Anda di halaman 1dari 13

HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DAN

STOIKIOMETRI

KOMPETENSI DASAR

3.8 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif, persamaan kimia, konsep
mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia

4.8 Menganalisis data hasil percobaan menggunakan hukum-hukum dasar kimia kuantitatif

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan mampu:

1. menyetarakan persamaan reaksi


2. menerapkan hokum-hukum dasar kimia unstuck menyelesaikan perhitungan kimia
3. mengonvensi jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volume zat
4. menentukan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa
5. menentukan kadar zat dalam senyawa
6. menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
7. menentukan rumus garam hidrat suatu senyawa

Selasa, 22 Maret 2022

A. PENDAHULUAN
Kimia itu apa sih? Mengapa Kimia itu perlu dipelajari? Mungkin pertanyaan itu pertanyaan sepele,
ya. kalian akan cinta pada Kimia jika mengerti bagaimana dan untuk apa Kimia dipelajari. Itulah
sebabnya, para ilmuwan Kimia berhasil menorehkan sejarah di kancah pendidikan dunia. Lahirnya
ilmu Kimia tidak lepas dari seseorang yang telah mendedikasikan hidupnya di laboratorium selama
bertahun-tahun, sebut saja Avogadro, Proust, Lavoisier, dan masih banyak lainnya. Mereka dikenal
sebagai peletak hukum dasar Kimia.
B. PERSAMAAN REAKSI KIMIA

Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia, yang terdiri atas rumus kimia zat-zat pereaksi dan
zat-zat hasil reaksi disertai koefisien dan fasa masing-masing.
Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi) menjadi zat baru (produk). Sebagaimana telah
dikemukakan oleh John Dalton, jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah,
tetapi ikatan kimia di antaranya berubah. Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk
ikatan baru dalam produknya. Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi. Perubahan yang
terjadi dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus kimia zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Cara
pemaparan ini kita sebut dengan persamaan reaksi.

Hal-hal yang digambarkan dalam persamaan reaksi:


- rumus kimia zat-zat pereaksi (reaktan) di sebelah kiri anak panah dan zat-zat hasil reaksi
(produk) di sebelah kanan anak panah.
- Anak panah dibaca yang artinya “membentuk” atau “bereaksi menjadi”.
- Wujud atau keadaan zat-zat pereaksi dan hasil reaksi ada empat macam, yaitu:
1. gas (g),
2. cairan (liquid atau l),
3. zat padat (solid atau s) dan
4. larutan (aqueous atau aq).
- Bilangan yang mendahului rumus kimia zat-zat dalam persamaan reaksi disebut koefisien reaksi.
Koefisien reaksi diberikan untuk menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi.
Selain untuk menyetarakan persamaan reaksi, koefisien reaksi menyatakan perbandingan paling
sederhana dari partikel zat yang terlibat dalam reaksi.

Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air
sebagai berikut:

Pereaksi atau reaktan Hasil reaksi/produk

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l)

koefisien H2 = 2 koefisien O2 = 1 koefisien H2O = 2


Berdasarkan persamaan reaksi di atas, berarti 2 molekul hidrogen bereaksi dengan 1 molekul
oksigen membentuk 2 molekul H2O. Oleh karena itu sebaiknya dihindari koefisien pecahan karena
dapat memberi pengertian seolah-olah partikel materi (atom atau molekul) dapat dipecah.

Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam dua langkah sebagai berikut.
1. Menuliskan rumus kimia zat-zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan tentang
wujudnya.
2. Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai, sehingga jumlah atom ruas kiri sama dengan
jumlah atom ruas kanan.

Contoh

Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam aluminium yang bereaksi dengan
larutan asam sulfat membentuk larutan aluminium sulfat dan gas hidrogen!

Jawab:

Langkah 1 : Menuliskan persamaan reaksi.

Al(s) + H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + H2(g) (belum setara)

Jumlah atom di ruas kiri: Jumlah atom di ruas kanan:

Al = 1 Al = 2

H=2 H=2

S=1 S=3

O=4 O = 12

Langkah 2 : Meletakkan koefisien 2 di depan Al, sehingga jumlah atom Al di ruas kiri
menjadi 1 × 2 = 2 buah Al (setara dengan jumlah Al di ruas kanan).

Langkah 3 : Meletakkan koefisien 3 di depan H2SO4 , sehingga di ruas kiri jumlah atom H
menjadi 6, atom S menjadi 3, dan jumlah atom O menjadi 12.

Langkah 4 : Jumlah atom S dan O ruas kiri sudah sama dengan ruas kanan, sedangkan
atom H ruas kanan belum setara dengan ruas kiri.

Langkah 5 : Meletakkan koefisien 3 di depan H2, sehingga jumlah atom H ruas kanan
menjadi 6, setara dengan ruas kiri.

Persamaan reaksi menjadi setara:

2 Al(s) + 3 H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)

Karena Al2(SO4)3 tidak ditambah koefisien, berarti koefisien Al2(SO4)3 = 1


Latihan 1A

1. Tuliskan persamaan reaksi kimia lengkap dan setara untuk reaksi kimia berikut:
a. Larutan natrium hidroksida bereaksi dengan larutan asam klorida akan menghasilkan
larutan garam natrium klorida dan air
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
b. Logam besi direaksikan dengan asam sulfat akan membentuk larutan besi(III) sulfat dan
gas hidrogen
2Fe(s) + 3H2SO4(aq) → Fe2(SO4)3(aq) + 3H2(g)

2. Setarakan persamaan reaksi berikut:


a. H2(g) + O2(g) → H2O(l)
1
H2(g) + 2O2(g) → H2O(l)
Lalu semua koefisien dikali 2 agar bentuknya tidak pecahan
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)
b. Al(s) + HCl(aq) → AlCl3(aq) + H2(g)
3
Al(s) + 3HCl(aq) → AlCl3(aq) + H2(g)
2
Lalu semua koefisien dikali 2 agar bentuknya tidak pecahan
2Al(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
c. C4H8(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(l)
C4H8(g) + 6O2(g) → 4CO2(g) + 4H2O(l)
d. CuCl2(aq) + NaOH(aq) → Cu(OH)2(s) + NaCl(aq)
CuCl2(aq) + 2NaOH(aq) → Cu(OH)2(s) + 2NaCl(aq)
e. Ca(OH)2(aq) + H3PO4(aq) → Ca3(PO4)2(aq) + H2O(l)
3Ca(OH)2(aq) + 2H3PO4(aq) → Ca3(PO4)2(aq) + 6H2O(l)
C. HUKUM DASAR KIMIA
Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan
kimia), antara lain:
1) Hukum Lavoisier (kekekalan massa)
2) Hukum Proust (perbandingan tetap)
3) Hukum Dalton (kelipatan berganda)
4) Hukum Gay-Lussac (perbandingan volume)
5) Hipotesis Avogadro

1. HUKUM LAVOISIER (KEKEKALAN MASSA)


Hukum Lavoisier menyatakan kekekalan massa pada reaksi.

Dalam hal ini, berarti suatu zat yang mengalami reaksi kimia tidak berubah massa.
Oleh karena itu, reaktan memiliki massa yang sama dengan produk yang dihasilkannya.
Pada reaksi kimia, terjadi perubahan warna, suhu, pembentukan gas dan endapan.

Perubahan materi dapat berupa perubahan fisis dan kimia. Perubahan fisis tidak dapat
menghasilkan zat baru. Sedangkan perubahan kimia menghasilkan zat baru. Dalam reaksi kimia,
massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi kimia adalah sama. Perubahan kimia dapat kita lihat
antara lain pada pertumbuhan makhluk hidup melalui proses kimia, yang menunjukkan
keagungan dan kekekalan Allah SWT. Sebagai seorang muslim kita meyakini bahwa tidak ada
segala sesuatu yang bersifat kekal kecuali Allah SWT Pencipta materi. Semua materi di alam
semesta akan berubah.

Sekarang marilah kita perhatikan Q.S : Ar Rahmaan ; 26,27 :


“Semua yang ada di bumi itu akan binasa (Q.S : Ar Rahmaan ; 26).
“Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” (Q.S : Ar
Rahmaan ; 27).
2. HUKUM PROUST (PERBANDINGAN TETAP)
Hukum Proust menyatakan perbandingan massa pada reaksi.

Suatu zat yang direaksikan akan selalu memiliki perbandingan yang sama untuk membentuk
suatu senyawa.
Contoh:
Telah diketahui bahwa air tersusun atas atom hydrogen dan oksigen. Perbandingan hydrogen
dan oksigen dalam senyawa air didapat dari percobaan yang dilakukan oleh Proust adalah 1 : 8.
Hasil eksperimennya sebagai berikut:
Massa hydrogen yang Massa oksigen yang Massa air yang Sisa
direaksikan (gram) direaksikan (gram) terbentuk (gram)
1 8 9 -
2 8 9 1 gram hydrogen
1 9 9 1 gram oksigen
2 16 18 -

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sifat-sifat senyawa sebagai berikut:


a. Tergolong zat tunggal
b. Bersifat homogen
c. Dengan cara kimia dapat diuraikan menjadi dua jenis zat atau lebih
d. Terdiri atas dua unsur atau lebih dengan perbandingan tertentu
e. Mempunyai sifat-sifat tertentu yang berbeda dari sifat unsur-unsur penyusunnya (sifat
unsur penyusun tidak nampak lagi)
Latihan 1B

1. Sebanyak 207 gram logam Pb, direaksikan dalam ruang tertutup dengan 32 gram gas
oksigen. Setelah reaksi selesai, massa PbO2 yang diperoleh sebanyak 239 gram.
Apabila reaksi yang terjadi adalah: Pb(s) + O2(g)  PbO2(s), maka hokum dasar kimia
yang menjelaskan fenomena tersebut adalah ….

Pembahasan:
Sebelum reaksi  Sesudah reaksi
Pb(s) + O2(g)  PbO2(s)
207 g + 32 g  239 g
239 g  239 g

Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi (Hukum Lavoisier)

2. Sebanyak 31,75 gram logam tembaga direaksikan dengan 8 gram gas oksigen dalam
wadah tertutup membentuk tembaga(II) oksida. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
2Cu(s) + O2(g)  2CuO(s)
Massa tembaga(II) oksida yang dihasilkan adalah ….

Pembahasan:
Disoal dituliskan dalam wadah tertutup, artinya tidak ada gas yang terbang keluar dari
wadah, maka sesuai hokum Lavoisier, massa tembaga(II) yang dihasilkan (massa
sesudah reaksi) adalah sama dengan massa sebelum reaksi (massa tembaga + massa
oksigen)
Massa tembaga(II) oksida = 31,85 + 8 = 39,85 gram

Jadi, massa tembaga(II) oksida yang dihasilkan sebanyak 39,85 gram


3. Pada reaksi antara logam magnesium sebanyak 10 gram dengan 6 gram oksigen sesuai
persamaan reaksi:
2Mg (s) + O2 (g) → 2MgO (s)
Ternyata dari percobaan dihasilkan 15 gram magnesium oksida dan sisa logam
magnesium sebanyak 1 gram. Kenyataan ini sesuai hukum ….

Pembahasan:
Massa sebelum reaksi : 10 gram Mg + 6 gram O2 = 16 gram
Massa sesudah reaksi : 15 gram MgO dan ada sisa 1 gram magnesium

Karena pereaksi tidak tepat bereaksi (ada sisa pereaksi, yaitu magnesium), maka hokum
yang sesuai adalah Hukum Proust

4. Perhatikan tabel percobaan reaksi pembentukan gas CO2 dari karbon dan oksigen
berikut ini!
Berdasarkan tabel, perbandingan massa C
dan O dan senyawa CO2 adalah ....
A. 1 : 3
B. 1 : 4
C. 3 : 1
D. 3 : 8
E. 4 : 1
Pembahasan:
Untuk menentukan perbandingan unsure dalam senyawa, gunakan tabel yang habis
bereaksi (massa sebelum = sesudah reaksi),
Maka bisa digunakan data nomor 1 atau data nomor 2

Menggunakan data nomor 1


Data nomor 1 digunakan karena:
1,5 + 4 = 5,5
5,5 = 5,5 ---- massa sebelum = sesudah reaksi

Maka perbandingan C : O = 1,5 : 4 ---- dikalikan 2 agar tidak berbentuk decimal


Maka C : O = 3 : 8

Jika kita gunakan data nomor 2


Data nomor 2 digunakan karena:
3 + 8 = 11
11 = 5,5 ---- massa sebelum = sesudah reaksi

Maka C : O = 3 : 8 --- jawabannya sama, jadi gunakan salah satu data saja
(D)
Kamis, 24 Maret 2022

3. HUKUM DALTON (PERBANDINGAN BERGANDA)


Hukum Dalton menjelaskan bahwa dua unsur atau lebih dapat membentuk lebih dari satu
senyawa yang berbeda.

Contoh:
Unsur C dan O dapat membentuk senyawa CO, CO2 dan CO3 dengan nilai C tetap. Oleh karena
itu, unsur O pada ketiga senyawa berbanding 1 : 2 : 3.

4. HUKUM GAY-LUSSAC DAN HIPOTESIS AVOGADRO


Hukum Gay-Lussac dan Avogadro merupakan hukum yang berkaitan dengan volume gas.
Hukum Gay-Lussac menyatakan per-bandingan volume atom-atom pada gas

Hipotesis Avogadro menjelaskan bahwa perbandingan tersebut berlaku pula dalam molekul
secara keseluruhan.

Perbandingan volume gas pada kedua hukum ini merupakan koefisien dari reaksi tersebut
Contoh:
Jika 20 L nitrogen direaksikan dengan hidrogen sesuai reaksi berikut,
N2 + 3H2 → 2NH3
Perbandingan koefisien reaksinya 1 : 3 : 2, dan volumenya pun memiliki perbandingan sama, jadi
jika volume H2 60 L maka volume N2 20 L dan volume NH3 40 L.
Contoh soal
1. Unsur belerang (S) dan unsur oksigen (O) dapat membentuk dua macam senyawa.
Persentase unsur penyusun senyawa disajikan dalam tabel berikut.

Persentase
Senyawa
S O

I 50 50

II 40 60
Perbandingan massa unsur oksigen dalam dua senyawa tersebut sesuai Hukum Dalton
adalah ….

Jawab:
John Dalton (1766 – 1844) merumuskan Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)
sebagai berikut:
Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu macam senyawa maka
perbandingan massa unsur dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat
sederhana.

Perhatikan perbandingan persentase unsur S dan O pada senyawa I dan II berikut:


Senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1
Senyawa II = 40 : 60 = 2 : 3

Selanjutnya perbandingan senyawa I dikalikan 2 agar perbandingan S nya sama dengan


senyawa 2, maka menjadi:
Senyawa I = 2 : 2
Senyawa II = 2 : 3

Sehingga perbandingan massa unsur O dalam senyawa I dan II = 2 : 3

Jadi, perbandingan massa unsur oksigen dalam dua senyawa tersebut sesuai Hukum Dalton
adalah 2 : 3.

2. Pembakaran sempurna gas asetilen dapat ditulis seperti berikut:


C2H2 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g) (belum setara)
Jika reaksi dilakukan pada tekanan yang sama maka perbandingan volume C2H2 : O2 adalah
….
Jawab:
Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan
volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat
sederhana. Hukum ini dikenal juga dengan hukum Perbandingan Volume.

Perbandingan volume tersebut ternyata mempunyai kesetaraan dengan perbandingan


koefisien pereaksi dan hasil reaksi. Nah, berarti kita tinggal menyetarakan reaksi tersebut.

2C2H2 + 5O2 → 4CO2 + 2H2O


Berdasarkan persamaan reaksi yang sudah setara tersebut diperoleh:
volume C2H2 : volume O2 = koefisien C2H2 : koefisien O2
= 2:5

Jadi, perbandingan volume asetilen (etena) dan oksigen adalah 2 : 5

3. Sebanyak 20 L campuran gas propana (C3H8) dan butena (C4H8) dibakar pada (T, P) dengan
pembakaran sempurna.

Volume gas CO2 setelah pembakaran adalah 68 L. Volume gas propana dan butena dalam
campuran berturut-turut adalah ….

Jawab:
Kita bikin reaksinya dulu
“reaksi pembakaran adalah reaksi dengan oksigen, hidrokarbon dibakar sempurna akan
menghasilkan CO2 dan H2O”
Reaksi pembakaran C3H8 : C3H8(g) + O2(g)  CO2(g) + H2O(g)
Reaksi Pembakaran C4H8 : C4H8(g) + O2(g)  CO2(g) + H2O(g)

Kemudian reaksi di atas disetarakan:


C3H8(g) + 5O2(g)  3CO2(g) + 4H2O(g)
C4H8(g) + 6O2(g)  4CO2(g) + 4H2O(g)

Diketahui v campuran gas (C3H8 dan C4H8) = 20 L;


Jika kita misalkan v C3H8 adalah x L; maka v C4H8 adalah (20 – x) L

Kita masukkan volume tersebut ke bawah reaksi, lalu kita cari volume CO2
C3H8(g) + 5O2(g)  3CO2(g) + 4H2O(g)
𝑥
xL 1
. 3 = 3𝑥 𝐿
C4H8(g) + 6O2(g)  4CO2(g) + 4H2O(g)
(20−𝑥)
(20 – x ) L 1
. 4 = 4 (20 − 𝑥)𝑙
Dari Reaksi 1 didapat v CO2 = 3x L dan dari reaksi 2 didapat v CO2 = 4 (20 – x) L
Dari soal diketahui v CO2 = 68 L, maka:
3x L + 4 (20 – x) L = 68 L
3x + 4 (20 – x) = 68
3x + 80 – 4x = 68
80 – 68 = 4x – 3x
12 = x

Maka:
Volume gas propana (C3H8) = x L = 12 L
Volume gas butena (C4H8) = (20 – x) L = (20 – 12) L = 8 L

LATIHAN 2

1. Unsur P dan unsur Q dapat membentuk 2 senyawa.


Didalam 100 gram senyawa I, terdapat 40 gram unsur P, dan,
Di dalam 90 gram senyawa II, terdapat 50 gram unsur Q.
Tentukan apakah hal tersebut memenuhi hukum Dalton atau tidak!

Jawab:
Massa senyawa Massa P Massa Q
(gram) (gram) (gram)
Senyawa I 100 40 60
Senyawa II 90 40 50

Ketika salah satu unsur di buat sama (P sama, yaitu 40 gram), maka perbandingan unsur lain
(yaitu unsur Q) adalah bulat dan sederhana (yaitu, 60 : 50 = 6 : 5)
Memenuhi Hukum Dalton

2. Unsur A dan unsur B dapat membentuk 3 senyawa. Jika kadar A dalam senyawa I = 15%, pada
senyawa II = 30%, dan pada senyawa III = 45%, Hitunglah perbandingan massa B dalam ketiga
buah senyawa tersebut, untuk massa A sama!
Kadar A Kadar B
Senyawa I 15 % 85 %
Senyawa II 30 % 70 %
Senyawa III 45 % 55 %

Kadar A dalam ketiga senyawa tersebut kita buat sama, yaitu 45%, maka senyawa I dikali 3, dan
senyawa II dikali 1,5. Maka menjadi:
Kadar A Kadar B
Senyawa I 45 % 255 %
Senyawa II 45 % 105 %
Senyawa III 45 % 55 %

Maka perbandingan massa B dalam ketiga senyawa = 255% : 105% : 55% = 51 : 21 : 11


3. Tahap awal pembuatan asam sitrat dalam industri melibatkan reaksi oksidasi amonia yang
menghasilkan nitrogen monoksida dan uap air menurut reaksi berikut ini:
4NH3 (g) + 5O2 (g) → 4NO (g) + 6H2O (g)
Volume nitrogen monoksida yang dihasilkan pada reaksi 6 liter gas amonia (P.T) adalah ….

Jawab:
Hukum Gay Lussac; Perbandingan mol = perbandingan koefisien
𝑣𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖
𝑣𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎 = . 𝑣𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎 ; maka
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖

𝑣𝑁𝐻3 6
𝑣𝑁𝑂 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑁𝐻3
. 𝑣𝑁𝑂 = 4 . 4 = 6 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟

4. Gas metana dibakar dengan oksigen menurut reaksi yang belum setara:
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi menurut hukum Gay Lussac yang
paling tepat adalah ....
Volume Gas (L)

CH4 O2 CO2 H 2O

A. 2 3 3 2

B. 1 2 2 1

C. 2 4 3 1

D. 3 6 3 6

E. 3 8 6 8

Jawab:
Perbandingan volume = perbandingan koefisiean;
Maka, reaksi diatas kita setarakan dulu untuk mendapatkan koefisien reaksi.

CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

Maka, CH4 : O2 : CO2 : H2O = 1 : 2 : 1 : 2 = 3 : 6 : 3 : 6 (D)

5. Campuran CH4 dan C3H8 yang volumenya 10 liter dibakar secara sempurna denga gas O2,
masing-masing menghasilkan CO2 dan H2O. Jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama,
ternyata dihasilkan gas CO2 sebanyak 24 liter, maka berapakah volume gas C3H8?

PEMBAHASAN NOMOR 5 LIHAT DI CORETAN ZOOM HARI INI

~End

Anda mungkin juga menyukai