Penuntun Praktikum 2022.oke
Penuntun Praktikum 2022.oke
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap : Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Lulus Praktikum
Teknologi Pengolahan Pakan pada Fakultas Peternakan,
Universitas Hasanuddin, Makassar
Nama :
NIM :
Kelompok
Hari/Tanggal :
Makassar, 2022
( ) ( )
Menyetujui : Mengetahui :
Koordinator Mata Kuliah Koordinator Praktikum
Tanggal Pengesahan :
PENUNTUN PRAKTIKUM
Ketersedian pakan yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan ternak sepanjang musim
merupakan faktor yang menentukan keberhasilan bisnis peternakan. Hampir 80% dari total
biaya produksi dikeluarkan untuk keperluan penyediaan pakan. Tersedianya pakan merupakan
faktor penting, sehingga pemanfaatan limbah agroindustry menjadi pilihan ketika rumput segar
sulit diperoleh karena tidak akan mungkin penyediaan rumput segar sepanjang tahun
mengingat adanya kesenggangan musim, baik musim kemarau pada daerah tropis maupun
adanya musim salju pada wilayah non tropis.
Peningkatan nilai manfaat limbah sebagai bahan pakan ternak dapat dilakukan dengan
meningkatkan nilai nutrisi melalui perlakuan dan pengolahan. Jenis perlakuan yang diterapkan
sangat bervariasi dan tergantung pada jenis, asal dan faktor pembatas pemanfaatan limbah
sebagai bahan pakan secara langsung. Faktor pembatas pemanfaatan limbah sebagai pakan
ternak secara umum meliputi kualitas nutrisi yang rendah akibat kandungan serat yang tinggi,
kandungan antinutrisi dan kadar air bahan yang tinggi.
Pemilihan teknik dan metode pengolahan ditentukan oleh faktor pembatas pemanfaatan
limbah sebagai pakan ternak sehingga limbah mempunyai nilai tambah yang lebih baik.
Limbah‐ limbah pertanian (crop residue) dan beberapa limbah yang berasal dari industri
kombinasi perlakuan fisiko‐ kimia atau fisiko‐ biologis. Melalui kegiatan praktikum mata
kuliah Teknologi Pengolahan Pakan, berdasarkan metode PBL (Project Base Learning),
mahasiswa melakukan pengolahan pakan sederhana memanfaatkan hijauan makanan ternak,
bijian-bijian dan limbah agroindustry sebagai syarat kelulusan matakuliah ini.
Teknologi pengolahan pakan yang menjadi materi kuliah dan praktikum meliputi
pengolahan pakan secara mekanis/fisik, biologis, kimia, dan pengolahan pakan campuran.
Teknologi pakan bertujuan untuk memperbaiki produktivitas pakan misalnya memperpanjang
masa simpan, dengan teknologi pengolahan menjadi tepung, pellet, wafer dan UMMB.
Manfaat lain pengolahan pakan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan pada
musim, perbaikan nilai nutrisi dan efiesiensi waktu, melaui proses fermentasi biologis maupun
amoniasi. Selain itu teeknologi yang menggabungkan teknologi pemgolahan fisik, biologis
dan kimia merupakan teknik pengolahan pakan yang sudah komplit dan dikenal dengan
teknologi pembuatan pakan complete (Complete feed) dan pembuatan konsentrat dari berbagai
bahan pakan alternatif.
Penuntun dan modul ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa mengikuti praktikum,
karena mahasiswa dapat mempersiapkan bahan, materi dan prosedur kerja sebelum
pelaksanaan praktikum dan membuktikan teori tentang beberapa teknologi pengolahan pakan.
Praktikum ini mahasiswa dapat mambuktikan atau membandingkan teori yang telah di peroleh
dari dosen pada waktu mengikuti perkuliahan mata kuliah teknologi pengolahan bahan pakan.
Materi praktikum menjadi bekal ilmu untuk diaplikasikan kepada masyarakat peternak di
pedesaan, seperti limbah pertanian, perkebunan, industri, ternak dan perikanan, terutama pada
musim kemarau yang menunjukkan ketersediaan pakan hijauan yang terbatas.
.
BAB II
PENGOLAHAN PAKAN SECARA MEKANIS/FISIK
Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui cara pengolahan pakan secara fisik mekanis meliputi pengeringan,
pencacahan, penepungan, pembuatan Urea Molases Blok (UMB) dan pembuatan pellet
2. Mengaplikasikan teknik pengolahan pakan secara fisik dan melakukan pengamatan hasil
3. Mengetahui jenis bahan pakan yang dapat diolah secara fisik dan mekanis
Perlakuan secara fisik pada bahan pakan berserat tinggi bertujuan untuk merombak
struktur fisik bahan dan memecah matriks karbohidrat penyusun dinding sel. Perlakuan secara
fisik dapat juga digunakan dalam pengawetan dan atau menghilangkan kandungan antinutrisi
bahan. Beberapa contoh pengolahan fisik sebagai berikut:
1. Pembuatan Hay
Hay adalah hijauan pakan ternak yang sengaja dikeringkan agar dapat tahan lama dalam
proses penyimpanan sehingga dapat digunakan pada saat-saat diperlukan. Tidak semua hijauan
dapat dibuat hay dengan hasil yang baik. Hijauan yang baik untuk dibuat hay adalah hijauan
yang bertekstur halus. Hijauan yang bertekstur kasar sulit untuk dikeringkan sehingga hasil
hay-nya jelek.
Tujuan pembuatan hay atau pengurangan kadar air hijauan adalah: 1. Penyediaan
makanan ternak pada saat-saat tertentu, misalnya di masa-masa paceklik, dan bagi ternak
selama dalam perjalanan, 2. Memanfaatkan hijauan pada saat pertumbuhan terbaik tetapi saat
itu belum dimanfaatkan, misalnya pemanfaatan hijauan pada saat produksi berlimpah (musim
penghujan) dan 3. Keperluan perdagangan
Prinsip pembuatan hay yaitu menurunkan kadar air menjadi 15-20 % didalam waktu
yang singkat, baik dengan panas matahari ataupun buatan. Di dalam pembuatan hay ini
diperlukan proses pengeringan dan cara-cara yang khusus.
Pellet merupakan bentuk bahan pakan yang dipadatkan sedemikian rupa dari bahan
konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat keambaan pakan (Parker, 1988).
Keambaan pakan yang diolah menjadi pellet berkurang karena densitasnya meningkat. Pellet
yang memiliki densitas tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan dan mengurangi pakan yang
tercecer, serta mencegah de-mixing yaitu peruraian kembali komponen penyusun pellet
sehingga konsumsi pakan sesuai dengan kebutuhan standar (Stevens,1987).
Menurut hasil sejumlah penelitian, manfaat pelleting adalah untuk memudahkan
penanganan pakan dan meningkatkan performans ternak. Pelleting meningkatkan kepadatan
dan daya alir, mencegah pakan tercecer dan diterbangkan angin, serta meningkatkan konversi
ransum. Peningkatan performans terjadi karena terjadi peningkatan kecernaan, penurunan
pemisahan bahan penyusun ransum, lebih sedikit energi untuk mencerna pakan, serta
peningkatan palatabilitas (Behnke, 1998 dalam Briggs et al., 1999).
Pembuatan pellet terdiri dari proses pencetakan, pendinginan dan pengeringan.
Perlakuan akhir terdiri dari proses sortasi, pengepakan dan pergudangan. Proses penting dalam
pembuatan pellet adalah pencampuran (mixing), pengaliran uap (conditioning), pencetakan
(extruding) dan pendinginan (cooling).
Proses conditioning adalah proses pemanasan dengan uap air pada bahan yang
ditujukan untuk gelatinisasi agar terjadi perekatan antar partikel bahan penyusun sehingga
penampakan pellet menjadi kompak, durasinya mantap, tekstur dan kekerasannya bagus.
Proses conditioning ditujukan untuk gelatinisasi dan melunakkan bahan agar mempermudah
pencetakan. Disamping itu juga bertujuan untuk membuat pakan menjadi steril, terbebas dari
kuman atau bibit penyakit; menjadikan pati dari bahan baku yang ada sebagai perekat; pakan
menjadi lebih lunak sehingga ternak mudah mencernanya; menciptakan aroma pakan yang
lebih merangsang nafsu makan ternak.
Proses conditioning dilakukan dengan bantuan steam boiler yang uapnya diarahkan ke
dalam campuran pakan. Apabila penguapan dilakukan dengan mixer jenis beton molen, proses
penguapan dilakukan sambil mengaduk campuran pakan tersebut. Penguapan tidak boleh
dilakukan di atas suhu yang diizinkan, yaitu sekitar 80°C. Pengukusan dengan suhu terlalu
tinggi dalam waktu yang lama akan merusak atau setidaknya mengurangi kandungan beberapa
nutrisi dalam pakan, khususnya vitamin dan asam amino. Dalam proses pembuatan pakan ayam
ras pedaging, penguapan tidak mutlak diperlukan. Selama proses kondisioning terjadi
penurunan kandungan bahan kering sampai 20% akibat peningkatan kadar air bahan dan
menguapnya sebagian bahan organik. Proses kondisioning akan optimal bila kadar air bahan
berkisar 15 – 18%.
Sistem kerja mesin pencetak sederhana adalah dengan mendorong bahan campuran
pakan di dalam sebuah tabung besi atau baja dengan menggunakan ulir (screw) menuju cetakan
(die) berupa pelat berbentuk lingkaran dengan lubang – lubang berdiameter 2 – 3 mm, sehingga
pakan akan keluar dari cetakan tersebut dalam bentuk pellet. Kelemahan sistem ini adalah
diperlukannya tambahan air sebanyak 10 – 20% ke dalam campuran pakan, sehingga
diperlukan pengeringan setelah proses pencetakan tersebut.
Urea molases block merupakan pakan tambahan untuk ternak ruminansia seperti
sapi. Urea molases block juga disebut sebagai permen ternak ruminansia yang tersusun dari
molases sebagai sumber energi bagi ternak. Molases merupakan produk samping pengolahan
tebu dalam pembuatan gula, biasanya dimanfaatkan sebagai sumber energi karena molases
mengandung glukosa dan asam organik, urea sebagai sumber nitrogen, kapur dan garam
sebagai sumber mineral, dedak padi dan dedak jagung sebagai sumber protein (Maulana dkk.,
2021).
UMB berbentuk padat yang kaya akan zat-zat makanan, dibuat dari bahan utama
berupa molases. Urea molases blok (UMB) merupakan suplemen tambahan untuk ternak
ruminansia yang kaya akan manfaat, mengandung zat-zat gizi yang dibutukan ternak.
Pemberian suplemen atau pakan pelengkap dapat meningkatkan efisiensi pencernaan pakan
sehingga dapat meningkatkan produksi ternak (Nista dkk., 2010).
Manfaat UMB yaitu meningkatkan produktivitas ternak melalui peningkatan sintesa
protein oleh mikroba dalam rumen, peningkatan kecernaan pakan dan peningkatan konsumsi
pakan yang semuanya itu akan memberikan keseimbangan yang lebih baik antara suplai asam
amino dan energi dan kebutuhan ternak untuk tumbuh, berproduksi, hal ini meningkatkan
populasi mikroorganisme rumen sehingga kebutuhan serat kasar sebagai media hidupnya akan
meningkat pula, sehingga akan merangsang lemak untuk mengkonsumsi bahan pakan lebih
banyak dari keadaan normalnya, dengan meningkatnya konsumsi pakan maka produksi ternak
(daging) akan meningkat pula. Dosis pemberian UMB menurut Hatmono dan Indriyadi (1997)
yaitu 120 gr/ekor/hari untuk ternak kecil (kambing dan domba).
TUGAS MAHASISWA
1. Foto dan video prosedur kerja praktikum
2. Data Hasil dan Pembahasan Praktikum
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui laju dekomposisi berbagai jenis limbah pertanian dan perkebunan rumput
gajah, jerami padi, jerami jagung, enceng gondok (untuk pakan ternak menggunakan 3
jenis dekomposer yaitu Aspergillus niger, Trichoderma, EM4 dan secara aerobik
2. Mengetahui laju dekomposisi limbah pertanian, perkebunan dan hijauan melalui
fermentasi tanpa penambahan inokulum tapi dengan memberikan lingkungan tumbuh
untuk Bakteri Asam Laktat (BAL) pada kondisi pH asam secara anaerob dan
penambahan EM4 secara anaerob
3. Membandingkan laju dekomposisi hasil fermentasi aerob dan aneroba melalui uji
organoleptik /pengamatan fisik pada semua perlakuan.
Aplikasi perlakuan secara biologis dalam pengolahan bahan pakan limbah bertujuan
untuk mengubah struktur fisik bahan, pengawetan dan mengurangi kandungan antinutrisi.
Perubahan struktur fisik pada pakan kasar dilakukan oleh enzim delignifikasi sekaligus
memperkaya jaringan pakan dengan protein mikrorganisme. Delignfikasi dapat terjadi dengan
merombak dan melarutkan lignin yang terkandung dalam pakan. Perlakuan secara biologis
dilakukan dengan menggunakan enzim pendegradasi dinding sel seperti selulase, hemiselulase
dan enzim pemecah lignin, jamur ligninolitik, bakteri dan jamur rumen.
Pengolahan pakan biologis umumnya dilakukan dengan teknik fermentasi baik melaui
fermentasi aerob maupun anaerob. Cara melakukan fermentasi adalah dengan menambahkan
bahan yang mengandung mikrobia proteolitik, lignolitik, selulolitik, lipolitik dan bersifat
fiksasi nitrogen non simbiotik. Mikrobia tersebut kita kenal dengan sebutan probiotik.
Campuran berbagai mikro organisme tersebut berguna untuk mempercepat proses pemecahan
serat jerami padi, sehingga mudah dicerna oleh ternak .
Mikroba sellulotik umumnya tumbuh pada media yang terdapat kandungan
sellulosa/pati yang tinggi, sehingga mikroba tersebut mudah dijumpai pada bahan organik tapi
hanya sebagian atau lambat yang mampu menghidrolisis sellulosa alami. Beberapa mikroba
terutama dari kelompok fungi memiliki kemampuan untuk menghidrolisis sellulosa alami
melalui aktivitas sellulosa yang dimilikinya.Jamur sellulotik jenis Aspergillus dan
Trichoderma mampu menghasilkan aktivitas selulase yang tinggi menjadi sangat penting untuk
peningkatan nilai nutrisi tongkol jagung, kulit buah coklat, kulit kopi, jerami padi, jerami
jagung dan rumput liar sebagai pakan ternak
Untuk itu bahan pakan yang mengandung sellulodsa dan lignin tinggi seperti limbah
kakao, limbah kulit kopi, tongkol jagung, rumput liar dan jerami perlu di fermentasi dengan
aktivator dari mikroba sellulotik dan lignolitik untuk mendegradasi ikatan tersebut untuk
meningkatkan efektifitas kecernaan mikroba rumen, melalui perenggangan/penghancuran
ikatan ligno-sellulosa
TUGAS MAHASISWA
1. Foto dan Video proses pelaksanaan Praktikum
2. Data Hasil dan Pembahasan Praktikum
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui fungsi nitrogen untuk membantu proses perombakan serat dan zat
antinutrisi (lignin, silika dan tanin) pada bahan pakan
2. Mengetahui laju dekomposisi limbah pertanian, perkebunan dan rumput melalui
amoniasi menggunakan berbagai jenis sumber urea, konsentrasi urea dan metode
amoniasi yang berbeda
3. Mengetahui komposisi nutrisi hasil amoniasi dan uji organoleptik /pengamatan fisik
pada semua perlakuan.
Perlakuan secara kimia umumnya dilakukan terhadap pakan kasar (roughage) yang
bertujuan untuk meningkatkan kecernaan dan konsumsi pakan bebas dengan cara memecah
komponen‐ komponen dinding sel atau memecah ikatan lignin dengan senyawa karbohidrat
yang terdapat pada sel tanaman. Berbagai perlakuan kimia telah banyak dilakukan untuk
meningkatkan ketersediaan substansi selulosa yang dapat dicerna oleh mikroba rumen.
Perlakuan kimia dapat menyebabkan pemecahan ikatan lignin‐ karbohidrat, oksidasi senyawa
fenol termasuk lignin dan hidrolisis polisakarida menjadi gula. Secara garis besar perlakuan
kimiawi dikelompokkan menjadi tiga yaitu secara alkali, asam dan oksidasi, Bahan kimia yang
sering digunakan adalah kaustik soda (NaOH), potas (KOH), kalsium hidroksida (Ca(OH) 2),
ammonia anhydrase (NH3), larutan amonia (NH4OH), sulfur dioksida (SO2), asam sulfat
(H2SO4), asam klorida (HCl) dan natrium klorida (NaCl). Perlakuan dengan alkali dipandang
paling efektif dalam meningkatkan kualitas limbah pertanian. Secara skematis pada prinsipnya
kerja alkali adalah sebagai berikut :
1. Memutuskan sebagian ikatan antara selulosa dan hemiselulosa dengan lignin dan silika,
2. Esterifikasi gugus asetil dengan membentuk asam uronat
3. Merombak struktur dinding sel, melalui pengembangan jaringan serat, dan memudahkan
penetrasi molekul enzim mikroorganisme.
Cara kerja alkali memecah ikatan lignoselulosa dan lignohemiselulosa belum diketahui
secara sempurna. Alkali mempunyai kemampuan untuk mengurangi ikatan hidrogen di dalam
molekul selulosa kristal sehingga selulosa membengkak dan bagian selulosa kristal akan
berkurang. Alkali mampu menghasilkan perubahan terhadap struktur dinding sel yang
mencakup hilangnya grup asetil dan asam fenolik, larutnya silika dan hemiselulosa serta
kemungkinan hidrolisis ikatan hemiselu‐ losa‐ lignin. Pembengkakan selulosa dapat dibedakan
dapat menjadi dua macam yakni pembengkakan di dalam kristal (intercrystalline swelling) dan
pembeng‐ kakan antarkristal (intracrystalline swelling). Air tidak dapat menembus struktur
1. Bahan ditimbang sesuai dengan jumlah yang diperlukan (10 kg bahan kering per
perlakuan)
2. Rumput atau jerami dipotong-potong dengan ukuran sekitar 5-10 cm,
3. Ditambahkan bahan amoniasi sesuai perlakuan yang diuji (3% dan 6% N untuk
perlakuan yang akan diuji)
4. Sebelum bahan ditumpuk alas pada dasar wadah diberi plastik,
5. Selanjutnya bahan padi yang telah dipotong-potong dimasukkan ke dalam wadah plastik,
sehingga membentuk lapisan setebal 10-20 cm,
6. kemudian setiap lapisan disemprot dengan larutan urea secara merata
7. Bahan disusun sedemikian rupa sehingga membentuk tumpukan ke atas, dan
8. Setelah penumpukan bahan selesai, ditutup dengan rapat menggunakan plastik dan
disimpan
9. Setelah penyimpanan, tutup dibuka, dikering anginkan dan jerami padi amoniasi dapat
digunakan
Tabel Hasil Pengamatan
Jenis Limbah Hasil Pengamatan
Bau
Warna
Tekstur
Berat Awal bahan
Berat akhir bahan
Berat kering bahan
TUGAS MAHASISWA
1. Foto dan Video Proses dan Prosedur kegiatan Praktikum
2.Hasil dan Pembahasan Hasil Praktikum
NAMA :
3x4
NIM :
GELOMBANG :
KELOMPOK :
Nilai
PRAKTIKUM TANGGAL
R1 R2 Keaktifan Laporan Diskusi Rata-rata
TOTAL
Mengetahui,
(……………………) (………………………)