Anda di halaman 1dari 9

AYAT AYAT AL-QUR’AN TENTANG KISAH, SEJARAH, DAN WAKTU

Penyususn

DAFTAR ISI

Kata Pengantar – 1
Daftar Isi – 2

BAB I Pendahuluan – 3
A. Latar Belakang Masalah – 3
B. Rumusan Masalah – 3
C. Tujuan – 3

BAB II Pembahasan – 4
A. Konsep Sejarah Dalam Al-Qur’an – 6
B. Hukum –Hukum Sejarah Dalam Al-Quran – 7
C. Gambaran Beberapa Kisah Yang Diceritakan Dalam Al-Qur’an – 7
D. Fungsi Sejarah Bagi Kehidupan Manusia – 8

BAB III Penutup – 9


A. Kesimpulan – 9
B. Saran – 9

Daftar Pustaka – 10
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang membahas tentang sejarah dan kisah orang-
orang terdahulu. Dengan sejarah kita dapat melihat dengan jelas peninggalan umat-
umat terdahulu, sehingga kita dapat memahami dan menghayati peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada zaman dahulu melalui bacaan atau pelajaran sejarah dan Al-Qur’an
juga ikut menjelaskan sejarah-sejarah zaman orang-orang terdahulu, seperti surat Thaha
ayat 99, Al- Isra ayat 77, dan surat Ali- Imron ayat 137.

Oleh karena itu, kita harus memahami sejarah dan kisah orang-orang terdahulu,
sehingga kita dapat mempelajari dan mengambil hikma dari peristiwa yang terjadi pada
orang-orang setelah kita, sehingga kita dapat melangkah lebih baik dari orang-orang
setelah kita. Dan juga menjadi ibroh, bagaimana selanjutnya kita harus melangkah

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep sejarah dalam Al-Qur’an ?

2. Bagaimana hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an ?

3. Bagaimana gambaran beberapa kisah yang diceritakan Al-Qur’an ?

4. Apa fungsi sejarah bagi kehidupan manusia ?

3. Tujuan

1.Memahami konsep sejarah di dalam Al Qur’an

2.Dapat memahami hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an


3.Mengetahui gambaran mengenai beberapa kisah yang diceritakan di dalam Al-Qur’an

4.Mengetahui fungsi sejarah bagi kehidupan manusia

BAB II

PEMBAHASAN

Ayat-ayat Tentang Sejarah dan Kisah

1. Surat Thaha : 99

‫ك ِم ْن لَ ُدنَّا ِذ ْكرًا‬ َ َ‫ك ِم ْن َأ ْنبَا ِء َما قَ ْد َسب‬


َ ‫ق َوقَ ْد آتَ ْينَا‬ َ ‫ك نَقُصُّ َعلَ ْي‬
َ ِ‫َك َذل‬
Artinya: “Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian dari berita-berita
penting yang telah lalu, dan sesungguhnya telah kami berikan kepadamu dari sisi kami suatu
peringatan (Al-Qur’an)”.

Mufrodat :

Kisah : ُّ‫نَقُص‬

telah lalu : ‫ق‬


َ َ‫َسب‬

cerita/ berita: ‫َأ ۢنبَٓا ِء‬

peringatan/pelajaran : ‫ِذ ْكرًا‬

Tafsir Ayat :

Kata ( ُّ‫ ) نَقُص‬naqushshuterambil dari kata ( ُّ‫ ) نَقُص‬qashshayang dari segi bahasa artinya
mengkisahkan/menceritakan.Kisah adalah upaya mengikuti jejak peristiwa yang benar-
benar terjadi atau imajinatif, sesuai dengan urutan kejadiannya dan dengan jalan
menceritakannya satu episode atau episode demi episode. Kata ( ‫ ) ِذ ْكرًا‬dzikronyang
berasal dari kata (‫ ) ِذ ْكر‬pada ayat ini yang dimaksud adalah Al-Qur’an, karena memang Al-
Qur’an adalah peringatan, sehingga Al-Qur’an dikenal pula dengan nama adz-Dzikr.

Surat Ali Imron : 137

َ‫ض فَا ْنظُرُوا َك ْيفَ َكانَ عَاقِبَةُ ْال ُم َك ِّذبِين‬


ِ ْ‫ت ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم ُسن ٌَن فَ ِسيرُوا فِي اَأْلر‬
ْ َ‫قَ ْد َخل‬

Artinya: “ Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah; karena itu


berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (pesan-pesan Allah)”.

Mufrodat :

telah berlaku : ْ َ‫خَ ل‬


‫ت‬

maka berjalanlah kamu : ‫فَ ِسيرُوا‬

ِ ْ‫ٱَأْلر‬
bumi: ‫ض‬

orang-orang yang mendustakan : َ‫ْٱل ُم َك ِّذبِين‬

Tafsir Ayat :

Ayat ini berisi tentang perintah untuk memperhatikan bagaimana keadaan orang-
orang terdahulu dan kesudahan mereka. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu
sunnah-sunnah,yakni hukum-hukum kemasyarakatan yang tidak mengalami perubahan.
Sunnah tersebut antara lain adalah “yang melanggar perintah-Nya dan perintah Rasul-
Nya akan binasa, dan yang mengikuti-Nya akan berbahagia”. Yang menegakkan disiplin
akan sukses. Hari-hari kekalahan dan kemenangan silih berganti dan lain-lain. Sunnah-
sunnah itu ditetapkan Allah demi kemaslahatan manusia, dan itu semua dapat terlihat
dengan jelas dalam sejarah dan peninggalan umat-umat terdahulu, melalui bacaan atau
pelajaran sejarah, karna itu, berjalanlah kamu di bumiuntuk melihat bukti-buktinya dan
perhatikanlah untuk mengabil pelajaran bagaimana kesudahanburuk yang dialami
orang-orang yang mendustakanpesan-pesan Allah. Ini,yakni pesan-pesan yang
dikandung oleh semua ayat-ayat yang lalu atau Al-Qur’an secara keseluruhan adalah
peneranganyang memberi keterangan dan menghilangkan kesangsian serta keraguan
bagi seluruh manusia

3. Surat Al- Isra’ : 77

َ َ‫ُسنَّةَ َم ْن قَ ْد َأرْ َس ْلنَا قَ ْبل‬


‫ك ِم ْن ُر ُسلِنَا ۖ َواَل تَ ِج ُد ِل ُسنَّتِنَا تَحْ ِوياًل‬

Artinya: “(Kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap rasul-
rasul kami yang kami utus sebelum kamu dan tidak akan kamu dapati perubahan dari
ketetapan kami itu”.

Mufrodat :

Ketetapan : َ‫ُسنَّة‬

Telah kami utus : ‫َأرْ َس ْلنَا‬

Kamu mendapatkan : ‫ت َِج ُد‬

Perubahan : ‫تَحْ ِوياًل‬

Tafsir Ayat :

Istilah ( َ‫ ) ٱللَّـ ِه ُسنَّة‬sunnatullah,dari segi bahasa terdiri dari kata ( َ‫) ُسنَّة‬sunnahdan (‫) ٱللَّـه‬

Allah.Kata ( َ‫) ُسنَّة‬sunnahantara lain berarti kebiasaan. Sedangkan ( َ‫ ) ٱللَّـ ِه ُسنَّة‬sunnatullah


adalah kebiasaan-kebiasaan Allah dalam memperlakukan masyarakat. Dan apa yang
dinamai hukum-hukum alam pun adalah kebiasaan-kebiasaan yang dialami manusia.
Para pakar merumuskan hukum-hukum alam itu sebagai kebiasaan yang dinyatakan
Allah tidak beralih dan tidak pula berubah. Karena sifatnya demikian, maka ia dapat
dinamai juga dengan hukum-hukum kemasyarakatan atau ketetapan-ketetapan Allah
terhadap situasi masyarakat.[3]

Asbabun Nuzul Ayat :


Pada suatu waktu kaum musyrikin berkata: “wahai Muhammad para Nabi itu
bertempat tinggal disyam, mengapa kamu bertempat tinggal di madinah? Pada waktu
itu Rasulullah saw hampir melaksanakan saran orang-orang musyrik, Allah swt
menurunkan ayat ke 73-77 Al-Isra’ yang memberitahukan kepada Rasulullah tentang
maksud jahat kaum musyrikin

A. Konsep sejarah dalam Al-Qur’an

Konsep sejarah dalam Al-Qur’an adalah untuk mempelajari sunnah, yakni kebiasaan-
kebiasaan atau ketetapan ilahi dalam masyarakat, sehingga tidak mengalami perubahan
bagi umat manusia. Pada konsep ini manusia diharapkan dapat memperhatikan
bagaimana kesudahan orang-orang terdahulu, sehingga mereka dapat mengambil
pelajaran dari tingkah laku dan perbuatan orang-orang terdahulu melalui pengamatan
langsung, penelitian peninggalan sejarah, atau media-media yang lain. Dari perjalanan
ini dapat diketahui berbagai peninggalan umat terdahulu. Diantara mereka itu ada yang
memperoleh kejayaan dan ada pula yang mengalami kerugian, penderitaan,
kesengsaraan akibat kerusakan atau bencana yang menimpa mereka. Ada juga yang
beriman dan taat beribadah kepada Allah, tetapi ada pula yang kafir, munafik, dan fasik.
Orang-orang yang ditimpa bencana itu kebanyakan orang-orang yang musyrik.[5]

B. Hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an

Hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an ini terdapat pada Sunnatullah/hukum-


hukum kemasyarakatan, tidak ubahnya hukum-hukum alam atau hukum yang berkaitan
dengan materi. Apa yang ditegaskan Al-Qur’an ini dikonfirmasikan oleh ilmuwan:
“Hukum-hukum alam – sebagaimana hukum-hukum kemasyarakatan bersifat umum dan
pasti, tidak satu pun, dinegeri mana pun yang dapat terbebaskan dari sanksi bila
melanggarnya. Hukum-hukum itu, tidak memperingatkan siapa yang melanggarnya, dan
saksinya pun membisu sebagaimana membisunya hukum itu sendiri. Masyarakat dan
manusia yang tidak dapat membedakan antara yang haram dan yang halal akan
terbentur malapetaka, ketercabikan, dan kematian. Ini semata-mata adalah sanksi
otomatis, karena kepunahan adalah akhir dari semua mereka yang melanggar hukum-
hukum alam/kemasyarakatan”. Demikian juga terlihat bahwa kitab suci adalah kitab
pertama yang mengungkap adanya hukum-hukum yang mengatur kehidupan
masyarakat. Tidak heran hal tersebut diungkap Al-Qur’an, karena kitab suci itu berfungsi
untuk mengubah masyarakat dan mengeluarkan anggotanya atau sekelompok orang,
dari kegelapan menuju kejalan yang terang benerang (kejalan Allah) dari kehidupan
negatif menuju kehidupan positif. Dan memang Al-Qur’anlah yang menerangkan bagi
seluruh manusia, dan petunjuk serta peringatan bagi orang-orang yang bertakwa.

C. Gambaran beberapa kisah yang diceritakan Al-Qur’an

Ada beberapa kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an salah satunya adalah kisah
Nabi Yusuf as setelah dilemparkan ke dalam sumur, mengangkat kedudukannya setelah
dipenjarah, menjadikannya berkuasa di Mesir setelah dijual dengan harga yang sangat
murah, mengokohkan kedudukannya di muka bumi setelah lama ditawan,
memenangkannya atas saudara-saudaranya yang berbuat jahat terhadapnya,
menyatuhkan kekuatannya dengan mengumpulkan kedua orang tuanya dan saudara-
saudaranya setelah perpisahan yang sekian lama, dan mendatangkan mereka dari
belahan bumi yang sangat jauh. Sesungguhnya, Allah yang telah berkuasa untuk
melakukan semua kejadian itu terhadap Nabi Yusuf.

D. Fungsi sejarah bagi kehidupan manusia

Menurut Al-Qur’an ada empat fungsi sejarah bagi kehidupan manusia yang
terangkum dalam surat huud: 120, yaitu :

1. Sejarah berfungsi sebagai peneguh hati

2. Sejarah berfungsi sebagai pengajaran


3. Sejarah berfungsi sebagai peringatan

4. Sejarah sebagai sumber kebenaran

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

 Konsep sejarah dalam Al-Qur’an adalah untuk mempelajari sunnah, yakni kebiasaan-
kebiasaan atau ketetapan ilahi dalam masyarakat, sehingga tidak mengalami perubahan
bagi umat manusia.

 Hukum-hukum sejarah dalam Al-Qur’an ini terdapat pada Sunnatullah/hukum-hukum


kemasyarakatan, tidak ubahnya hukum-hukum alam atau hukum yang berkaitan dengan
materi.

 Ada beberapa kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an salah satunya adalah kisah Nabi Yusuf
as setelah dilemparkan ke dalam sumur hingga menyatuhkan kekuatannya dengan
mengumpulkan kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya. Itu semua adalah kuasa Allah
yang terjadi pada Nabi Yusuf.

 Fungsi sejarah bagi kehidupan manusia yaitu: sebagai peneguh hati, pengajaran,
peringatan, dan sebagai sumber kebenaran.

2. Saran

Dengan makalah ini, kami buat yang mestinya tidak jauh dari kekurangan dan
kesalahan, sehingga saran maupun kritikan sangat kami harapkan. Dan perlu di tinjau
atau di kaji ulang untuk mencapai kesempurnaan, dalam dunia ini tidak ada suatu hal
yang sempurna begitu juga dengan makalah ini, karena kesempurnaan itu milik Allah
SWT. Akan tetapi harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah
dan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

- Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah.Jakarta: Lentera Hati.

- Mustafa Al-Maragi, Ahmad. 1986. Tafsir Al-Maragi. Semarang: CV. Toko Putra Semarang.

- Mustofa, A. 1994. Al-Qur’an Hadits.Surabaya: Al-Ikhlas.

Anda mungkin juga menyukai