Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
Tahun 1945 yang selanjutnya disebut UUD NRI 1945, Pasal 33 ayat (4)
dari masyarakat.2 Hal ini terutama karena fungsi bank sebagai perantara
1
Pasal 33 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
2
Hermansyah, 2014. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Kencana, Jakarta, hlm. 3.
2
pendapatan negara.3
menyebutkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.4
tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara, dan proses
dilakukan oleh bank dalam mengelola dana dari masyarakat, maka akibatnya
3
Ibid.
4
Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
5
Hermansyah, Op. Cit, hlm. 18.
3
bisa fatal. Hubungan yang terjalin antara bank dengan nasabah tersebut
haruslah disertai dengan hak dan kewajiban yang harus dipatuhi kedua belah
pihak. Salah satu pihak melakukan perbuatan yang dapat merugikan pihak
yang berlaku, maka perbuatan salah satu pihak tersebut dikategorikan sebagai
kreditur dan debitur, kreditur adalah pihak bank atau lembaga pembiayaan
Debitur adalah orang atau badan usaha yang memiliki hutang kepada bank atau
dengan nasabah.8
menggunakan jasa bank.9 Nasabah terbagi menjadi dua yaitu nasabah debitur
antara bank dan nasabah yang bersangkutan. 10 Nasabah debitur adalah nasabah
6
Moch. Anwar, 1986. Tindak Pidana Dibidang Perbankan. Alumni, Bandung, hlm. 7.
7
Riduan Tobink dan Bill Nikholaus, 2003. Kamus Istilah Perbankan. Atalya Rileni Sudeco,
Jakarta, hlm. 118.
8
Ibid.
9
Pasal 16 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
10
Pasal 1 Angka 17 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
4
atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian antara bank dan
tidak percaya pada para penegak hukum di Indonesia dalam mencegah dan
bertanggungjawab.13
unsur keadaan ketidakbenaran atau palsu atas sesuatu (objek), yang sesuatunya
11
Pasal 1 Angka 18 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
12
M. Rizal Situru, 2014. Pertanggungjawaban Pidana Atas Tindakan Pegawai Bank Yang
Melanggar Sistem Prosedur Bank dan Mengakibatkan Terjadinya Suatu Tindak Pidana Di Bidang
Perbankan. dalam Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, No 1, Vol 3, hlm. 2.
13
Faisol, 2019. Pertanggungjawaban Pidana Pengurus Korporasi Terkait Tindak Pidana
Perdagangan Orang. dalam Jurnal Hukum, No 2, Vol 2, hlm. 2.
5
kemudian dibuat suatu surat yang isinya sebagian atau seluruhnya adalah
bertentangan dengan kebenaran atau palsu. Seluruh tulisan dalam surat itu
dihasilkan oleh perbuatan membuat surat palsu. Surat yang demikian disebut
Salah satu contoh kasus yang penulis kaitkan adalah kejahatan yang
dilakukan oleh beberapa pegawai Bank Artha Graha, yaitu Willy Christianto
sebagai pimpinan cabang Bank Artha Graha, Willie alias Ayung sebagai AO
(Account Officer) Bank Artha Graha, Erwin Yulanto alias Erwin bin
Muharrya bin Rusman sebagai karyawan tetap Bank Artha Graha melakukan
pemalsuan pencatatan paslu dalam proses laporan kunjungan usaha dan data
dalam kasus pencatatan palsu laporan kunjungan usaha dan data pekerjaan
pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam proses laporan, maupun dalam
dokumuen atau laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu
14
Adami Chazawi, 2002. Kejahartan Mengenai Pemalsuan. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hlm.3
15
R. Soerodibroto Soenarto, 2003. KUHP dan KUHAP Dilengkapi Yuriprudensi Mahkamah
Agung dan Hoge Read. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.154.
6
bank. Kasus ini sebagai analisis dalam membantu proses hukum, untuk melihat
Dilihat dari latar belakang yang telah dijelaskan, penulis tertarik untuk
usaha dan data pekerjaan debitur dalam tindak pidana perbankan di Bank Artha
aparat penegak hukum baik dalam tahap penyidikan hingga persidangan dan
terlebih lagi melahirkan suatu keputusan yang adil bagi semua pihak dan
menjadi suatu putusan hakim yang tetap, dengan skripsi yang berjudul:
3. Rumusan Masalah
pencatatan palsu dalam proses laporan kunjungan usaha dan data pekerjaan
debitur dalam tindak pidana perbankan di Bank Artha Graha cabang Kota
7
dalam proses laporan kunjungan usaha dan data pekerjaan debitur (Studi
Pgp)?
4. Tujuan Penelitian
terdakwa pencatatan palsu dalam proses laporan kunjungan usaha dan data
5. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
kunjungan usaha dan data pekerjaan data debitur dalam tindak pidana
perbankan.
8
b. Bagi Universitas
selanjutnya.
c. Bagi Masyarakat
hukum di indonesia.
e. Bagi Korban
16
Aan Effendi, Freddy Poernomo dan Indra S. Ranuh, 2016. Teori Hukum. PT Sinar Grafika,
Jakarta, hlm. 88.
9
fakta yang mencoba menetapkan penjelasan yang rasional atau masuk akal
yang disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi orang
b. Menentukan waktu dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang melanggar
a. Teori Pembuktian
17
Ibid, hlm. 89.
18
Teguh Prasetyo, 2015. Hukum Pidana. Rajawali Pers, jakarta, hlm. 6-7.
10
antara kedua unsur tersebut, keduanya saling berkaitan. Jika suatu perkara
terbukti secara sah (sah dalam arti alat-alat bukti menurut undang-undang),
akan tetapi tidak meyakinkan hakim akan adanya kesalahan tersebut, maka
terdakwa.20
formil, artinya hukum tidak boleh melampaui batas-batas yang diajukan oleh
para pihak yang berperkara. Jadi hakim dalam mencari kebenaran formil
hal-hal yang berkenaan dengan suatu perkara yang bertujuan agar supaya
19
Pasal 183 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHAP).
20
Tolib Effendi, 2014. Dasar-Dasar Hukum Acara Pidana Perkembangan dan
Pembaharuannya Di Indonesia. Setara Press, Malang, hlm. 172.
21
Andi Sofyan, 2013. Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar. Rangka Education, Yogyakarta,
hlm. 241.
11
perbuatan.23
tingkatan :
conviction raisonne.
22
Ibid, hlm. 242.
23
Ibid.
24
Ibid, hlm. 243.
12
perbuatan yang baik dan yang buruk sesuai dengan hukum dan yang
perasaan).26
25
Roeslan Saleh, 2002. Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana. Ghalia
Indonesia, hlm. 10.
26
Moeljatno, 2003. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Bumi Askara, Jakarta, hlm. 59.
27
Setiyono, 2005. Kejahatan Korporasi-Analisis Viktimologis dan Pertanggungjawaban
Korporasi dalam Hukum Pidana Indonesia. Bayumedia Publishing, Malang, hlm. 77.
13
ajaran kesalahan.28 Dalam bahasa latin ajaran kesalahan ini dikenal dengan
c. Teori Pemidanaan
lain, baik bagi si pelaku itu sendiri maupun bagi masyarakat, tetapi dalam
semua hal harus dikenakan hanya karena orang yang bersangkutan telah
pemidanaan, yaitu:34
32
Wirjono Prodjikoro, 1980. Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia. PT Eresco,
Jakarta, hlm. 3.
33
Sholehuddin, 2003. Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana, Ide Dasar Double Track System
& Implementasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 45.
34
P.F.A Lamintang, 2012. Hukum Penintesier Indonesia. Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 23.
15
kejahatan.
penghukuman itu berasal dari kata dasar hukum, sehingga dapat diartikan
(berechten).35
yang menyatakan:36
1) Pidana pokok:
a) Pidana mati.
b) Pidana penjara.
c) Pidana kurungan.
d) Pidana denda.
35
Tolib Setiady, 2010. Pokok-Pokok Hukum Penintesier Indonesia. Alfabeta, Bandung, hlm.
21.
36
Pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
16
2) Pidana tambahan:
atau penghukuman dalam hukum pidana dikenal ada tiga aliran yaitu:37
pada kejahatan itu sendiri untuk menunjukan kejahatan itu sebagai dasar
terhadap orang yang melakukan perbuatan jahat, oleh karena kejahatan itu
pidana itu, jadi aliran ini menyandarkan hukuman pada maksud dan
tujuan pemidanaan itu, artinya teori ini mencari manfaat dari pada
37
Satochid Kartanegara, Op. Cit, hlm. 56.
17
Teori ini sebagai reaksi dari teori sebelumnya yang kurang dapat
Menurut ajaran teori ini dasar hukum dari pemidanaan adalah terletak
pada kejahatan itu sendiri, yaitu pembalasan atau siksaan, akan tetapi di
samping itu diakuinya pada sebagai dasar pemidanaan itu adalah tujuan
secara konvensional yang terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank
dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
banyak.39
38
Rizal Yaya, dkk, 2014. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer,
Salemba Empat, Jakarta, hlm. 48.
39
Kasmir, 2010. Pemasaran Bank, Kencana, Jakarta, hlm. 9.
40
Muhammad Djumhana, 2008. Asas-Asas Hukum Perbankan Indnesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm. 126.
18
belah pihak telah menetapkan besarnya pendapat untuk biaya yang menjadi
arus kas, pengaman kredit, namun ada pembatasan secara kualitatif hanya
masyarakatnya.
etika.
7. Metode Penelitian
atau mengerjakan sesuatu, pengertian ini diambil dari istilah Yunani methodos
19
pengetahuan tertentu.41
penghormatan pada suatu pendapat atau penemuan yang telah dihasilkan oleh
seseorang atau lembaga tertentu karena otoritas atau kewibawaan ini, sehingga
Aktivitas yang seperti ini kerap kali mengabaikan metode dan sistematika, di
41
Bahder J Nasution, 2008. Metode Penelitian Ilmu Hukum. Mandar Maju, Bandung, hlm, 13.
20
samping tidak didasarkan pada pemikiran yang mantap dan pekerjaan yang
terencana.42
a. Jenis Penelitian
memandang sebagai suatu sistem bersifat mandiri, tertutup dan terlepas dari
b. Sifat Penelitian
42
H. Zainuddin Ali, M.A, 2009. Metode Penelitian Hukum. Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 14-15.
43
Peter Mahmud Marzuki, 2011. Penelitian Hukum. Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
hlm. 15.
44
Ronny Hanitijo Soemitro, 1988. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, hlm. 13-14.
45
Abdulkadir Muhammad, 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Citra Aditya Bakti, Bandung,
hlm. 136.
21
hukum presfektif dan sifat penelitian hukum teknis atau terapan. Sifat
c. Pendekatan Penelitian
yang diberikan oleh Van Dyke ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendekatan merupakan cara pandang dalam arti lebih luas. Menelaah suatu
46
Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit, hlm. 22.
47
Bahder J Nasution, 2012. Metode Penelitian Hukum. Rajawali Press, Jakarta, hlm. 126-127.
22
dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang ditangani.49
yaitu menggunakan data primer sebagai sumber data utama dan sumber data
sekunder sebagai data pendukung. Sumber data primer data yang bersumber
dari penelitian lapangan yaitu suatu data yang diperoleh langsung dari
sumber pertama di lapangan yaitu dari wawancara dengan para informan dan
48
Johny Ibrahim, 2006. Teori dan Metologi Penelitian Hukum Normatif. Bayu Media
Publishing, Malang, hlm. 321.
49
Peter Mahmud Marzuki, Loc. Cit.
50
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011. Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat. Raja Grafindo Persada, hlm. 12.
51
Amiruddin dan Zainal Asikin, 2012. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Rajawali Press,
Jakarta, hlm. 30.
23
Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
penelitian ini.
8. Orisinalitas Penelitian
musnahnya benda
yang telah
diansuransikan?
mempengaruhi
penegakan hukum
terhadap penyebarluasan
undang Nomor 44
26
Pornografi?
Desa Desa?
2. Bagaimana analisis
pertanggungjawaban
PN Pangkalpinang
TPK/2014/PN. Pgp
berdasarkan teori
kesalahan?
9. Sistematika Penulisan
27
Sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari 4 (empat) bab yang
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan teori-teori ilmu hukum dan berkaitan
Didalam bab ini akan diuraikan kedalam dua sub bab yaitu
BAB IV PENUTUP
a. Buku
Johny Ibrahim, Teori dan Metologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media
Publishing, Malang, 2006.
Kasmir, Pemasaran Bank, Kencana, Jakarta, 2010.
Riduan Tobink dan Bill Nikholaus,. Kamus Istilah Perbankan, Atalya Rileni
Sudeco, Jakarta, 2003.
Rizal Yaya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik
Kontemporer, Salemba Empat, Jakarta, 2014.
Roeslan Saleh, Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana,
Ghalia Indonesia, 2002.
30
Sholehuddin, Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana, Ide Dasar Double Track
System & Implementasinya, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.
b. Peraturan Perundang-Undangan
c. Jurnal