Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah: Dosen Pengampu:

Sejarah Peradaban Islam Dr.H.Edi Iskandar, S.Ag, M.pd

PERADABAN ISLAM INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN

Oleh:
Mayang zulfa (12010327087)
Iska aulia tanjung (12010326927)
Wahid umar al bashri (12010314272)

KELAS 1B
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUSKA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 3
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah .................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan pembahasan ................................................................................................................. 4
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
2.1 islam indonesia dalam masa revolusi ............................................................................................. 5
2.2 peran islam dalam kemerdekaan ................................................................................................... 8
2.3 peradaban islam dan negara pancasila ........................................................................................... 9
BAB 3 ................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
3.1 kesimpulan .................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peradaban Islam Indonesia
Pasca Kemerdekaan” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr.H.Edi Iskandar, S.Ag, M.pd pada bidang studi sejarah
peradaban islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu, selaku
guru/dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam peradaban islam pada zaman sekarang telah mengalami masa-masa perubahan yang
sangat meningkat,terutama dalam manifestasi-manifestasi kemajuan teknis. Dengan tujuan
manifestasi cara berpikir dan merasa untuk mempraktiskan dan memberi kesenangan dalam
kehidupan. Peradaban islam sesudah kemerdekaan di indonesia ini telah memberikan banyak
perubahan misalnya sepertimendirikan departemen agama, Lembaga pendidikan, dan lembaga-
lembaga islam lainnya. Semua lembaga ini masih berdiri kokoh serta bermanfaat bagi seluruh
masyarakat yang bertujuan untuk memudahkan dan mensejahterakan kehidupan. Oleh karena itu,
dalam makalah ini akan membahas sedikit tentang masalah perubahan yang ada di peradaban
islam sesudah kemerdekaan.

1.2 Rumusan masalah

1. Islam indonesia dalam masa revolusi


2. Peran islam dalam kemerdekaan
3. Peradaban islam dan negara pancasila

1.3 Tujuan pembahasan

1. Untuk mengetahui sejarah islam di indonesia


2. Untuk mengetahui peran islam dalam kemerdekaan
3. Untuk mengetahui peradaban islam dan negara pancasila
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 islam indonesia dalam masa revolusi

Pada masa revolusi, Islam politik melupakan sejenak perjuangan menegakkan negara
Islam.Pada masa ini, semua kekuatan rakyat Indonesia bersatu untuk melawan kembalinya
Belanda. Namun demikian, umat Islam juga tidak melupakan penegakan kehidupan bernegara
yang baik.Untuk itu, umat Islam membentuk partai politik guna mendukung sistem pemerintahan
demokratis di Indonesia dan guna memudahkan umat Islam dalam menyampaikan aspirasinya
serta memudahkan penyatuan umat Islam dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Untuk merealisasikan tujuan-tujuan di atas dibentuklah partai politik Masjumi.Masjumi dibentuk
dalam Muktamar Islam Indonesia di Gedung Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah,
Yogyakarta, tanggal 7-8 November 1945.
Dalam muktamar tersebut diputuskan bahwa Masjumi adalah satu-satunya partai politik
Islam di Indonesia, dan Masjumi lah yang akan memperjuangkan nasib politik umat Islam
Indonesia. Dengan keputusan ini, keberadaan partai politik Islam yang lain tidak diakui.169
Dengan adanya satu partai politik Islam diharapkan cita-cita Islam menjadi mudah untuk
direalisasikan. Partai ini mendapat dukungan yang luar biasa dari para ulama, modernis dan
tradisionalis, di samping dari pemimpin-pemimpin umat non-ulama Jawa- Madura.Pemimpin-
pemimpin umat dari luar Jawa juga berdiri sepenuhnya di belakang partai baru ini, sekalipun
mereka tidak dapat menghadiri Kongres di Yogyakarta karena sulitnya transportasi antarpulau
pada waktu itu.Masjumi mewakili kepentingan-kepentingan politik umat Islam. Dalam Anggaran
Dasar Masjumi ditegaskan bahwa “tujuan partai ialah terlaksananya ajaran dan hukum Islam di
dalam kehidupan orang seorang, masyarakat, dan negara Republik Indonesia, menuju keridhaan
Illahi.1

1. Departemen Agama
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, para pemimpin rakyat Indonesia
sepakat untuk menerapkan bentuk republik dalam pemerintahan Indonesia (proses akhirnya).
Dan pemerintahannya di dasarkan atas asas pancasila dan UUD 1945.

1 Syukur, Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka Rizki Putra.
Sila-sila dalam pancasila itu sendiri, jika dikaitkan dengan ajaran syariat islam akan
ditemukan kesamaannya dalam al-Qur’an sebagai sumber utama umat islam telah
mengemukakan dengan jelas yang kaitannya dengan pancasila.
Dalam struktur pemerintahan Republik Indonesia dibentuk Departemen Agama (dulu
namanya Kementrian Agama). Yang pertama kalinya didirikan pada masa kabinet Syahrir
sampai sekarang menteri agamanya masih dipegang oleh seorang muslim. Kepala Negara dan
menterinya mayoritas dari kaum muslimin.2
2. Pendidikan
Setelah Indonesia merdeka, terutama setelah berdirinya Departemen Agama, persoalan
pendidikan agama islam mulai mendapat perhatian lebih serius. Badan Pekerja Komite Nasional
Pusat dalam bulan Desember 1945 menganjurkan agar pendidikan madrasah diteruskan.Badan
ini juga mendesak pemerintah agar memberikan bantuan kepada madrasah. Departemen Agama
dengan segera membentuk seksi khusus yang bertugas menyusun pelajaran dan pendidikan
agama Islam dan Kristen, mengawasi pengangkatan guru-guru agama,dan mengawasi
pendidikan agama. Pada tahun 1946, Departemen Agama mengadakan latihan 90 guru agama, 45
orang di antaranya kemudian diangkat sebagai guru agama. Pada tahun 1948, didirikanlah
sekolah guru dan hakim di Solo.
Haji Mahmud Yunus, seorang lulusan Kairo yang di zaman Belanda memimpin Sekolah
Normal Islam di Padang, menyusun rencana pembangunan pendidikan Islam. Ketika itu
mengepalai seksi Islam dari Kantor Agama Propinsi.Dalam rencananya, ibtidaiyah selama 6
tahun, tsanawiyah pertama 4 tahun dan tsanawiyah atas 4 tahun.Gagasannya ini dilaksakan di
Lampung (waktu itu karesidenan) tahun 1948.Sementara itu, Aceh menyelenggarakan
rencananya sendiri.Banyak sekolah-sekolah swasta di daerah ini dijadikan negeri, sekurang-
kurangnya memperoleh subsidi dari pemerintahan.Mahmud Yunus juga menyarankan agar
pelajaran agama diberikan di sekolah-sekolah “umum” yang disetujui oleh konperensi
pendidikan se-Sumatera di Padang Panjang, 2-10 Maret 1947.
3. Hukum Islam
Lembaga Islam yang penting yang ditangani oleh Departemen Agama adalah hukum atau
syariat.Pengadilan Islam di Indonesia membatasi dirinya pada soal-soal hukum muamalat yang

2 Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.


bersifat pribadi.Hukum muamalat pun terbatas pada masalah nikah, cerai dan rujuk (faraidh),
wakaf, hibah, dan sangat baitul mal.
Keberadaan lembaga peradilan agama di masa Indonesia merdeka adalah kelanjutan dari
masa kolonial Belanda.
4. Haji
Indonesia termasuk negeri yang banyak mengirim jamaah haji.Di masa penjajahan tahun
kemuncak ialah tahun 1926/1927 ketika sekitar 52.000 orang pergi ke Mekah.Tetapi umumnya
dalam keadaan biasa jumlah jamaah meningkat cepat karena memang keinginan menunaikan
ibadah haji semakin kuat. Angka tertinggi sampai tahun 1992, yaitu sekitar 107.000 orang
jamaah haji Indonesia diberangkatkan.
Sejak awal tahun 1970-an, banyak para pejabat tinggi pemerintah, termasuk menteri, yang
tidak ketinggalan berangkat ke tanah suci.Bahkan dari kalangan merekalah amir al-hajj
(pemimpin jamaah haji) Indonesia ditunjuk.
Semenjak zaman penjajahan Belanda, umat islam Indonesia ingin mempunyai kapal laut
untuk dipergunakan dalam penyelenggraan perjalanan haji. Iuran dikumpulkan, saham
diedarkan, tetapi selama zaman jajahan keinginan ini tidak terwujud.Setelah Indonesia merdeka,
usaha ini dilanjutkan.Pada tahun 1950 sebuah yayasan, yaitu Yayasan Perjalanan Haji Indonesia,
didirikan di Jakarta.Pemerintah memberikan kuasa kepada Yayasan itu untuk menyelenggarakan
perjalanan haji. Sebuah bank, Bank Haji Indonesia, dan sebuah perusahan kapal, Perlayaran
Muslimin Indonesia (MUSI) didirikan. Tetapi sepuluh tahun kemudian perusahaan MUSI ini
masih saja bertindak sebagai agen dalam mencarter kapal dari perusahaan asing; MUSI tidak
mempunyai kapal sendiri. Cara ini ditempuh sampai tahun 1962, ketika MUSI dibekukan oleh
pemerintah, mungkin sekali karena pertimbangan politik.Setahun sebelumnya, pada tahun 1961,
Petugas Haji Indonesia (PHI) yang bertugas memberikan kemudahan-kemudahan naik haji, juga
dibubarkan karena banyak anggota PHI adalah anggota masyumi, partai yang telah dibubarkan.
5. Majelis Ulama Indonesia
Disamping Departemen Agama, cara lain pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan
administrasi Islam ialah mendirikan Majelis Ulama. Suatu program pemerintah, apalagi yang
berkenaan dengan agama hanya bisa berhasil dengan baik bila disokong oleh ulama.Karena itu
kerjasama antara pemerintah dan ulama perlu terjalin dengan baik.Pertama kali majelis ulama
didirikan pada masa pemerintahan SMajelis ini pertama-tama berdiri di daerah-daerah karena
diperlukan untoekarno.uk menjamin keamanan. Di jawa barat berdiri pada tanggal 12 Juli 1958,
diketuai oleh seorang panglima militer. Setelah keamanan sudah pulih dari pemberontakan DI-
TII tahun 1961,Majelis Ulama ini bergerak dalam kegiatan-kegiatan di luar persoalan keamanan,
seperti dakwah dan pendidikan.

2.2 peran islam dalam kemerdekaan

Agama Islam ternyata begitu kokoh tertanam dalam nurani bangsa Indonesia, sehingga
semangat perjuangan mereka, khususnya para pahlawan kita tidak pernah pudar sedikitpun
sampai titik darah penghabisan.
Islam telah mendidik karakter bangsa Indonesia menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran
dan kesucian. Karena itu jika kaum penjajah berani menghancurkan kebenaran dan kejujuran,
serta berani menodai kesucian, mereka akan membelanya pantang menyerah. Islam juga
mendidik karakter bangsa Indonesia kayakinan akan adanya hidup di balik maqam, keyakinan
dan adanya ancaman keburukan serta balasan atas kebaikan. Maka untuk membela kebenaran
mereka bersedia berjihad di jalan Allah. Demikian pula Islam juga mendidik karakter: “Jika
engkau menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu”. (Q.S. Muhammad:47)
Perlu diketahui bahwa perjuangan membela kebenaran, menegakkan perikemanusiaan dan
perikeadilan termasuk menolong agama Allah. Sungguh, begitu besar jasa Islam di masa lalu,
maka kepada para penulis sejarah hendaklah tidak mengecilkan peran umat Islam di nusantara
ini, sehingga para generasi penerus tidak buta terhadap peran Islam dan umatnya tersebut.
Setelah 66 tahun kemerdekaan negeri ini, adalah sebuah kepatutan bagi umat Islam
Indonesia untuk mengambil peran besar dalam pembangunan ini seperti besarnya umat Islam di
masa lalu. Sebab jika peran kita lebih besar, kita akan mampu menentukan arah pembangunan
yang lebih manusiawi, hingga insyaallah dapat melepaskan diri dari penyakit peradaban kita
yakni KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepostisme).3

3
http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b81298296285aecf62d8e99ce48f909b4e6fc8
30f5
2.3 peradaban islam dan negara pancasila
Nasionalisme merupakan tali pengikat yang kuat, yakni paham yang menyatakan bahwa
kesetiaan individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan, sebagai ikatan yang erat
terhadap tumpah darahnya. Keinginan untuk bersatu, persamaan nasib akan melahirkan rasa
nasionalitas yang berdampak pada munculnya kepercayaan diri, rasa yang amat diperlukan untuk
mempertahankan diri dalam perjuangan menempuh suatu keadaan yang lebih baik. Dua faktor
penyebab munculnya nasionalisme, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor pertama sebagai
bentuk ketidakpuasan terhadap penjajah yang menimbulkan perlawanan rakyat dalam bentuk
pemberontakan atau peperangan. Sedangkanfaktor kedua sebagai renaissance yang dianggap
simbol kepercayaan atas kemampuan diri sendiri.
Selain kondisi bangsa Indonesia berada dalam dominasi politik, militer dan ekonomi
bangsa-bangsa asing, nasionalisme Natsir muncul atas dorongan ajaran agama yang diyakininya
yang mewajibkan kepada setiap Muslim untuk mencintai tanah airnya.Karena itu, nasionalisme
merupakan bagian dari Islam yang selalu mengajarkan agar mengenal kebudayaan dan bangsa-
bangsa lain tanpa menanggalkan pribadinya sebagai Muslim. Inilah yang dimaksud nasionalisme
Islami, yaitu orang-orang yang tetap komitmen pada pandangan bahwa negara dan masyarakat
harus diatur oleh Islam sebagai agama yang dalam arti luas bukan hanya mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, melainkan juga hubungan antara sesama manusia, sikap manusia
terhadap lingkungannya, alam dan lain-lain sebagainya. Sementara nasilonalis sekuler
sebaliknya, yakni tanpa perhatian melihat keterpautannya dengan agama.
Wajar jika nasionalisme dan Islamisme selalu hadir berdampingan dalam sejarah bangsa
Indonesia, bahkan selama masa penjajahan, agama menjadi aspek yang menegaskan perjuangan
nasional. Selain organisasi-organisasi nasional, seperti Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong
Batak, Jong Ambon dan lainnya, tidak sedikit gerakan-gerakan yang berasaskan ke Islam an
banyak yang tampil menjadi pelopor dan penggerak bangkitnya nasionalisme. Artinya kekuatan
nasionalisme dan Islamisme melebur menjadi satu dalam memerangi segala bentuk
penjajahan.Bahkan dalam sejarah Indonesia, keduanya menjadi kekuatan besar yang terpadu
dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
Bahkan pergerakan organisasi keagamaan sejak awal telah memiliki kesadaran
kebangsaan dan nasionalisme.Wadah-wadah seperti NU, Muhammadiyah, Persis, al-Wasliyah,
dan lainnya telah berhasil menyingkirkan sifat kepulauan dan keprovinsian.Organisasi ini
memulai gerakannya dengan menanamkan persaudaraan antar sesama rakyat yang berada di luar
batas Indonesia dengan ikatan ke-Islam-an. Karena itu, ikatan persaudaraan yang melewati lintas
etnik, budaya, politik tersebut terus dipertahankan secara konsisten.Sebab, persaudaraan yang
diikat oleh kesadaran keagamaan ini menjadi benih-benih tumbuhnya sikap nasionalsime dan
kesadaran mempertahankan NKRI.
Kaitannya hubungan antara Islam dan negara, pemikiran Natsir berorientasi pada
paradigma integralistik; yaitu penyatuan antara agama dan negara secara utuh.Artinya, dirinya
menentang gagasan yang lebih menyukai pemisahan antara agama dan negara
(sekularistik).Uraian kenegaraan menurutnya menjadi satu bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari Islam.Karena itu, tujuan terbentuknya suatu negara adalah untuk melaksanakan undang-
undang Ilahi, baik yang berkenaan dengan kehidupan individu maupun sosial. Natsir tidak
menentukan model negara yang dikehendaki oleh Islam, sebab bentuk negara menurutnya
merupakan urusan keduniaan.Karena itu, manusia memiliki kebebasan menentukan model suatu
negara yang hendak dibentuknya. Monarki boleh, republikpun tidak dilarang.Ia lebih
menekankan pada sisi
organisasi-organisasi sosial keagamaan Islam dan organisasi-organisasi yang
didirikan kaum terpelajar baru menandakan tumbuhnya benih- benih nasionalisme
dalam pengertian modern .Peradaban-peradaban Islam sebelum kemerdekaan adalah birokrasi
keagamaan, ulama dan i l mu - i l m u p e ng et a hu a n , dan ar s it ek ba ng u na n.
S e d a ng ka n p er a da ba n I s la m s e t e la h kemerdekaan adalah Departemen Agama,
Pendidikan, hukum Islam, haji, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).4

4
file:///H:/spi/Nasionalisme,%20PANCASILA,%20DAN%%20SEBAGAI%20DASAR%20NEGARA%20KESATUAN%20RI.ht
m.
BAB 3
PENUTUP

3.1 kesimpulan

Organisasi-organisasi sosial keagamaan Islam danorganisasi-organisasi yang didirikan


kaum terpelajar baru, menandakan tumbuhnya benih- benih nasionalisme dalam pengertian
modern.Peradaban-peradaban Islam sebelum kemerdekaan adalah birokrasi keagamaan,
ulamadan ilmu-ilmu pengetahuan, dan arsitek bangunan. Sedangkan peradaban Islam
setelahkemerdekaan adalah Departemen Agama, Pendidikan, hukum Islam, haji, dan Majelis
UlamaIndonesia (MUI)
DAFTAR PUSTAKA

Syukur, Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka Rizki Putra.
Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b81298296285aecf62d8e99ce48f909
b4e6fc830f5
file:///H:/spi/Nasionalisme,%20PANCASILA,%20DAN%%20SEBAGAI%20DASAR%20NEGARA%2
0KESATUAN%20RI.htm.

Anda mungkin juga menyukai