Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA FISIK 1

“ PENGANTAR HUKUM TERMODINAMIKA DAN HUKUM


TERMODINAMIKA 1 “

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
1. Elsa Maria Cristi
2. Chrisyanto Namora Aritonang
3. Windi Pujiwati
4. Yasni Oktriani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JAMBI
2016/2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang


Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah
fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan
dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal. Pada
sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik
tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung).
Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada
termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah
proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-
waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan
bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik. Hukum termodinamika
kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari
interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana
seseorang tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka
dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad
ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.

1.2            Tujuan
 Mengetahui Pengertian Termodinamika
 Mengetahui Konsep Sistem dalam Termodinamika
 Memperkenalkan Hukum Pertama Termodinamika
 Memperkenalkan Proses-proses dalam Termodinamika

1.3           Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan Termodinamika?
 Bagaimanakah Konsep Sistem dalam Termodinamika?
 Apa saja yang termasuk dalam Hukum Pertama Termodinamika ?
 Bagaimana Proses dalam Termodinamika?

2
1.4           Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang membacanya umumnya dan khususnya kepada mahasiswa untuk menambah
wawasan dan pemahaman tentang kimia unsur khususnya Pengantardan Konsep dasar
Termodinamika

1.5        Metode Penulisan
Data penulisan makalah ini diperoleh dari telah pustaka dari buku-buku yang
membahas tentang kimia unsur khususnya Termodinamika. Selain itu pengumpulan data
makalah ini diperoleh dari buku dan browsing internet.

3
 . BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Termodinamika

Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam


termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan
benda-benda yang sedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada di sekeliling
(di luar) sistem disebut lingkungan.

Termodinamika secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang


membahas dinamika panas suatu sistem. Termodinamika merupakan sains eksperimental
yang berdasar pada sejumlah kecil prinsip yang digeneralisasi dari pengalaman atau
pengamatan. Dari prinsip-prinsip ini diturunkan hubungan umum antara aneka kuantitas
makroskopik yang dipengaruhi oleh perubahan panas seperti kapasitas kalor jenis, koefisien
magnetik dan dieletrik suatu bahan (Atkins, PW. 1994. Kimia Fisik II. Erlangga: Jakarta).

2.2 Konsep Sistem dalam Termodinamika

Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah
batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut
lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan
dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.

Sistem dalam termodinamika merujuk pada bagian tertentu dari semesta (universe) di
dalam permukaan tertutup yang disebut batas atau dinding dari sistem. Suatu sistem dapat
mengalami pertukaran energi dengan sistem lain atau bagian luar diding yang disebut
lingkungan dari sistem yang bersangkutan. Sistem bersama lingkungannya membentuk
semesta.

4
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan
lingkungan:

 sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan.
Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
 sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup di
mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan.
Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkan
sebagai sifat pembatasnya:
o pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
o pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
 sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan
lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut permeabel.
Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.

Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan,
karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan
gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi
yang keluar dari system (Chang, R. 1995. Chemistry. Random House: USA).

2.3 Hukum Pertama Termodinamika


. Hukum Pertama Termodinamika (kekekalan energi)
Menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup
sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan
kerja yang dilakukan terhadap sistem.

5
“Perubahan energi dalam (U) sistem pada suatu prosessama dengan aliran panas total
(Q) ke dalam sistem dikurangi kerja (W) yang dilakukan sistem”( Sukardjo. 1989. Kimia
Anorganik. Bina Aksara: Yogyakarta).

U2-U1 = Q – W ~ kekekalan energi


Hukum 1 Termodinamika

Hukum ini berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik adalah bisa saling tukar”. Sesuai
dengan hukum ini, maka sejumlah kerja mekanik dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah
kalor, dan sebaliknya. Hukum ini bisa juga dinyatakan sebagai: “Energi tidak bisa dibuat atau
dimusnahkan, namun bisa dirubah dari satu bentuk kebentuk lainnya”. Sesuai dengan hukum
ini, energi yang diberikan oleh kalor mesti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan
ditambah dengan  perolehan energy dalam karena kenaikan temperatur.
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu system akan bertambah (system
akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem,
volume dan suhu system akan berkurang (system tampak mengerut dan terasa lebih dingin).
Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan
energi.
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang
mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energy dalam. Jadi, kalor yang
diberikan kepada system akan menyebabkan system melakukan usaha dan mengalami
perubahan energy dalam.
Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energy dalam termodinamika atau disebut
Hukum I Termodinamika.Untuk suatu proses dengan keadaan akhir (2) dan keadaan awal (1)

∆U = U2–U1

Temodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai pengaliran


panas, perubahan-perubahan energi yang diakibatkan dan usaha yang dilakukan oleh panas.

1. Usaha luar ( W ) yaitu : Usaha yang dilakukan oleh system terhadap


sekelilingnya terhadap sistem. Misalkan gas dalam ruangan yang berpenghisap bebas tanpa
gesekan dipanaskan ( pada tekanan tetap ) ; maka volume akanbertambahdengan V.

Usaha yang dilakukanoleh gas terhadap udara luar :


6
W = p.V

1. Usaha dalam ( U ) adalah : Usaha yang dilakukan oleh bagian dari suatu
system pada bagian lain dari system itu pula. Pada pemanasan gas seperti di atas, usaha
dalam adalah berupa gerakan-gerakan antara molekul-molekul gas yang dipanaskan menjadi
lebih cepat.

Secara matematis, Hukum I Termodinamika dituliskan sebagai

Q  = W  + ∆U

Dimana

Q = kalor yang masuk/keluarsistem

U = perubahanenergidalam

W = Usaha luar.

Q positif, sistem menerima kalor.


Q negatif, sistem melepas kalor.
W positif, sistem melakukan usaha.
W negatif, sistem menerima usaha.
positif, terjadi penambahan energi dalam pada sistem.
negatif, terjadi penurunan energi dalam pada sistem.

Kalor (Q) merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain akibat
adanya perbedaan suhu. Berkaitan dengan sistem dan lingkungan, bisa dikatakan bahwa kalor

7
merupakan energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau energi yang berpindah dari
lingkungan ke sistem akibat adanya perbedaan suhu. Jika suhu sistem lebih tinggi dari suhu
lingkungan, maka kalor akan mengalir dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya, jika suhu
lingkungan lebih tinggi dari suhu sistem, maka kalor akan mengalir dari lingkungan menuju
sistem.
Jika Kalor (Q) berkaitan dengan perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu,
maka Kerja (W) berkaitan dengan perpindahan energi yang terjadi melalui cara-cara mekanis.
Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, maka energi dengan sendirinya
akan berpindah dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja
terhadap sistem, maka energi akan berpindah dari lingkungan menuju sistem.

Ketika suatu benda sedang bergerak maka benda tersebut memiliki energi kinetik dan
berdasarkan energi kinetik ini benda dapat melakukan usaha. Serupa dengan itu, benda yang
berada pada pada ketinggian tertentu dari suatu acuan memiliki energi potensial dan
berdasarkan energi potensial ini benda juga dapat melakukan usaha. Kedua macam energi ini
disebut energi luar (eksternal energi). Sebagai tambahan terhadap energi luar ini setap benda
memiliki memiliki energi yang tidak nampak dari luar, energi ini disebut energi dalam.

Dari sudut pandang termodinamika, energi dalam (internal energy) didefinisikan suatu
sistem sebagai jumlah energi kinetik seluruh partikel penyusunnya, ditambah jumlah seluruh
energi potensial dari interaksi antara seluruh partikel itu. Energi dalam merupakan fungsi
keadaan sistem, jika keadaan sistem berubah maka energi dalam juga berubah tetapi energi
dalam tidak tergantung pada lintasan yang ditempuh sistem untuk perubahan keadaan
tersebut. Selama terjadi perubahan suatu sistem, energi dalam dapat berubah dari keadaan
awal U1 ke keadaan akhir U2.

Energi dalam (U) atau energi internal disebut juga energi termal. Ketika pada volume
tetap dipanaskan, suhu gas akan bertambah. Akibatnya, tekanan gas bertambah. Saat
dipanaskan, molekul-molekul gas mendapat energi sehingga energi kinetik molekul-molekul
gas bertambah. Tentu saja kecepatan rata-rata molekul juga bertambah dan frekuensi
tumbukan molekul dengan dinding bertambah. Hal ini menyebabkan tekanan gas bertambah.
Gejala ini menunjukkan energi dalam gas bertambah.

Jika sebuah sistem melakukan kerja dengan berekspansi terhadap lingkungannya dan
tidak ada panas yang ditambahkan selama proses, energi meninggalkan system dan energi
dalam berkurang. Dari rumus sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa secara umum ketika
8
panas Q ditambahkan ke sistem, sebagian dari energi yang ditambahkan ini tetap tinggal di
dalam sistem, mengubah energi dalam sebanyak sisanya meninggalkan sistem lagi ketika
sistem melakukan kerja W terhadap lingkungannya. Karena W dan Q dapat bernilai positif,
negatif atau nol, maka dapat bernilai positif, negatif atau nol untuk proses yang berbeda.

Persamaan di atas merupakan hukum pertama termodinamika (first law of


thermodynamics). ”Jika energi panas yang diberikan sistem dikurangi dengan usaha yang
dilakukan oleh sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem”. Dengan demikian,
hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa sejumlah kalor (Q) yang diterima dan
usaha (W) yang dilakukan terhadap suatu gas dapat digunakan untuk menambah energi
dalam

Hukum pertama termodinamika atau sering disebut dengan hukum kekekalan energy.
Konsep ini pertama kali muncul paada mekanik dan kemudian diperluas dalam elektrostatik
dan elektrodinamik. Percobaan Joule dilakukan pada tahun 1843-1878 dan menunjukan
bahwa kalor termasuk dalam energy konservasi. Ia menunjkan bahwa dalam keadaan
adiabatic memberikan jumlah kalor kerja pada air dalam kalori meter memberikan suhu yang
tetap/pasti. Dalam proses adiabatic ada system dalam penelitian isolasi termal bahwa tidak
terjadi pertukaran kalor dengan lingkungan. Sejak diberikan perbahan keadaan air dalam
calorimeter dapat dicapai dengan cara yang berbeda yang melibatkan jumlah yang sama dari
kerja, atau perbedaan urutan langkah, perubahan dalam keadaan bebas pada garis edar dan
tergantung hanya pada total jumlah kerja. Ini membuat kemungkinan untuk mengungkapkan
perubahan keadaan system pada proses adiabatic dalam hal kerja yang diperlukan tanpa
menyatakan tipe kerja atau urutan langkah yang digunakan. Property system perubahan yang
dihitung dengan ini disebut dengan energy internal U. Sejak energy internal pada sistem
meningkat pada kerja, dapat dihitung dengan kerja w pada perubahan system sari satu keaaan
ke keadaan lagi dengan proses adiabatic
∆U=w (dalam proses adiabatic)
Dengan ini, kerja yang yang dilakukan pada system tertutup dalam proses adiabatic
sama dengan pertambahan energy internal pada system. Symbol ∆ menunjukkan nilai
kuantitas dalam keadaan akhir dikurangi nilai kuantitas dalam keadaan awal ∆U= U 2-U1,
dimana U1 adalah energy internal pada keadaan awal dan U2 adalah energy internal pada
keadaan akhir. Jika system kerja pada lingkungan, w adalah negative dan selanjutnya ∆U juga
negative dalam proses adiabatic.
9
2.4 Proses-proses dalam Termodinamika

2.4.1 Proses Isotermik

Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-


perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan,
proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi
perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang
diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W).

2.4.2 Proses Isokhorik

Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan
melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0), gas tidak
melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya.
Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.

QV = ∆U

2.4.3 Proses Isobarik

Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas
dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas
melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan
konstan Qp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku :

Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama


dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan

QV =∆U

Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai

W = Qp − QV

Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor)
yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada
volume konstan (QV).

10
2.4.4 Proses Adiabatik

Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar
(dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan
perubahan energi dalamnya (W = ∆U).

Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-
masing p1 dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah
menjadi p2 dan V2.

Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas pada
tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 (γ > 1).

2.5 Sifat-sifat Termodinamika


Adapun sifat-sifat dalam termodinamika sebagai berikut:
Variabel/fungsi keadaan
--- Nilai yang ditentukan dari kondisi sekarang dan tidak tergantung dari lintasan (T, p,
V, komposisi).
Variabel proses
--- Hanya memiliki arti untuk sistem yang berubah.
Sifat intensif
--- Memiliki nilai pada setiap kedudukan di dalam sistem. Tidak tergantung pada
kuantitas materi
Contoh: Temperatur, tekanan, massa jenis, titik didih, pH, Tegangan muka, Indeks bias,
kekentalan, panas spesifik
Sifat Ekstensif
--- Merupakan nilai untuk keseluruhan sistem. Tergantung dari kuantitas materi
Contoh: massa, Volume, Energi Dalam, Entalpi, entropi

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam
termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan.
2. Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan.
Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang
disebut lingkungan
3. Proses-proses yang terjadi yaitu isohorik, isothermal,adiabatic
4. Bagian dari sifat-sifat yang perlu diketahui dalam mempelajari termodinamika
yaitu, Variabel/fungsi keadaan, Variabel proses, Sifat intensif, Sifat Ekstensif

12
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, PW. 1994. Kimia Fisik II. Erlangga: Jakarta


Basri, S. 1996. Kamus Kimia. Rineka Cipta: Jakarta
Chang, R. 1995. Chemistry. Random House: USA
Daintith, J. 1990. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga: Jakarta
Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. UI Press: Jakarta
Mulyono, M. 2001. Kamus Kimia. Ganesindo: Bandung
Petrucci, R. 1987. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta
Robert, and Caselo Mc. 1981. Basic Prinsiples of Org Chemistry. CS: New York
Sukardjo. 1989. Kimia Anorganik. Bina Aksara: Yogyakarta

13

Anda mungkin juga menyukai