STOIKIOMETRI
KOMPETENSI DASAR
3.8 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif, persamaan kimia, konsep
mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4.8 Menganalisis data hasil percobaan menggunakan hukum-hukum dasar kimia kuantitatif
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
Kimia itu apa sih? Mengapa Kimia itu perlu dipelajari? Mungkin pertanyaan itu pertanyaan sepele,
ya. kalian akan cinta pada Kimia jika mengerti bagaimana dan untuk apa Kimia dipelajari. Itulah
sebabnya, para ilmuwan Kimia berhasil menorehkan sejarah di kancah pendidikan dunia. Lahirnya
ilmu Kimia tidak lepas dari seseorang yang telah mendedikasikan hidupnya di laboratorium selama
bertahun-tahun, sebut saja Avogadro, Proust, Lavoisier, dan masih banyak lainnya. Mereka dikenal
sebagai peletak hukum dasar Kimia.
B. PERSAMAAN REAKSI KIMIA
Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia, yang terdiri atas rumus kimia zat-zat pereaksi dan
zat-zat hasil reaksi disertai koefisien dan fasa masing-masing.
Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi) menjadi zat baru (produk). Sebagaimana telah
dikemukakan oleh John Dalton, jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah,
tetapi ikatan kimia di antaranya berubah. Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk
ikatan baru dalam produknya. Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi. Perubahan yang
terjadi dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus kimia zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Cara
pemaparan ini kita sebut dengan persamaan reaksi.
Misalnya, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air
sebagai berikut:
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam dua langkah sebagai berikut.
1. Menuliskan rumus kimia zat-zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan tentang
wujudnya.
2. Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai, sehingga jumlah atom ruas kiri sama dengan
jumlah atom ruas kanan.
Contoh
Tuliskan dan setarakan persamaan reaksi antara logam aluminium yang bereaksi dengan
larutan asam sulfat membentuk larutan aluminium sulfat dan gas hidrogen!
Jawab:
Al = 1 Al = 2
H=2 H=2
S=1 S=3
O=4 O = 12
Langkah 2 : Meletakkan koefisien 2 di depan Al, sehingga jumlah atom Al di ruas kiri
menjadi 1 × 2 = 2 buah Al (setara dengan jumlah Al di ruas kanan).
Langkah 3 : Meletakkan koefisien 3 di depan H2SO4 , sehingga di ruas kiri jumlah atom H
menjadi 6, atom S menjadi 3, dan jumlah atom O menjadi 12.
Langkah 4 : Jumlah atom S dan O ruas kiri sudah sama dengan ruas kanan, sedangkan
atom H ruas kanan belum setara dengan ruas kiri.
Langkah 5 : Meletakkan koefisien 3 di depan H2, sehingga jumlah atom H ruas kanan
menjadi 6, setara dengan ruas kiri.
1. Tuliskan persamaan reaksi kimia lengkap dan setara untuk reaksi kimia berikut:
a. Larutan natrium hidroksida bereaksi dengan larutan asam klorida akan menghasilkan
larutan garam natrium klorida dan air
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
b. Logam besi direaksikan dengan asam sulfat akan membentuk larutan besi(III) sulfat dan
gas hidrogen
2Fe(s) + 3H2SO4(aq) → Fe2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
Dalam hal ini, berarti suatu zat yang mengalami reaksi kimia tidak berubah massa.
Oleh karena itu, reaktan memiliki massa yang sama dengan produk yang dihasilkannya.
Pada reaksi kimia, terjadi perubahan warna, suhu, pembentukan gas dan endapan.
Perubahan materi dapat berupa perubahan fisis dan kimia. Perubahan fisis tidak dapat
menghasilkan zat baru. Sedangkan perubahan kimia menghasilkan zat baru. Dalam reaksi kimia,
massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi kimia adalah sama. Perubahan kimia dapat kita lihat
antara lain pada pertumbuhan makhluk hidup melalui proses kimia, yang menunjukkan
keagungan dan kekekalan Allah SWT. Sebagai seorang muslim kita meyakini bahwa tidak ada
segala sesuatu yang bersifat kekal kecuali Allah SWT Pencipta materi. Semua materi di alam
semesta akan berubah.
Suatu zat yang direaksikan akan selalu memiliki perbandingan yang sama untuk membentuk
suatu senyawa.
Contoh:
Telah diketahui bahwa air tersusun atas atom hydrogen dan oksigen. Perbandingan hydrogen
dan oksigen dalam senyawa air didapat dari percobaan yang dilakukan oleh Proust adalah 1 : 8.
Hasil eksperimennya sebagai berikut:
Massa hydrogen yang Massa oksigen yang Massa air yang Sisa
direaksikan (gram) direaksikan (gram) terbentuk (gram)
1 8 9 -
2 8 9 1 gram hydrogen
1 9 9 1 gram oksigen
2 16 18 -
1. Sebanyak 207 gram logam Pb, direaksikan dalam ruang tertutup dengan 32 gram gas
oksigen. Setelah reaksi selesai, massa PbO2 yang diperoleh sebanyak 239 gram.
Apabila reaksi yang terjadi adalah: Pb(s) + O2(g) PbO2(s), maka hokum dasar kimia
yang menjelaskan fenomena tersebut adalah ….
Pembahasan:
Sebelum reaksi Sesudah reaksi
Pb(s) + O2(g) PbO2(s)
207 g + 32 g 239 g
239 g 239 g
2. Sebanyak 31,75 gram logam tembaga direaksikan dengan 8 gram gas oksigen dalam
wadah tertutup membentuk tembaga(II) oksida. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
2Cu(s) + O2(g) 2CuO(s)
Massa tembaga(II) oksida yang dihasilkan adalah ….
Pembahasan:
Disoal dituliskan dalam wadah tertutup, artinya tidak ada gas yang terbang keluar dari
wadah, maka sesuai hokum Lavoisier, massa tembaga(II) yang dihasilkan (massa
sesudah reaksi) adalah sama dengan massa sebelum reaksi (massa tembaga + massa
oksigen)
Massa tembaga(II) oksida = 31,85 + 8 = 39,85 gram
Pembahasan:
Massa sebelum reaksi : 10 gram Mg + 6 gram O2 = 16 gram
Massa sesudah reaksi : 15 gram MgO dan ada sisa 1 gram magnesium
Karena pereaksi tidak tepat bereaksi (ada sisa pereaksi, yaitu magnesium), maka hokum
yang sesuai adalah Hukum Proust
4. Perhatikan tabel percobaan reaksi pembentukan gas CO2 dari karbon dan oksigen
berikut ini!
Berdasarkan tabel, perbandingan massa C
dan O dan senyawa CO2 adalah ....
A. 1 : 3
B. 1 : 4
C. 3 : 1
D. 3 : 8
E. 4 : 1
Pembahasan:
Untuk menentukan perbandingan unsure dalam senyawa, gunakan tabel yang habis
bereaksi (massa sebelum = sesudah reaksi),
Maka bisa digunakan data nomor 1 atau data nomor 2
Maka C : O = 3 : 8 --- jawabannya sama, jadi gunakan salah satu data saja
(D)
Kamis, 24 Maret 2022
Contoh:
Unsur C dan O dapat membentuk senyawa CO, CO2 dan CO3 dengan nilai C tetap. Oleh karena
itu, unsur O pada ketiga senyawa berbanding 1 : 2 : 3.
Hipotesis Avogadro menjelaskan bahwa perbandingan tersebut berlaku pula dalam molekul
secara keseluruhan.
Perbandingan volume gas pada kedua hukum ini merupakan koefisien dari reaksi tersebut
Contoh:
Jika 20 L nitrogen direaksikan dengan hidrogen sesuai reaksi berikut,
N2 + 3H2 → 2NH3
Perbandingan koefisien reaksinya 1 : 3 : 2, dan volumenya pun memiliki perbandingan sama, jadi
jika volume H2 60 L maka volume N2 20 L dan volume NH3 40 L.
Contoh soal
1. Unsur belerang (S) dan unsur oksigen (O) dapat membentuk dua macam senyawa.
Persentase unsur penyusun senyawa disajikan dalam tabel berikut.
Persentase
Senyawa
S O
I 50 50
II 40 60
Perbandingan massa unsur oksigen dalam dua senyawa tersebut sesuai Hukum Dalton
adalah ….
Jawab:
John Dalton (1766 – 1844) merumuskan Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)
sebagai berikut:
Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu macam senyawa maka
perbandingan massa unsur dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat
sederhana.
Jadi, perbandingan massa unsur oksigen dalam dua senyawa tersebut sesuai Hukum Dalton
adalah 2 : 3.
3. Sebanyak 20 L campuran gas propana (C3H8) dan butena (C4H8) dibakar pada (T, P) dengan
pembakaran sempurna.
Volume gas CO2 setelah pembakaran adalah 68 L. Volume gas propana dan butena dalam
campuran berturut-turut adalah ….
Jawab:
Kita bikin reaksinya dulu
“reaksi pembakaran adalah reaksi dengan oksigen, hidrokarbon dibakar sempurna akan
menghasilkan CO2 dan H2O”
Reaksi pembakaran C3H8 : C3H8(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)
Reaksi Pembakaran C4H8 : C4H8(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)
Kita masukkan volume tersebut ke bawah reaksi, lalu kita cari volume CO2
C3H8(g) + 5O2(g) 3CO2(g) + 4H2O(g)
𝑥
xL 1
. 3 = 3𝑥 𝐿
C4H8(g) + 6O2(g) 4CO2(g) + 4H2O(g)
(20−𝑥)
(20 – x ) L 1
. 4 = 4 (20 − 𝑥)𝑙
Dari Reaksi 1 didapat v CO2 = 3x L dan dari reaksi 2 didapat v CO2 = 4 (20 – x) L
Dari soal diketahui v CO2 = 68 L, maka:
3x L + 4 (20 – x) L = 68 L
3x + 4 (20 – x) = 68
3x + 80 – 4x = 68
80 – 68 = 4x – 3x
12 = x
Maka:
Volume gas propana (C3H8) = x L = 12 L
Volume gas butena (C4H8) = (20 – x) L = (20 – 12) L = 8 L
LATIHAN 2
Jawab:
Massa senyawa Massa P Massa Q
(gram) (gram) (gram)
Senyawa I 100 40 60
Senyawa II 90 40 50
Ketika salah satu unsur di buat sama (P sama, yaitu 40 gram), maka perbandingan unsur lain
(yaitu unsur Q) adalah bulat dan sederhana (yaitu, 60 : 50 = 6 : 5)
Memenuhi Hukum Dalton
2. Unsur A dan unsur B dapat membentuk 3 senyawa. Jika kadar A dalam senyawa I = 15%, pada
senyawa II = 30%, dan pada senyawa III = 45%, Hitunglah perbandingan massa B dalam ketiga
buah senyawa tersebut, untuk massa A sama!
Kadar A Kadar B
Senyawa I 15 % 85 %
Senyawa II 30 % 70 %
Senyawa III 45 % 55 %
Kadar A dalam ketiga senyawa tersebut kita buat sama, yaitu 45%, maka senyawa I dikali 3, dan
senyawa II dikali 1,5. Maka menjadi:
Kadar A Kadar B
Senyawa I 45 % 255 %
Senyawa II 45 % 105 %
Senyawa III 45 % 55 %
Jawab:
Hukum Gay Lussac; Perbandingan mol = perbandingan koefisien
𝑣𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖
𝑣𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎 = . 𝑣𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎 ; maka
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖
𝑣𝑁𝐻3 6
𝑣𝑁𝑂 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑁𝐻3
. 𝑣𝑁𝑂 = 4 . 4 = 6 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
4. Gas metana dibakar dengan oksigen menurut reaksi yang belum setara:
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi menurut hukum Gay Lussac yang
paling tepat adalah ....
Volume Gas (L)
CH4 O2 CO2 H 2O
A. 2 3 3 2
B. 1 2 2 1
C. 2 4 3 1
D. 3 6 3 6
E. 3 8 6 8
Jawab:
Perbandingan volume = perbandingan koefisiean;
Maka, reaksi diatas kita setarakan dulu untuk mendapatkan koefisien reaksi.
5. Campuran CH4 dan C3H8 yang volumenya 10 liter dibakar secara sempurna denga gas O2,
masing-masing menghasilkan CO2 dan H2O. Jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama,
ternyata dihasilkan gas CO2 sebanyak 24 liter, maka berapakah volume gas C3H8?
~End