DISUSUN OLEH:
CHEEQA MARDEVI SEPTIA
224210569
DOSEN PEMBIMBING:
SITI KHADIJAH,S.Si. T, M.Biomed
ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANGTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1. LATAR BELAKANG.......................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH..................................................................1
3. TUJUAN...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
1. AKTIVITAS SEKSUAL PRIA............................................................2
2. PENGATURAN FUNGSI SEKSUAL PRIA,HORMONAL...............2
3. SPERMATOGENESIS.........................................................................3
4. KROMOSOM PENENTU JENIS KELAMIN.....................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................5
1. KESIMPULAN....................................................................................5
2. SARAN................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Reproduksi merupakan suatu kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai
berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik.
Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma)
dan hormon testosteron. Begitu pentingnya masalah seksualitas dalam kehidupan
manusia sehingga ada pendapat ahli yang menyatakan bahwa semua tingkah laku
manusia pada hakekatnya dimotifasi dan didorong oleh seks. Maka tidaklah
mengherankan bahwa ada pendapat peneliti lain mengatakan bahwa kebanyakan
gangguan kepribadian, gangguan tingkah laku terjadi oleh adanya gangguan pola
perkembangan kehidupan psikoseksualnya.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana aktivitas seksual pria?
2) Bagaimana pengaturan fungsi seksual pria dan hormon?
3) Bagaimana spermatogenesis?
4) Apa saja kromosom pembentuk jenis kelamin?
3. TUJUAN
1) Mengetahui aktivitas seksual pria
2) Mengetahui pengaturan fungsi seksual pria dan hormom
3) Mengetahui proses spermatogenesis
4) Mengetahui kromosom pembentuk jenis kelamin
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. AKTIVITAS SEKSUAL PRIA
Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menyebar melalui saraf
pudendus melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis untuk membantu rangsangan aksi
seksual dalam mengirim sinyal ke medulla dan berfungsi untuk meningkatkan sensasi
seksual yang berasal dari struktur interna. Dorongan seksual akan mengisi organ seksual
dengan sekret yang menyebabkan keinginan seksual dengan merangsang kandung kemih
dan mukosa uretra. Unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya
kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan/khayalan
akan menyebabkan terjadinya aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau
pengeluaran sepanjang mimpi/khalayan, terutama pasa saat usia remaja. Aksi seksual
pada medulla spinalis, fungsi otak tidak terlalu penting karena rangsangan genital yang
menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks yang sudah terintregasi pada
medulla spinalis lumbalis. Mekanisme ini dapat dirangsang secara psikis dan seksual
yang nyata ataupun kombinasi keduanya.
2. PENGATURAN FUNGSI SEKSUAL PRIA DAN HORMON
fungsi reproduksi dimulai dari pelepasan hormone gonadotropin (GnRH) oleh
hipotalamus lalu merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi lutein hormon,
hormon perangsang lutein hormone (LH), dan follicle stimulating hormone (FSH). Lutein
hormone merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosteron oleh testis dan folikel
stimulating.Hormon yang disekresi akan merangsang spermatogenesis.
1) Hormon testosterone
Dihasilkan oleh sel interstitial yang terletak antara tubulus seminiferus.Testosteron
yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah oleh hati menjadi aldosteron dan
dehidroepialdosteron. Pengeluaran testosterone bertambah nyata pada pubertas dengan
pengembangan sifat sifat kelamin sekunder yaitu tumbuhnya jenggot,suara lebih
besar,pembesaran genitalia.
2
c. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
d. Penting dalam spermatogenesis
e. Pertumbuhan tanda kelamin sekunder
2) Hormon gonadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormone yaitu Lutein hormone
(LH) dan Folicle Stimulating Hormon (FSH). Kelenjar hipofise anterior menye kresi dua
hormone gonadotropin,FSH dan LH. Kedua hormone ini mempunyai perana penting
yaitu mengatur fungsi seksual pria.FSH untuk pengaturan spermatogenesis, perubahan
spermatosid sekunder dari kelenjar hipofise anterior agar spermatogenesis berlangsung
sempurna.LH mengurangi sekresi testosteron kembali ke tingkat normal untuk
melindungi terhadap pembentukan testosterone yang terlau sedikit.
3) Hormon estrogen
Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel.
Hormon
ini memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat endogen untuk
mengikat testosteronen dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen
tubulus seminiferus untuk pematangan sperma.
4) Hormon pertumbuhan (Growth Hormone)
Hormon ini diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis
secara khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis.
3. SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis dimulai dari pembelahan mitosis sel-sel induk sperma
(spermatogonium) beberapa kali hingga dihasilkan Banyak Spermatogonium. Setengah
dari sel-sel spermatogonium tersebut terus melanjutkan pembelahan mitosis, sedangkan
setengah yang lain membesar menjadi spermatosit primer. Oleh karena pembentukan
spermatosit primer melalui pembelahan mitosis, maka hasilnya memiliki kromosom
diploid (2n) sama dengan spermatogoniumnya. Spermatosit primer berikutnya membelah
secara meiosis (tahap I) menghasilkan spermatosit sekunder dengan kondisi kromosom
haploid (n). Spermatosit sekunder melanjutkan pembelahan meiosis (tahap II)
menghasilkan dua sel yang juga haploid yang disebut spermatid sehingga diperoleh 4
spermatid. Sel-sel spermatid akan mengalami diferensiasi (perubahan bentuk) menjadi sel
spermatozoa atau sperma. Perubahan itu meliputi pembentukan kepala, badan (bagian
tengah), dan ekor (flagela). Peristiwa perubahan sel spermatid menjadi sprema disebut
spermiogenesis. Spermatogenesis tidak berlangsung secara serentak dalarn semua tubulus
seminiferus tetapi secara bergelombang, siklus spermatogenesis berlangsung selama lebih
kurang 64 hari.
Berikut adalah tahap-tahap spermatogenesis dari buku sumber lainnya:
a. Spermatogonium
Spermatogonium merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang
dihasilkan oleh testis. Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.
b. Spermatosit primer
3
Spermatosit primer merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi
pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.
c. Spermatosit sekunder
Spermatosit sekunder merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi
pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 2N
kromatid.
d. Spermatid
Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi
pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N
kromatid.
e. Sperma
Sperma merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi
diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap
sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.
Penurunan sifat pada manusia dibedakan menjadi dua, yaitu sifat yang terpaut kromosom
tubuh (autosomal), dan sifat yang terpaut kromosom sex (gonosomal). Sifat yang autosomal
manifestasinya dapat muncul baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Sedangkan sifat
yang gonosomal manifestasinya dipengaruhi oleh jenis kelamin, bisa hanya muncul pada
anak laki-laki saja atau perempuan saja. Penentuan jenis kelamin pada manusia ditentukan
oleh pasangan kromosom yang berjumlah 46 buah atau 23 pasang kromosom. Antara
kromosom pria dan wanita berbeda satu sama lain. Dari ke-23 pasangan kromosom tersebut,
hanya pasangan kromosom ke-23 yang dapat menentukan jenis kelamin pada manusia.
Sehingga ke-22 pasangan kromosom disebut dengan kromosom autosom/kromosom tubuh
dan 1 pasang kromosom disebut dengan kromosom sex/kromosom kelamin.
Pasangan kromosom yang ke-23 tadi adalah kromosom “X“ untuk jenis kelamin
perempuan dan kromosom “Y“ untuk jenis kelamin laki-laki. Kromosom “Y“ memiliki
ukuran yang lebih kecil bila dibandingkan dengan kromosom “X“. Sehingga dapat dilihat
simbol jenis kelamin pada manusia adalah sebagai berikut :
Pada pembentukan jenis kelamin dapat ditentukan saat terjadinya pertemuan sel sperma
dengan sel ovum. Jika yang membuahi sel ovum adalah sel sperma yang membawa
kromosom X maka akan terbentuk individu dengan jenis kelamin perempuan (XX). Tetapi
jika yang membuahi sel ovum adalah sel sperma yang membawa kromosom Y maka akan
terbentuk individu dengan jenis kelamin lakilaki (XY).
4
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual menyebar melalui saraf
pudendus melalui pleksus sakralis dari medulla spinalis untuk membantu rangsangan aksi
seksual dalam mengirim sinyal ke medulla dan berfungsi untuk meningkatkan sensasi seksual
yang berasal dari struktur interna. Spermatogenesis yang sempurna dicapai pada sebagian
besar laki laki pada umur 16 tahun, dan kemudian berlangsung terus selama hidup.
Spermatogenesis tidak terjadi secara serentak pada semua tubulus semiferi atau bahkan tidak
serentak pada setiap bagian tubulus yang sama. Daur ini mulai pada lamina basalis
epithelium germinativum dalam jawabannya terhadap hormon pemacu folikel (FSH). Pada
saat spermatozoa berkembang, maka spermatozoa ini akan mendekati lumen tubulus.
Pemasakan spermatozoa memerlukan waktu kira kira 10 hari.
Penentuan jenis kelamin pada manusia ditentukan oleh pasangan kromosom yang
berjumlah 46 buah atau 23 pasang kromosom. Antara kromosom pria dan wanita berbeda
satu sama lain. Dari ke-23 pasangan kromosom tersebut, hanya pasangan kromosom ke-23
yang dapat menentukan jenis kelamin pada manusia.
2. SARAN
Makalah ini Sebagai bahan pembelajaran bagi seorang bidan sepantasnya kita untuk
mempelajari lebih lanjut tentang anantomi dan system reproduksi pada pria. Makalah ini
masih belum sempurna, dnan di harapkan bagi pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun.
5
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin.2006.Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan .Jakarta:EGC
Marieb,Elaine N dan Katja Ttoen.2011.Anatomi dan Fisiologi.San Fransisco:Pearson Verrals,
Sylvia.1997.
Anatomi Fisiologi Terapan dalam Kebidanan.Jakarta:EGC
Pearce,Evelyn C.2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Guyton & Hall. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Mashudi,Sugeng. (2011). Anatomi dan Fisiologi Dasar. Jakarta : Salemba
Medika.
Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika