Anda di halaman 1dari 18

BAB I

HUKUM OHM

A. Hukum Ohm
Pada awalnya, Hukum Ohm terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama yaitu definisi
dari hambatan yaitu V = IR. Hubungan tersebut seringkali dinamai dengan Hukum Ohm.
Namun, Ohm juga mengatakan bahwa R merupakan suatu konstanta yang tidak bergantung
pada V ataupun I. Hubungan V =IR bisa diterapkan di dalam resistor apapun, yang mana V
adalah beda potensial antara kedua ujung hambatan dan I adalah arus yang mengalir di
dalamnya. Sementara R adalah hambatan ataupun resistansi resistor itu.
Hukum Ohm sendiri berbunyi, “Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar atau
hambatan besarnya sebanding dengan beda potensial atau tegangan antara ujung-ujung
penghantar tersebut. Pernyataan itu bisa dituliskan sebagai berikut yaitu I ∞ V.”
B. Rumus Hukum Ohm
Apabila di antara 2 titik yang bertegangan dihubungkan dengan sepotong kawat
penghantar, maka akan mengalir arus listrik lewat penghantar tersebut. Arus itu mendapat
hambatan di dalam penghantar yang dilewatinya yang disebut dengan dengan tahanan listrik
dan diukur dengan satuan ohm

+
E R
V

Gambar 1. 1 Rangkaian Pengukuran

Berdasarkan ketentuan hasil percobaan yang dilakukan pertama kali oleh George
Simon Ohm seorang ahli fisika Jerman tahun 1826, menyatakan bahwa : “apabila terjadi
beda tegangan antara kedua titik penghantar sebesar 1 volt dan terdapat tahanan pada
penghantar tersebut sebesar 1 ohm, maka kuat arus yang mengalir sebesar 1 ampere”.
Pernyataan tersebut sering disebut dengan istilah Hukum Ohm,
Berdasarkan rumus pada persamaan hukum Ohm di atas, maka dapat dijabarkan
menjadi :
a. Tegangan Listrik dapat dihitung dengan persamaan : V = I x R
b. Arus listrik dapat dihitung dengan persamaan :
V
I=
R
c. Tahanan atau hambatan listrik dapat dicari dengan persamaan : dimana :
V
R=
I
V : Tegangan listrik (volt)
I : Arus listrik (ampere)
R : Tahanan atau hambatan listrik (ohm)
Untuk mempermudah mengingat rumus diatas, dapat diilustrasikan dengan segitiga
hukum Ohm, dimana tegangan atau beda potensial (V) berada diatas, dan kemudian kuat arus
(I) dan hambatan (R) berada dibawahnya.
Gambar 1. 2 Rumus Ohm
BAB II
RANGKAIAN LISTRIK

A. Rangkaian Seri
Rangkaian seri penahan atau resistor yang disambung secara seri ialah jika ujung kaki
belakang tahanan R1 disambungkan pada ujung kaki depan tahanan R2 dan ujung kaki
belakang R2 disambungkan pada ujung kaki depan tahanan R3 hingga seterusnya.

Gambar 2. 1 Rangkaian Seri

Ketiga rangkaian resistor tersebut dapat diganti dengan satu resistor tanpa mengubah keadaan
(baik arus maupun tegangan). Arus yang masuk pada rangkaian seri akan melewati tahanan
R1, R2, dan R3, maka rangkaian seri memiliki arus yang sama disetiap masing-masing
tahanan. Sedangkan jumlah seluruh tegangan disetiap masing-masing tahanan sama dengan
tegangan sumber. Sesuai dengan persamaan berikut:
V = Vab + Vbc + Vcd
Sedangkan V = I . R, maka:
V = Iab . R1 + Ibc . R2 + Icd . R3
Arus yang melalui disetiap tahanan adalah sama, I = Iab = Ibc = Icd, maka:
V = I . ( R1 + R2 + R3 )
V = I . RT
Dapat diperoleh:
RT = R1 + R2 + R3
Contoh penyelesaian rangkaian seri:

Gambar 1.2 Contoh soal rangkaian seri

Perhatikan gambar 1.2, Suatu rangkaian tahanan yang dihubungkan secara seri, diketahui R1
= 2 Ω, R2 = 5 Ω, R3 = 3 Ω, dan tegangan sumber V = 20 V, maka hitunglah : a) Hambatan
pengganti ( RT )
b) Arus yang mengalir pada rangkaian tersebut ( I )
c) Tegangan pada masing-masing tahanan ( V1, V2, V3 )
Kesimpulan: Semakin besar hambatan, maka semakin besar tegangannya.
Rangkaian tahanan seri dibutuhkan jika:
a) Nilai tahanan atau resistor yang dibutuhkan lebih besar dari tahanan atau resistor yang
tersedia
b) Untuk membagi tegangan, bila tegangan yang diminta lebih kecil ataupun lebih besar
daripada yang tersedia.
B. Rangkaian Pararel
Rangkaian paralel adalah tahanan atau resistor yang dihubungkan secara paralel adalah jika
semua ujung kaki depan tahanan R1, R2, dan R3 disambungkan atau disimpulkan pada satu
titik dan semua ujung kaki belakangnya juga disambungkan atau disimpulkan pada satu titik.
Arus yang masuk pada rangkaian tersebut akan terbagi di titik a, sebagian arus

Gambar 2. 2 Rangkaian Pararel


melalui R1 dan sebagiannya lagi melalui R2 serta sebagian lagi melalui R3. Besarnya arus
yang melalui tiap tahanan akan berbeda sesuai dengan nilai tahanannya. Sedangkan beda
potensialnya atau tegangan pada tiap masing-masing tahanan adalah sama dengan tegangan
sumber.
Jika arus yang melalui tahanan R1 dinyatakan dengan I1, R2 dinyatakan dengan I2, dan
R3 dinyatakan dengan I3, maka:

V1 V2 V3
I1 = , I2 = , I3 =
R1 R2 R3

Ketiga arus tersebut berasal dari arus yang masuk pada titik a, sehingga:

I = I 1 + I2 + I3

atau,

V1 V 2 V3
I = + +
R1 R2 R3

V V1 V 2 V3
= + +
RT R1 R2 R3

karena,

V = V1 = V2 = V3

maka,

1 1 1 1
= + +
RT R1 R2 R3

Contoh penyelesaian rangkaian paralel:

Gambar 2. 3 Contoh Soal Rangkaian Pararel

Tentukan : a) Hambatan pengganti ( RT )


b) Kuat arus pada rangkaian ( IT )
c) Kuat arus pada R1 dan R2 ( I1 dan I2 )
Sambungan tahanan yang dihubungkan secara paralel dibutuhkan jika:
a) Nilai tahanan atau resistor yang dibutuhkan lebih besar dari tahanan atau resistor yang
tersedia
b) Diperlukan untuk pembagian aliran, bila aliran yang diminta lebih kecil ataupun lebih
besar daripada yang telah tersedia
C. Rangkaian Campur (Gabungan)
Rangkaian gabungan adalah kombinasi dari rangkaian seri dan parallel.

Gambar 2. 4 Rangkaian Campur


Pada rangkaian tersebut terlihat bahwa tahanan R2 dan R3 disambung secara paralel di antara
titik b dan di titik c. Hambatan pengganti dari tahanan R2 dan R3 dapat diumpamakan
sebagai tahanan RP (Rangkaian paralel), kemudian RP ini dihubungkan secara seri dengan
tahanan R1.

Gambar 2. 5 Tahanan yang dihubungkan secara paralel diubah


menjadi RP

Arus yang masuk pada rangkaian pada Gambar 1.8 akan melalui tahanan R1 dan RP, seperti
halnya arus yang memasuki pada tahanan seri nilainya sama besar. Jika kita lihat rangkaian
pada Gambar 1.7, arus yang masuk akan melewati tahanan R1 kemudian akan terbagi di titik
b, sebagian arus mengalir melewati R2 dan sebagiannya lagi melewati tahanan R3.
Sedangkan arus pada titik c akan sama besar dengan arus yang masuk pada rangkaian. Sesuai
dengan Hukum pertama Kirchoff yaitu “Jumlah arus yang masuk pada suatu titik cabang
harus sama dengan jumlah arus yang meninggalkannya”. Untuk tegangannya dapat dianalisis
sesuai dengan cara sambungannya. Sambungan secara seri memiliki jumlah seluruh tegangan
tiap tahanannya sama dengan tegangan sumber, sedangkan sambungan paralel tegangan
setiap tahanannya sama besar. Maka persamaan arusnya:
 I = I 1 = IP
 I = I 1 = I2 + I 3
Tegangannya,
 V = Vab + Vbc
 Vbc = V2 = V3
Contoh Persamaan

Gambar 2. 6 Contoh soal rangkaian gabungan


Tentukanlah: a) Hambatan pengganti ( RT )
b) Kuat arus pada rangkaian ( IT)
c) Kuat arus pada R1, R2, dan R3 ( I1, I2, dan I3 )
d) Tegangan pada R1, R2, dan R3 ( V1, V2, dan V3 )

V
b) IT =
RT

12 v
IT = =2A

c) Rangkaian seri, maka:

IT = I 1 = I P = 2 A
BAB III
SIMBOL KOMPONEN LISTRIK

A. Gambar Teknik Listrik


Simbol teknik listrik bertujuan untuk menyingkat keterangan-keterangan dengan
menggunakan gambar. Simbol listrik sangat penting untuk dipelajari dipahami karena hampir
semua rangkaian listrik menggunakan simbol-simbol.
Gambar simbol untuk teknik telah diatur oleh lembaga normalisasi atau standarisasi.
Beberapa lembaga yang menormalisasi simbol-simbol listrik antara lain:
1. •ANSI: American National Standard Institute
2. •JIC: Joint International Electrical Association
3. •NMEA: National Manufacturer Electrical Assotiation
4. •DIN: Deutche Industrial Norm
5. •VDE: Verband Deutcher Elektrotechniker
6. •NEC: National Electrical Code
7. •I EC: International Electrical Commission.
Meskipun banyak lembaga yang mengeluarkan simbol listrik, namun dalam
normalisasinya telah diatur sedemikian rupa sehingga suatu simbol tidak mungkin
mempunyai dua maksud atau dua arti, begitu sebaliknya dua gambar simbol mempunyai satu
maksud (interpretasi ). Diantara negara yang sudah maju industri kelistrikannya menentukan
normalisasi sendiri, bahkan diikuti oleh dunia teknik pada umumnya. Contoh negara yang
mempunyai normalisasi sendiri adalah Amerika dan Jerman.
Simbol listrik dari kedua negara tersebut agak berlainan bentuk maupun
interpretasinya, namun semua itu dapat dipahami karena sama-sama bertujuan untuk
memudahkan dan membuat lancar kegiatan teknik yang dihadapi.
Indonesia berdasarkan pertemuan yang diprakarsai oleh LIPPI (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia) antara ilmuwan dan kalangan industri telah berhasil membuat
standar simbol yang berhubungan dengan teknik listrik arus kuat. Hasil tentang simbol listrik
ini telah dituangkan dalam buku PUI L 1977 (Peraturan Umum Instalasi Listrik) dan
diperbaharui lagi dalam PUIL 1987 dan PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik
Gambar 3. 1 Simbol Listrik
Gambar Teknik Elektronika

Sama seperti simbol listrik, simbol elektronika juga dinormalisasi oleh lembaga
internasional seperti oleh:

ANSI = Amirican National Standard Institute.

IEEE = The Institute of Electrical and Electronics Engineers. I EC =


International Electrotechnical Commission.

1. Simbol baterai
Simbol baterei diperlihatkan pada. Dua garis vertikal merupakan tanda polaritas, yang
lebih panjang merupakan polaritas positif dan yang pendek tanda polaritas negatif.
Baterei yang terdiri dari beberapa sel (multi sel).c menunjukkan baterei multi sel dua
kedudukan, yaitu fix dan dapat diatur

Gambar 3. 2 Simbol baterei: (a) Tunggal; (b) Multi sel; (c)


Multi Sel Dua
2. Kapasitor

Gambar 3. 3 Kapasitor

3. Chassis dan ground

Gambar 3. 4 (a) Simbol Chassis (b) Hubungan Tanah (Ground)


(c) Hubungan Bersama (Common Connection

4. Koneksi dan hubungan percabangan


Ada dua cabang penggambaran titik dan tanpa titik cabang. Sistem tanpa titik
cabang sebetulnya merupakan simbol yang standar, tetapi kebanyakan rangkaian
elektronika justru menggunakan sistem bertitik

Gambar 3. 5 Simbol Percabangan(a) dan (b) Sistem Percabangan


Bertitik. (d) sampai (f) Sistem Percabangn Tidak Bertitik
BAB III
BAHAN LISTRIK

A. Konduktor
Konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan arus. Sifat yang dimiliki penghantar
ialah : tahanan jenis listrik, koefisien suhu tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan
tarik, dan timbulnya daya elektro-motoristermo.
1. Daya Hantar Listrik
Daya Hantar Listrik, adalah kemampuan dari konduktor tersebut dalam menghantarkan
arus listrik yang melewatinya. Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu
mengalami hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung
dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1 mm2 pada
temperatur 200 0C dinamakan hambatan jenis.
2. Koefisien Suhu Tahanan
Koefisien Suhu Tahanan, adalah kestabilan dari konduktor dalam keadaan suhu yang
berubah. perubahan suhu akan megakibatkan perubahan volume, dan otomatis akan
mempengaruhi hambat jenis konduktor tersebut.
3. Daya Hantar panas
Daya Hantar panas, menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan bahan tiap satuan
waktu. Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jam 0C. Terutama diperhitungkan dalam
pemakaian mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya
hantar panas yang tinggi.
4. Kekuatan Tegangan Tarik
Kekuatan Tegangan Tarik, merupakan batas kemampuan dari suatu konduktor pada saat
konduktor tersebut ditarik (energy potensial pegas). Sifat mekanis bahan sangat penting,
terutama untuk hantaran diatas tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan
tersebut harus diketahui kekuatannya. Terutama menyangkut penggunaan dalam
pendistribusian tegangan tinggi.
5. Timbulnya Daya Elektro Motoris-Termo
Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan
logam yang berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya
elektro-motoristermo tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu. Daya elektro-
motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan tegangan
dapat menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang
dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan sebanding
dengan perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris yang dibangkitkan oleh
perbedaan temperatur disebut dengan daya elektro-motoris termo
Sedangkan sifat atau ciri suatu konduktor yang baik adalah :
a. Konduktifitas / daya hantarnya cukup baik
b. Kekuatan mekanis (kekuatan tariknya cukup tinggi)
c. Koefisien muai panjang kecil
6. Tembaga
Tembaga adalah unsur yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Tembaga murni
sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga
diperlukan karena kemampuannya menghantar panas dan listrik. Dengan sifat mudah
dibentuk, tahan karat dan suhu tinggi, bisa didaur ulang, dan penghantaran listrik serta
panas terbaik di antara semua logam komersial. (Vindy Poniastuti, 2013)
Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi. Karena tembaga merupakan bahan
tambang maka tercampur unsur lain. setelah melalui proses pemurnian didapatkan
tembaga. tembaga termasuk bahan yang tidak mengandung besi dan sangat penting.
tembaga memiliki sifat-sifat yang sangat berharga dalam segi fisis,mekanis,dan
kelistrikan. sifat fisis tembaga dapat melebihi tahan pada suhu yang sangat tinggi dan
udara lembab dari pada baja.titik cair 10830 C dan titik didinya mencapai 2595 oC. Sifat
mekanis tembaga termasuk salah satu logam murni yang kuat.bahan agak keras tetapi
sangat kenyal, kekal dan dapat renggang.
Tembaga juga merupakan bahan konduktor, yaitu bahan listrik yang dapat
menghantarkan listrik dengan baik. Penggunaan tembaga pada peralatan listrik
diantaranya pada kabel listrik. Jenis kabel ditentukan oleh penggunaan, bahan isolasi, dan
bahan konduktornya. Bagian yang dapat menyalurkan energi listrik dalam kabel adalah
pada bagian konduktor.
Bahan Penghantar (konduktor) merupakan bahan yang menghantarkan listrik dengan
mudah. Bahan ini mempunyai daya hantar listrik (Electrical Conductivity) yang besar dan
tahanan listrik (Electrical Resistance) kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk
mengalirkan arus listrik. Pada umumnya logam bersifat konduktif, seperti emas, perak,
tembaga, alumunium, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi
sebagai penghantar emas adalah sangat baik, tetapi karena harganya yang mahal, maka
secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan. (Dedi Perinawan.
2012).
Tembaga sangat dihargai karena penggunaannya dalam penghantaran dan pembangkitan
listrik, juga semua peralatan listrik, termasuk pada kabel listrik maupun perangkat listrik
lainnya. Sehingga pengetahuan tentang tembaga sebagai bahan konduktor pada kabel
listrik perlu diketahui agar penggunaan dari kabel listrik dapat dioptimalkan berdasarkan
jenis dan sifat kabel tersebut.
Kelebihan tembaga sebagai bahan konduktor dibanding dengan bahan konduktor lain
yaitu tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 U.mm2/m pada suhu
200C. Koefisien suhu tembaga 0,004 /0C. Tembaga mempunyai ketahanan terhadap
korosi, harga lebih murah dari emas dan perak, dan dapat didaur ulang. Sedangkan
kelemahan dari tembaga adalah kekuatan tariknya yang tidak tinggi berkisar antara 20
hingga 40 kg/mm2 dan memiliki massa jenis yang lebih tinggi dari aluminium yaitu 8,96
g/cm3.
Manfaat dari tembaga dalam bidang kelistrikan :
a. Sebagai bahan konduktor , karena termasuk logam yang mempunyai konduktivitas
lebih tinggi dibangdingkan dengan logam lainnya.
b. Untuk penggunaan khusus yang bekerja pada temperatur tinggi, misalnya pemegang
elektroda mesin las , tungku pembakaran busur api.
c. Dalam industri kelistrikan , digunakan untuk lilitan transformator, kontak – kontak
listrik, aplikasi kabel daya atau kabel telepon.
Tembaga digunakan sebagai kabel listrik diantaranya:
a. Kabel NYA
Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam instalasi rumah
digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC,
dan seringnya untuk instalasi kabel udara serta memiliki tegangan pengenal sebesar
450/750 V. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe
ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan
isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air dan mudah digigit
tikus.
b. Kabel NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan sistem tenaga. Kabel
NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau
abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4 dengan tegangan pengenal 300/500 V. Kabel
NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik
dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.
c. Kabel NYY
Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4
dengan tegangan pengenal 0,6/1 kV. Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi
tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM
(harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari
bahan yang tidak disukai tikus.
Penggunaan tembaga sebagai konduktor khususnya pada kabel listrik seperti pada kabel
NYA, NYM, dan NYY memiliki beberapa keunggulan yaitu memenuhi semua kriteria
dari bahan konduktor, merupakan bahan pengantar yang baik juga memiliki harga yang
lebih murah dari bahan konduktor baik lainnya, penghantaran arus listrik yang tinggi,
memiliki tahanan yang baik terhadap suhu tinggi maupun tekanan elektromagnetis, tahan
terhadap korosi, dan mudah dibentuk sedangkan kekurangannya hanya pada berat yang
lebih tinggi dari logam komersil lain seperti aluminium.

B. Semikonduktor
Semikonduktror ialah bahan yang mempunyai sifat kekonduksian diantara konduktor dan
penyekat. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator pada temperatur yang sangat
rendah, namun pada temperatur ruangan besifat sebagai konduktor . Di antara contoh bahan
semikonduktror ialah Silikon,Germanium, Plumbum Sulfida, Gallium Arsenida, Indium
Antimida dan Selenium.
Bahan semikonduktor merupakan bahan yang dipakai dalam pembuatan komponen
elektronika seperti resistor, dioda, transistor, kapasitor,dan lain sebagainya. Antara bahan
yang satu dengan yang lainnya mempunyai sifat dasar dan karakteristik yang berbeda. Salah
satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat elektroniknya dapat
diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil
ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopant.
Bahan-bahan yang mempunyai sifat semikonduktif memiliki nilai hambatan jenis antara
konduktor dan isolator yakni sebesar 10-6 sampai dengan 104 ohm dan Konduktivitas
sebesar 10-6 sampai dengan 104 ohm-2 m-2 dan energi gap lebih kecil dari 6 eV. Silikon dan
Germanium adalah bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan dalam pembuatan
komponen elektronika. Silikon lebih banyak digunakan dari pada Gemanium karena sifatnya
yang lebih stabil pada suhu tinggi.
Sifat bahan, baik konduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur atau
pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat energi elektron dalam kristal.
Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal tergantung pada struktur pita energi dan cara elektron
menempati pita energi tersebut. Pita energi dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Jalur Valensi
Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan ato-atom yang membangun
kristal. Pada jalur ini elektron dapat lepas dari ikatan atomnya jika mendapat energi.
2. Jalur Konduksi
Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak bebas karena pengaruh
gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan demikian elektron dapat bebas
menghantarkan listrik.
3. Jalur Larangan
Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan jalur konduksi. Yang
membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah
energi Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt (eV). Satu elektron volt adalah
energi yang diperlukan sebuah elektron untuk berpindah pada beda potensial sebesar 1
volt. Satu elektron volt setara dengan 1,60 x 10-19 Joule.
Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan ikatan kovalen
sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Energi gap germanium
pada suhu ruang (300K) adalah 0,72 eV, sedangkan silikon adalah 1,1 eV. Bahan-bahan
semikonduktor dengan energi gap yang rendah biasanya dipakai sebagai bahan komponen
elektronika yang dioperasikan pada suhu kerja yang rendah pula. Untuk menghasilan semi
konduktor tipe lain maka dilakukan proses pendopan, adalah proses pemasukan atau
pencampuran atom dopan kedalam bahan semikonduktor instrinsik sehingga konduktivitas
konduktor bertambah.
Macam – Macam semikonduktor
1. Intrinsik
Semikonduktor intrinsik adalah bahan semikonduktor murni (belu diberi
campuran/pengotoran) dimana jumlah elektron bebas dan holenya adalah sama.
Konduktivitas semikonduktor intrinsik sangat rendah, karena terbatasnya jumlah
pembawa muatan hole maupun elektron bebas. Silikon dan germanium merupakan dua
jenis semikonduktor yang sangat penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada
kolom empat dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi empat. Struktur
kristal silikon dan germanium berbentuk tetrahedral dengan setiap atom memakai
bersama sebuah elektron valensi dengan atom-atom tetangganya.
Pada semikonduktor, ikatan kovalen antar atom tidaklah terlalu kuat. Pada temperatur nol
mutlak (T = 0 0K), semua elektron terikat dengan atom induknya. Dalam hal ini tidak
terdapat adanya elektron bebas yang dapat mengalirkan arus listrik. Di atas suhu nol
mutlak, getaran kisi dapat mengakibatkan terputusnya ikatan kovalen. Elektron yang
terlepas pada ikatan yang terputus ditandai dengan sebuah lubang (hole) yang merupakan
pambawa muatan positif. Elektron valensi dari atom tetangganya dapat melompat ke
tempat yang kosong tersebut, menyebabkan terjadinya proses konduksi listrik pada
semikonduktor. Jika temperatur naik, energi vibrasi kisi juga akan naik, menghasilkan
generasi termal pasangan elektron–lubang dalam jumlah yang besar sehingga menaikkan
konduktivitas listrik semikonduktor tersebut.
Pada diagram energi generasi sebuah elektron bebas digambarkan dengan lompatan
elektron dari pita velensi ke pita konduksi. Elektron pada bagian bawah pita konduksi
hanya memiliki energi potensial. Karena pengaruh medan listrik elektron tersebut akan
memiliki energi kinetik dan dapat megalirkan arus listrik. Kenaikan energi kinetik
ditandai dengan naiknya elektron dari bagian bawah pita konduksi sedangkan kenaikan
energi kinetik dari lubang digambarkan dengan gerakan lubang ke bawah pada pita
valensi.
Pada semikonduktor murni, pembawa muatan bebas terjadi karena adanya proses
generasi pasangan elektron – lubang. dengan demikian konsentrasi elektron sama dengan
konsentraasi lubang. Semikonduktor ini disebut semikonduktor instrinsik ( intrinsic
semiconductor ).
Jadi dari sini dapat disimpulkan bahwa semi konduktor instrinsik pada suhu yang sangat
rendah, semua elektronya berada pada ikatan kovalen dan tak ada electron bebas atau
pembawa muatan sehingga pada keadaan ini semi konduktor bersifat isolator. Sedangkan
pada suhu kamar terdapat beberapa electron valensi yang keluar dari ikatan kovalen
menjadi electron bebas sebagai pembawa muatan negatif. Dengan terlepasnya beberapa
electron dari ikatan kovalen maka terbentuklah hole sebagai pembawa muatan negative.
Dan pada suhu ini semi konduktor dapat bersifat sebagai konduktor.
2. Ekstrinsik
Semi konduktor ekstrinsik: semi konduktor yang memperoleh pengotoran atau
penyuntikan (doping) oleh atom asing, caranya:
a. Pengotoran oleh atom pentavalent seperti: P, As, Sb
b. Atom pengotornya disebut atom donor pembawa muatan: electron
c. Pengotoran oleh atom trivalent seperti: B, Ga, In
d. Atom pengotornya disebut atom akseptor
e. Pembawa muatan: hole
f. Tujuan doping : meningkatkan konduktivitas semikonduktor, dan memperoleh semi
Konduktor dengan hanya satu pembawa muatan (electron atau hole) saja.

Dopant adalah atom pengotor. Atom-atom dopant pada semi Konduktor tipe-N adalah
atom-atom pentavalent dan dinamakan atom donor, sedangkan pada semi Konduktor
tipe-P trivalent dan dinamakan atom akseptor.
Jenis semikonduktor ekstrinsik dibagi menjadi dua antara lain :
a. Semikonduktor Ekstrinsik Tipe-n
Semikonduktor jenis n adalah semikonduktor intrinsik yang bercampur dengan atom
lain sehingga kenaikan jumlah elektron negatif yang bebas. Apabila atom dari unsur
pentavalen seperti Fosforus, arsenic antimony didopkan dalam bahan semikonduktor
instrinsik seperti Germanium dan silicon yang mempunyai empat elektron valens
maka terbentuklah satu elektron yang bebas. Jadi pembawa muatan mayoritas pada
semi konduktor tipe n adalah electron, sehingga semi konduktor tipe n juga disebut
donor.
b. Semikonduktor Ekstrinsik Tipe-p
Semikonduktor jenis p adalah semikonduktor yang terdiri dari campuran atom-atom
yang tidak memiliki elektron bebas dan bersifat menerima elektron. Dengan cara
yang sama seperti pada semikonduktor tipe -n , semikonduktor tipe -p dapat dibuat
dengan menambahkan sejumlah kecil atom trivalen seperti aluminium, boron, galium
dan indium. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi
sehingga secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen.
Maka tersisalah sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak berpasangan yang
disebut lubang ( hole ). Jadi pembawa muatan mayoritas pada semi kondktor tipe n
adalah hole. Karena atom pengotor menerima elektron, maka atom pengotor ini disebut
sebagai atom aseptor (acceptor).

C. Isolator
Bahan yang disebut sebagai bahan isolator adalah bahan dielektrik, ini disebabkan jumlah
elektron yang terikat oleh gaya tarik inti sangat kuat. Elektro-elektronya sulit untuk bergerak
atau bahkan tidak sangat sulit berpindah, walaupun telah terkena dorongan dari luar. Bahan
isolator sering digunakan untuk bahan penyekat (dielektrik). Pentyekat listrik terutama
dimaksudkan agar listrik tidak dapat mengalir jika pada bahan penyekat tersebut diberi
tegangan listrik. Untuk dapat memenuhi persyaratan tersebut, diperlukan jenis bahan yang
sesuai. Selain syarat tersebut juga diperlukan syarat yang lain yang dipertimbangkan untuk
memenuhi pemakaianya, antara lain :
1. Sifat Kelistrikan
Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat listrik ditujukan untuk
mencegah terjadinya kebocoran arus listrik antara kedua penghantar yang berbeda
potensial atau untuk mencegah loncatan listrik ketanah. Kebocoran arus listrik harus
dibatasi sekecil-kecilnya (tidak melampui batas yang telah ditentukan oleh peraturan
yang berlaku).
2. Sifat Mekanis
Mengingat luasnya pemakaiannya pemakaian bahan penyekat, maka dipertimbangkan
kekuatan struktur bahannya. Dengan demikian, dapat dibatasi hal-hal penyebab
kerusakan dikarenakan kesalahan pemakaiannya. Misal diperlukan bahan yang tahan
tarikan, maka kita harus menggunakan bahan dari kain daripada kertas. Bahan kain lebih
kuat terhadap tarikan daripada bahan kertas.
3. Sifat Termis
Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau oleh arus gaya magnet,
berpengaruh terhadap kekuatan bahan penyekat. Demikian panas yang berasal dari luar
(alam sekitar). Dalam hal ini, kalau panas yang ditimbulkan cukup tinggi, maka penyekat
yang digunakan harus tepat. Adanya panas juga harus dipertimbangkan, agar tidak
merusak bahan penyekat yang digunakan.
4. Sifat Kimia

Panas yang tinggi yang diterima oleh bahan penyekat dapat mengakibatkan perubahan
susunan kimia bahan. Demikian juga pengaruh adanya kelembaban udara, basah yang
ada di sekitar bahan penyekat. Jika kelembaban tidak dapat dihindari, haruslah dipilih
bahan penyekat yang tahan terhadap air. Demikian juga adanya zat-zat lain dapat
merusak struktur kimia bahan. Mengingat adanya bermacam-macam asal, sifat dan ciri
bahan penyekat, maka untuk memudahkan kita dalam memilih untuk aplikasi dalam
kelistrikan, kita akan membagi bahan penyekat berdasar kelompoknya. Pembagian
kelompok bahan penyekat adalah sebagai berikut :
a. Bahan tambang (batu pualam, asbes, mika, dan sebagainya)
b. Bahan berserat (benang, kain, kertas, prespon, kayu, dan sebagainya)
c. Gelas dan keramik
d. Plastik
e. Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya
f. Bahan yang dipadatkan.
Penyekat bentuk cair yang penting dan banyak digunakan adalah minyak transformator dan
macam-macam hasil minyak bumi. Sedang penyekat bentuk gas adalah nitrogen dan
karbondioksida (CO2). Penggunaan bahan isolator selain sebagai bahan penyekat adalah
sebagai bahan tahanan (resistor). Bahan tahanan yang umumnya dipakai merupakan paduan/
campuran logam-logam terdiri dari dua atau lebih unsur bahan campuran. Pemakaian bahan
tahanan dalam kelistrikan, antara lain :

a. Untuk pembuatan kotak tahanan standart dan shunt


b. Untuk tahanan dan rheostats
c. Untuk unsur pemanas, kompor listrik dan sebagainya.

Sesuai dengan penggunaanya bahan tahanan haruslah memiliki tahanan jenis yang tinggi,
koefisien temperatur yang tinggi, dan memiliki daya elektro-motoris termo yang kecil. Pada
penggunaan yang membutuhkan daya tahan panas tinggi, bahan tahanan harus dipilih yang
memiliki titik cair yang tinggi, selain itu bahan tahanan. pada keadaan panas yang tinggi
tidak mudak dioksidir sehingga menjadi berkarat.

Anda mungkin juga menyukai