Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PEMBELAJARAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI Q.S AN-NASRN KELAS
III SD SWASTA ISLAM DARUL HUFFAZH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Dosen Modul PTK Pendidikan
Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan Tahun Anggaran 2022

Disusun Oleh:
SUDIRMAN, S.Pd

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY


PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan harmonisasi dari sistem kegiatan pengajaran yang
terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain,
yaitu kegiatan mengajar oleh guru dan kegiatan belajar oleh siswa. Di dalamnya
terdapat proses interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun
siswa dengan sumber belajar.
Dalam proses pembelajaran di sekolah akan melibatkan berbagai faktor
yang saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan antara lain: tujuan yang
hendak dicapai, guru sebagai pengajar, motivasi belajar siswa, materi
pembelajaran, metode, alat dan media dalam pembelajaran serta strategi
pembelajaran yang tepat.
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan, termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.1
Dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat maka nilai dan prestasi
siswa diharapkan mendapat hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan dari sudut
proses, sebuah pembelajaran harus memiliki model dan sumber belajar yang pas
dengan bidang studi yang diajarkan, dan memiliki kesesuaian antara peserta didik
dengan guru yang mendidik.
Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui
interaksi belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang memperngaruhi berhasil

1
Masitoh , Laksmi Dewi. Buku Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, 2009) hal.37

1
2

tidaknya proses belajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip- prinsip
belajar disamping menguasai materi yang diajarkan.2 Yang tidak kalah pentingnya
adalah mendesaknya kebutuhan untuk meningkatkan guru. Hal ini penting sekali
dilakukan. Mengingat guru guru sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah
yang memiliki peran vital dalam proses pembelajaran sebagai fasilitator peserta
didik.3
Guru merupakan suatu profesi, berarti suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di
luar bidang pendidikan. Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta
menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan peserta didik
serta dapat melakukan perbaikan dan pengembangan. Seiring dengan kemajuan
teknologi informasi yang telah demikian pesat, guru tidak lagi hanya bertindak
sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator,
motivator dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian,
keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada
penguasaan prinsip mengajar saja. potensi peserta didik.4 Karena tugasnya
mengajar, maka dia harus mempunyai wewenang mengajar berdasarkan
kualifikasi sebagai tenaga pengajar.5
Pembelajaran PAI di sekolah saat ini memang membahas materi keagamaan
terkait ibadah, muamalah dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Namun
kekeliruan yang terjadi saat ini yaitu siswa dalam belajar PAI lebih menekankan
pada menghafal konsep, sehingga kurang memahami penerapan konsep-konsep
dalam pembelajaran PAI. Kurangnya sarana dan pra-sarana penunjang
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga membutuhkan
waktu yang lama untuk mendapatkan gambar / konsep yang diharapkan.
Disamping itu guru dalam mengajar kurang menggunakan media pembelajaran

2
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), hal.
33
3
Moh. Padil, Angga Teguh Prasetyo, Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner, (Malang: UIN Maliki
Press, 2011), hal. 42
4
2 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hal. 15-16
5
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 9
3

yang menarik dan bervariasi, sehingga tujuan belajar yang di-harapkan tidak
optimal, dapat dilihat pada hasil belajar yang rendah, sehingga pembelajaran
kurang efektif .
Pembelajaran yang kurang menarik dan bervariasi membuat siswa kurang
tertarik kepada pelajaran. Gaya mengajar yang kurang melibatkan siswa membuat
siswa kurang aktif dalam kelas. Hal ini dapat menurunkan motivasi dan semangat
belajar siswa dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan yang telah terindentifikasi diperlukan upaya
untuk mengatasi permasalahan belajar siswa, dengan menerapkan pembelajaran
aktif sekaligus menyenangkan. Potensi belajar pada siswa yang masih senang
bermain akan dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan jumlah siswa yang
belum tuntas belajar PAI. Sesuai dengan kesulitan belajar siswa yang telah
teridentifikasi, maka akan ditempuh model pembelajaran yang dapat membantu
siswa menguasai konsep, sekaligus membuat siswa belajar yang menyenangkan.
Dalam penelitian ini model yang akan digunakan examples non examples dengan
bantuan power point, gambar dan Video. Pembelajaran model examples non
examples dapat meningkatkan pemahaman konsep PAI sehingga hasil belajar
siswa meningkat, maka peneliti akan melakukan penelitan yang berjudul
“Pembelajaran Model Examples Non Examples Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Materi Q.S An-NasrnKelas IV SD Swasta IT Rabbani”

B. Rumusan Masalah
Apakah model pembelajaran examples non examples dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam materi Q.S An-NasrnKelas IV SD Swasta IT Rabbani?

C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran
examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya materi
Q.S An-NasrnKelas III SD Swasta Islam Darul Huffazh

D. Manfaat
4

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:


1. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam
merancang model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan tingkat
pemahaman dan hasil belajar siswa.
2. Bagi siswa
Bagi siswa, diharapkan penelitian ini akan meningkatkan pemahaman dan
hasil belajar siswa terhadap materi Q.S An-NasrnKelas III SD Swasta Islam Darul
Huffazh
3. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif dan
menjadi motivasi bagi sekolah untuk mendorong penelitian-penelitian lainnya
dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan
H0 : Model Examples Non Examples tidak dapat meningkatkan hasil
belajar materi Q.S An-Nasrnkelas III SD SWASTA ISLAM DARUL
HUFFAZHtahun ajaran 2022-2023.
H1 : Model Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar
materi materi Q.S An-Nasrnkelas III SD SWASTA ISLAM DARUL
HUFFAZHtahun ajaran 2022-2023.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kegiatan Belajar
Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh
siswa untuk mencapai tujuan. Slameto dalam Syaiful Bahri Djamarah mengatakan
bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.6
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru akibat dari
pengalaman dan latihan”.
Perubahan tingkah laku dalam belajar itu diperoleh melalui pengalaman
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya seperti yang dikemukakan oleh
Slameto berikut ini: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya”.7

6
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2008) hal 13.
7
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta 2013), hal 2
6

2. Model Examples Non Example


a) Pengertian Model Example Non Example
Example non example merupakan metode pembelajaran yang menggunakan
gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran. Metode ini
bertujuan mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dengan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang termuat dalam contoh- contoh gambar yang
disajikan.8 Berpikir kritis memungkinkan peserta didik untuk menemukan
kebenaran di tengah suatu kejadian dan informasi yang mengelilingi mereka
setiap hari.9
Penggunaan media gambar dirancang agar peserta didik dapat menganalisis
gambar tersebut untuk kemudian dideskripsikan secara singkat perihal isi dari
sebuah gambar.Dengan demikian, metode ini menekankan pada konteks analisis
peserta didik. Gambar yang digunakan dalam strategi ini dapat ditampilkan
melalui OHP, proyektor, atau yang paling sederhana, yaitu poster. Gambar ini
haruslah jelas terlihat meski dari jarak jauh, sehingga peserta didik yang berada di
bangku belakang dapat juga melihatnya dengan jelas.
Menurut Buehl, metode example non example melibatkan peserta didik
untuk :
1) Menggunakan sebuah contoh untuk memperluas pemahaman sebuah
konsep dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
2) Melakukan proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka
membangun konsep secara progresif melalui pengalaman langsung
terhadap contoh- contoh yang mereka pelajari.
3) Mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan
mempertimbangkan non-example yang dimungkinkan masih memiliki
karakteristik konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.10

8
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hal. 234
9
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan kegiatan belajar mengajar
mengasyikkan dan bermakna, (Bandung: Kaifa, 2014), hal. 185
10
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan
Paradigmatis… hal. 235
7

Pembelajaran kepakaan peserta didik terhadap permasalahan yang ada


disekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar- gambar/ foto/ kasus
yang bermuatan masalah. Peserta didik diarahkan untuk mengidentifikasi
masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan
masalah yang paling efektif, serta melalukan tindak lanjut.11
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Example Non
Example metode pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai contoh atau
bukan contoh yang disajikan dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk
dapat menganalisis serta berpikir kritis dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat mengeluarkan
argumentasi terkait hasil analisisnya dan mengharapkan agar pembelajaran lebih
bermakna serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan yang sesungguhnya.

b) Langkah-langkah Model Example Non Example


Model pembelajaran Example Non Example sesuai dengan pendapat Agus
Suprijono dapat dilakukan dengan 7 langkah utama, adapun 7 langkah dalam
menerapkan model Example Non Example adalah sebagai berikut:12
1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar
yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan kompetensi
dasar.
2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD
atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan
ini, guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan
gambar yang telah dibuat dan sekaligus pembentukan kelompok siswa.

11
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual:Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2010), hal. 61
12
Jumanta Hamadayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2014), 99-100.
8

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik


untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan
menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detil gambar
dapat difahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi
jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.
4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari
analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan
akan lebih baik jika disediakan guru.
5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Siswa
dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan
kelompok masing-masing.
6) Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah
memahami hasil dari analisis yang dilakukan siswa, maka guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaranyang ingin dicapai.
7) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Dalam suatu pembelajaran, seorang pendidik pasti memiliki langkah-
langkah sebelum memulai pembelajaran di kelas. Hal tersebut dilakukan agar
supaya pembelajaran yang dilakukan lebih sistematis dan teratur. Oleh karena itu,
dengan langkah-langkah strategi pembelajaran example non example dapat
disimpulkan, siswa dituntut agar dapat belajar mandiri dengan cara menganalisis
gambar dan bertukar informasi dengan teman kelompoknya. Kemudian, siswa
mempresentasikan hasil diskusinya dihadapan guru dan teman-temannya. Serta
siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama.

c) Kelebihan dan Kekurangan Metode Example Non Example


Setiap metode yang diterapkan dalam sebuah pembelajaran memiliki
kelebihan dan kekurangan. Karenanya dalam memilih sebuah metode yang akan
diterapkan dalam pembelajaran, guru harus memperhatikan kelebihan dan
kekurangan metode tersebut. Pemilihan yang terbaik adalah mencari titik
9

kekurangan atau kelemahan suatu metode, untuk kemudian dicarikan alternative


pilihan metode lain yang dapat menutupi kelemahan metode tersebut. Disamping
itu, pendidik juga perlu melakukan evaluasi dari waktu ke waktu sejauh mana
tingkat keefektifan setelah metode diterapkan apakah sesuai dengan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar) atau tidak.
Mengetahui batas-batas kelebihan dan kekurangan sebuah metode akan
memudahkan dalam merumuskan kesimpulan mengenai hasil penilaian atau
pencapaian tujuan dalam pembelajaran itu. Metode Example Non Example
disamping memiliki banyak kelebihan karena metode ini merupakan metode yang
mengacu keaktifan mental peserta didik, juga memiliki kekurangan. Diantara
kelebihan dan kekurangan metode Example Non Example adalah:
Kelebihan metode Example Non Example adalah :
1) Melatih peserta didik menjadi pemimpin, berani menyampaikan
gagasan yang telah didiskusikan di depan kelas.
2) Peserta didik lebih mencurahkan perhatian dan aktif dalam
pelajaran.
3) Peserta didik lebih kritis dalam menganalisis gambar
4) Peserta didik mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh
gambar.
5) Melatih kekompakan dalam sebuah tim, sehingga mendapatkan
hasil diskusi yang baik.
Kekurangan metode Example Non Example adalah:
1) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2) Tidak semua peserta didik berani mengemukakan pendapatnya.
Dengan demikian waktu dapat terbuang karena saling
menunggu atau terpakai oleh guru yang terpaksa harus
mendorong-dorong agar peserta didik berani menyampaikan
pendapatnya atau hasil diskusinya.
3) Rasa permusuhan “kelompok-isme” merasa bahwa dirinya atau
kelompoknya lebih pandai dan serba tahu, menganggap orang
lain atau kelompok lain yang menentang pendapatnya sebagai
10

saingan. Bahkan dikhawatirkan akan timbul rasa permusuhan


apabila pendapatnya bertentangan oleh kelompok lain.
4) Dalam diskusi atau menyampaikan pertanyaan biasanya
didominasi oleh peserta didik yang berani atau yang biasa
berbicara. Murid-murid yang pemalu dan pendiam biasanya
tidak menggunakan kesempatan itu untuk berbicara.
5) Memakan waktu yang lama. Dalam berdiskusi yang mendalam
memerlukanwaktu yang lama. Peserta didik tidak boleh merasa
dikejar-kejar waktu selama berdiskusi. Perasaan dibatasi waktu
hanya akan menimbulkan kedangkalan diskusi yang hasilnya
tidak bermanfaat.13

3. Materi Surah An-Nasr (110)


1. Mengenal Surah An-Nasr
Surat an-Nasr adalah surat yang ke-110 dalam Al-Qur’an. Surat An-Nasr terdiri
dari 3 ayat diturunkan sesudah surat At-Taubah. Surat An-Nasr tergolong surat
Madaniyah karena diturunkan sesudah Nabi Hijrah ke Madinah. Nama An-Nasr
diambil dari kata yang ada pada ayat pertama. Kata An-Nasr artinya
pertolongan.14 Surat An-Nasr memberi tahukan kepada kita bahwa pertolongan
Allah akan datang dan Islam akan mendapat kemenangan. Allah memerintahkan
agar bertasbih dan memuji-Nya serta memohon ampun kepada Allah disaat
terjadi peristiwa yang menggembirakan.

1. 2. BACAAN SURAH An-Nasr


Surah an-Nasr termasuk surah madaniyah karena diturunkan setelah Nabi
Muhammad saw. hijrah ke Madinah. An-Nasr berarti pertolong-an. Hal itu sesuai
dengan kandungannya yang menjelaskan tentang pertolongan Allah Swt. kepada
umat Islam.
Surah an-Nasr menceritakan tentang peristiwa Fathu Makkah. Arti Fathu
Makkah adalah penaklukan Kota Mekah. Pada waktu itu, Kota Mekah di kuasai
oleh orang kafir Quraisy. Mereka melarang Nabi dan umat Islam masuk ke Kota

13
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Badung: Pustaka Setia, 2011), hal 97.
14
Muhammad Fauzi A.G, Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti (Bandung: Grafindo Media
Pretama, 2018).
11

Mekah.15
Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin memasuki Kota Mekah dengan
damai. Nabi Muhammad saw. mengajak semua orang Mekah untuk mengikuti
ajaran Islam dan melarang mereka menyembah berhala.
Penduduk Kota Mekah menerima ajakan Rasulullah saw. dengan suka rela.
Terbukalah Kota Mekah bagi kaum muslimin. Sejak saat itu, umat Islam
mendapat kebebasan untuk menunaikan ibadah haji. Umat Islam tidak takut lagi
dengan orang-orang kafir.
Nah, setelah mengetahui sejarah dari Surah an-Nasr, mari kita teruskan dengan
membaca Surah an-Nasr dengan makhraj yang benar. Sebelum membacanya, kita
awali dengan bacaan taawuz dan basmalah.

Artinya:
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
2. dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah
3. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan
kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
Ketika membaca kalimat-kalimat dalam Surah an-Nasr, kita perlu
memperhatikan makhraj dan tajwid. Makhraj adalah tempat keluarnya huruf
hijaiah, sedangkan tajwid adalah cara membaca kalimat yang berharakat, apakah
dibaca panjang atau pendek, apakah dibaca terang atau mendengung. Untuk itu,
perhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini.
1. Memperhatikan bacaan qalqalah
2. Melafalkan huruf sad ( ) berbeda dengan melafalkan huruf sin ( ). Huruf
sad membacanya dengan bibir agak ke depan, seperti hendak bersiul.
3. Panjang pendeknya juga harus diperhatikan, seperti ketika membaca
Coba baca ayat berikut dengan makhraj dan tajwid yang benar!

15
Ibid.
12

4.1.2 Menulis kalimat-kalimat dalam Q.S. an-Nasr dan Q.S. al-Kausar dengan
benar

Perhatikan ayat pertama dari Surah an-Nasr berikut ini!


Perhatikan bentuk perubahan hurufnya ketika ditulis bersambung!

Mari berlatih menulis Surah an-Nasr berikut ini!


Ayat 1

Lanjutkan latihan menulis ayat yang kedua dan ketiga dengan cara sebagaimana
di atas.
Berlatihlah sampai tulisanmu benar!
2. Pesan Pokok Surah An-Nasr16
Surah an-Nasr termasuk surah madaniyah karena diturunkan setelah Nabi
Muhammad saw. hijrah ke Madinah. An-Nasr berarti pertolong-an. Hal itu sesuai
dengan kandungannya yang menjelaskan tentang pertolongan Allah Swt. kepada
umat Islam.

Surah an-Nasr menceritakan tentang peristiwa Fathu Makkah. Arti Fathu Makkah
adalah penaklukan Kota Mekah. Pada waktu itu, Kota Mekah di kuasai oleh orang
kafir Quraisy. Mereka melarang Nabi dan umat Islam masuk ke Kota Mekah

Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin memasuki Kota Mekah dengan damai.
Nabi Muhammad saw. mengajak semua orang Mekah untuk mengikuti ajaran
Islam dan melarang mereka menyembah berhala.

Penduduk Kota Mekah menerima ajakan Rasulullah saw. dengan suka rela.
Terbukalah Kota Mekah bagi kaum muslimin. Sejak saat itu, umat Islam

16
Ibid.
13

mendapat kebebasan untuk menunaikan ibadah haji. Umat Islam tidak takut lagi
dengan orang-orang kafir.

Adapun Pesan-pesan pokok surah An-nasr ( 110 )

1. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw, untuk mengigat


kembali tentang pertolongan – pertolongan Allah Swt, Kepadanya dan
Kaum Muslimin
2. Mengambarkan Perjalanan umat islam yang semula berjumlah sedikit
kemudian bertambah banyak
3. Menerangkan cara bersyukur kepada Allah Swt, ketika menerima
Nikmatnya

4. Hasil belajar
a) Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam intekasi dengan lingkungannya. Perubahan
yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena
itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan
dalam arti belajar.17
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) sendiri
yaitu menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam konteks
demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar peserta
didik sesuai dengan tujuan pengajaran.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai
potensi perilaku kejiwaan yang dapat di didik dan diubah perilakunya yang
meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar mengusahakan

17
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),
hal. 2
14

perubahan perilaku dalam domain-domain tersebut sehingga hasil belajar


merupakan perubahan perilaku dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik.18
Ada dua indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan
proses belajar mengajar. Pertama, daya serap terhadap bahan pelajaran yang
diajarkan agar mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
Kedua, perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran yang telah dicapai
peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.
Sedangkan beberapa penilaian yang dapat digunakan untuk melihat tingkat
keberhasilan belajar peserta didik, sekaligus mengetahui tingkat keberhasilan
mengajar guru itu sendiri adalah istimewa atau maksimal, baik sekali atau
optimal, baik atau minimal, dan kurang. Nilai istimewa diberikan apabila seluruh
bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai peserta didik. Nilai baik sekali
diberikan apabila sebagian besar bahan pelajaran yang diajarkannya dapat
dikuasai peserta didik (85% sampai 94%). Nilai baik minimal diberikan apabila
bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% sampai dengan 84% yang dikuasai
peserta didik. Sedangkan nilai kurang diberikan apabila bahan pelajaran yang
diajarkannya kurang dari 75% yang bisa dikuasai peserta didik.19

b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar


Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat
dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dari dalam diri manusia yang
belajar, yang disebut sebagai faktor internal, dan faktor yang bersumber dari luar
diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor eksternal.
1) Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor biologis, dan faktor
psikologis. Yang dapat dikategorikan sebagai faktor biologis
adalah usia, kematangan, dan kesehatan, sedangkan yang dapat
dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan,
suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar.
18
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 54
19
Jamal ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan
Menyenangkan), (Yogyakarta: Diva Press, 2014), hal. 27-28
15

2) Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang


belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua juga, yaitu faktor
manusia (human) dan faktor non manusia seperti alam, benda,
hewan, dan lingkungan fisik.20

B. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan penelitian terdahulu yang
menerapkan metode Examples and Examples, berikut beberapa penelitian
terdahulu yang menggunakan metode Examples and Examples.
Penelitian tentang metode Examples and Examples ini pernah dilakukan
oleh Eva Siti Faridah dalam penelitiannya yang berjudul Metode Examples Non
Examples Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPIT Al-Fikri Depok.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil prestasi setelah pembelajaran
menggunakan metode Examples Non Examples, prestasi belajar siswa meningkat
setiap siklusnya. Dilihat dari hasil angket para siswa pada siklus ke-1 sebesar
72,73 dan siklus ke-2 83,84%, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode
examples non examples meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 11,11%.
Pada siklus I hasil observasi kegiatan siswa pada mata pelajaran PAI telah
mencapai 66,38%, sedangkan pada siklus II telah mencapai 89,29%. Sehingga,
dapat disimpulkan antara siklus I dengan siklus II mengalami peningkatan
sebanyak 22,91%.21
Rapiah dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Pai
Tema Bersih Itu Sehat Melalui Model Pembelajaran Example Non Example Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada tema
Bersih itu Sehat dimana aktivitas siswa Siklus I pertemuan 1 berada pada kategori
cukup yaitu 42%, meningkat pada pertemuan 2 dengan kategori baik yaitu 63%.

20
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
1990), hal. 21
21
Eva Siti Faridah, “Metode Examples Non Examples Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
SMPIT Al-Fikri Depok,” Dirosah Islamiyah 3, no. 1 (2021): 63–77.
16

Pada siklus II pertemuan 1 masih berada pada kategori baik yaitu 80%, meningkat
pada pertemuan 2 dengan kategori sangat baik yaitu 86%. Persentase ketuntasan
hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1 rata-rata 64 dengan ketuntasan 64%,
mengalami peningkatan pertemuan 2 rata-rata 67 dengan ketuntasan 73%. Pada
siklus II siklus I pertemuan 1 rata-rata 76 dengan ketuntasan 82%, mengalami
peningkatan pertemuan 2 rata-rata 85 dengan ketuntasan 91%.22
Natalia Desi dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Example Non-Example Untuk Meningkatkan Minat Dan Prestasi
Belajar Sejarah Siswa Kelas X Smk Negeri 2 Depok. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa
dilihat dari skor rata-rata. (1) Skor rata-rata minat keadaan awal 68, dan
meningkat pada siklus II skor rata-rata pada minat 76. (2) terjadi peningkatan
prestasi belajar sejarah ditujukkan pada nilai rata-rata keadaan awal prestasi yaitu,
nilai rata-rata 65 pada siklus I meningkat menjadi 77 dan pada siklus dua
meningkat dengan nilai rata-rata 84. Dari segi kriteria ketuntasan Minimal (KKM)
pada keadaan awal siswa yang mencapai KKM sebesar 25%, pada siklus I
meningkat menjadi 65% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi
100%.23
Tabel 2. Perbandingan Penelitian
Nama Peneliti dan Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1 2 3
01 Eva Siti Faridah dalam 1. Sama-sama 1. Sekolah yang
penelitiannya yang berjudul menggunakan diteliti berbeda.
Metode Examples Non Examples metode 2. Lokasi
Dalam Meningkatkan Prestasi pembelajaran penelitian berbeda
Belajar Siswa SMPIT Al-Fikri Examples Non

22
RAPIAH, “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI TEMA BERSIH ITU SEHAT MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE,” Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN
Palangka Raya 1, no. 1 (2021): 1482.
23
Natalia Desi, “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK
MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 DEPOK”
(UNIVERSITAS SANATA DHARMA, 2018).
17

Depok. Examples
02 Rapiah dalam penelitiannya 1. Sama-sama 1. Materi yang
yang berjudul Peningkatan Hasil menggunakan diteliti berbeda
Belajar Pai Tema Bersih Itu metode 2. Sekolah yang
Sehat Melalui Model pembelajaran diteliti berbeda.
Pembelajaran Example Non Examples Non 3. Lokasi
Example Examples penelitian berbeda
03 Desi dalam penelitiannya yang 1. Sama-sama 1. Sekolah yang
berjudul Penerapan Model menggunakan diteliti berbeda.
Pembelajaran Example Non- metode 2. Lokasi
Example pembelajaran penelitian berbeda
Examples Non
Examples
18

C. Kerangka Pemikiran
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas pada lingkungan sekolah-sekolah
sering kita temui adanya beberapa masalah. Para peserta didik mempunyai
sejumlah pengetahuan yang pada umumnya diterima dari guru sebagai informasi
dan mereka tidak dibiasakan untuk mencoba membangun pemahamannya sendiri
sehingga pengetahuan hasil pembelajaran menjadi kurang bermakna dan
akibatnya pengetahuan mudah terlupakan oleh ingatan peserta didik.
Pengajaran mata pelajaran PAI kelas III SD SWASTA ISLAM DARUL
HUFFAZHmasih belum dilaksanakan secara optimal. PAI diajarkan dengan
menggunakan metode dan media yang sederhana, sehingga peserta didik kurang
tertarik untuk mempelajari PAI. Maka dari itu, mengingat pentingnya mempelajari
PAI, peneliti tertarik untuk mengenalkan tentang kegiatan belajar mengajar PAI
menggunakan metode examples non examples yang kiranya bisa membuat peserta
didik untuk tertarik belajar PAI. Secara grafis, pemikiran yang dilakukan oleh
peneliti dapat digambarkan dengan bentuk diagram sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

a. Pembelajaran IPA kurang variatif, alat bantu peraga yang dapat


memperjelas materi jarang digunakan.
b. Metode yang digunakan masih sederhana.
c. Peserta didik kurang aktif.
d. Siswa tidak tertarik mempelajari materi.
e. Nilai tidak memuaskan.

Penerapan metode examples non examples

a. Hasil belajar meningkat


b. Peserta didik aktif
c. Peserta didik tertarik mempelajari materi
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Swasta Islam Darul Huffazh Jl. Engkeran-Salim
Pipit Kecamatan Tanoh Alas Kabupaten Aceh Tenggara.

B. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2022/2023. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yang dimulai pada
bulan Januari 2023 sampai bulan Maret 2023.

C. Pelaksanaan Penelitian (Siklus Penelitian)


Penelitian ini akan dilaksanakan 2 siklus, dimana antara siklus I dengan
siklus II merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan. Ini berarti
pelaksanaan tindakan siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari
pelaksanaan tindakan siklus I. Prosedur tindakan yang akan dilakukan mengikuti
model “Kemmis and MC. Taggart” yang terdiri atas 4 komponen, yaitu : (1)
perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan

18
19

a) Siklus I
 Perencanaan Tindakan (Planing)
1) Menentukan tujuan pembelajaran
2) Mempersiapkan materi iman kepada malaikat allah
3) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
4) Menyiapkan media pembelajaran
5) Menyiapakan lembar kerja peserta didik
6) Menyiapkan post tes siklus I
7) Menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan aktifitas
peserta didik.
 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yang dimaksudkan adalah melaksanakan
pembelajaran materi iman kepada malaikat Allah dengan rancangan
pembelajaran. Rencana tindakan dalam proses pembelajaran ini adalah
sebagai berikut:
1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
model examples non examples pada mata pelajaran PAI
materi Q.S An-Nasr peserta didik kelas III SD Swasta Islam
Darul Huffazh
2) Peneliti memberi tes penempatan pada kegiatan pra tindakan
dan tes akhir pada setiap siklus dalam kegiatan belajar
mengajar.
20

 Observasi
Kegiatan observasi adalah mengamati aktifitas peserta didik selama
pembelajaran berlangsung maupun aktifitas peneliti dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.
Pada saat melakukan observasi yang diamati adalah aktivitas seluruh
peserta didik kelas III selama pembelajaran PAI materi Q.S An-Nasr di
dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disediakan, dan mencatat hal-hal atau peristiwa yang terjadi di dalam
kelas. Dalam pelaksanaan observasi dibantu oleh teman sejawat dan
seorang guru kelas III SD Swasta Islam Darul Huffazh
 Refleksi
Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus I. Tujuan dan kegiatan
yang dilakukan antara lain:
1) Menganlisa tindakan siklus I
2) Mengevaluasi hasil dari tindakan siklus I
3) Melakukan pemaknaan dan penyimpulan data yang
diperoleh.

b) Siklus II
 Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan dalam siklus II ini disusun berdasarkan hasil
perbaikan pada siklus I. rancangan tindakan ini disusun dengan
mencakup beberapa antara lain:
1) Menentukan tujuan pembelajaran
2) Mempersiapkan materi pembelajaran
3) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
4) Menyiapkan media pembelajaran
5) Menyiapakan lembar kerja peserta didik
6) Menyiapkan post tes siklus II
7) Menyiapkan lembar observasi aktifitas guru dan aktifitas
peserta didik.
21

 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan
pelaksanaan tindakan yang dilakukan berdasarkan siklus I, mulai dari
kegiatan menyampaikan tujuan, penyampaian materi, pembagian
kelompok sampai kegiatan evaluasi.
 Observasi
Kegiatan observasi ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan siklus II, sikap peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran.
 Refleksi
Tahap ini merupakan tahapan dimana peneliti melakukan
introspeksi diri terhadap tindakan pembelajaran dan penelitian yang
dilakukan. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya
implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi inilah
suatu perbaikan tindakan selanjutnya di tentukan. Kegiatan dalam tahap
ini adalah:
1) Menganalisa hasil pekerjaan peserta didik.
2) Menganalisa hasil wawancara.
3) Menganalisa lembar observasi peserta didik.
4) Menganalisa lembar observasi penelitian.
Hasil analisa tersebut, peneliti melakukan refleksi yang akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang telah di
tetapkan tercapai atau belum. Jika sudah tercapai dan telah berhasil
maka siklus tindakan berhenti. Tetapi sebaliknya jika belum berhasil
pada siklus tindakan tersebut, maka peneliti mengulang siklus tindakan
dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada tindakan berikutnya
sampai berhasil sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Secara umum, tahap-tahap penelitian tindakan siklus II sama
dengan siklus I. Hanya yang membedakan adalah perbaikan-perbaikan
rancangan pembelajaran berdasarkan tindakan pada siklus I yang dirasa
kurang maksimal.
22

Penelitian ini dilakukan maksimal sampai siklus 3, hal ini


dikarenakan waktu yang terbatas. Jika setelah siklus 1 sudah
menunjukkan keberhasilan maka penelitian diselesaikan pada siklus 1.
Jika dari hasil analisis dan refleksi, indikator keberhasilan pada siklus 1
belum tercapai, maka dirancang kembali rencana perbaikan yang akan
dilaksanakan pada siklus 2 dengan tahapan kegiatan yang sama dengan
siklus 1 dengan tambahan upaya untuk mengurangi kekurangan di
siklus 1. Penelitian dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya (siklus 3),
jika hasil siklus 2 juga belum memuaskan.
Daftar Pustaka

Masitoh , Laksmi Dewi. 2009 Buku Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Direktorat


Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI).

Hamalik Oemar, 2010 Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo).
Padil Moh., Angga Teguh Prasetyo, 2011 Strategi Pengelolaan SD/MI Visioner,
(Malang: UIN Maliki Press).

Uno Hamzah B, 2008 Profesi Kependidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara).


Hamalik Oemar, 2007, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara).

Djamarah Syaiful Bahri, 2008, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta).

Slameto, 2013 Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta:


Rineka Cipta).
Huda Miftahul, 2013 Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu
Metodis dan Paradigmatis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
Johnson Elaine B., 2014 Contextual Teaching and Learning: Menjadikan
kegiatan belajar mengajar mengasyikkan dan bermakna, (Bandung:
Kaifa).

Komalasari Kokom,2010 Pembelajaran Kontekstual:Konsep dan Aplikasi,


(Bandung: PT. Refika Aditama).

Hamdani, 2011 Strategi Belajar Mengajar, (Badung: Pustaka Setia).


Munawwir Ahmad Warson, 1997 Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia,
(Surabaya: Pustaka Progressif).
Labib dan Maftuh Ahnan, TT Tuntunan Shalat Lengkap, (Surabaya: Bintang
Usaha Jaya).

Supardi Moh. Masrun, Dkk, 2016 Senang Belajar Agama Islam dan Budi Pekerti
untuk SD Kelas IV, (Jakarta: Penerbit Erlangga).
Jawas Yazid bin Abdul Qadir, 2009 Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah,
Terj: Tim Pustaka Imam Syafi’I, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i).

23
24

Al Arif Ahmad Adib, 2009 Akidah Akhlak untuk Siswa Kelas VII Madrasah
Tsanawiyah, (Semarang: Aneka Ilmu)
Barizi Ahmad, 2004, Malaikat diantara Kita Pandangan Muhammad Abduh
tentang Dunia Malaikat, Diterjemahkan oleh A. Bakir Ihsan, (Jakarta:
Hikmah PT Mizan Publika).

Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT


Rineka Cipta)

Purwanto, 2009, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Asmani Jamal ma’murni, 2014 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,


Kreatif, dan Menyenangkan), (Yogyakarta: Diva Press)

Arikunto Suharsimi, 1990, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta :


PT Rineka Cipta).

A.G, Muhammad Fauzi. Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti. Bandung:
Grafindo Media Pretama, 2018.
Desi, Natalia. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-
EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI
BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 DEPOK.”
UNIVERSITAS SANATA DHARMA, 2018.
Faridah, Eva Siti. “Metode Examples Non Examples Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa SMPIT Al-Fikri Depok.” Dirosah Islamiyah 3, no. 1
(2021): 63–77.
RAPIAH. “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI TEMA BERSIH ITU
SEHAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON
EXAMPLE.” Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka
Raya 1, no. 1 (2021): 1482.
A.G, Muhammad Fauzi. Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti. Bandung:
Grafindo Media Pretama, 2018.
Desi, Natalia. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-
EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI
BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 DEPOK.”
UNIVERSITAS SANATA DHARMA, 2018.
Faridah, Eva Siti. “Metode Examples Non Examples Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa SMPIT Al-Fikri Depok.” Dirosah Islamiyah 3, no. 1
(2021): 63–77.
RAPIAH. “PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI TEMA BERSIH ITU
SEHAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON
EXAMPLE.” Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka
Raya 1, no. 1 (2021): 1482.

Anda mungkin juga menyukai