NIM : 2109037027 Kelas : MAP B2 Mata Kuliah : Filsafat Sains dan Teknologi
BAB V STRUKTUR PENELITIAN ILMIAH
Kegiatan penelitian ilmiah mencerminkan prosedur yang terkandung dalam metode
ilmiah untuk memperoleh pengetahuannya. Terdapat dua bentuk dasar penelitian iomiah yaitu penenlitan murni dan penelitian terapan. Penelitian murni bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan baru yang berupa konsep atau teori ilmiah. Prosedur yang digunakan yaitu epistemology penemuan teori baru. Sedangkan penelitian terapan berutujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan mempergunakan teori ilmiah yang telah ditemukan sebagai acuan. Terdapat dua buah prosedur dalam penelitian ini yaitu epistemology pemecahan masalah dan epistemology penemuan ilmiah. Epistemology pemecahan masalah meletakkan kontekjs justifikasi di depan dan konteks penemuan di belakang serta prosedur penelitian menggunakan penalaran deduksi dalam pengajuan hipotesis seperti yang dilakukan dalam epistemology penemuan teori baru. Sebaliknya,epistemology penemuan ilmiah meletakkan konteks penemuan di depan konteks dan konteks justifikasi di belakang. Bentuk penelitian yang dapat digunakan untuk pengembangan baru antara lain adalah metode eksperimen, deduksi postulasional, induksi empiris, dan grounded research . Induksi empiris biasa dilakukan dalam penelitian kualitatif namun dalam penyusunan teori selanjutnya akan mempergunakan deduksi. Deduksi postulasional mempergunakan premis yang mungkin merupakan hasil induksi empiris. Demikian juga penelitian kualitatif yang mengembangkan teori baru berawal dari induksi empiris yang kesimpulannya dipergunakan sebagai premis dalam deduksi untuk menyusun teori substantifnya. Bentuk penelitian dapat dilakuakn berdasarkan unit analisis yang dipergunakan dalam penelitan. Kategori pertama yaitu penelitian teoritik yang unit analisisinya adalah idea atau teori yang telah ada. Metode peneelitian teoritik yaitu penelitian Pustaka. Kategori kedua yaitu penelitian empiric yang unit analisisnya adalah fakta, fakta yang dimaksud berada di dunia empiric. Penelitian empiric dapat dibagi ke dalam tiga kelompok yakni: 1. Penelitian eksploratoris, bertujuan melakukan eksplorasi terhadap suatu objek penelitian dengan pendekatan yang bersifat deskriotif. Metode yan dapat digunakan yaitu studi kasus, survey deskriptif, kualitatif idiografik, dan content analysis. 2. Pengujian hipotesis kesimpulan yaitu kebenaran yang ditemukan secara terstruktur dan terencana. Metode penelitian yang digunakan pada pengujian hipotesis yaitu survey, eksperimen, ex post facto, action research, content analysis. 3. Pengembangan teori substantif metode penelitian menggunakan kualitatif nomotetik. Kategori ketiga yaitu meta analysis. Meta analysis unit analysis adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diambil dari publikasi orang lain. Jadi meta analysis ini termasuk ke dalam penelitian kepustakaan dengan mempergunakan metode penelitian meta analisis. Penelitian ini mencoba menganalisis Kembali bermcam-macam hasil penelitian didekati dari sudut pendekatan tertentu dan mencoba menemukan pola baru. Realitas yang menjadi objek perhatian kita dinamakan latar belakang masalah. Latar belakang masalah meruapakan gambaran besar di mana dapat ditemukan gambar yang kecil yang menarik. Berbagai fakta yang bersifat kuantitatif dan kualitatif membentuk lanskap latar belakang permasalahan. Berikutnya kita identifikasi masalah, mulai memikirkan masalah tersebut ditinjau dari berbagai sudut. Setelah itu terdapat dua hal agar pembahasan masalah tidak melebar ke pambahasan yang lain yaitu pertama tetapkan sebagai pendekatan masalah dan kedua membatasi factor-faktor yang berkaitan dengan hal tersebut. Pembatasan masalah merupakan keharusan dalam penelitian akademik sebab dalam hal ini berlaku kriteria bukan kuantitas jawaban yang dipentingkan melainkan kualitasnya. Langkah-langkah dalam penysunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis dapat disederhanakan sebagai berikut: 1. Deskripsi teoritis 2. Kerangka berpikir 3. Pengajuan hipotesis Metodologi penelitian merupakan kumpulan metode yang dipergunankan dalam proses pengumpualn dan pengolahan data. Dalam metodlogi penelitan yang utama diliat yaitu tujuan penelitian. Tujuan penelitian harus mencakup variable-variabel yang ditelaah dalam penelitian serta bentuk hubungan antarvariabel yang ingin diteliti. Secara garis besar metode-metode yang harus dicantumkan dalam metodolgi penelitian adalah tujuan penelitian, tempat/waktu penelitian, metode penelitian, metode penysunan isntrumen, metode pengambilan contoh, dan metode analisis data. Berikutnya yaitu hasil penelitian, hasil penelitian merupakan data yang telah berhasil kita kumpulkan dan kita olah. Terdapat empat jenis kelompok data yakni data mentah yang terkandung dalam kuesioner, data mentah yang telah diolah dalam bentuk table, data mentah yang telah dilah secara deskriptif dan data yang merupakan kesimpulan pengujian hipotesis. Bab mengenai hasil penelitian terdiri dari empat bab yaitu deskripsi data, pengujian persyaratan analisisi, pengujian hipotesis, dan keterbataan penelitian. Bagian berikutnya dalam metodologi penelitian yaitu kesimpulan penelitian, implikasi penelitian, dan saran penelitian. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam mebuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal. Bahasa yang dipergunakan harus jelas, baik, dan benar agar pesan mengenai objek yang dibahas dapat mengandung informasi yang dimengerti. Pernyataan ilmiah yang dipergunakan daalm tulisan harus mencakup beberapa hal. Pertama, dapat diidentifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut. Kedua, harus dapat didentifkasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataaan itu disampaikan apakah itu makalah, buku, seminar, lokakarya, dan sebagainya. Ketiga harus dapat diidentifkasi Lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat berdomisili dan waktu penerbitan dilakukan. Ketiga hal tersbut dalam tulisan ilmiah disebut teknik notasi ilmiah (foot note dan end note). Action research dalam pelaksanannya mempunyai berbagai bentuk, ada the action not the research, the research not the action, dan the research and the action. Karakteristik action research berbeda dengan metodologi penelitian ilmiah karena action research hanya mempunyai kesahihan di tempat lokasi di mana penelitian dilakukan. Action research memang tidak ditujukan untuk menemukan pengetahuan ilmiah yang bersifat universal, melainkan mencari pemecahan praktis terhadap permasalahan yang bersifat local. Disebabkan tujuan inilah maka action research tidak menerapkan metodologi peneltian ilmiah seketat penelitian-penelitian lainnya. Kegunaan action research yaitu memecahkan peramsalahan secara konkret dengan melibatkan anggota komunitas, peneliti berperan sebagai change agent dan konsultan. Pada hakikatnya bobot keilmuan dan tingkat keberhasilan action nresearch tergantung dari interaksi secara dinamis antara peneliti dengan klien. Berpikir system memberikan kerangka piker yang dapat diisi oleh berbagai disiplin keilmuan dalam pendekatan multi disipliner. Tidak ada salahnya, ilmuwan dan pengambil kebijakan public, melengkapi cara berpikirnya dengan berpikir system agar deformasi dan akses sectoral tidak terjadi dalam analisis keilmuan dan kebijakan. Secara filosofis, berpikirs system bersifat komplementer terhadap berpikir ilmiah, sebab keduanya saling melengkapi dan saling menutupi. Secara ontologis, unsur realitas dalam berpikir ilmiah adalah fakta sedangkan unsur realitas dalam berpikir system adalah system. Berpikir ilmiah bersifat atomistic sedangkan berpikri system berpikir holistic atau sistemik. Secara epistemologis, baik berpikir ilmiah maupun system, kedua-duanya mempergunakan logika deduktif dan induktif naming berbeda dalam tujuannya. Berpikir ilmiah mempergunakan metode logico hypothetico verifikatif dalam menemukan konsep keilmuan yang dapat mendeskripsikan, menjelaskaan, memprediksikan, dan mmengontrol gejala alam. Di pihak lain berpikir system mempergunakan berpikir deduktif dan indktif dalam menemukan pemecahan yang berupa konstelasi yang efektif atau efesien dari skeumpulan unsur yang membentuk keterkaitan teratur yang disbut system. Secara aksilogis, system nilai dianut oleh berpikir system adalaj keteratura. Kemacetan atau kesemrawutan, bagi system tjinkers adaalh tidak etis atau tidak bermoral yang harus dicegah secara antisipatif dalam sebuah proses sistemik dalam mengubah input menjadi output yang punya nilai tambah. Bagi kegiatan ilmiah nilai moral yang dianut adalah kemanfaatan bagi manusia tanpa terlalu menghiraukan apakah pemecahan masalah keilmuan secara sectoral itu membuahkan akses seperti kemacetan dan kesemrawutan.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita