SKRIPSI
SKRIPSI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maka akan diatur sedemikian rupa sehingga tidak adanya pertikaian lagi,
karena itulah tujuan hukum yang mengatur pergaulan hidup secara damai.1
hukum sangat ditentukan oleh faktor lain seperti faktor substansi hukum
peradilan pidana, jika POLRI diberi status penegak hukum dan merupakan
1
L.J. Van A Peldorn, Pengantar Ilmu Hukum, PT Praditya Paramita, Jakarta,2001,
Hlm.10.
2
Sadjijono, Hukum Kepolisian dan Good Governance, Labag Media Utama, Surabaya,
2008, Hlm.1.
3
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dalam Kebijakan Hukum Pidana
dalam Penanggulangan Kejahatan, Prenada Media Group, Jakarta, 2010, Hlm.49.
1
2
fungsi dan tugas sesuai dengan dalam peraturan perundang undangan yang
ada .4
nasional.5
secara proporsional dan mengandung nilai nilai keadilan yaitu nilai yang
terjabarkan dalam kaidah kaidah yang baik, benar, dan sikap tindak
4
Titik Triwulan Tutik, Pengantar Ilmu Hukum, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2006, Hlm.255.
5
Untung S. Rajab, Kedudukan dan Fungsi Polisi Republik Indonesia dalam Sistem
Ketatanegaraan (Berdasarkan UUD 1945), CV Utomo, Bandung, 2003, Hlm.147.
6
Titik Triwulan Tutik, Op. Cit, Hm.256.
3
dalam proses menjalankan tugas dan kewajiban dalam sistem yanng baik.
yang dituntut dari pemegang profesi atau aparat penegak hukum yaitu :8
dan kewajibannya.
7
Pasal 30 Ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
8
Muhammad Z, Kasman A, Fuad N, Penegakan Hukum yang Responsif dan Berkeadilan
Sebagai Instrumen Perubahan Sosial Untuk Membentuk Karakter Bangsa, Jurnal Seminar
Nasional, Volume 01, Nomor 01, Makasar, 2016, Hlm.277.
9
Rianto Adi, Sosiologi Hukum Kajian Hukum Secara Sosiologis, Yayasan Pustaka Obor,
Jakarta, 2012, Hlm.72.
4
dalam kehidupan nyata tidak semua berjalan dengan baik ikatan dan
sadar, sedikit banyak akan terpengaruh oleh pola pola pemikiran dan
sebagainya
sementara waktu akan mengubah nilai nilai yang ada dalam masyarakat.
1. Pertentangan pribadi
perbedaan kepentingan)
10
Ibid, Hlm.53.
5
bernegara.11
tindak balas terhadap perlakuan yang dianggap tidak adil ataupun sebagai
sehingga yang satu tidak terima dengan keadaan yang diperlakukan dan
harapan seluruh warga masyarakat yang memliki rasa keadilan dan telah
dalam hal ini pihak penegak hukum sangat berperan aktif dalam
maupun sebagai pekerja sosial (social worker) pada aspek sosial dan
dalam hal ini mengatur tentang tugas pokok kepolisian dalam pasal 13
yaitu :16
14
Sutan Remy Sjahdeini.et al., Penegakan Hukum di Indonesia, Prestasi Pustaka, Jakarta,
2006, Hlm.133.
15
Kasman Tasaripa, Tugas dan Fungsi Kepolisian dalam Perannya Sebagai Penegak
Hukum Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian, Jurnal Ilmu Hukum
Legal Opinion, Volume 01, Nomor 02, 2013, Hlm.2.
16
Pasal 13 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia
7
dengan permasalahan yang ada dalam hal ini yaitu kerusuhan dalam
B. Rumusan Masalah
Kecamatan Sungaiselan ?
Tujuan dan manfaat dari penelitian ini dengan harapan berguna bagi :
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Universitas
3. Bagi Masyarakat
D. Landasan Teori
a. Total Enforcement
b. Full Enforcement
17
Dellyana, Shant, Konsep Penegakkan Hukum, Yogyakarta, 1988, Hal.32.
10
c. Actual Enforcement
yaitu:18
b. Substansi Hukum
18
Http://www.academia.edu/, Teori Sistem Hukum Lawrence M. Friedman, diakses pada
tanggal 16 Januari 2019.
19
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Undip, Semarang, 1995, Hlm.41.
11
system).
(administrative system).
E. Metode Penelitian
pengetahuan tertentu.20
untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan
menganalisisnya.21
1. Jenis Penelitian
20
Bahder J Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2008,
Hlm.23.
21
H. Zainuddin Ali, M.A, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 2009,
Hlm.14.
12
2. Sumber Data
menjadi :24
22
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2004, Hlm.136.
23
H. Zainuddin Ali, Op.Cit, Hlm.106.
24
Ibid, Hlm.106.
13
artikel, jurnal, atau apapun penelitiannya yang berkaitan erat serta ada
28
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit, Hlm.165
29
H. Zainuddin Ali, Op.Cit, Hlm.106.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
oleh aparat penegak hukum, dengan kata lain penegakan hukum pidana
a. Total Enforcement
hukum pidana secara total ini tidak mungkin dilakukan sebab para
penegakkan hukum dibatasi secara ketat oleh hukum acara pidana antara
30
M.Faal, Penyaringan Perkara Pidana Oleh Polisi (Deskresi Kepolisian), PT Pradnya
Paramitha, Jakarta, 1991, hlm.42.
31
Dellyana, Shant, Konsep Penegakkan Hukum, Yogyakarta, 1988, Hal.32.
15
16
b. Full Enforcement
c. Actual Enforcement
enforcement.
dapat berjalan atau tegak bila tidak ada aparat penegak hukum yang
32
Http://www.academia.edu/, Teori Sistem Hukum Lawrence M. Friedman, diakses pada
tanggal 16 Januari 2019.
17
hukum yang hidup (living law) dalam masyarakat bukan hanya dalam kitab
undang-undang seperti aturan, norma dan pola perilaku nyata, jadi substansi
kesadaran hukum masyarakat maka akan tercipta budaya hukum yang baik,
33
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Undip, Semarang, 1995, Hlm.41.
18
c. Penerapan hukum pidana merupakan sistem sosial (social system) dalam arti
mencakup hal hal yang langsung dan tidak langsung terhadap orang terjun
aparatur penegak hukum yang dalam hal ini sangat berpengaruh dalam upaya
34
Iskandar, Cermin Buram Penegakan Hukum di Indonesia, Undip, Semarang, 2008,
Hlm.98.
19
sebagai sesuatu yang abstrak termasuk tujuan hukum yaitu keadilan, kepastian
hukum dan kemanfaatan sosial dan proses perwujudan ide-ide tersebut harus
hukum tugasnya berperan ganda baik sebagai penegak hukum maupun sebagai
35
Bisri Ilham, Sistem Hukum Indonesa, Grafindo Persada, Jakarta, 1998, Hlm.32.
36
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta Publishing,
Yogyakarta, 2009, hlm.12.
37
Kasman Tasaripa, Op,.Cit.
20
teori peran, peran kepolisian sangat berpengaruh dalam hal ini. Teori peran
maupun disiplin ilmu, Teori peran adalah teori yang berbicara tentang posisi
melainkan selalu berada dalam kaitannya dengan orang orang lain yang
berhubungan dengan orang tersebut, pelaku peran menjadi sadar akan struktur
sosial yang didudukinya, oleh karena itu seorang aktor dalam artian (aparat
penegak hukum) atau peran berusaha untuk selalu nampak dan dipersepsi oleh
aktor lainya sebagai tidak menyimpang dari sistem harapan yang ada dalam
masyarakat.38
hukum dapat berlangsung secara normal, damai, tetapi dapat terjadi juga
karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum yang telah itu harus
Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang harus diperhatikan yaitu,
keadilan (Gerechtigkeit).39
38
Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi dan Implikasinya), PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1994, Hlm.3.
39
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, Yogyakarta, 2007, Hlm.
160.
21
keputusan yang tidak secara ketat diatur oleh kaidah hukum akan tetapi
pola perilaku tidak terarah yang mengganggu kedamaian pergaulan hidup. Oleh
Sedangkan istilah hukum mengandung arti aturan, yaitu aturan yang mengatur
hubungan antara orang yang satu dan yang lain, antara orang dengan
sebagai penegak hukum adalah suatu upaya dan proses dilakukan dan
40
Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum: Suatu Tinjauan Sosiologis, Genta Publishing,
Yogyakarta, 2009, hlm. 24.
41
Ibid, hlm.8.
42
Hilman Hadikusuma, Bahasa Hukum Indonesia, PT. Alumni, Bandung, 2005, hlm. 33.
22
hukum. Otonomi ini diperlukan agar sumber daya yang tersedia dalam rangka
sebagai berikut;44
a. Sumber daya manusia, seperti Advokat, Jaksa, Hakim, Panitera dan lain-lain
c. Sumber daya keuangan, seperti belanja negara, swakelola dan dana dari
kepentingan masyarakat.
43
Munir Fuady, Sosiologi Hukum Kontemporer: Interaksi Hukum. Kekerasan dan
Masyarakat, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2007, hlm. 107.
44
Ibid, hlm. 109.
23
besar yaitu:46
penegak hukum.
para penegak hukum, dalam arti bahwa keberhasilan atau kegagalan para
Istilah subjek hukum dimaksudkan adalah orang atau badan hukum yang
yang dilahirkan Tuhan ke muka bumi dan orang yang merupakan badan hukum
itu dan ini akan turut menentukan bagaimana penegakkan hukum itu dijalankan
dan disisi lain C.S.T Kansil menhebutkan setidaknya ada 3 (tiga) konsep
a. Hukum sebagai asas moralitas atau asas keadilan yang bernilai universal dan
b. Hukum sebagai kaidah-kaidah positif yang berlaku pada waktu tertentu dan
tempat tertentu dan terkaiit sebagai produk ekplisit suatu sumber kekuasaan
c. Hukum sebagai institusi sosial yang riil dan fungsional didalam proses-
B. Kerangka Konseptual
1. Kerusuhan
yang satu tidak terima dengan keadaan yang diperlakukan dan terjadinya
melekat daklam diri manusia kadar egoisme itu juga menentukan bagaimana
memiliki sifat ego yang dominan akan cenderung ingin menang sendiri dan
tidak mau kalah dari orang lain, jika tidak dapat mngendalikan sifat tersebut
kerusuhan.
b. Sikap Intoleransi
Sikap ini cenderung merasa paling benar dan tidak mau menghargai
orang lain merasa etnis atau rasnya paling baik daripada etnis lain, hal ini
sangat rentan terjadi di indonesia yang pada umumnya terdiri dari beberapa
suku, etnis dan ras. Bahkan dalam satu wilayah terdiri dari beberapa suku
kerusuhan dilakukan oleh kelompok orang saja yang dapat luput dari
kecenderungan akan hal ini seseorang seperti tidak peduli dengan orang
lain.
Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat pada manusia dari
sejak lahir, seiring maju dan berkembangnya dunia hak disini banyak
disalahgunakan dan banyak dari orang yang sama sekali tidak tahu akan hak
tersebut salah satu sebab hak yang dilanggar seperti merampas nyawa dan
f. Penyalahgunaan kekuasaan
h. Kesenjangan sosial
28
miskin dan golongan orang kaya, dimana persepsi golongan terbawah selalu
menyalahgunakan golongan atass yang kian tumbuh disitu lah konflik mulai
muncul.
i. Penyalahgunaan teknologi
manusia tingkat kepraktisan semakin menonjol tetapi dibalik semua itu ada
seperti gampang terprovaksi dan percaya pada berita yang belum terbukti
orang lain sebagai bahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut kasus ini
seperti mudah terhasut dan memulai ajakan untuk ikut kelompok lain
dapat memastikan sumber dan penyebab utama dari kerusuhan karena pada
dasarnya faktor penyebab variatif bahkan dari hal spele saja dapat memicu
perkelahian
29
merupakan suatu tindak pidana keamanan umum dan ketertiban umum yang
bisa dilihat pada pasal 492 KUHP dan 503 angka 1 KUHP.
Pasal 492 KUHP berbunyi Barang siapa yang sedang mabuk, baik
mengancam dan keamanan orang lain maupun suatu perbuatan yang harus
dijalankan dengan hati-hati, benar supaya tidak terjadi bahaya bagi orang lain
atau kesehatan orang lain, dihukum kurungan selama 6 hari atau denda 375
kehirangan atau keriuhan, sehingga pada malam hari waktunya orang tidur
dapat terganggu. 53
atau 503 dapat di juntokan dengan pasal 358 KUHP yang berbunyi
yang dilakukan oleh beberapa orang, maka selain dari tanggungannya masing-
mengakibatkan luka beratdan empat tahun apabila menjadikan orang mati atau
kehilangan nyawa.54
2. Hiburan malam
53
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
54
Ibid
30
ataupun pertunjukan dimalam hari yang dapat menjadi penghibur atau pelipur
hati yang susah atau sedih. Penelitian ini hiburan malam yang dimaksudkan
bentuknya adalah seperti pegelaran musik organ tunggal atau orkes dangdut,
tujuan yang sama mencari hiburan dari hal biasa menonton hingga sambil
musik diatas panggung dengan mengguakan organ yakni alat musik besar
seperti piano yang nadanya dihasilkan melalui dawai elektronis yang biasa di
pertentangan antara dua kelompok atau individu yang saling ingin memenuhi
kepentingan yang saling egois dan tidak mau mengalah, pertentangan yang
bidang politik ekonomi dan budaya serta sosial seakan ingin menguasi lebih.
3. Kepolisian
adalah alat negara yang berperan dalam memlihara keamanan dan ketertiban
dalam negeri.57
dan hukum negara, polisi dituntuntut melaksanakan profesinya dengan adil dan
pidana) maupun sebagai pekerja sosial (social worker) pada aspek sosial dan
dan ketertiban (peace and order maintenance) dalam penegakkan hukum (law
57
PERKAP No.14 Tahun 2002 Tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik
Indonesia
58
Pramudya Kelik dan Ananto Widiatmoko, Etika Profesi Aparat Hukum, Pustaka
Yustisia, Yogyakarta, 2010, Hlm.52.
32
berbagai kendala baik yang bersifat operasional maupun prosedural legal dan
kemudian kendala ini tidak memberikan hasil yang optimal dalam upaya
Kepolisian sebagai aparat penegak hukum dikenal juga sebagai organ dan
menunjuk pada tugas dan wewenang yang diberikan oleh undang-undang yakni
terjadinya konflik peran satu dengan peran lainnya, sebagai contoh dibidang
keputusan yang tidak terikat oleh hukum dan tergantung pada penilaian dari
59
Kasman Tasaripa, Op. Cit, Hlm.5.
60
Pudi Rahardi, Hukum Kepolisian Kemandirian, Profesianalisme dan Reformasi Polri,
Laksbang Grafika, Jakarta, 2014, Hlm.2.
33
ketidakpastian hukum.
khusus.
dilapangan dan dapat dikatakan polisi mempunyai peran yang sangat penting
dan besar dalam rangka penegakkan hukum serta polisi adalah organ yang
paling depan bagi ditegaknya kembali hukum yang telah dilanggar, sebab bila
terancam.
61
Ibid, Hlm.210
34
yang tidak sangat terikat oleh hukum, di dalam penegakkan hukum diskresi
khusus.
62
Ibid , Hlm.27-28.
63
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum, PT
Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007, Hlm.21.
64
Ibid, Hlm.22.
35
Kepolisian ada aturan tersendiri yaitu Undang Undang No.2 Tahun 2002
mengenai tugas pokok dari kepolisian berupa upaya dari penegakkan hukum
daari aparat penegak hukum, dalam Pasal 15 merupakan upaya preventif dalam
menjalankan tugas sebagai penegak hukum ada beberapa wewenang yaitu :65
masyarakat
65
Pasal 15 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia
36
seseorang
pelayanan masyarakat
masyarakat
nya sebagai polisi atau polri yang telah diberi wewenang dan tanggung jawab
Kecamatan Sungaiselan
terhadap kinerja aparat penegak hukum, hal ini bisa dipahami bahwa setiap
penegakkan hukum harus bersandar pada aturan hukum tertulis sebagai wujud
66
Rif’ah Rihanah, Penegakkan Hukum di Indonesia : Sebuah Harapan dan Kenyataan,
Jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam STAIN Ponorogo, Hlm.5.
67
Faisal, Penegakkan Hukum Tindak Pidana Perusakan Objek Wisata di Kabupaten
Belitung Di tinjau dari Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Kepariwisataan, Skripsi Fakultas Hukum, Universitas Bangka Belitung, Balunijuk, 2017, Hlm.24.
37
38
Indonesia adalah kewajiban pokok dari kepolisian yang bertanggung jawab atas
masyarakat.68
Hakikatnya penegak hukum dalam hal ini kepolisian salah satunya yang
bertitik tolak dengan ada keterikatan, sedangkan nilai ketentraman titik tolaknya
kebebasan didalam wujud yang serasi dan pada intinya aturan yang terdiri dari
masyarakat yang dengan prinsip bahwa tujuan penegakkan hukum adalah untuk
dalam Perda Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Ketertiban Umum yaitu Pasal 27 dan
68
Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia
69
Soerjono Soekanto, Op., Cit, Hlm.5.
39
seperti perkelahian di hiburan malam karena tidak ada aturan secara spesifik
mengenai itu.70
Jemmi, Selaku Kaur Bin Opsnal (KBO) Reskrim Polres Bangka Tengah
musik band atau organ tunggal yang diatas panggung terdiri dari dari pemain
musik dan penyanyi disebut biduan, hiburan malam seperti ini sudah sangat
jarang dilakukan di Bangka Tengah karena melihat kondisi dilapangan dan tidak
meminimalisir untuk tidak terjadi kejadian yang tidak di inginkan, tetapi setiap
polsek wilayah adanya kebijakan atau diskresi untuk memberikan izin keramaian
hiburan malam dengan jenis organ tunggal atau band. Biasanya kerusuhan yang
terjadi di hiburan malam adalah yang sifat nya diadakan dari kepentingan pribadi
seperti acara pernikahan atau ulang tahun karena minimnya penjagaan. Untuk
data kasus kerusuhan dan perkelahian di organ tunggal berapa jumlahnya, polres
belum menerima laporan karena untuk masuk kategori data kasus polisi hanya
menerima perkara lanjut saja jika bisa diselesaikan dengan perdamaian maka
kasus yang terjadi tidak dimasukkan dalam data atau berkas kepolisian baik itu
70
PERDA No. 46 Tahun 2011, Tentang Ketertiban Umum, Bangka Tengah
71
Hasil Wawancara dengan Jemmi., S.H, Jabatan Kaur Bin Obs Reskrim Polres Bangka
Tengah, Pada Tanggal 10 Mei 2019.
40
Desa Sarang Mandi adalah salah satu wilayah rawan kerusuhan, karena apabila
ada acara hiburan malam seperti organ tunggal setidaknya ada perkelahian atau
kerusuhan, seperti yang pernah terjadi pada tahun 2017 terjadi kerusuhan
terparah karena ada perusakan kendaraan, kronologi berawal dari adanya acara
pertama adalah tata letak orgen tunggal yang menghadap kejalan raya walaupun
sebenarnya panggung itu berada di lapangan bola, pada pukul 19.45 hiburan
malam dimulai tepatnya ba’da isya polisi yang menjaga ada 3 (tiga) orang
dilapangan dan berbagi tugas pengamanan arah timur, arah barat dan sebelah
penonton pun memenuhi jalan raya, seperti biasa kepolisian akan menghimbau
inisial Ho dan rombongannya adalah pemuda asli dari Desa Sarang Mandi, pada
saat itu rombongan Ho dengan rombongannya ada ditengah jalan raya dan
berjoget disana karena posisi terdepan sudah dipenuhi oleh rombongan lain.
Asyik berjoget datang mobil minibus yang dikendarai oleh Dw dari arah Desa
pada saat mobil melewati rombongan Ho, Ho pun memukul bagian kap mesin
depan mobil dan kaca spion mobil hingga kaca spion pun pecah, karena tidak
terima dengan aksi Ho dan rombongannnya langsung turun dari mobil dan
langsung bercekcok mulut dengan Ho. Pada saat itu Ho juga pengaruh berat
41
minuman alkohol dan sulit mengontrol diri, disisi lain datang Jn penonton dari
Desa Keretak yang kebetulan menonton dan berjoget di acara tersebut, karena
cekcok mulut yang tidak ada akhirnya keduanya terpancing emosi dan timbul lah
kerusuhan perkelahian dari pemuda Desa Sarang Mandi dan pemuda Desa
petugas keamanan yang sedikit dibandingkan dengan masa yang ricuh, sekitar
satu jam baru bisa diamankan dan ditertibkan setelah mendapat bantuan
keamanan dari Satpol PP dan bantuan tambahan dari kepolisian sektor, pelaku
pembuat keributan dibawa menuju kantor desa agar bisa terhindar dari ramainya
pertama karena pengaruh minuman keras yang tidak sadarkan diri dan tidak
terima kenyamanan saat berjoget memukul kendaraan milik Dw, jalan keluarnya
tidak dengan lanjut perkara tetapi bisa diselesaikan dengan mediasi dan ganti
hukum di acara hiburan malam ini adalah pertama karena sudah ada izin
keramaian, kepolisian yang berjaga dilapangan ada 3 (tiga) orang dengan atribut
72
Hasil Wawancara Dengan Rifki Dinata Putra, Jabatan Sekretaris Desa Sarang Mandi,
42
lengkap dan dengan satu kendaraan roda empat dinas kepolisian, tiga personil
personil dibagi tugas dalam pengamanan satu arah barat dari jalan raya Desa
Romadhon, satu dari arah timur Desa Sarang Mandi dan satu lagi tepatnya ada
penjelasan dari kedua belah pihak dan mencar jalan keluar melalui penyelesaian
mediasi dan ganti kerugian, kemudian memberikan surat pernyataan bahwa tidak
perbuatan yang dilakukan Ho terhadap pemukulan kaca spion dan kap mesin
adalah perbuatan yang baginya tidak adil dan melihat kejadian tersebut Jn pun
umum pada Pasal 492 KUHP ayat (1) yang berbunyi Barangsiapa yang sedang
mabuk, baik ditempat umum merintangi jalan atau mengganggu ketertiban, baik
mengancam keamanan orang lain maupun suatu perbuatan yang harus dijalankan
dengan hati-hati benar supaya tidak terjadi bahaya bagi jiwa atau kesehatan
orang lain dihukum dengan kurungan selama-lamanya enam hari atau denda
Unsur yang memenuhi pada Pasal 492 KUHP dengan kasus diatas tersebut
ialah Barangsiapa(Ho dan Jn), yang sedang mabuk (Kondisi Ho dan Jn pengaruh
dan membuat rusuh dengan kelompok Jn) sehingga pada kejadian merintangi
hiburan malam yang diadakan oleh masyarakt umumnya adalah orgen tunggal
atau band yang biasa diadakan di malam hari adalah perpanjangan dari acara
hiburan siang itu, yang menjadi pusat mengapa banyak muda mudi datang saat
acara hiburan malam tersebut ialah pertunjukan dari melodi organ itu serta
73
Hasil Wawancara Dengan Rifki Dinata Putra, Jabatan Sekretaris Desa Sarang Mandi,
Pada Tanggal 27 Mei 2019.
74
Pasal 492 KUHP Tentang Pelanggaran Tentang Keamanan Umum Bagi Orang atau
Barang dan Kesehatan Umum.
44
kapolsek atas pemberian izin keramaian dan bantuan keamanan, selain itu dalam
b. Kerawanan lingkungan
kepolisian, pihak desa dan pihak keamanan dari tuan rumah yang terlibat
75
Hasil Wawancara dengan IPDA Ardian Batu Bara., S.trk, Jabatan Kanit Reskrim
Polsek Sungaiselan, Pada Tanggal 13 Mei 2019.
45
peraturan perundang-undangan
Dasar pengeluaran izin keramaian pada Pasal 15 ayat (2) huruf a yaitu kepolisian
merekap laporan data kasus karena masih bisa diselesaikan secara mediasi, jika
dari pihak yang bertikai tidak bisa didamaikan atau tidak terima dengan apa
yang diperbuat baru lah masuk berkas acara laporan atau masuk ke berita acara
perkara, sejauh ini pihak kepolisian berhasil dengan menyelesaikan dengan cara
76
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
46
hiburan malam yaitu mobil patroli, dua orang petugas kepolisian yang bertugas
tetap dilapangan dan atribut lainnya yang biasa diperlukan oleh petugas dan
biasanya dibantu oleh linmas, karang taruna desa serta pihak keamanan sendiri
desa oleh bhabinkamtibnas atau bisa langsung ke polsek dan hiburan malam
dihentikan langsung, jika ada yang terluka maka kepolisian akan mencari
sudah mulai tenang kepolisian akan meminta penjelasan dari kedua belah pihak
yang bertikai untuk mencari sebab terjadi kerusuhan tersebut. Dalam mencari
jalan keluar pihak kepolisian berusaha mendamaikan, jika tidak menemui titik
temu antar kedua belah pihak atau salah satu dari mereka menyebabkan luka
berat maka jalan terakhir adalah mengikuti sesuai jalur hukum yaitu diproses
hukum sesuai dengan aturan. Kerusuhan yang terjadi adalah melibatkan dua
bahwa masyarakat yang ingin mengadakan hiburan malam serta membuat izin
keramaian yakni melalui surat pernyataan dari tuan rumah yang ingin meminta
izin keramaian dan bantuan keamanan dari kepolisian surat itu bisa ditujukan
77
Hasil Wawancara dengan, IPDA Ardian Batu Bara., S.trk, Jabatannya Kanit Reskrim
Polsek Sungai selan, Pada Tanggal 13 Mei 2019
47
melalui pihak pemerintah desa kemudian tebusan kepada pihak kepolisian atau
bisa juga langsung dituju ke Polsek atau Polres setempat, akan lebih baiknya
surat itu tertuju utama ke pemerintah desa jika mendapat kan izin keramaian dari
pihak kepolisian maka bantuan keamanan yang diterima lebih banyak yaitu
dengan bantuan linmas desa dan karang taruna setempat, kenyataannya masih
banyak masyarakat yang mengadakan hiburan malam tanpa ada izin dari pihak
desa dan kepolisian, hal ini yang menyulitkan kepolisian apabila terjadi
kerusuhan yang besar dan tidak bisa ditangani oleh tuan rumah atau pihak desa
karena tidak ada pemberitahuan dilaksanakan hiburan malam itu dan jarak antara
desa dengan polsek yang terbilang jauh sulit mengamankan pihak yang bertikai
dalam waktu yang cepat, selain itu sebab terjadinya kerusuhan pun adalah dari
sudah mulai lepas kontrol diri dan menganggu kenyamanan penonton lainnya
adalah salah satu rawannya kerusuhan terutama rawan kerusuhan dalam adanya
dari suku bugis, selapan dan jawa, dan setiap tahun bertambah jumlah
78
Hasil Wawancara dengan Agung Wibowo, S.H, Jabatan Kepala Unit Intel Polsek
Kecamatan Sungaiselan, Pada Tanggal 31 Mei 2019
48
melalui jalur sungai atau lalu lintas laut. Perbedaan suku ini salah satu penyebab
sehingga salah satu dari mereka ingin menunjukan bahwa kelompok sosialnya
lebih baik dari kelompok lainnya tapi dengan cara yang salah yaitu berkelahi di
tempat acara hiburan malam, timbulnnya kerusuhan bisa berawal dari senggol-
senggolan saat berjoget, pengaruh berat minuman berakohol dan merokok dalam
kerumunan orang banyak dan mengenai penonton lain. Penonton orgen biasanya
berkumpul dengan kelompoknya dan memilih sendiri wilayah atau area yang
nyaman baginya untuk berjoget atau menonton, kelompok itu bukan hanya dari
seoptimal mungkin jika adanya acara hiburan malam biasanya masyarakat yang
ingin mengadakan hiburan malam, dapat mengajukan surat izin keramaian dan
izin bantuan keamanan yag dapat diajukan melalui pemerintah desa dan
tebusannya ke Polsek setempat atau bisa langsung menuju Polsek baiknya pihak
pemerintah desa juga mengetahui hal tersebut agar bisa dapat bantuan keamanan
lebih dari linmas desa, jika sudah dapat izin dari Kapolsek maka pada Pukul
19.30 tepat nya sesudah selesai sholat isya hiburan malam dimulai, personil
kepolisian diturunkan setidak ada dua orang atau lebih yang bertugas dalam
79
Hasil Wawancara Dengan Subono, Jabatannya Kepala Lurah Sungaiselan, Pada
Tanggal 17 Mei 2019.
49
kerusuhan diacara hiburan malam maka pertunjukan musik diakhiri atau tidak
dilanjutkan lagi, kemudian bagi pihak yang membuat kerusuhan kepolisian akan
desa atau ke Polsek untuk diminta pertanggungjawaban baik materil dan lainya
1. Upaya Preventif
diterima dari kenakalan remaja, narkoba dan lainnya, selain itu berharap
pemuda.
c) Patroli Rutin
Patroli dilakukan setiap malam dimulai dari pukul 22.00 dengan roda 4
menyisir setiap wilayah hukum polsek, dihari senin hingga jumat patroli
berakhir pada jam sebelas malam dan apabila pada malam sabtu dan
minggu jam patroli ditambah hingga selesai pada pukul 01.00, jika
2. Upaya Represif
a) Sanksi Ringan
lingkungan desa ataupun polsek dan tidak akan mengulangi kesalahan atau
perbuatan tersebut
b) Sanksi Berat
batas atau perbuatan berat dan berkali kali mengulangi kesalahan yang
kerusuhan yaitu ada 3 (tiga) tempat yaitu Kelurahan Sungaiselan, Desa Sarang
Mandi, Desa Lampur, karena desa ini masih sering ada hiburan malam,
Tabel 3.1
Peran Kepolisian dan Penegakan Hukum Kerusuhan di Acara Hiburan Malam
Sungaiselan masih belum baik kategori Sangat Setuju ada 10 atau 20% , yang
menyatakan Setuju ada 26 atau 52%, Netral atau Tidak Tahu ada 4 atau 8%,
82
Hasil Perhitungan Kuisioner yang diberikan Kepada Masyarakat Kelurahan
Sungaiselan, Desa Sarang Mandi, Desa Lampur , Tahun 2019
53
ada 1 atau 2%, Setuju ada 12 atau 24%, Netral atau Tidak Tahu ada 1 atau 2%
dan Tidak Setuju ada 19 atau 38% dan Sangat tidak setuju ada 3 atau 6%.83
usai pelaksanaan hiburan malam dimana penonton masih banyak yang duduk
atau nongkrong di halaman rumah warga, kategori sangat setuju 15% , setuju
dirasakan sudah baik yang menyatakan sangat setuju 0%, setuju 16%, tidak tahu
atau netral 30% dan tidak setuju 40%, sangat tidak setuju 4%.85
Uraian diatas bahwa untuk peran kepolisian dan penegakan hukum dalam
kerusuhan hiburan malam masih belum baik, dimata masyarakat kerja kepolisian
dilapangan masih kurang terutama bisa dilihat dari petugas penjagaan keamanan
hanya 2 orang dengan dilengkapi atribut lengkap dan mobil patroli, jika terjadi
jika hanya beranggotakan 2 orang saja sedangkan kerumunan yang ada dalam
hiburan malam lebih dari 500 orang, kurangnya pengawasan di sekeliling tempat
Apabila ada kerusuhan yang terjadi proses penyelesaian hanya pada tahap
83
Hasil Perhitungan Kuisioner yang diberikan, Kepada Masyarakat Kelurahan
Sungaiselan, Desa Sarang Mandi, Desa Lampur , Tahun 2019
84
Hasil Perhitungan Kuisioner yang diberikan Kepada Masyarakat Kelurahan
Sungaiselan, Desa Sarang Mandi, Desa Lampur, Tahun 2019
85
Hasil Perhitungan Kuisioner yang diberikan Kepada Masyarakat Kelurahan
Sungaiselan, Desa Sarang Mandi, Desa Lampur, Tahun2019
54
perdamaian atau mencari jalan keluar sebelum kasus benar-benar masuk dalam
mediasi para pihak yang bertikai disisi lain ada sanksi-sanksi ringan yang
tersebut.86
apabila ada kerusuhan kemudian dapat diselesaikan melalui keamanan desa dan
kepolisian akan tetap berjalan dengan baik yang jadi permasalahannya adalah
jika ada pelaksanaan hiburan malam berikutnya ini adalah jalan bagi pihak yang
kalah dalam kerusuhan atau perkelahian sebelumnya ini untuk melancarkan aksi
balas dendam, hal ini akan lebih besar resiko yang diterima, jadi harus ada
malam.87
mengantisipasi agar tidak terjadinya kerusuhan baik itu kerusuhan kecil maupun
kerusuhan besar diluar itu selain menjaga ketertiban umum kepolisian pun
86
Ibid
87
Hasil Wawancara Dengan Fadri Affandi, ST, Jabatannya Kepala Desa Lampur, Pada
Tanggal 27 Mei 2019
55
pemahaman agar tidak buta akan hukum bukan hidup sesuai dengan keinginan
yang diluar batas undang-undang, hal-hal seperti ini dapat diwujudkan dalam
1. Total Enforcement
hukum pidana secara total ini tidak mungkin dilakukan sebab para
penegakkan hukum dibatasi secara ketat oleh hukum acara pidana antara
88
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
89
Dellyana, Shant, Konsep Penegakkan Hukum, Yogyakarta, 1988, Hal.32.
56
pemikiran buruk yang disebabkan oleh pelaku kerusuhan akan hilang dan
2. Full Enforcement
dengan proses penegakan hukum melalu non penal saja tetapi juga melalui
dengan baik dan bagus jika dalam Total Enforcement penegakan hukum
peraturan yang sesuai untuk perbuatan tersebut adalah Pasal 492 KUHP
57
dan Pasal 503 KUHP tentang pelanggaran keamanan umum dan ketertiban
umum.
3. Actual Enforcement
satu dari upaya penegakan hukum sebab pada pelaksanaan hiburan malam,
diskresi dari pihak kepolisian sektor wilayah Sungaiselan sangat lah harus
kemudian personil dalam penjagaan, pada penelitian dari tiga sampel desa
pidana) maupun sebagai pekerja sosial (social worker) pada aspek sosial dan
yang aman dan tertib. Kepolisian sektor wilayah dalam hal ini haruslah
menegakan hukum sesuai dengan tugas dan peran kepolisian sesuai dengan
Indonesia, penegakan hukum itu dapat berupa sanksi yang digunakan kepolisian
dapat memberikan nilai-nilai dan norma serta memberi efek jera kepada pelaku.
seperti pelayanan dapat memberikan izin keramaian yang melihat dari wilayah
dari kepolisian yang bekerja sama dengan linmas dan karang taruna dan secara
berakhirnya hiburan malam agar tidak terjadi kerusuhan, hal ini biasa disebut
90
Kasman Tasaripa, Op.Cit
59
Pemberian diskresi hiburan malam harus lebih jeli lagi melihat perubahan
sosial dimasyarakat dimana sedikit demi sedikit budaya terkikis karena kurang
pencegahan daripada represif atau tindakan, tapi disisi lain langkah preventif ini
harus efektif karena sanksi yang diberikan diharapkan agar pelaku tidak
masyarakat juga dapat diharapkan hiburan malam jenis organ tunggal ini
yang minim dan goyangan biduan yang diluar batas dapat menimbulkan
ganti rugi atau dengan upaya represif dengan lanjut perkara sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak, begitu pula sebaliknya jika terdapat luka
berat atau kematian dan tidak mencapai titik kesepakatan dalam proses
hukum dapat melahirkan nilai dan norma baik atas kejadian yang telah
upaya preventif dan represif itu memberikan pendidikan nilai dan norma yang
baik yang didapat pelaku kerusuhan atas perbuatan yanng telah dilakukan
kerusuhan sadar akan perbuatan yang telah dilakukan dan berusaha untuk
menjadi pribadi yang baik dan tidak mengulangi perbuatan yang salah
tersebut dan upaya hukum represif dengan jalan penal adalah menggunakan
keamanan dan ketertiban masyarakat tidak luput pula bantuan dari masyarakat
karena tanpa masyarakat hukum juga tidak akan berjalan lancar, perlunya
mendapatkan izin keramaian dan keamanan dari polisi demi menjaga ketertiban
baik antara lembaga desa, kepolisian dan masyarakat setempat dalam menjaga
ketertiban bersama. jika dalam satu wilayah itu koordinasi yang dilakukan oleh
kepolisian, pemerintah desa serta perangkat masyarakat baik itu karang taruna,
tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat umum biasa koordinasi yang
baik, maka setidaknya dapat mengurangi dampak buruk yang disebabkan oleh
Tengah, jika terdapat kejadian yang tidak diinginkan kemudian pihak polsek
62
tidak dapat mengantisipasi kejadian tersebut, dalam waktu itu pihak polres siap
menciptakan kondisi yang aman dan tertib dalam lingkungan masyarakat, tetapi
tidak dapat dipungkiri tidak selamanya hukum itu berjalan dengan lancar adanya
pula faktor pendukung yang bisa membuat kepolisian lebih giat lagi dalam
Bangka Tengah belum ada aturan spesifik untuk itu, tentunya masih
berakhir, hal ini sangat menyulitkan bagi pihak keamanan terkait untuk
menyatakan baik itu pembatasan jam, keamanan dan lainnya untuk dapat
mengenai hal tersebut karena belum ada aturan mengenai adanya pelaksanaan
92
Hasil Wawancara Dengan IPDA Ardian Batu Bara, S.trk, Jabatannya Kanit Reskrim
Polsek Sungaiselan, Pada Tanggal 13 Mei 2019.
63
lagi, untuk memberikan efek jera kepada pembuat kerusuhan maka juga bisa
ketertiban umum.
dalam hiburan malam, hal itu hanya dapat ditemukan dalam Bagian
Umum ;
Jika dilhat dari poin pasal tersebut tidak ada aturan mengenai aturan jam
malam itu berlangsung, pihak satpol siap membantu kinerja kepolisian dalam
64
bantuan keamanan.93
peran dan fungsinya, di Kepolisian Resort Bangka Tengah memang dalam hal
kerusuhan di hiburan malam tidak ada masuk dalam data laporan polres sebab
jika Kepolisian Resort Bangka Tengah tidak menerima laporan maka pihak
Polsek setempat masih bisa menangani tanpa turun tangan dari pihak
maupun dari badan pemerintahan desa atau kecamatan yaitu berupa acara
Polsek jika ada masyarakat atau badan pemerintah yang sudah mengantongi
penjagaan serta penertiban, terkadang hal ini cukup sulit bagi pihak Polsek
personil dimana tugas piket di polsek harus berbagi tugas dengan menjaga
dimalam hari hanya ada 6 (enam) orang saja kemudian dibagi menjadi 3
hiburan malam, hal ini cukup sulit apabila terjadi perkelahian kerusuhan di
acara hiburan malam sedangkan penjagaan ditempat hanya ada 2 (dua) orang
saja tentuya sangat susah di lerai massa yang begitu banyak dalam
kelompok.94
seperti linmas dan karang taruna tetap saja pihak kepolisian adalah yang
pemuda dan tuan rumah mengamankan dengan jalan main hakim sendiri, jika
patroli tidak seketat yang dilakukan karena jumlah personil yang kurang
dibelakang penonton hal ini sesuai dengan data yang didapat peneliti dalam
kuisioner dilapangan.
Tabel 3.2
94
Hasil Wawancara Dengan IPDA Ardia Batu Bara, S,trk, Jabatannya Kanit Reskrim
Polsek Kecamatan Sungaiselan, Pada Tanggal 13 Mei 2019
66
pengawasan saat acara berlangsung sesuai dengan fakta yang disebutkan oleh
responden dilapangan, hal ini adalah faktor penghambat dalam peran kepolisian
dalam menegakan hukum, setidaknya dalam proses penjagaan acara seperti itu
Faktor sarana dan prasana adalah salah satu bagian pembantu kepolisian
dalam menjalankan tugas dan peran yang semestinya, menurut Munir Fuady
otonomi bagi para penegak hukum. Otonomi ini diperlukan agar sumber daya
yang tersedia dalam rangka penegakan hukum dapat diupayakan dengan baik,
sebagai berikut;95
a. Sumber daya manusia, seperti Advokat, Jaksa, Hakim, Panitera, Polisi dan
lain-lain
c. Sumber daya keuangan, seperti belanja negara, swakelola dan dana dari
Jelas dalam sumber daya fisik adalah salah satu faktor dari bagaimana
berjalannya penegakan hukum, jika sarana dan prasarana dalam instansi maka
berjalannya suatu tugas dan peran itu sangat lah sulit, hal itu juga dirasakan oleh
unit kendaraan roda empat dan sebelas kendaraan roda dua yang masing-masing
dikendarai oleh Bhabinkamtibnas dalam setiap desa, selain dari kurang nya
personil ada kurangnya sarana dan prasarana, pada umumnnya kepolisian sektor
menjalankan tugas seperti patroli alat yang digunakan hanya satu buah mobil
95
Munir Fuady, Op. Cit., Hlm.109.
68
patroli dan 1 (satu) sepeda motor polisi, patroli dimulai dari pukul 22.00 hingga
23.00, jika terdapat ada acara hiburan malam untuk sarana yang diperlukan jadi
sangat terbatas, disisi lain patroli keliling desa, disisi lain penjagaan di hiburan
malam dan di satu sisi yang tidak boleh ditinggalkan yaitu polsek itu sendiri.
seperti ini mobil patroli digunakan untuk patroli keliling desa, tiga unit sepeda
motor dinas kepolisian untuk dipolsek dan dua unit sepeda motor dinas
adalah banyak nya ikut campur tangan dari pihak lain, hal itu lah mengapa
4. Faktor Masyarakat
Mengetahui berjalan baik atau tidaknya suatu hukum tidak luput dari peran
masyarakat acuh dengan apa yang terjadi lapagan maka tingkat kesadaran
96
Hasil Wawancara Dengan IPDA Ardian Batu Bara, S.trk, Jabatannya Kanit Reskrim
Polsek Sungaiselan, Pada Tanggal 13 Mei 2019.
69
hukum dimasyarakat itu akan jatuh juga, adanya hiburan malam bentuk organ
tunggal ini sebenarnya tergantung kepada masyarakat atau pribadi orang tersebut
seharusnya masyarakat atau individu itu sadar bahwa perbuatan itu sebenarnya
salah, apalagi dalam hal ini masyarakat tidak mengantongi izin keramaian dari
untuk selalu di ajak kerjasama untuk menjaga ketertiban. Contohnya tanpa ada
apalagi acara tersebut diadakan di tepi jalan raya sedangkan penonton mau tidak
mau berjoget ditengah jalan raya. Hal ini sangat mengganggu kenyamanan orang
penonton yang hanya dijaga oleh keamanan keluarga yang mengadakan hiburan
malam tersebut, hal ini tentu sangat salah dan fatal memang pada dasarnya
akibat umum dari acara hiburan malam tetapi jika diadakan di tepi jalan raya dan
penonton ada di tengah jalan raya hal yang sangat ditakutkan adalah kecelakaan
mobil dan kaca spion mobil hingga pecah, penyelesaian ini tentu masih belum
97
Hasil Wawancara Dengan IPDA Ardia Batu Bara S.trk, Jabatannya Kanit Reskrim
Polsek Sungaiselan, Pada Tanggal 13 Mei 2019
70
malam yang tidak memiliki izin pihak desa seharusnya telah mengetahui akan
hal itu dan menindaklanjuti dengan memberhentikan acara hiburan malam itu,
selama ini masyarakat atau individu yang mengadakan hiburan malam tanpa ada
izin keramaian atau bantuan keamanan dari pihak kepolisian dan pihak
keamanan desa belum ada sanksi mengenai hal ini. Jadi itulah sebab masih ada
individu yang mengadakan hiburan malam tanpa ada izin keramaian atau
bantuan keamanan, mereka seolah merasa tidak ada sanksi berat yang menanti
mereka apabila tidak dapat izin atau terjadi kerusuhan, begitu pula dengan
ringan jika ada perusakan barang hanya ganti rugi dan jika ada luka ringan hanya
membayar biaya pengobatan. Hal itu sesuai dengan data yang diperoleh dari
kuisioner.
Tabel 3.3
Pendapat Masyrakat Tentang Adanya Pemberian Sanksi
lainnya
diberikan kepada tuan rumah atau individu yang mengadakan hiburan malam
yang tidak mendapatkan izin keramaian dan bantuan keamanan itu, sanksi ini
tidak semata harus dari kepolisian perlu dirapatkan bersama oleh kepolisian, pihak
desa, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama dengan melakukan
agama dan lainnya agar pemikiran mereka terbuka untuk menjaga ketertiban
umum bersama karena jika hanya melalui proses mediasi mereka yang membuat
kepolisian itu hanya instansi dalam menjaga keamanan dan penyelesaian masalah
harus memberi bimbingan dan binaan kepada pelaku pembuat kerusuhan dan
98
Hasil Perhitungan Kuisioner yang diberikan kepada Masyarakat Kelurahan Sungaiselan,
Desa Sarang Mandi, Desa Lampur, Tahun 2019
72
kepada individu yang mengadakan acara hiburan malam tanpa izin keramaian dari
pihak kepolisian.99
5. Faktor Kebudayaan
masyarakat disitu pula ada sebuah kebudayaan, jadi masyarakat dan kebudayaan
tidak dapat dipisahkan atau biasa disebut kebudayaan merupakan suatu sistem
atau bentuk dari sistem hukum tersebut yang umpanya mencakup tatanan
maupun cara untuk menegakkannya yan berlaku bagi pelaksana hukum maupun
konsepsi abstrak mengenai apa yanng dianggap baik sehingga itu dipanuti oleh
masyarakat banyak.101
antar penonton, agar acara hiburan malam dapat diselesaikan sesuai dengan
batasnya dan tidak terjadi kerusuhan, dari himbauan tersebut bahwa nilai yang
kelompok satu dengan lainnya sebagai penonton agar tidak terjadi kerusuhan
jasmaniah yang terkandung dalam badan atau penonton seperti jika penonton
dalam keadaan sadar maka dapat mengontrol diri, tetapi jika penonton
mengontrol diri sehingga pemicu kerusuhan adalah hal ini. Nilai rohaniah
berasal dari dalam diri manusia atau bisa dikatakan dengan watak pribadi
keegoisan tinggi dan pemarah adalah nilai rohaniah yang buruk dalam pribadi
penonton itu.
yang hilang seperti acara hiburan malam daerah yaitu pertunjukan musik
dambus dan nilai inovatisme ini peran kepolisian harus mengkaji ulang dari
74
acara hiburan malam jenis organ tunggal atau band pada era modern ini
terutama pada pakaian biduan yang minim dan goyangan diluar batas wajarnya
yang dapat memberikan nilai dan norma yang buruk bagi penonton yang
menyaksikan.
bahwa Kebudayaan adanya acara hiburan malam ini sudah ada sejak lama
adalah suatu pesta bersama dari sukses nya sebuah acara atau hajatan, dulunya
hiburan malam seperti organ tunggal hanya ada pada pesta rakyat seperti hari
malam ini jenis pegelaran musik daerah asli Bangka Belitung yaitu Dambus,
seiring berjalanya dan perkembangan zaman yang melesat pergantian jenis musik
pun berubah dan budaya musik dambus mulai terkikis dan jarang dimainkan.104
khususnya Polsek Sungaiselan dimana wilayah yang masih ada melakukan acara
103
Devinovitasary, Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penjualan Gas Elpiji
Bersubsisi Di Tinjau Dari Pasal 53 Huruf d Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang
Minyak dan Gas Bumi (Studi Kasus Putusan di Pengadilan Negeri Sungailiat), Balunijuk, 2016,
Hlm.51.
104
Hasil Wawancara dengan Rifky Dinata Putra Jabatannya Sekretaris Desa Sarang
Mandi, Pada Tanggal 27 Mei 2019
75
konsep hukum yang dikatakan oleh Lawrence M.Friedman, dalam teorinya yaitu
“Legal System” yang terdiri dari 3 (tiga) komponen pokok yaitu :105
baik hanya saja perlu tambahan pada pembinaan kepada masyarakat sesuai
yang diberikan tidak harus dengan melalui penegakan hukum non penal saja
b) Struktur (Structure), yang berupa aparat penegak hukumnya, sesuai dengan apa
yang dikatan oleh Ardian Batu Bara, bahwa beliau menyampaikan bahwa
sasaran sosialisasi, namun dalam upaya penjagaan masih sangat kurang dan
butuh tambahan personil baik itu dalam penjagaan dan patroli. Agar jika ada
105
Lawrance M.Friedman, Op.Cit
76
dalam hal ini sangat mendukung para aparat kepolisian dalam menjaga
ketertiban bersama tetapi disisi lain tidak dapat dipungkiri ada pula yang masih
menyeleweng dengan jalan mengadakan acara hiburan malam tanpa izin dari
Tabel 3.4
Pendapat Masyarakat Tentang Adanya Hiburan Malam
dengan pukul 22.00 saja yang menyatakan Sangat Setuju ada 13 orang, Setuju
ada 13 orang, Netral 10 orang, Tidak Setuju 7 orang, Sangat Tidak Setuju ada 2
orang, sedangkan yang menyatakan bahwa jika terjadi kerusuhan terus menerus
di hiburan malam dan baiknya hiburan malam tidak diperbolehkan lagi Sangat
Setuju ada 24 orang, Setuju 8 orang, Netral 7 orang, Tidak Setuju 5 orang dan
Sangat Tidak Setuju hanya 1 orang. Jelas masyarakat pun sangat mendukung
106
Hasil Wawancara Dengan IPDA Ardian Batu Bara S.trk, Jabatannya Kanit Reskrim
Polsek Sungaiselan, Pada Tanggal 13 Mei 2019
77
bahwa jika kejadian kerusuhan dan perkelahian di hiburan malam secara terus
Kecamatan Sungaiselan yang dalam hal ini masih adanya hiburan malam di
muka umum, tetapi selain faktor penghambat ada pula faktor pendukung dapat
lebih dilestarikan adalah salah satu faktor pendukung dalam peran kepolisian
masyarakat, tokoh agama dan perangkat tokoh lainya sering mengeluh akan
adanya hiburan malam jenis organ tunggal ini karena menurut mereka adalah
hilangnya rasa peduli anak muda adalah tidak ada nilai budaya dan nilai
norma yang diberikan pada musik organ tunggal, karena dapat dibayangkan
seperti contohnya aksi biduan wanita dengan pakaian yang minim dengan
joget nya yang mengundang gairah nafsu pada laki-laki yang secara tidak
hiburan malam membuat risih warga dan masyarakat karena terkadang iktikad
para pemuda, tetapi acara malah dirusak oleh pemuda yang memang dengan
oleh aparat kepolisian merupakan faktor pendukung karena upaya dari aparat
yang lebih tegas kepada masyarakat yang tidak lanjut perkara misalnya
berjalan lancar.
109
Ibid., Hlm 60.
79
nilai faedah keakhlakan dari pertunjukan musik dalam hiburan malam itu, jika
pertunjukan musik dapat memberikan nilai dan faedah yang baik, maka sugesti
hiburan malam jenis organ tunggal ini dapat dikatakan suatu kebaruan tetapi
tidak menonjolkan suatu nilai yang baik seperti biduan yang menggunakan
pakaian minim dan goyang yang melampui batas normalnya dan baik nya ada
mengontrol goyangan serta pakaian minimnya dan budaya musik yang hilang
lebih ditonjolkan lagi agar menjaga kelestarian daerah lebih baik seperti
1. Faktor Internal
110
Hasil Wawancara Dengan Ipda Ardian Batu Bara, S.trk, Jabatannya Kanit Reskrim
Polsek Kecamatan Sungai selan, Pada Tanggal 13 Mei 2019
80
Faktor ini berasal dari dalam individu yang pada dasarnya adanya
a) Sikap egois
menang sendiri, biasanya pemuda yang sering rusuh dalam acara hiburan
malam adalah pemuda yang sudah jelas melakukan kesalahan tetapi tidak
oleh lingkungan sekitar untuk diajak bersenang senang tetapi dengan jalan
yang salah, hal ini biasa terjadi pada remaja dan anak-anak sekolahan
mereka banyak yang terlibat masuk dalam rusuhnya acara hiburan malam,
karena mereka tidak tahu dampak yang disebabkan dari rusuh tersebut ada
dalam acara hiburan malam karena disisi lain ada pengaruh alkohol yang
f) Agresif
agresif melihat orang atau kelompok lain dengan jalan sengaja mencari
Jika ada acara hiburan malam tempat favorit untuk berjoget adalah
h) Memiliki sifat rasis terhadap orang lain yang menganggap daerah dirinya
kepadatan penduduk sehingga banyak suku atau adat yang lain masuk
didukung oleh transportasi darat ada pula transportasi sungai dan laut
sehingga banyak suku bugis dan dan lainnya yang masuk ke daerah
sungaiselan dengan jalan menetap dan disitu pula terjadi perbedaan budaya
82
suku lainnya.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini berasal dari lingkungann sekitar baik itu dari keluarga, lingkungan,
yang masih daalam jenjang sekolah sudah masuk dunia kekerasan karena
orang tua sehingga anak muda mencari kehidupan sendiri diluar rumah
dari kalangan dibawah umur atau juga anak-anak yang masih dalam
ini sebagai alat penambah stamina agar saat berjoget dalam acara hiburan
malam tidak cepat letih, tetapi kebanyakan dari mereka adalah lepas
d) Solidaritas Kelompok
terlibat bentrok maka semua kelompok ikut turut membantu yang terlibat,
kelompok ini biasanya terdiri dari satu teman pergaulan, satu kepentingan
individu atau orang cepat terpengaruh dalam perbuatan yang tidak baik.
masyarakat atau kalangan orang banyak, tidak dapat dipungkiri pula ada
saat ini dari yang dulunya masyarakat hanya menggunakan musik daerah
tunggal yang pada dasarnya tidak ada nilai estetika budaya yang khas,
84
kemudian perkembangan teknologi yang maju pula ada sisi negatif bagi
Indonesia. pasal tersebut jelas karena tugas utama dalam kepolisian menjaga
keamanan dan ketertiban dalam masyarakat, begitu pula dengan tugas dan
wewenang Polri yang dijelaskan dalam Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16,
Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, dari pasal-pasal tersebut tidak semata Polri bertugas
dengan sewenang-wenangnya tetapi harus sesuai dengan kode etik Polri juga.111
111
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
penertiban dan pada pasca hiburan malam atau apabila ada kejadian
patroli rutin malam untuk menjaga kemananan yang lebih tertib. Untuk
hanya berupa penegakan hukum dengan non penal artinya selama ini pada
85
86
umum yaitu Pasal 503 KUHP dengan di junto kan pasal 170 KUHP
pendukungnya yaitu:
akan terjadi karena adanya sifat pembuat konflik balsa dendam atas
karena harus berbagi tugas dengan personil yang lain seperti patroli
3) Faktor sarana dan prasana bahwa dalam prosesnya perlu alat bantu
pengamanan.
dulunya jika ada acara hiburan malam musik yang digunakan jenis
B. Saran
penal maupun non penal agar dapat berjalan efektif dan mengadakan
penegakan hukum
A. Buku
90
91
B. Jurnal
C. Skripsi
Devinovitasary, Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penjualan
Gas Elpiji Bersubsisi Di Tinjau Dari Pasal 53 Huruf d Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi (Studi
Kasus Putusan di Pengadilan Negeri Sungailiat), Skripsi Fakultas
Hukum, Universitas Bangka Belitung, Balunijuk, 2016
Faisal, Penegakkan Hukum Tindak Pidana Perusakan Objek Wisata di
Kabupaten Belitung Di tinjau dari Peraturan Daerah Kabupaten
Belitung Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Kepariwisataan, Skripsi
Fakultas Hukum, Universitas Bangka Belitung, Balunijuk, 2017
Rif’ah Rihanah, Penegakkan Hukum di Indonesia : Sebuah Harapan dan
Kenyataan, Jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam STAIN Ponorogo.
D. Peraturan Perundang-undangan
Hasil Wawancara dengan Jemmi., S.H, Jabatan Kaur Bin Obs Reskrim
Polres Bangka Tengah, Pada Tanggal 10 Mei 2019.
Hasil Wawancara dengan IPDA Ardian Batu Bara., S.trk, Jabatan Kanit
Reskrim Polsek Sungaiselan, Pada Tanggal 13 Mei 2019.
93
Hasil Wawancara dengan Agung Wibowo., S.H, Jabatan Kepala Unit Intel
Polsek Kecamatan Sungaiselan, Pada Tanggal 31 Mei 2019.
F. Website
Http://www.academia.edu, Teori Sistem hukum Lawrence M. Friedman,
diakses pada tanggal 16 Januari 2019.