Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
KELAS E
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN
2022
Abstrak
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Good Governance ”. kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Makalah ini ditulis untuk melengkapi tugas Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Didalam makalah ini membahas tentang kemampuan memahami penerapan Good Governance,
yang meliputi pengertian, prinsip-prinsip, karakteristik, faktor penghambat dan faktor pendukung
prinsip good governance dan kasus-kasus tidak berjalannya prinsip-prinsip good governance. Kami
harap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pemerintahan sebagai suatu kenyataan yang tidak dapat dihindarkan dalam hidup setiap
warganegara yang memiliki banyak arti bagi mereka,secara perorangan atau secara bersama-sama.
Pemerintah adalah harapan dan peluang untuk mewujudkan hidup yang sejahtera dan berdaulat
melalui pengelolaan kebebasan dan persamaan yang dimiliki oleh warganegara. Pada sisi lain,
pemerintah adalah tantangan dan kendala bagi warga negara terutama ketika pemerintah terjauhkan
dari pengalaman etika pemerintahan.
Suatu masyarakat tanpa pemerintahan adalah sebuah kekacauan massal. Di dalam
masyarakat manusia beradab, diperlukan lebih banyak peraturan. Diperlukan juga lebih banyak upaya
dan kekuatan untuk menjamin bahwa peraturan-peraturan itu ditaati.Harapan yang ingin diwujudkan
oleh setiap warga negara melalui proses pemerintahan adalah berlangsungnya kehidupan secara
wajar, dalam semua bidang dan ukuran kehidupan mereka. Pemerintahan pertama-tama diharapkan
dapat membentuk kesepakatan warga negara tentang bingkai kepatutan dalam proses kehidupan
kolektif warganegara. Dengan demikian,kebutuhan akan kehidupan yang wajar mensyaratkan
kewajiban pemerintah untuk membentuk hukum yang adil dan melakukan penegakkan hukumdemi
rasa keadilan tersebut pada semua warganegara.
Untuk mewujudkan tujuan dan harapan tersebut, maka diperlukansuatu sistem pemerintahan
yang baik dan efektif yang sesuai dengan prinsip-prinsip bersifat demokratis, konsep pemerintahan
yang baik itu disebut dengan good governance. Good governance selalu menarik dan menjadi
perhatian oleh para pakar keilmuan, bukan hanya pakar politik, melainkan juga para pakar hukum,
ekonomi, manajemen pemerintahan, tata negara,dan bahkan hukum Islam atau ushul fiqh (Anwar,
2007).
1
Muh. Herwin Wijaya,”Transparasi Pemanfaatan Ongkos Naik Haji (ONH) di Kantor
Kementrian Agama Kota Makassar”,Skripsi, (Makassar:Website,2015),hlm.7.
2
Admin Prokomsetda ,”Pengertian,Prinsip, dan Penerapan Good Governance di
Indonesia” https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-prinsip-
dan-penerapan-good-governance-di-indonesia-99(Diakses tanggal 25 Oktober 2022,pukul 12.22
Wib.)
B. Prinsip-prinsip Dasar Good Governance
Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-
prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur
kinerja suatu pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah
bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good governance. Menyadari
pentingnya masalah ini, prinsip-prinsip good governance diurai satu persatu
sebagaimana tertera di bawah ini:
1. Partisipasi Masyarakat (Participation)
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan
sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut
dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat,
serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif. Partisipasi bermaksud
untuk menjamin agar setiap kebijakan yang diambil mencerminkan aspirasi
masyarakat. Dalam rangka mengantisipasi berbagai isu yang ada, pemerintah
daerah menyediakan saluran komunikasi agar masyarakat dapat mengutarakan
pendapatnya. Jalur komunikasi ini meliputi pertemuan umum, temu wicara,
konsultasi dan penyampaian pendapat secara tertulis. Bentuk lain untuk
merangsang keterlibatan masyarakat adalah melalui perencanaan partisipatif
untuk menyiapkan agenda pembangunan, pemantauan, evaluasi dan
pengawasan secara partisipatif dan mekanisme konsultasi untuk menyelesaikan
isu sektoral.
2. Transparency
3. Rule Of Law
Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu
terutama hukum untuk hak asasi manusia.
4. Resposiveness
Setiap lembaga dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan harus mencoba melayani setiap stakeholders.
5. Consensus Oriented
Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk
memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal
kebijakan kebijakan maupun prosedur.
3
https://dpmpt.kulonprogokab.go.id/detil/507/good-governance
6. Equality
Semua warga negara mempunyai kesempatan untuk meningkatkan
atau menjaga kesejahteraan mereka.
7. Effectiveness anf Efisiency
Proses-proses dan lembaga lembaga menghasilkan produknya sesuai
dengan yang telah digariskan, dengan menggunakan sumber-sumber yang
tersedia sebaik mungkin.
8. Accountability
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan
masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada publik dan lembaga-
lembaga stakeholders.
4
Yusuf Abdhul,”Good Governance: Pengertian, Prinsip dan Faktor Kunci”
https://deepublishstore.com/good-governance/ (Diakses tanggal 25 Oktober 2022,pukul
13.25Wib.
Kedepannya tentu diharapkan tidak ada lagi praktek tidak adil, apapun
perbuatan dan bidangnya. Sebab menurut Pancasila, keadilan adalah untuk
seluruh rakyat Indonesia bukan untuk pihak-pihak tertentu saja.
2. Modernisasi Birokrasi
Birokrasi di tanah air atau mungkin di sejumlah negara lain di dunia, bisa
jadi perlu dimodernisasi. Ada peralihan sistem yang tadinya manual menjadi
online, untuk memberi kemudahan, kepraktisan, dan transparansi akses
informasi maupun layanan. Tentunya dibuat sistem online yang modern
sekaligus yang memang bagus. Supaya tidak hanya asal mengumumkan sistem
sudah dibuat online. Akan tetapi tidak user friendly yang kemudian membuka
peluang bagi para “calo” untuk beraksi. Modernisasi penting agar layanan dari
pemerintah bisa efektif dan efisien. Hanya saja jangan asal dalam membuat
sistem online, perlu dipastikan bekerja atau berfungsi dengan baik. Jangan
sampai sistem yang modern justru semakin susah untuk diakses yang tentu
membangun celah bagi mereka yang ingin meraih keuntungan di tengah
kesempitan.
3. Pemerintahan yang Kuat
Faktor ketiga yang menjadi kunci keberhasilan good governance adalah
pemerintah yang kuat. Memiliki kebijakan yang memang tangguh dan
menguntungkan semua pihak, terutama rakyat kecil. Pemerintah harus punya
tujuan yang jelas dan bisa menerapkan berbagai kebijakan sebaik mungkin
tanpa ada ketimpangan. Perlu punya kebijakan yang menguntungkan rakyat
tanpa ada proses eksploitasi sumber daya yang kemudian dimanfaatkan oleh
pihak luar.
4. Pemerintahan yang Akuntabel
Berikutnya adalah pemerintahan yang akuntabel, yakni yang memang
terpercaya dan bisa dipercaya. Pemerintah membangun sistem yang setiap
lembaga dan kementerian di bawah naungannya bersifat akuntabel. Yakni bisa
bertanggung jawab penuh atas tanggung jawab atau kewajiban yang diberikan
kepada mereka. Misalnya kewajiban untuk melayani rakyat, maka harus
maksimal dan dibuat efektif, efisien, sekaligus transparan. Pemerintah yang
sudah akuntabel biasanya akan bebas dari tindakan KKN, sekecil apapun KKN
tersebut. Sebab KKN adalah suatu penyakit berbahaya yang bisa tumbuh
dengan cepat seperti sel kanker. Ketika budaya ini sudah hilang, maka
pemerintah bisa lebih sehat. Pemerintahan yang baik pun bisa diciptakan
dengan lebih mudah. Oleh sebab itu, perlu fokus membangun pemerintahan
yang akuntabel agar pemerintahan yang baik bisa diwujudkan.
1. Presiden diatur masa jabatannya, yang dulunya bisa seumur hidup kemudian
diberi batasan sampai 5 tahun dan maksimal 2 kali mencalonkan diri sebagai
presiden.
2. Pemilihan umum baik untuk anggota DPR, DPRD, sampai Presiden dilakukan
dengan melibatkan rakyat. Dimana dulunya di Indonesia Pemilu diwakilkan
5
Weny A. Dungga,Abdul Hamid Tome, Apriyanto Moha,”Penerapan Prinsip Good
Governance Dalam Tata Kelola Pemerintahan Desa di Kecamatan Telaga Jaya Kabopaten
Gorontalo”,(Gorontalo:Jurnal Ilmu Hukum,No.1,Vol.11,2017),hlm.13-14.
oleh anggota DPR yang tentu hasilnya bisa tidak selalu sesuai dengan
keinginan rakyat.
3. Dibukanya seleksi PNS lewat Tes CPNS yang bisa diikuti oleh seluruh warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat dari formasi yang dibuka. Sebab
dulunya, PNS sifatnya seperti dinasti saat ada satu anggota keluarga menjadi
PNS maka anak, cucu, cicit, dan seterusnya biasanya menjadi PNS. Sekarang,
siapa saja bisa selama hasil tes bagus dan memenuhi syarat dari formasi yang
dilamar.
4. Transparansi terhadap APBN, hal ini menjadi tindak lanjut dari kasus korupsi
terhadap dana APBN yang berlarut-larut. Sehingga dengan mencantumkan
APBN dan laporan rutinnya secara berkala, masyarakat dan semua pihak bisa
menjadi pengawas dan audit terhadap penggunaan APBN.
5. Dibentuknya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang menanggulangi
pelaku korupsi di pemerintahan baik daerah maupun pusat. Harapannya dengan
adanya KPK kasus korupsi di Indonesia menurun dan di masa mendatang
generasi muda bahkan tidak kenal apa itu istilah “korupsi”.
6. Dihapusnya status karyawan honorer di sejumlah instansi dan lembaga
pemerintahan, terutama kampus dan sekolah. Sehingga di masa mendatang
tidak ada lagi guru yang sebulan hanya menerima gaji Rp 200 ribu saja atau
dosen yang hanya menerima gaji Rp 700 ribu sebulan. Semua diangkat menjadi
PPPK jika lolos seleksi, sehingga sampai usia pensiun mendapatkan gaji dan
tunjangan yang layak.
E. Simpulan
Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang
solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencenggahan korupsi
baik secara politik maupun secara administrative menjalankan disiplin anggaran
serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Good governance adalah semua unsur dalam pemerintahan bisa bergerak secara
sinergis, tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat, serta
terbebas dari Gerakan-gerakan anarkis yang bisa menghambat proses dan laju
pembangunan. Karakteristik atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan
dalam praktik penyelenggaraan good governance meliputi; partisipasi
(participation), aturan hukum (rule of law), transparansi(transparency), daya
tanggap (responsiveness), berorientasi konsensus (consensus orientation), efektif
dan efisien (effectivieness and efficiency), visi strategis (strategic holders).
Penerapan good governance di Indonesia ini sudah mulai terlihat perubhanya,
namun masih ada kendala-kendala dalam penerapanya.
DAFTAR PUSTAKA
Muh. Herwin Wijaya,”Transparasi Pemanfaatan Ongkos Naik
Haji (ONH) di Kantor Kementrian Agama Kota
Makassar”,Skripsi, (Makassar:Website,2015),hlm.7.
Admin Prokomsetda ,”Pengertian,Prinsip, dan Penerapan Good
Governance di Indonesia”
https://prokomsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detai
l/artikel/pengertian-prinsip-dan-penerapan-good-
governance-di-indonesia-99(Diakses tanggal 25
Oktober 2022,pukul 12.22 Wib.)
https://dpmpt.kulonprogokab.go.id/detil/507/good-
governance
Yusuf Abdhul,”Good Governance: Pengertian, Prinsip dan
Faktor Kunci” https://deepublishstore.com/good-
governance/ (Diakses tanggal 25 Oktober 2022,pukul
13.25Wib.
Weny A. Dungga,Abdul Hamid Tome, Apriyanto
Moha,”Penerapan Prinsip Good Governance Dalam
Tata Kelola Pemerintahan Desa di Kecamatan Telaga
Jaya Kabopaten Gorontalo”,(Gorontalo: Jurnal Ilmu
Hukum,No.1,Vol.11,2017),hlm.13-14.