Anda di halaman 1dari 4

Nama: Dinar Ahsan Maulana

NIM: 045279884

Kasus Nenek Minah

Nenek Minah (55) tak pernah menyangka perbuatan isengnya memetik 3 buah kakao di
perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA) akan menjadikannya sebagai pesakitan di ruang
pengadilan. Bahkan untuk perbuatannya itu dia diganjar 1 bulan 15 hari penjara dengan masa
percobaan 3 bulan.

Ironi hukum di Indonesia ini berawal saat Minah sedang memanen kedelai di lahan garapannya
di Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, pada
2 Agustus lalu. Lahan garapan Minah ini juga dikelola oleh PT RSA untuk menanam kakao.

Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah kakao yang sudah
ranum. Dari sekadar memandang, Minah kemudian memetiknya untuk disemai sebagai bibit di
tanah garapannya. Setelah dipetik, 3 buah kakao itu tidak disembunyikan melainkan
digeletakkan begitu saja di bawah pohon kakao.

Dan tak lama berselang, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA. Mandor itu pun
bertanya, siapa yang memetik buah kakao itu. Dengan polos, Minah mengaku hal itu
perbuatannya. Minah pun diceramahi bahwa tindakan itu tidak boleh dilakukan karena sama saja
mencuri.

Sadar perbuatannya salah, Minah meminta maaf pada sang mandor dan berjanji tidak akan
melakukannya lagi. 3 Buah kakao yang dipetiknya pun dia serahkan kepada mandor tersebut.
Minah berpikir semua beres dan dia kembali bekerja.

Namun dugaanya meleset. Peristiwa kecil itu ternyata berbuntut panjang. Sebab seminggu
kemudian dia mendapat panggilan pemeriksaan dari polisi. Proses hukum terus berlanjut sampai
akhirnya dia harus duduk sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan Negeri (PN)
Purwokerto.

Dan hari ini, Kamis (19/11/2009), majelis hakim yang dipimpin Muslih Bambang Luqmono SH
memvonisnya 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan. Minah dinilai terbukti
secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian.

Selama persidangan yang dimulai pukul 10.00 WIB, Nenek Minah terlihat tegar. Sejumlah
kerabat, tetangga, serta aktivis LSM juga menghadiri sidang itu untuk memberikan dukungan
moril. 

Hakim Menangis
Pantauan detikcom, suasana persidangan Minah berlangsung penuh keharuan. Selain
menghadirkan seorang nenek yang miskin sebagai terdakwa, majelis hakim juga terlihat agak
ragu menjatuhkan hukum. Bahkan ketua majelis hakim, Muslih Bambang Luqmono SH, terlihat
menangis saat membacakan vonis.

"Kasus ini kecil, namun sudah melukai banyak orang," ujar Muslih.
Vonis hakim 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan disambut gembira keluarga,
tetangga dan para aktivis LSM yang mengikuti sidang tersebut. Mereka segera menyalami Minah
karena wanita tua itu tidak harus merasakan dinginnya sel tahanan.
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-1244955/mencuri-3-buah-kakao-nenek-minah-
dihukum-1-bulan-15-hari

Soal :

1. Mengacu pada kasus nenek Minah diatas, semakin menguatkan stigma di masyarakat
bahwa hukum selalu tumpul ke atas namun tajam ke bawah, berikan pendapat saudara
dikaitkan dengan fungsi hukum “law as a tool of social engineering!

2. Ada adagium yang dipopulerkan oleh seorang filsuf bernama Cicero “Ubi societas ibi
ius”(dimana ada masyarakat disitu ada hukum). Coba berikan pendapat saudara maksud
dari adagium tersebut dan kaitkan dengan kasus di atas!

3. Dalam konsep The Rule of Law pada negara hukum, tiga nilai dasar tujuan hukum
yakni keadilan (gerechtigheit), kemanfaatan (zweckmaerten), dan kepastian hukum
(rechtssicherkeit), melihat kasus di atas dari kacamata nenek Minah apakah ketiga tujuan
hukum tersebut sudah terpenuhi apa tidak? Berikan pendapat saudara!

1. Fungsi hukum sebagai a tool of social engineering, bertujuan untuk menciptakan


perubahan-perubahan dalam masyarakat menuju kemajuan yang terencana, artinya bahwa
untuk menata kembali kehidupan masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan bangsa.
Akan tetapi keadaan hukum di Indonesia saat ini sangat jauh dari kata “menuju kemajuan
sesuai dengan tujuan pembangunan bangsa”. Karena keadaan hukum di Indonesia saat ini
sering mengalami permasalahan, yaitu karena hukum-hukum yang sudah dibentuk tidak
dijalankan dengan semestinya atau hukum yang telah dibentuk ternyata penerapannya
tidak efektif kepada masyarakat.Mengacu pada kasus nenek Minah, permasalah seperti
ini tentu bisa saja terjadi apabila masyarakat memiliki pengetahuan yang terbatas
mengenai sifat-sifat hukum, sehingga hukumyang telah dibentuk, dipergunakan pada
kalangan atas untuk mencari kepuasannya sendiri dan menindas rakyat yang lemah.
Sehingga hal ini tak jarang terjadi kegiatan jual beli hukum yang dilakukan oleh orang-
orang kalangan atas atau oknum-oknum yang memiliki jabatan, kekuasaan dan kekayaan,
sehingga hal ini dapat menjadikan rekayasa proses hasil peradilan yang hanya memihak
pada kalangan atas saja. Istilah stigma di masyarakat “hukum selalu tumpul keatas dan
tajam ke bawah” sangat tepat diberikan pada keadaan hukum di Indonesia saat ini.

2. Teori ini mewujudkan konsepsi filosofis Cicero bahwa hukum tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat. Hukum dan masyarakat tidak dapat dipisahkan, karena hukum dan
masyarakat merupakan sumber kehidupan dan gerak hukum. Masyarakat hidup oleh
hukum dengan nilai-nilai, gagasan, konsep, selain itu masyarakat juga hidup oleh hukum
dengan membiarkan masyarakat melaksanakan hukum. Karena dalam masyarakat
keadaan tidak selalu damai, hal ini tentu saja menimbulkan gesekan di masyarakat
sehingga melahirkan konflik. Dan dari situlah lahir hukum dan sanksinya, dibentuk atas
dasar kesepakatan kedua belah pihak, mengatur hubungan antar masyarakat, hukum
dalam masyarakat bersifat fleksibel. Fleksibel dalam arti hukum yang berlaku di
masyarakat dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi masyarakat. Seperti yang terjadi
pada kasus Minah, seharusnya hukuman tidak sampai ke pengadilan. Dan hukuman yang
pantas seharusnya cukup untuk menerima hukuman sosial atau, dalam hal ini, nenek
Minah hanya mendapatkan ceramah tentang apa yang dia lakukan. Dalam hal ini, nenek
Minah juga mengakui kesalahannya dan meminta maaf dan tidak akan mengulanginya
lagi. Oleh karena itu, fleksibilitas hukum harus ditegakkan, dan membawa keadilan bagi
masyarakat.

3. Dalam konsep The Rule of Law pada negara hukum, tiga nilai dasar tujuan hukum yakni
keadilan (gerechtigheit), kemanfaatan (zweckmaerten), dan kepastian hukum
(rechtssicherkeit) mari kita lihat kasus diatas dari sudut pandang nenek Minah meskipun
ketiga tujuan hukum tersebut telah tercapai. Bagikan pendapat Anda!

Jawaban:
Konsep negara hukum dalam kasus nenek Minah
a. Keadilan (gerechtigheit), hukum merupakan alat untuk menegakkan keadilan dan
menciptakan kesejahteraan sosial. Tanpa keadilan, tentunya hukum akan hilang dan
tumbang, dan hanya akan menjadi alat untuk membenarkan mayoritas berkuasa atas yang
lemah. Inilah yang terjadi pada kasus Ibu Minah, karena tidak menuntut keadilan, karena
kehilangan 3 biji kakao yang dipetik nenek Minah, ia tidak bermaksud menyembunyikan
atau menjual kakao, dengan hukuman 1 bulan. yang dimiliki nenek Minah, tentu saja
sangat tidak seimbang dan tidak adil terhadap apa yang dilakukannya. Dalam kasus ini,
seharusnya hakim menawarkan jalan alternatif bagi nenek Minah dan perusahaan
perkebunan tempatnya bekerja. Dari praktik hukum, tampaknya hukum tidak
memberikan ruang yang cukup bagi pertimbangan moral untuk memutuskan hukuman.
b. Kemanfaatan (zweckmaerten) Pada prinsipnya tujuan hukum hanya untuk
menciptakan kemaslahatan atau kebahagiaan dalam masyarakat. Hukum dirancang secara
unik untuk membawa manfaat atau kebahagiaan terbesar bagi sebanyak mungkin kelas
masyarakat. Namun melihat kasus Bu Minah, kelebihan yang dimiliki kedua belah pihak
sangat tidak proporsional dan lebih banyak kekurangannya. Sebab, pemidanaan resmi Bu
Minah telah menimbulkan kemarahan publik di masyarakat, sehingga menyebabkan
ketidakstabilan publik dalam praktik hukum di Indonesia, yang dapat mengakibatkan
turunnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan mengurangi tujuan hukum
untuk menghasilkan. manfaat. atau kebahagiaan bagi semua lapisan masyarakat.
c. Kepastian hukum (rechtssicherkeit) Kepastian hukum adalah ketika suatu peraturan
dirumuskan dan diundangkan dengan pasti sebagaimana diatur secara jelas dan logis.
Jelas dalam arti tidak menimbulkan kecurigaan dan logis dalam arti menjadi suatu sistem
norma dengan norma lain sehingga tidak bertentangan atau menimbulkan konflik norma
dalam masyarakat. Terkait kasus Bu Minah, putusan pengadilan yang menjatuhkan vonis
hukuman 1 bulan 15 hari kepada nenek Minah sungguh menimbulkan konflik terhadap
norma-norma yang ada di masyarakat dan menimbulkan keraguan masyarakat terhadap
pelaksanaan hukuman, penegakan dan kepastian hukum di Indonesia. Berdasarkan tiga
tujuan hukum dalam kasus Bu Minah, tiga tujuan hukum tidak tercapai dalam menangani
kasus Bu Minah. Karena putusan pengadilan tidak bisa disamakan dengan apa yang
dilakukan nenek Minah, meskipun memang salah jika dia tidak mengetahui bahwa kakao
itu milik PT yang sama tempat dia bekerja, namun dalam kasus ini, nenek Minah juga
mengakui bahwa dia memetik tiga biji kakao tidak untuk disembunyikan tetapi hanya
berbaring dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi, sehingga dalam kasus ini, situasi
hukum di Indonesia belum mencapai tiga tujuan menurut hukum.

Anda mungkin juga menyukai