“ Kristina Tambunan”
Kristinatambunan82@gmail.com
Abstrak
Pola perkembangan korupsi di Indonesia menjadi salah satu akar budaya Indonesia
sejak masa lalu, problematika adanya permasalahan terkait korupsi membuat
permasalahan dalam struktur pemerintahan serta menurunkan perkembangan di
berbagai sektor pemerintahan. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan studi pustaka untuk mengkaji terkait informasi dari sumber
referensi sebagai rujukan dalam penelitian. Tujuan dalam penelitian ini untuk
mengetahui mengetahui problematika korupsi di Indonesia serta solusi dalam
melakukan pemberantasan korupsi melalui pendidikan karakter terutama di era
globalisasi di kalangan generasi milenial sebagai penerus bangsa Indonesia. Hasil
dalam penelitian ini menunjukan bahwa dalam pemanfaatan pembelajaran sejarah
untuk merekonstruksi terkait problematika pada masa lalu untuk dikaji terkait apa
penyebab masyarakat pada waktu itu melakukan perilaku tindak korupsi, sehingga
proses penanaman pendidikan karakter melalui dunia pendidikan serta memberikan
pemahaman mengenai akar budaya korupsi secara tinjauan historis.
Kata kunci Korupsi; Budaya; Sejarah
Abstract
The pattern of the development of corruption in Indonesia has become one of the
roots of Indonesian culture since the past, the problematic existence of problems
related to corruption creates problems in the government structure and reduces
development in various government sectors. In this study using a qualitative method
with a library study approach to examine information from reference sources as a
reference in research. The purpose of this study is to find out the problems of
corruption in Indonesia and solutions in eradicating corruption through character
education, especially in the era of globalization among the millennial generation as
the successor of the Indonesian nation. The results in this study indicate that in the
use of history learning to reconstruct related problems in the past to be studied
regarding what caused the people at that time to commit acts of corruption, so that the
process of planting character education through the world of education and providing
an understanding of the cultural roots of corruption historically.
Keywords Corruption; Culture; History
Pendahuluan
1
R. Moh Ali. 2005. Penghantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta. Lkis Pelangi Aksara, hal. 11-12
suatu kenyataan sejarah yang benar. Salah satu ciri fakta itu benar adalah fakta yang
diuraikan dalam sumber itu dapat diterima akal.2
2
Dr. Ahmad Choirul Rofiq, Mfil.I. 2016.Menelah Historiografi Nasional Indonesia.
yokyakarta. Depublish, hal. 14-15
3
Henk Schulte, dkk. 2008. Prespektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia. jakarta. Yayasan
Bogor Indonesia, hal 2-3
munculnya beberapa versi tentang suatu peristiwa sejarah, yang berpengaruh terhadap
perubahan pola pikir masyarakat dan perubahan dalam proses pendidikan sejarah.4
4
Tsabit Azinar Ahmad. 2016. Sejarah kontrofersial di indonesia. Jakarta. Yayasan pustaka
obor indonesia, hal. 2-3
5
Alfian Firmanto, “Historiografi Islam Cirebon ( Kajian Manuskrip Sejarah Islam Cirebon)” ,
dalam Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 13, No. 1, 2015, hal. 36-35
yang bersifat lokal atau etnis-kultu ral, juga sering bersifat simbolik dalam arti di
belakang apa yang dikata kan terdapat makna yang sesungguhnya.6
Pembahasan
6
Wahyu Iriyawan. 2021. Historiografi Islam. Jakarta. Kencana, hal: 4-2
7
Wicipto Setiadi, “Korupsi Di Indonesia (Penyebab, Bahaya, Hambatan Dan Upaya
Pemberantasan, Serta Regulasi)” dalam Jurnal Legislasi Indonesia Vol. 15, No.3, 2018, hal. 250-251
sesuai kehendak rakyat atau peratllran perundang-lindangan yang dibuat negara. Bila
menyangkut uang atall kekayaan pribadi, maka itu adalah kejahatan biasa yang di
sebut. pencurian, penipuan. pcrampokan dan lain-lain. Bila terbukti, maka kejahatan
sepel1i ini dihukum dengan hukum biasa yang diatur clalam Kitab Unclang-Undang
Pidana biasa, Sementara itu. kcjahatan korupsi adalah kejahatan luar biasa yang harus
ditangani secara Illar biasa. melalui pengadilan khusus. dengan hakim yang dilatih
khusus. dan dengan hukuman yang
Berbicara perihal tindakan korupsi Indonesia telah ratusan tahun bahkan lebih
telah terjadi di Indonesia. Tindakan korupsi sudah menjadi akar budaya Indonesia
dalam rentang waktu yang lama. Tindakan korupsi sudah mendarah daging pada diri
pejabat pemerintah sejak dahulu dimulai dari kerajaan, masa VOC, masa
kolonialisme dan hingga saat ini. Korupsi dikatakan suatu warisan yang secara turun-
temurun. Dan kasus korupsi di Indonesia terjadi secara terus-menerus dengan kasus
yang sama. Sejak abad ke-16 sampai dengan kemerdekaan bangsa kita dikuasai oleh
penjajahan terutama oleh Belanda yang telah lama menjajah bangsa Indonesia dengan
mengambil kekayaan alam serta memeras tenaga sumber daya manusia untuk
kepentingannya sendiri dan bangsanya sebagai keperluan di negaranya dan perang
yang saat itu sedang terjadi dimana-dimana. Belanda kala itu membuktikan ingin
8
Rifyal Ka'bah, “Korupsi Di Indonesia” dalam Jurnal Hukum Dan Pembangunan, Vol. 37,
No. 1, 2007, hal 77-79
menjadi bangsa yang kuat dan semangat nasionalismenya ingin menguasai dan
membentuk koloni-koloni di beberapa negara salah satunya di Indonesia. Rakyat
Indonesia kala itu dilanda kemiskinan yang mayoritas pekerjaannya yaitu bertani dan
berladang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kemudian, rakyat dituntut bekerja yang
tidak sewajarnya sehingga banyak menelan korban jiwa akibat sistem tanam paksa
yang diberlakukan oleh kebijakan kolonialisme. Pada saat penjajahan Belanda situasi
masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan dengan segala kondisi sosial yang serba
kekurangan dan sikap nasionalisme belum sepenuhnya terbentuk secara utuh. Dengan
kondisi tersebut, masyarakat Indonesia memiliki beban yang diberlakukan oleh
Belanda dengan menerapkan sistem tanam paksa yang membuat masyarakat melarat
dan miskin.9
Sejak munculnya VOC ditahun 1602, Sekularisasi pasar mulai terjadi dalam
bentuk monopoli pasar, praktik korupsi, bunga dan uang kertas, internalisasi itu bisa
terjadi karena masyarakat Indonesia kerap bertikai, minimnya pengetahuan agama
dan ketergantungan pada agama leluhur. Walaupun dilarang agama, nilai Islam yang
tercampur sintesis budaya menjadikan peran agama hanya dipraktikkan dalam hal
ibadah saja, hal ini tercermin dalam babad, suluk dan serat dizamannya puncaknya
adalah sebagaimana yang termaktub dalam kitab Sulbiyyah sehingga peran agama
ditinggalkan bahkan dilupakan dalam konteks muamalah. Lemahnya mental dan iman
pejabat pemerintah lokal membuat Belanda mudah memasukkan budaya eropa
sebagai kiblat modernitas dengan meninggalkan budaya lokal yang sarat dengan nilai
agama. Puncaknya adalah kristenisasi yang memicu lahirnya gerakan pemurnian
Islam diakhir abad ke 19.10
9
Herdin Muhtarom, Dkk “Akar Budaya Korupsi Indonesia : Historiografi, Penyebab, Dan
Pencegahannya” dalam Jurnal Indonesian History And Education Vol. 2, No.1, 2022, hal. 16-17
10
Arip Rahman dkk, “Historiografi Sekularisasi Pasar pada Masyarakat Muslim Indonesia
dimasa Kolonial Belanda (1602 - 1942),” dalam jurnal Shariah Economic Research Vol. 5, No. 2,
2021, hal. 197-198
Penulis juga berulang kali menyebut Daendels sebagai revolusioner, radikalis,
dan bertangan besi dalam memimpin Hindia-Belanda, sehingga “negaranya”
produktif, dan sistem pemerintahannya bertahan ratusan tahun. Disinilah penulis
berusaha meyakinkan pembaca, bahwa salah satu pemecahan teknis masalah korupsi
adalah keberanian dan ketegasan melakukan reformasi birokrasi. Meski begitu,
pembahasan Bab I tidak langsung menukik pada persoalan korupsi seperti bagian
Prakata dan Pengantar Ahli, tidak juga langsung merujuk pada efek korupsi terhadap
stabilitas ekonomi, sosial, dan politik. Perbandingan pengalaman Inggris dengan
Indonesia kontemporer baru dibicarakan di Bab II, yang secara terang-terangan
disebutkan Inggris sebagai pembesar dunia dalam bidang ekonomi dan militer ,jatuh
akibat korupsi, suap, dan money politic. Lantas muncul dua ketakutan sekaligus,
yakni bencana militer (perang revolusi Amerika), dan krisis ekonomi yang
mengakibatkan lepasnya koloni Inggris di Amerika, Eropa dan Asia. Tesis pokok
yang dibangun dalam Bab II ialah beberapa “tawaran” kebijakan Inggris dalam
mengatasi korupsi selama lebih dari 150 tahun, termasuk eksekusi mati. Namun
dalam konteks Indonesia, penulis menyediakan alternatif yang lebih manusiawi,
seperti pemiskinan dan penghapusan hak politik seumur hidup. Berbeda dengan dua
bab tulisan Carey sebelumnya, Sri Margana melalui Bab III membicarakan historical
perspective reasoning mengapa korupsi di Indonesia. Sedangkan Bab IV secara lebih
spesifik menjurus ke Indonesia modern. Sebagai penulisnya, Haryadi melalui BAB
IV menelanjangi kerangka demokrasi dan pluralitas yang berantakan sejak era
Soekarno hingga penghujung 2017.11
Pemberantasan Korupsi
11
Miftakhuddin, “Historiografi Korupsi Di Indonesia: Resensi Buku Korupsi Dalam Silang
Sejarah Indonesia” dalam Jurnal Rihlah Vol.7, No. 2, 2019, hal. 167-170
menetapkan suatu tata kerja untuk dapat menerobos kemacetan dalam usaha
memberantas korupsi. 14 Mulai tanggal 9 April 1957 telah berlaku Peraturan
Pemberantasan Korupsi No. Prt/PM-06/1957 yang dikeluarkan oleh Jendral A.H.
Nasution yang pada saat itu menjabat sebagai Penguasa Militer Seluruh Indonesia. Di
era Orde Baru, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 dan
mencabut Undang-Undang Nomor 24 Prp Tahun 1960. Dalam Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 1971 terdapat 37 pasal yang dibagi dalam tujuh bab. Untuk
melengkapi UndangUndang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1971 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Pemerintah kembali membuat Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap. Di era Reformasi, pada
masa kepemimpinan B.J. Habibie pemerintah juga membuat Undang-Undang Nomor
28 Tahun 1999 pada tanggal 19 Mei 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.12
12
Hikmatus Syuraida, ” Perkembangan Pemberantasan Korupsi Di Indonesia Era Orde Lama
Hingga Hera Reformasi” dalam Jurnal Avatara, E-Journal Pendidikan Sejarah, Vol. 3, No. 2, 2015,
hal. 233-234
13
Rendy Kurniawan, “Dinamika Pemberantasan Korupsi Di Indonesia Dalam Perspektif
Sejarah Politik: Komparasi Undang-Undang Di Masa Orde Baru Dan Masa Reformasi” dalam Jurnal
Historiography: Journal Of Indonesian History And Education, Vol. 2, No. 1, 2022. hal 86
Kesimpulan
Daftar Pustaka
R. Moh Ali. 2005. Penghantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta. Lkis Pelangi Aksara.