PEMERIKSAAN GAMMA GT
NAMA KELOMPOK :
2019
I. PENDAHULUAN
Enzim GGT dihasilkan oleh banyak jaringan, namun sebagian besar berasal dari hati dan
GGT di serum dibawa oleh albumin dan lipoprotein (Grundy, 2007). Aktivitas GGT relatif lebih
tinggi di ginjal, intestinal, dan epididymis dibandingkan di jaringan, selain ditemukan di serum
juga terdapat pada membran sel. Enzim GGT mengkatalisasi degradasi GSH ekstraseluler
dengan cara menghidrolisis ikatan gamma glutamyl antara glutamat dan cysteine. Adanya
aktivitas membran plasma dipeptidase akan dihasilkan cysteinyl-glycine. Enzim GGT
menstimulasi GSH-dependent lipid peroxidation menghasilkankompleks Fe (III) sebagai
katalisator redox dan purifikasi substrat peroxidizable linoleic acid.
Selular GGT berperan penting pada sistem pertahanan anti oksidan, meskipun hubungan
serum GGT dengan seluler GGT tidak diketahui. Seluler GGT mengkatalisis gluthatione
ekstraseluler, uptake asam amino dan sintesis ulang gluthatione intraseluler. Peningkatan kadar
GGT dapat sebagai respon stres oksidatif yang memfasilitasi peningkatan transport prekursor
GSH ke sel, serta beberapa mekanisme peningkatan kadar GGT lainnya yaitu proteolisis,
glikosilasi, sintesa GGT dan kerusakan sel endothelial. Enzim GGT dapat juga bersifat
proinflamasi melalui perubahan leukotrin C4 menjadi D4.
Harga rujukan GGT untuk laki-laki <55 IU/L, wanita <38 IU/L(Roberts et al., 2006b). Faktor
yang mempengaruhi peningkatan kadar GGT meliputi sex (laki-laki lebih besar daripada wanita),
usia (> 40–50 tahun), ras (kulit hitam), merokok, neonatus (5–10 hari postpartum dan post sectio
caesarea), penyakit hepar, obat (anti konvulsan: phenytoin dan phenobarbitol), sedangkan
aktivitas fisik tidak mempengaruhi kadar serum.
II. PROSEDUR
1. Siapkan serum yang akan diperiksa
2. Ambil 3 tabung reaksi dan masing-masing tabung diberi label “blanco”,
“kalibrator”, “test”.
3. GGT (Monoreagent method – sample start)
Pertama siapkan working reagen (WR) dengan mencampur 4 bagian reagen R1 dengan 1
bagian reagen R2 (perbandingan R1 dan R2 adalah 4:1) Stabilitas WR: 2 minggu pada 20-25°C
(dalam suasana gelap), 6 minggu pada 2-8°C (dalam suasana gelap). Selanjutnya siapkan 3
tabung serologi yang sudah bersih dan kering, diberi label yaitu: blanko, kalibrator dan sampel.
Kemudian lakukan urutan kerja sesuai dengan yang tercantum di bawah ini:
Balnko Kalibrator Sampel
Working Reagent 1 ml 1 ml 1 ml
Distilled Water 0.100 ml - -
Kalibrator - 0.100 ml -
Sampel - - 0.100
Homogenkan, inkubasi 1 menit. pada 37 ° C dan kemudian mengukur absorbansi awal
kalibrator dan sampel terhadap reagen kosong. Ukur perubahan serapan tepat setelah 1, 2 dan
3 mnt. Hitung perubahan serapan 1 menit (ΔA / mnt).
Kalkulasi
△ Asam/ Min
1 GGT (U/I) = xCcal
△ Acal/ Min
Cara pemipetan :
1. Siapkan mikropipet dan tipnya yang akan di pakai
2. Sediakan reagen, water, standar dan sampel
3. Masukkan bahan yang sudah disediakan sesuai dengan urutan yang diberikan
4. Sebelumnya atur volume mikropipet sesuai dengan kebutuhan dan di
lanjutkan dengan memasang tip. Peganglah mikropipet dengan baik dan
benar.
5. Tekan mikropipet dengan jempol untuk memasukkan reagen dan lepaskan
pelan-pelan untuk menghidari adanya gelembung.
6. Lakukan hal yang sama pada pemipetan bahan yang diperlukan
III. HASIL
Identitas Probandus
Kode Sampel : 172
Usia : 53 tahun
JK : Perempuan
Hasil Pengamatan : 34.16 U/I
IV. PEMBAHASAN
Masalah klinis yang terjadi yaitu peningkatan kadar hal ini terjadi pada : sirosis hati, nekrosis
hati akut dan subakut, alkoholisme, hepatitis akut dan kronis, kanker (hati, pankreas, prostat,
payudara, ginjal, paru-paru, otak), kolestasis akut, mononukleosis infeksiosa, hemokromatosis
(deposit zat besi dalam hati), DM, steatosis hati / hiperlipoproteinemia tipe IV, infark miokard
akut (hari keempat), CHF, pankreatitis akut, epilepsi, sindrom nefrotik. Pengaruh obat : Fenitoin
(Dilantin), fenobarbital, aminoglikosida, warfarin (Coumadin). Adapun yang mempengaruhi
pada pemeriksaan gamm GT yaitu Obat fenitoin dan barbiturat dapat menyebabkan tes gamma-
GT positif palsu serta asupan alkohol berlebih dan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
peningkatan kadar gamma-GT.
Pada praktikum GGT digunakan serum pasien dengan kode sampel 172 yang berusia 53
tahun dan berjenis kelamin perempuan didapat hasil pengukuran GGT pasien tersebut sebesar
34.16 U/I, nilai ini termasuk ke dalam rentang nilai yang masih bisa disebut normal. Karena
normalnya untuk perempuan nilai GGT yang bisa ditolerir adalah < 38 U/I. Oleh karena itu, hasil
pengukuran pasien tersebut dapat dinyatakan dalam keadaan normal.
DAFTAR PUSTAKA
Nyoman Sutarka, 2015. Gamma-Glutamyltrans ferase serum berasosiasi positif dengan penyakit
ginjalkronik. Studi berbasis masyarakat dikecamatan blahbatuh gianyar bali