takle 3.5 ton
dan GIP/pipa black steel D 2”. Masing-masing lembar bekisting panjang 1.2 m.
Metoda Pelaksanaan Pemasangan Bekisting tunnel bagian bawah adalah sebagai berikut :
- Rakit bekisting plat baja perlembarnya dengan mengencangkan masing-masing
engselnya
- Letakkan bekisting plat baja untuk bagian tunnel bawah di atas pembesian yang sudah
ada dan dengan bantuan tackle angkat bekisting tersebut
- Stel elevasi bekisting sesuai yang dipersyaratkan
- Pasang skor tegak dan horizontal
- Pasang Penutup bekisting bawah
- Tunnel bagian bawah siap dicor.

Metode Pelaksanaan Pembongkaran Bekisting tunnel bagian bawah adalah sebagai


berikut :
- Lepaskan skor tegak dan horizontal
- Buka baut tiap 6 segmen bekisting (6x1.2 m) dan bekisting sepanjang 7.2 m siap
dibuka
- Dengan bantuan traves angkat dan pindahkan bekisting tersebut untuk distel kembali
ke pengecoran berikutnya.
- Sebelum digunakan kembali, bekisting tersebut harus diolesi dengan oli

2. TUNNEL BAGIAN ATAS :


a. Pembuatan lean concrete tunnel bagian atas dengan tebal 10 cm
b. Pemasangan tulangan Beton Tunnel bagian atas berikut bekistingnya.
Bekisting menggunakan bekisting plat baja 4 mm dengan pipe support/ skor penyangga
horizontal dan skor penyangga vertikal dengan pengaku kanal C dilas ke kereta geser. Alat
bantu yang digunakan takle 3.5 ton, dongkrak 30 ton.
Metoda Pelaksanaan Pemasangan Bekisting tunnel bagian atas adalah sebagai berikut:
- Pasang Rel dari besi C, plat baja dan balok beton/kayu peletakan sliding form
- Letakkan Kereta Geser di atas rel di atas.
- Letakkan bekisting atas di atas kereta geser
- Kencangkan penyangga-penyangga bekisting
- Pasang penutup atas bekisting atas (stop cor)
- Terowongan bagian atas siap dicor dengan mutu beton fc 30, dengan tebal 1 m,
setelah sebelumnya dipasang lean concrete dengan tebal 10 cm.

Metode Pelaksanaan Pembongkaran Bekisting tunnel bagian atas adalah sebagai berikut :
- Kendorkan skor Penyangga
- Buka beksiting tunnel atas dan geser kereta geser dan relnya ke lokasi selanjutnya
untuk digunakan kembali.
- Sebelum digunakan kembali, bekisting tersebut harus diolesi dengan oli

c. Pemasangan Curtain Grout, dilakukan hanya pada bagian tengah tunnel yang bertemu
dengan as Dam.
d. Pemasangan consolidation grout dan backfill grout, dilakukan pada seluruh area tunnel
dimulai dari titik tengah (as Dam) menuju ke masing-masing area inlet dan outlet.

Anda mungkin juga menyukai