Anda di halaman 1dari 138

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA


PADA CV. UPSERVE INDONESIA

SKRIPSI

Ditulis Oleh :
RAKA PRAYOGA PRASTIYA
NIM : 171010506854

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S-1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
PADA CV. UPSERVE INDONESIA

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sajana Manajemen

Ditulis Oleh :
RAKA PTAYOGA PRASTIYA
NIM : 171010506854

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S-1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022

i
MOTTO

“Apapun yang menjadi takdirmu, akan selalu mencari jalannya menemukanmu”

(Ali bin Abi Thalib)

“Allah tidak membenani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(QS. Al-Baqarah ayat 286)

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI


TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
PADA CV. UPSERVE INDONESIA

oleh

RAKA PRAYOGA PRASTIYA


NIM. 171010506854

Skripsi telah disetujui untuk diajukan kepada Majelis Penguji Skripsi,


Program Studi Manajemen S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pamulang, pada Kamis, 15 Juli 2022

Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing Skripsi a.n Ketua Program Studi Manajemen
Kepala Bagian Administrasi

Andi Sopandi, S.Pd., M.M. Iman Syatoto, S.E., M.M.


NIDN. 0409099004 NIDN. 0419076902

iii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI


TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
PADA CV. UPSERVE INDONESIA

Oleh

RAKA PRAYOGA PRASTIYA


NIM. 171010506854

Skripsi telah dipertahankan di Majelis Penguji Skripsi, Program Studi Manajemen


S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang,
pada tanggal 21 Juli 2022 dan dinyatakan LULUS.
Pembimbing Skripsi,

Andi Sopandi, S.Pd., M.M.


NIDN 0409099004

Menyetujui

Penguji I, Penguji II,

NIDN. 0402079001 NIDN.0430098704

a.n Ketua Program Studi Manajemen


Kepala Bagian Administrasi

Iman Syatoto, S.E., M.M.


NIDN. 0419076902

iv
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Raka prayoga prastiya
NIM :171010506854
Fakultas/Program Studi : Ekonomi/Manajemen Konsentrasi
Jurusan : Sumber Daya Manusia
Judul Skripsi : Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap
Produktivitas Kerja pada CV. Upserve Indonesia
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini ditulis dengan penuh tanggung jawab dan benar-benar hasil
penelitian pribadi.
2. Skripsi ini bukan hasil plagiat dan atau menyalin dari skripsi orang lain.
3. Setiap kutipan, saduran dan atau pernyataan yang terdapat di dalam skripsi ini,
merupakan rujukan yang disebutkan jelas sumbernya dan tercantum dalam
daftar pustaka.
4. Apabila kemudian hari, terbukti ada pelanggaran mengenai keaslian skripsi
ini, maka saya siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan dapat


dipertanggung jawabkan.

Pamulang, 19 Juli 2022

RAKA PRAYOGA PRASTIYA


NIM 171010506854

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Raka Prayoga Prastiya

Tempat, Tanggal lahir : Tangerang, 21 Mei 1999

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : JL. Pinang Dalam, RT. 002 / RW. 020, Kel.


Pamulang Timur, Kec. Pamulang, Tangerang
Selatan.

Telepon : 0855-9141-8807

E-mail : rakapray21@gmail.com

Riwayat Pendidikan
SDI Saadatuddarain II : Lulus tahun 2011

SMP Islam Arraisiyah : Lulus tahun 2014

SMK Darrusalam : Lulus tahun 2017

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar- benarnya.

Tangerang, 19 Juli 2022

RAKA PRAYOGA PRASTIYA


NIM. 171010506854

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Orang Tua

“Terimakasih untuk Mamah saya yang selalu memberikan saya ruang untuk
bersosialisasi dalam hal yang positif. Terimakasih untuk Papah yang selalu
mengerti setiap keputusan yang saya ambil untuk hidup saya, siap dalam
memberikan semangat dan memenuhi gizi untuk memulai hari demi hari untuk
belajar. Terimakasih yang amat banyak saya berikan kepada keluarga besar saya
yang juga rela berkorban waktu dan selalu memberi semangat untuk melihat saya
lulus dan menyandang gelar sarjana, semoga saya dapat membalas semua jasa
keluarga besar saya dalam memenuhi semua kebutuhan keluarga aammiin.”
Teman Hidup

“Terimakasih kepada Yudina Prananda Losca yang menemani saya dari


awal masuk kuliah hingga saat ini. Yang selalu berkorban waktu dan tenaga untuk
menemani saya pulang pergi ke kampus. Dan membantu tugas kuliah jika saya
merasa sangat kesulitan, semoga saya bisa membalas kebaikannya kelak”
Sahabat dan Teman

“Terimakasih banyak untuk kalian sahabat dan teman saya yang selalu menemani
saya selama masa perkuliahan banyak kebahagiaan dan permasalahan yang telah
kita semua lewati. Terutama kepada organisasi Travelling Weekend yang saya
sudah anggap sebagai keluarga kedua saya, terimakasih telah membantu segala
kesulitan dari perizinan perusahaan yang saya teliti .”

-Raka Prayoga Prastiya

vii
ABSTRAK

Raka Prayoga Prastiya, 171010506854, Prodi Sarjana Manajemen, Fakultas


Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pamulang, Skripsi “Pengaruh Kepemimpinan
dan Motivasi terhadap Produktivitas Kerja pada CV Upserve Indonesia”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial
maupun simultan antara pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap
produktivitas kerja CV. UPSERVE INDONESIA. Metode Penelitian yang
digunakan menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua karyawan yang ada didalam CV. UPSERVE INDONESIA, Adapun sampel
yang digunakan sebanyak 73 orang responden dan menggunakan teknik sampling
jenuh. Metode analisis data menggunakan uji validitas, uji realibilitas, uji asumsi
klasik, analisis regersi linier berganda, uji koefesien determinasi, uji t test dan uji
F dengan bantuan software SPSS versi 25. Hasil analisis ini menunjukan bahwa
kepemimpinan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas
kerja (Y) CV. UPSERVE INDONESIA dengan nilai nilai t hitung 6,483 > ttabel 1,994
atau nilai sig 0,000 < 0,05. Motivasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja (Y) CV. UPSERVE INDONESIA dengan niali t hitung
6,498 >ttabel 1,994 atau nilai sig 0,000 < 0,05. Persamaan regresi linear berganda Y
= 5,172 + 0.415 X1 + 0.441 X2. kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) memiliki
tingkat hubungan sedang terhadap produktivitas kerja (Y), dan kepemimpinan
(X1) dan Motivasi (X2) memiliki kontribusi sebesar 37,2% terhadap produktivitas
kerja (Y) dan sisanya 62,8% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi, Produktivitas Kerja.

viii
ABSTRACT

Raka Prayoga Prastiya, 171010506854, Bachelor of Management Study


Program, Faculty of Economics and Business, Pamulang University, Thesis "The
Influence of Leadership and Motivation on Work Productivity at CV Upserve
Indonesia".

The purpose of this study was to determine the influence partially or


simultaneously between the influence of leadership and motivation on the work
productivity of CV. UPSERVE INDONESIA. The research method used is
quantitative methods. The population in this study were all employees in the CV.
UPSERVE INDONESIA, The sample used was 73 respondents and used a
saturated sampling technique. The data analysis method uses validity test,
reliability test, classical assumption test, multiple linear regression analysis,
coefficient of determination test, t test and F test with the help of SPSS version 25
software. The results of this analysis show that leadership (X1) has a positive and
significant effect on work productivity (Y) CV. UPSERVE INDONESIA with a
tcount value of 6,483 > ttable 1,994 or a sig value of 0.000 <0.05. Motivation
(X2) has a positive and significant effect on work productivity (Y) CV. UPSERVE
INDONESIA with a value of tcount 6,498 > ttable 1,994 or sig value 0.000 <0.05.
Multiple linear regression equation Y = 5.172 + 0.415 X1 + 0.441 X2. leadership
(X1) and motivation (X2) have a moderate level of relationship to work
productivity (Y), and leadership (X1) and motivation (X2) have a contribution of
37.2% to work productivity (Y) and the remaining 62.8% is influenced by other
factors not studied.

Keywords: Leadership, Motivation, Work Productivity.

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan skripsi dengan judul : “Pengaruh Kepemimpinan dan
Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pada CV. Upserve Indonesia”.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak yang perlu dikembangkan serta diperbaiki lagi
mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis,
untuk itu penulis sangat berharap sumbangsih kritik dan saran yang bersifat
membangun agar skripsi ini bisa disempurnakan dan di jadikan acuan untuk
penelitian selanjutnya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, ucapan terima
kasih tersebut penulis ucapkan kepada :
1. Bapak Dr. (H.C.). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang
telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori adanya
pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.
2. Dr. E. Nurzaman, AM., M.M., M.Si, selaku Rektor Universitas Pamulang
yang telah berupaya keras menjadikan Universitas Pamulang semakin
berkualitas.
3. Bapak Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pamulang yang telah memajukan Fakultas Ekonomi
menjadi semakin baik.
4. Bapak Dr. Kasmad, S.E., M.M, selaku Ketua Program Studi Manajemen S1
yang senantiasa sabar memberikan pengarahan.
5. Bapak Andi Sopandi.,S.Pd, M.M. selaku dosen pembimbing yang telah sabar
dan bijak membimbing, memberi dukungan, dan membantu penulis dalam
penyelesaian skripsi ini
6. Bapak dan Ibu dosen khususnya program studi manajemen yang telah

x
memberikan ilmu kepada penulis selama kuliah
7. Bapak dan Ibu jajaran staf, terkhusus staf manajemen, yang telah membantu
memperlancar upaya saya dalam menyelesaikan studi di Universitas
Pamulang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Untuk itu penulis berharap saran serta kritik yang bersifat membangun dari semua
pihak agar menjadi perbaikan dimasa yang akan datang.

Pamulang, Juni 2021

Raka Prayoga Prastiya


NIM : 171010506854

xi
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................i
MOTTO.............................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................vi
LEMBAR PERSEMBAHAN..........................................................................vii
ABSTRAK.........................................................................................................viii
ABSTRACT.......................................................................................................ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................x
DAFTAR ISI......................................................................................................xii
DAFTARTABEL...............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................12
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................13
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................15
2.1 Landasan Teori................................................................................15
2.1.1 Manajemen............................................................................15
2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia......................................20
2.1.3 Kepemimpinan......................................................................25
2.1.4 Motivasi................................................................................27
2.1.5 Produktivitas Kerja..............................................................31

xii
2.2 Penelitian Terdahulu.......................................................................35
2.3 Kerangka Berpikir...........................................................................40
2.3.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Karyawan
Pada CV. Upserve Indonesia................................................40
2.3.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pada CV.
Upserve Indonesia4..............................................................40
2.3.3 Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Produktivitas
Kerja Pada CV. Upserve Indonesia......................................41
2.4 Pengembangan Hipotesis................................................................42
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................46
3.1 Jenis Penelitian..............................................................................44
3.2 Tempat dan Waktu penelitian........................................................45
3.3 Operasional Variabel Penelitian....................................................46
3.4 Populasi dan Sampe.......................................................................48
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................49
3.6 Teknik Analisis Data.....................................................................51
3.6.1 Uji Validitas.........................................................................52
3.6.2 Uji Reabilitas........................................................................53
3.6.3 Uji Asumsi Klasik................................................................53
3.6.4 Analisis Regresi Linear Berganda........................................56
3.6.5 Analisis Regresi Berganda...................................................57
3.6.6 Analisis Koefisien Korelasi..................................................58
3.6.7 Analisis Koefisien Determinasi............................................59
3.6.8 Uji Hipotesis.........................................................................60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................65
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan...........................................................65
4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan.....................................................65
4.1.2 Struktur Organisasi...............................................................66
4.2 Hasil Penelitian..............................................................................67
4.2.1 Gambaran Umum Responden...............................................67
4.2.2 Uji Instrumen........................................................................69

xiii
4.2.3 Analisis Deskriptif ...............................................................73
4.2.4 Uji Asumsi Klasik................................................................82
4.2.5 Uji Statistik...........................................................................87
4.2.6Uji Hipotesis Parsial.............................................................93
4.2.7 Uji Hipotesis Simultan (Uji F).............................................97
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian.........................................................98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................104
5.1 Kesimpulan....................................................................................104
5.2 Keterbatasan Penelitian..................................................................104
5.3 Saran..............................................................................................105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penilaian Kepemimpinan CV. Upserve Indonesia Tahun 2020-2022. .6


Tabel 1.2 Penilaian Motivasi CV. Upserve Indonesia Tahun 2020-2022.............7
Tabel 1.3 Data Karyawan Keluar CV. Upserve Indonesia Tahun 2020 – 2022. . .11
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu...............................................................................37
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian...................................................................................45
Tabel 3.2 Variabel Operasional.............................................................................48
Tabel 3.3 Skor Skala Likert Kategori Jawaban.....................................................50
Tabel 3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi............59
Tabel. 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2022....67
Tabel. 4.2 Karasteristik Responden berdasarkan Masa Kerja Tahun 2022...........68
Tabel. 4.3 Karasteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun
2022......................................................................................................69
Tabel 4.4 Uji Validitas..........................................................................................70
Tabel 4.5 Kriteria Penilaian Tingkat Realibilitas..................................................72
Tabel 4.6 Hasil Uji Realibilitas.............................................................................73
Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Variabel Kepemimpinan (X1).....................................75
Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Variabel Motivasi (X2)...............................................75
...............................................................................................................................76
Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Variabel Produktivitas Kerja (Y)................................79
Tabel 4.10 Uji Kolmogorov-Smirnov...................................................................82
Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas...........................................................................84
Tabel 4.12 Regresi Linier Sederhana X1 terhadap Y (X1 Y)............................87
Tabel 4.13 Regresi Linier Sederhana X2 terhadap Y (X2 Y)..............................88
Tabel 4.14 Uji Regresi Linier Berganda X1, X2 terhadap Y..................................89
Tabel 4.15 Interprestasi Koefesien Kolerasi.........................................................91
Tabel 4.16 Hasil Interprestasi Koefisien korelasi..................................................91
Tabel 4.17 Hasil Analisis Koefesien Determinasi (X1) Terhadap (Y).................92

xv
Tabel 4.18 Hasil Analisis Koefesien Determinasi (X2) Terhadap Y....................92
Tabel 4.19 Koefesien Determinasi Simultan.........................................................93
Tabel 4.20 Uji t Parsial X1 Terhadap Y.................................................................94
Tabel 4.21 Uji t Parsial X2 Terhadap Y.................................................................96
Table 4.22 Uji Simultan (F)..................................................................................97

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir.............................................................................44


Gambar 4.1 Struktur Organisasi............................................................................67
Gambar 4.2 Uji normalitas....................................................................................83
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot..........................................86
Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot..........................................95
Gambar 4.6 Daerah penolakan dan penerimaan....................................................96
Gambar 4.7 Kriteriapenolakan hipotesis simultan................................................98

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu perangkat utama atas

lancarnya jalannya perusahaan, baik perusahaan swasta maupun pemerintah agar

manusia sebagai faktor tenaga kerja dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,

semangat dalam melakukan aktifitas tenaga kerja maka sangat penting

memberikan perhatian kepada karyawan, sehingga karyawan dapat menjalankan

tugasnya dengan baik dan produktifitasnya meningkat dan mendorong tercapainya

tujuan perusahaan.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13

Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. “Tenaga kerja adalah setiap orang yang

mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dalam Undnag-Undang

No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan telah memutuskan pengertian istilah

ketenagakerjaan sebagai segala hal yang berhubungan kerja pada waktu sebelum,

selama, dan sesudah masa kerja. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa, yang

diatur dalam Undnag-Undang ketenagakerjaan adalah segala hal yang berkaitan

dengan pekerja/buruh. Buruh, pekerja, worker, laborer, tenaga kerja atau

karyawan pada dasarnya adalah manusia yang menggunakan tenaga dan

kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan baik berupa uang

maupun bentuk lainnya kepada pemberi kerja atau Pengusaha atau majikan.

1
Pada dasarnya, buruh, Pekerja, Tenaga Kerja maupun karyawan adalah

sama namun dalam kultur Indonesia buruh berkonotasi sebagai pekerja rendahan,

hina, kasaran dan sebagainya. Sedangkan pekerja, Tenaga kerja dan Karyawan

adalah sebutan untuk buruh yang lebih tinggi dan diberikan cenderung kepada

buruh yang tidak memakai otot, otak dalam melakukan kerja akan tetapi pada

intinya sebenarnya keempat kata ini sama mempunyai arti satu yaitu Pekerja. Hal

ini terutama merujuk pada Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku umum

untuk seluruh pekerja maupun pengusaha di Indonesia. Menurut UndangUndang

No 13 tahun 2013 tentang ketenagakerjaan disebutkan bahwa pekerja/buruh

adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah imbalan dalam bentuk

lain.

Karyawan merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan tingkat

keberhasilan suatu perusahaan. Karyawan selalu berperan aktif dan dominan

dalam setiap kegiatan perusahaan, karena karyawan menjadi perantara, pelaku dan

penentu terwujudnya tujuan perusahaaan, dan pada praktiknya aktivitas karyawan

tidak terlepas dari peran kepemimpinan dan motivasi dalam pengorganisasiannya,

hal tersebut menjadi berkaitan erat dengan perencanaan baik jangka pendek

maupun jangka panjang pada perusahaan, perhatian pemimpin dan motivasi kerja

menjadi salah satu pendorong bagi kemajuan Produktivitas Kerja.

Di dalam suatu perusahaan atau organisasi baik yang bersifat formal atau

informal, membutuhkan seorang pimpinan yang memiliki kemampuan dalam

memberikan motivasi atau penyemangat kepada para bawahannya untuk bekerja

dengan penuh gairah dan kerja keras. Dalam suatu perusahaan poros utama yang

2
sangat berpengaruh terhadap jalannya perusahaan adalah seorang pemimpin.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan dorongan yang

positif kepada bawahannya untuk mengerjakan tugas-tugas dengan penuh

tanggung jawab guna mencapai produktivitas perusashaan. Dalam suatu

perusahaan, pemimpin harus dapat memberikan kepercayaan kepada bawahannya

yaitu dengan pendelegasian tugas yang bertujuan untuk meningkatkan

kematangan bawahannya. Karena itu, pemimpin harus bisa bersikap fleksibel

diperusahaan.

CV. Upserve Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

Manufactur Carton sleeve dan box. kepemimpinan yang diterapkan di CV.

Upserve Indonesia jauh dari kata sempurna dengan berkembangnya perusahaan

tersebut. Pengaruh gaya kepemimpinan belum memberikan dampak yang positf

terhadap Produktivitas Kerjanya, seperti ketegasan pimpinan dalam bersikap dan

dalam mengambil keputusan yang kurang optimal. Kepemimpinan menjadi salah

satu penentu berjalannya perencanaan yang telah dirancang dan dibuat oleh

perusahaan, pemimpin harus mampu mengarahkan dan mempengaruhi karyawan

agar dapat memberikan peningkatan produktivitas secara maksimal terhadap

perusahaan, jika produktivitas kerja masih dinilai kurang baik atau kurang

maksimal, maka sangat mungkin hal tersebut dapat dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan dan motivasi yang berjalan kurang baik dari pimpinan terhadap

karyawan atau sebaliknya.

Faktor kepemimpinan, motivasi yang dimiliki seseorang adalah

merupakan potensi, dimana seseorang belum tentu bersedia untuk mengerahkan

3
segenap potensi yang dimilikinya untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga

masih diperlukan adanya pendorong agar seorang karyawan mau menggunakan

seluruh potensinya. Daya dorong tersebut sering disebut motivasi. Melihat

kenyataan tersebut, sudah saatnya pimpinan dapat memberikan kesempatan

kepada karyawannya mengembangkan sumber daya manusia agar lebih

berprestasi dalam melaksanakan tugasnya.

Di dalam mengelola karyawan yang ada di dalam perusahaan harus

diciptakan suatu komunikasi kerja yang serasi dan selaras. Hal ini dapat

meningkatkan semangat dan kegairahan kerja para karyawan tersebut dan

diharapkan akan mencapai prestasi yang tinggi dibidang pekerjaan masing-

masing. Kepemimpinan dan kepengikutan merupakan dua hal yang berbeda,

namun kedua hal tersebut sama-sama penting dalam suatu perusahaan,

Kepengikutan atau followership berarti seseorang yang menjadi pengikut.

Kepengikutan atau followership dapat didefinisikan sebagai kesediaan

bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, memperlihatkan kemampuan

bekerjasama dalam kelompok dan membangun suasana saling mendukung dalam

kelompok. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah

kepengikutan. Istilah ini ada kalanya diberi makna luas, bahwa pemimpin yang

baik dihasilkan dari pengikut yang baik, manusia disini tidak dapat dipersepsikan

sebagai robot, melainkan mereka adalah manusia biasa yang memiliki perasaan,

kebutuhan dan harapan. Tanpa pemahaman dari aspek-aspek manusiawi yang

dipimpin, kepemimpinan akan gagal.

Dari penemuan awal dan diskusi peneliti dengan beberapa karyawan

4
masih terjadinya permasalahan terkait kepemimpinan di CV. Upserve Indonesia

seperti yang pertama pimpinan kurang memiliki rasa rendah hati dan belum

sepenuhnya mampu menghormati bawahan sebagai rekan kerja maupun menaruh

kepercayaan kepada bawahan bagaimana pekerjaan harus diselesaikan, kedua

dalam menyelesaikan pekerjaan pimpinan belum sepenuhnya mampu memberi

contoh bagaimana kerja yang optimal, belum mampu memberikan informasi dan

arahan yang efektif. Ketiga belum sepenuhnya bersikap tegas dan mendorong

bahawan untuk melakukan upaya maksimal mencapai tujuan perusahaan hal ini

perlu dilakukan seperti mendeskripsikan secara jelas arah dan tujuan kepada

karyawan. Keempat menyampaikan ide dan gagasan yang kreatif sehingga

mampu penyelesaian pekerjaan. Kelima dalam menyelesaikan permasalahan yang

timbul dalam pekerjaan belum sepenuhnya dapat diselesaikan dengan

kebijaksanaan dan pendekatan yang baik serta pentingnya penyampaian program-

program baru untuk pengembangan karir pegawai dan mambangun suasana kerja

yang baik.

Selain kepemimpinan yang dapat membuat karyawan berkomitmen

dalam pekerjaannya, tentu juga didukung oleh motivasi. Motivasi berasal dari kata

latin movere yang berarti dorongan atau menggerakan. Motivasi dalam

manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan

khususnya. Pentingnya motivasi kerja ini karena menyebabkan dan mendukung

perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang

diinginkan. Untuk menggerakan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki

perusahaan, maka haruslah dipahami motivasi manusia yang bekerja di

5
perusahaan tersebut. Berikut ini penilaian kepemimpinan yang dilakukan pada

tahun 2020 yang ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1
Penilaian Kepemimpinan CV. Upserve Indonesia Tahun 2020-2022
2020 2021 2022
Penilaian
Kepemimpinan
Karya Karya Karya
Puas % Puas % Puas %
wan wan wan
Kemampuan
pimpinan dalam
127 88 69% 99 60 60,6% 73 32 43,8%
menganalisa situasi
yang dihadapi
Keterampilan
dalam 127 98 77% 99 59 59,6% 73 43 58,9%
berkomunikasi
Keberanian dalam
melaksanakan tugas 127 80 62% 99 52 52,5% 73 38 52%
pokoknya
Kemampuan
mendengar
127 82 67% 99 65 65,6% 73 35 47,9%
pendapat dan saran
dari bawahan
Sumber Data CV. Upserve Indonesia Tahun 2022

Berdasarkan data kepemimpinan CV. Upserve Indonesia Tahun 2020-

2022 tersebut menyatakan bahwa data mengenai kepemimpinan, diketahui tahun

2020 dengan jumlah karyawan 127 orang, yang memberikan penilaian puas

terhadap kemampuan pimpinan dalam menganalisa situasi yang dihadapi sebesar

69%, keterampilan dalam berkomunikasi sebesar 77%, keberanian dalam

melaksanakan tugas pokoknya sebesar 62%, kemampuan mendengar pendapat

dan saran dari bawahan, sebesar 67%. Tahun 2020 dengan jumlah karyawan 99

orang, yang memberikan penilaian puas terhadap kemampuan pimpinan dalam

menganalisa situasi yang dihadapi sebesar 60,6%, keterampilan dalam

6
berkomunikasi sebesar 59,6%, keberanian dalam melaksanakan tugas pokoknya

sebesar 52,5%, kemampuan mendengar pendapat dan saran dari bawahan, sebesar

65,6%. Tahun 2022 dengan jumlah karyawan 73 orang, yang memberikan

penilaian puas terhadap kemampuan pimpinan dalam menganalisa situasi yang

dihadapi sebesar 43,8%, keterampilan dalam berkomunikasi sebesar 58,9%,

keberanian dalam melaksanakan tugas pokoknya sebesar 52%, kemampuan

mendengar pendapat dan saran dari bawahan, sebesar 47,9%. Dari data penilaian

tersebut, segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi

dirinya dalam menjalankan tugasnya. Sikap seorang pimpinan sangat diharapkan

dapat menambah semangat bekerja sehingga produktivitas kerja karyawan tetap

terjaga serta mendorong semangat kerja karyawan agar lebih maksimal.

Tabel 1.2
Penilaian Motivasi CV. Upserve Indonesia Tahun 2020-2022
2020 2021 2022
No Motivasi Karya Kary Karya
Jml (%) Jml (%) Jml (%)
wan awan wan
Kenaikan gaji
1 127 22 28% 99 44 55% 73 15 34%
para karyawan
Tunjangan
2 prestasi hasil 127 38 38% 99 52 63% 73 28 52%
kerja karyawan
Promosi
kenaikan
3 127 8 14% 99 8 18% 73 6 22%
jabatan
karyawan
Prestasi hasil
4 127 35 35% 99 44 55% 73 27 51%
kerja karyawan
Fasilitas kerja
karyawan yang
5 mempunyai 127 10 16% 99 15 25% 73 7 23%
prstasi kerja
yang baik
Sumber Data CV. Upserve Indonesia Tahun 2022

Berdasarkan data pada tabel di atas hasil presentase data motivasi

7
karyawan pada CV. Upserve Indonesia tahun 2020-2022 setiap tahunnya

mengalami penurunan. Tahun 2020 dengan jumlah 127 karyawan, data kenaikan

gaji pada tahun 2020 terdapat 22 orang atau 28%, tunjangan prestasi hasil kerja

karyawan 38 orang atau 38%, promosi kenaikan jabatan karyawan 8 orang atau

14%, prestasi hasil kerja karyawan 35 orang atau 35%, fasilitas kerja karyawan

yang berprestasi 10 orang atau 16%. Tahun 2020 dengan jumlah 99 karyawan,

data kenaikan gaji pada tahun 2021 terdapat 44 orang atau 55%, tunjangan

prestasi hasil kerja karyawan 52 orang atau 63%, promosi kenaikan jabatan

karyawan 8 orang atau 18%, prestasi hasil kerja karyawan 44 orang atau 55%,

fasilitas kerja karyawan yang berprestasi 15 orang atau 25%. Tahun 2022 dengan

jumlah 73 karyawan, data kenaikan gaji pada tahun 2022 terdapat 15 orang atau

34%, tunjangan prestasi hasil kerja karyawan 28 orang atau 52%, promosi

kenaikan jabatan karyawan 6 orang atau 22%, prestasi hasil kerja karyawan 27

orang atau 51%, fasilitas kerja karyawan yang berprestasi 7 orang atau 23%.

Dengan kondisi tersebut jelas, bahwa motivasi karyawan dalam lingkungan kerja

masih belum memenuhi harapan.

Selain kepemimpinan yang dapat membuat karyawan berkomitmen

dalam pekerjaannya, tentu juga didukung oleh motivasi. Motivasi berasal dari kata

latin movere yang berarti dorongan atau menggerakan. Motivasi dalam

manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan

khususnya. Pentingnya motivasi kerja ini karena menyebabkan dan mendukung

perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang

diinginkan. Untuk menggerakan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki

8
perusahaan, maka haruslah dipahami motivasi manusia yang bekerja di

perusahaan tersebut.

Sikap dalam kepemimpinan tersebut berpotensi dapat memelihara sikap

mental dan watak mereka untuk semakin menyadari atau memahami terhadap

tugas dan tanggung jawab didalam pekerjaannya. Adapun segala usaha

perusahaan di dalam melakukan tindakan dari seorang pimpinan pada akhirnya

akan bermuara pada tercapainya peningkatan produktivitas kerja karyawan.

Demikian pula yang terjadi pada CV. Upserve Indonesia, dimana masih terlihat

kurangnya tingkat kedisiplinan kerja karyawan, sehingga pada gilirannya akan

menurunkan tingkat Produktivitas Kerja.

Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang harus

diperhatikan oleh perusahaan. CV. Upserve Indonesia harus dapat bekerja dengan

lebih efektif, efesien dan produktif sehingga karyawan dapat dipandang sebagai

faktor penentu, karena ditangan manusialah segala inovasi akan direalisasi dalam

upaya mewujudkan tujuan organisasi. Menurut Ernest J. Mc Cormick

(Mangkunegara,2013:94) mengemukakan “Motivasi kerja dapat di definisikan

sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara

perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”. Menurut Mangkunegara

(2015:93) menuliskan bahwa “motivasi dapat juga dikatakan sebagai energi untuk

membangkitkan dorongan dalam diri”. Kemudian menurut Hasibuan (dalam

Sutrisno, 2017: 25) “Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang

menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja

efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencapai

9
kepuasan”

Motivasi dapat menentukan perilaku seseorang untuk bekerja atau

dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dalam

motivasi. Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang pasti memiliki suatu faktor

yang mendorong aktivitas tersebut. Demikian pula penilaian motivasi juga sangat

penting dilakukan mengingat motivasi dapat mendorong seseorang dapat dengan

senang hati melakukan pekerjaannya dengan baik. Berikut ini kondisi riil hasil

penilaian yang dilakukan pegawai dari tingkat manajemen sampai dengan staf

bawah CV. Upserve Indonesia berdasar pada data diperoleh informasi bahwa

pemimpin kurang memiliki kedekatan kepada pegawai yang dipimpinnya dan

juga kurang intens dalam memberikan motivasi kepada pegawain bawahannya,

sehingga berdampak rendahnya semangat kerja pegawai. Selain itu, motivasi kerja

karyawan yang rendah juga terjadi karena dilihat kedekatan antar pegawai juga

rendah sehingga lingkungan kerja yang terbentuk kurang kondusif.

Pada dasarnya motivasi kerja seseorang berbeda - beda tingkatannya.

Demikian juga pada karyawan CV. Upserve Indonesia, masing - masing karyawan

memiliki motivasi dan produktivitas yang berbeda dalam bekerja. Dalam rangka

memaksimalkan produktivitas kerja, maka pimpinan memotivasi pegawai agar

bekerja lebih baik. Fenomena yang ada, selama ini meskipun motivasi kerap kali

diberikan, ternyata belum cukup efektif untuk memotivasi pegawai dalam

meningkatkan produktivitasnya.

Kebutuhan seseorang merupakan dasar untuk model motivasi. Kebutuhan

adalah kekurangan yang dirasakan oleh seseorang pada saat tertentu yang

10
menimbulkan tegangan yang menyebabkan timbulnya keinginan. Karyawan akan

berusaha untuk menutupi kekurangannya dengan melakukan suatu aktivitas yang

lebih baik dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan melakukan aktivitas yang

lebih banyak dan lebih baik karyawan akan memperoleh hasil yang lebih baik

pula sehingga keinginannya dapat terpenuhi. Keinginan yang timbul dalam diri

karyawan dapat berasal dari dalam dirinya sendiri maupun berasal dari luar

dirinya, baik yang berasal dari lingkungan kerjanya maupun dari luar lingkungan

kerjanya. Motivasi bukanlah merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan

ada beberapa faktor yang mempenagruhinya.

Tabel 1.3
Data Karyawan Keluar CV. Upserve Indonesia Tahun 2020 - 2022
Kriteria Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Karyawan diberhentikan
karena kemampuan kerja
7 9 6
pada divisi tertentu yang
kurang memuaskan
Karyawan diberhentikan
karena hasil kerja yang tidak 8 9 11
mencapai taget tepat waktu
Karyawan diberhentikan
karena tingkat efisien waktu
10 10 9
jam kerja yang kurang
disiplin
Jumalah 25 28 26
Jumlah Karyawan 127 99 73
Persentase 22% 28% 35%
Sumber Data CV. Upserve Indonesia Tahun 2022

Berdasarkan data keluar karyawan di atas dapat dilihat bahwa pada tahun

2020 karyawan diberhentikan dengan kriteria kemampuan kerja, hasil kerja dan

efisien kerja terdapat 20% dari jumlah karyawan 127 orang, tahun 2021 terdapat

28% dari jumlah karyawan 99 orang, kemudian pada tahun 2022 terdapat 35%

dari jumlah karyawan 73 orang. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas kerja

11
karyawan menurun pada tiap tahunnya. Untuk mencapai tujuan, perusahaan harus

dapat meningkatkan tingkat kepemimpinan dan motivasi terhadap karyawan agar

produktivitas kerja dari masing-masing karyawan tersebut dapat ditingkatkan,

yang mana pada gilirannya produktivitas kerja karyawan secara keseluruhan akan

meningkat pula.

Kepemimpinan dan motivasi kerja dalam perusahaan sangatlah penting

guna menghindari pergantian (turnover) karyawan pada tiap tahunnya. Sering

terjadinya turnover karyawan pada perusahaan dapat di indikasikan bahwa

produktivitas kerja karyawan dinilai kurang memuaskan. Dalam upaya

meningkatkan produktivitas kerja karyawan, maka perusahaan perlu

memperhatikan pergantian (turnover) pada karyawan. Faktor sering terjadinya

pergantian karyawan dapat dinilai dari kemampuan kerja, hasil kerja, semangat

kerja, pengembangan diri, mutu dan efisiensi.

Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut diatas, maka penulis

tertarik melakukan sebuah penelitian dengan judul “PENGARUH

KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS

KERJA PADA CV. UPSERVE INDONESIA”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Kepemimpinan terhadap Produktivitas Kerja

secara parsial pada CV. Upserve Indonesia?

12
2. Apakah terdapat pengaruh Motivasi terhadap Produktivitas Kerja secara

parsial pada CV. Upserve Indonesia?

3. Apakah terdapat pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap

Produktivitas Kerja secara simultan pada CV. Upserve Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah pengaruh Kepemimpinan terhadap Produktivitas

Kerjasecara parsial pada CV. Upserve Indonesia?

2. Untuk mengetahui apakah pengaruh Motivasi terhadap Produktivitas Kerja

secara parsial pada CV. Upserve Indonesia?

3. Untuk mengetahui apakah pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap

Produktivitas Kerja secara simultan pada CV. Upserve Indonesia?

1.4 Manfaat Penelitian

Jika tercapainya tujuan yang diharapkan maka akan diperoleh manfaat

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Setiap penelitian sudah tentu memiliki sasaran dan manfaat yang ingin

di capai, baik itu secara praktis maupun teoritas. Adapun manfaat penelitian

tersebut, sebagai berikut :

1) Bagi Penulis

13
Penulisan ini diharapkan dapat sebagai tambahan dalam meningkatkan

pengetahuan wawasan yang positif, sekaligus mengimplementasikan

ilmu yang telah diperoleh selama kuliah. Serta penulis dapat melakukan

analisi secara nyata.

2) Manfaat bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

sumber daya manusia, memberikan wacana bagi para pembaca, dan dapat

menambah bahan kepustakaan fakultas ekomoni Universitas Pamulang

agar diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi yang

berhubungan dengan pengaruh kepemimpinan dan motivasi kerja

terhadap Produktivitas Kerja.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

para pembuat kebijakan dalam membuat kebijakan yang terkait dengan

kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap sehingga Produktivitas Kerja

dapat meningkat.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen

Manajemen merupakan proses untuk mencapai tujuan organisasi,

manajemen bisa sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis,

juga sebagai suatu kreatifitas pribadi yang disertai suatu keterampilan.

Manajemen adalah suatu rangkaian aktifitas (termasuk perencanaan dan

pengambialn keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian)

yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik dan

informasi) dengan maksud dan tujuan dengan tujuan mencapai tujuan organisasi

secara efektif dan efisien.

Menurut Marwansyah (2016:3) “manajemen adalah organisasi yang

efektif harus mampu menemukan, mendayagunakan, memepertahankan, dan

mengembangkan manusia untuk mencapai hasil yang dicita-citakan”. Selain itu

menurut Suswanto dan Priansa (2016 : 16) “Manajemen merupakan ilmu dan

seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber -

sumber daya lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Manajemen terdiri dari 6 unsur : Man, Money, Menthod, Material,

Machine, dan Market”. Selain itu pendapat darit Malayu S.P. Hasibuan (2017:9)

“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai

tujuan tertentu”.

15
Kemudian pendapat dari Afandi (2018:1) “Manajemen adalah bekerja

dengan orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia

atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan

pengawasan (controlling)”. Sedangkan menurut Firmansyah (2018:4)

“Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengkoordinasian,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber

daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu da

seni yang mengatur proses perencanaan, dan pengelolan sumber daya organisasi

seacara efektif dan efesien untuk mencapai tujun organisasi yang sudah

dirumuskan lewat visi dan misi.

1. Unsur – Unsur Manajemen

Menurut Hasibuan (2016:1), unsur-unsur manajemen itu terdiri dari :

man, money, methode, machines, materials, dan market, disingkat 6 M.

a. People (Manusia)

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.

Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses

untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab

pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.

b. Money (Uang)

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang

merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil

16
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.

Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk

mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara

rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus

disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan

dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu

organisasi.

c. Mothode (Metode)

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata

cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah

metode data dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu

tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada

sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta

uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan

orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai

pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian,

peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.

d. Machines (Mesin)

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin

akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih

besar serta menciptakan efesiensi kerja.

e. Materials (Materi)

Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.

17
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia

yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-

materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat

dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

f. Market (Pasar)

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang

yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti.

Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan

pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor

menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas

dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli

(kemampuan) konsumen.

2. Fungsi Manajemen

Secara sistematis manajeman sumber daya manusia mampunyai

fungsi yang amat penting, manajemen personalia pada dasarnya merupakan

dari fungsi oprasional. Fungsi manajemen sumber daya manusia menurut

Hasibuan (2017:21) meliputi :

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan (human resources planning) adalah “merencanakan tenaga

kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan

perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan

dengan menetapkan progam kepegawaian.Progam kepegawaian meliputi

pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan pengembangan,

18
kompensasi, pengintregasin, pemelihara, kedisiplinan, dan

pemberhentikan karyawan..

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian (organizing) adalah “kegiatan untuk mengorganisasi

semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,

delegasi, wewenang, intregrasi, dan koordinasi dalama bagan organisasi.

Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan

organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.

c. Pengarahan (Directing / Leading / Actuating)

Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan,

agar mau bekerja sama dan bekerja efktif serta efisien dalam membantu

tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan

dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan

semua tugasnya dengan baik.

d. Pengendalian (Controling)

Pengendalian (contolling) adalah kegiatan mengendalikan semua

karyawan agar mentaati peraturan – peraturan perusahaan dan bekerja

sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpanan atau kesalahan,

diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian

karyawan meliputi kehadiran perbaikan dan penyempurnaan rencana.

Pengendalian karyawan meliputi kehadiean, kedisiplinan, perilaku, kerja

sama, pelaksanaa pekerja, dan menjagsituasi lingkungan pekerjaan.

e. Pengadaan (procurement)

19
Pengadaan adala proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan

induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuan

perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.

2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai suatu proses

yang terdiri atas fungsi-fungsi MSDM yaitu perencanaan, pengorganisasian,

pemimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis

pekerjaan, evaluasi kerja, pengadaan, pengembangan, kompetensi, promosi dan

pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai

salah satu cabang ilmu manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

merupakan bilang keilmuan yang menitik beratkan pada permasalahan manusia

yang mempunyai kedudukan yang utama dalam setiap instansi dan organisasi.

Salah satu sumber daya yang penting dalam manajemen adalah sumber daya

manusia atau human resources. Pentingnya sumber daya manusia ini, perlu

disadari oleh semua tingkatan manajemen.

Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan

sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya manusia pada umumnya,

kegiatan-kegiatan sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang,

yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi pekerja kegiatan-kegiatan

itu terdiri atas analisis pekerjaan dan evaluasi pekerja. Sedangkan dari sisi pekerja,

kegiatan-kegiatan itu terdiri atas pengadaan tenaga kerja, pelatihan,

pengembangan, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.

Menurut Bangun (2015:6) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah

20
“suatu proses, perencanaan, terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja untuk

mencapai tujuan organisasi”. Menurut Mangkunegara (2015:2) berpendapat

bahwa “Manajemen sumber daya manusia sebagai suatu perencanaan,

pengorganisasi, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan,

pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan

pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi

dan masyarakat”.

Kemudian menurut Fahmi (2016:1) “manajemen sumber daya

manusia adalah rangkaian aktivitas organisasi yang diarahkan untuk

menarik, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja yang

efektif”. Selain itu, menurut Hasibuan (2017:2) berpendapat bahwa

manajemen sumber daya manusia adalah “ilmu dan seni mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat”.

Berdasarkan penjelasan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa manajemen sumber daya manusia adalah orang yang bekerja dan berfungsi

sebagai asset organisasi/perusahaan yang dapat dihitung jumlahnya (kuantitatif),

dan SDM merupakan potensi yang menjadi pergerak organisasi.

1. Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia

Komponen manajemen sumber daya manusia menurut Hasibuan

(2017:13) yaitu tenaga kerja manusia pada dasarnya dibedakan atas

pengusaha, karyawan, dan pemimpin.

21
a. Pengusaha

Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk

memperoleh pendapat dan besarnya pendapatan itu tidak menentu

tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.

b. Karyawan

Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan karena tanpa ke

ikut sertaanya aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan

aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang ingin

dicapai. Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaga) dan

mendapatkan kompensasi sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan

dalam suatu perusahaan dibedakan atau karyawan operasional dan

karyawan manajerial (pimpinan).

c. Pemimpin dan Manajer

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan

kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung

jawab atas pekerjaan orang tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan.

Setiap pemimpin mempunyai gaya dalam memimpin bawahannya akan

tetapi harus mampu mencakup asas-asas kepemimpinan yang terdiri dari

sikap yang tegas, rasional, konsisten, adil, dan jujur.

2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Hasibuan (2017:21) membagi fungsi-fungsi manajemen

sumber daya manusia seperti di bawah ini, meliputi:

a. Fungsi Manajerial

22
1) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta

efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu

terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan

program kepegawaian.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua

karyawan dengan menciptakan pembagian kerja. Hubungan kerja,

delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi bagian organisasi.

3) Pengarahan (Directing)

Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua kegiatan karyawan,

agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dan efisien dalam

membantu tercapainya tujuan perusahaan suatu organisasi.

Pengarahan dilakukan pemimpin dengan menugaskan bawahan agar

mengerjakan semua tugasnya dengan baik.

4) Pengendalian (Controlling)

Pengendalian adalah kegiatan pengendalian semua karyawan agar

menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan

rencana yang sebelumnya telah ditetapkan. Apabila terdapat

kesalahan atau penyimpangan diadakan perbaikan agar lebih baik

lagi rencananya.

b. Fungsi Operasional

1) Pengadaan Tenaga Kerja (Recruitment)

23
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi,

dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

2) Pengembangan (Development)

Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis,

teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan.

3) Kompensasi (Compensation)

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung (direct), dan tidak

langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai

imbalan yang diberikan kepada perusahaan.

4) Pengintegrasian (Integration)

Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan

kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling

menguntungkan.

5) Pemeliharaan (Maintenance)

Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental

dan loyalitas karyawan agar mereka mau bekerja sama sampai

pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program

kesejahteraan uang berdasarkan sebagai besar kebutuhan

karyawannya.

6) Kedisiplian (Discipline)

Keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan

24
perusahaan dan norma-norma sosial.

7) Pemutusan Hubungan Tenaga Kerja (Separation)

Putusannya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.

Pemutusan hubungan kerja ini dapat disebabkan oleh keinginan

karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun

dan sebab-sebab lainnya.

2.1.3 Kepemimpinan

Pada dasarnya kepemimpinan (leadership) merupakan proses yang harus

ada pada diri manusia, karena kepemimpinan merupakan gaya sseorang dalam

mempengaruhi orang lain. Adapun definisi dari kepemimpinan menurut para ahli

sebagai berikut:

Menurut Suharsaputra (2014:116) mendefinisikan bahwa “kepemimpinan

adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, ini mempunyai maksud untuk

mencapai tujuan yang sudah ditetepkan”. Sedangkan menurut Martoyo

(2015:179) menjelskan bahwa “kepemimpinan adalah langkah atau tindakan yang

dilakukan oleh seorang pemimpin dalam memotivasi para bawahanya agar

bawahanya mau melaksanakan tugasnya dalam mencapai tujuan”.

Selain itu juga Nawawi (2015;154) menjelaskan bahwa “kepemimpinan

adalah kemampuan dan seni memperoleh hasil melaui kegiatan dengan

mempengaruhi orang lain dalam rangka pencapaian tujuan yang sudah ditentukan

sebelumnya”.

Sejalan dengan itu menurut Yuniarsih (2015:165) mengartikan bahwa

“kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan kesiapan yang dimiliki

25
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dengan memotivasi, menggerakkan,

dan menuntun untuk untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu”.

Menurut Fauzi (2018:61) mendefinisikan bahwa “kepemimpinan sebagai

seni atau proses untuk memengaruhi dan mengarahkan serta mengerakan orang

lain agar mereka mau berusaha/bekerja untuk mencapai tujuan yang hendak

dicapai”. menurut Sutrisno (2016:218) menjelaskan bahwa “kepemimpinan

sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan

tugas dari para anggota kelompok”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan kepemimpinan

merupakan kemampuan untuk mepengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik

langsung maupun komunikasi tidak langsung dengan maksud untuk menggerakan

orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia

mengikuti kehendak pimpinan itu.

1. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan menurut Fauzi (2018:61) terbagi dua yaitu:

a. Fungsi Pemecahan masalah

Fungsi ini berhubungan dengan tugas seorang pemimpin dengan

pekerjaan yang mencakup memberikan jalan keluar dari suatu

masalah serta memberikan pendapat dan informasi.

b. Fungsi Sosial.

Fungsi sosial berhubunga dengan kehidupan kelompoknya yang

mencakup mendorong anggota kelompok untuk mencapai tujuan dan

menjaga susana kelompok.

26
2. Teori Kepemimpinan

Adapun teori kepemimpinan menurut Suharsaputra (2014:18) sebagai

berikut :

1. Teori Sifat

Teori sifat ini memandang bahwa sifat-sifat memainkan peranan

penting dalam membedakan antara pimpinan dengan bukan

pimpinan.

2. Teori Perilaku

Teori ini berpandangan bahwa kepemimpinan merupakan hal utama

bagi kinerja, dalam hubungan ini kepemimpinan dilihat dari perilaku

dalam menjalankan peranya sebagai pemimpin.

3. Teori Kontingensi

Teori ini didasarkan pada pandangan bahwa gaya kepemimpinan

yang yang cocok tergantung pada situasi. Menurut teori ini pemimpin

yang efektif bervariasi dalam gayanya sesuai dengan kesiapan

pengikutnya.

4. Teori Transformasional

Kepemimpinann transformasional merupakan gaya kepemimpinan

yang mampu mentrasformasikan orgnisasi dalam menghadapi

perubahan. Pemimpin yang trasformasional merupakan pemimpin

yang berorientasi pada perubahan melaui pemberian inspirasi pada

anggota organisasi untuk berjuang mencapai visi yang telah

ditetapkan.

27
3. Indikator Kepemimpinan

Adapun indikator dari variabel kepemimpinan menurut Martoyo

(2015:176-179), ini adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan Analitis

Kemampuan menganalisa situasi yang dihadapi secara teliti, matang, dan

mantap, merupakan prasyarat untuk suksesnya kepemimpinan seseorang.

b. Keterampilan

Berkomunikasi dalam memberikan perintah, petunjuk, pedoman, nasihat,

seorang pemimpin harus menguasai teknik-teknik berkomunikasi.

c. Keberanian

Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka perlu

memiliki keberanian yang semakin besar dalam melaksanakan tugas

pokoknya yang telah dipercayakan padanya.

d. Kemampuan Mendengar

Salah satu sifat yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin adalah

kemampuannya serta kemauannya mendengar pendapat dan atau

saransaran orang lain, terutama bawahan-bawahannya.

2.1.4 Motivasi

Motivasi berasal dari kata lain “Movere” yang berarti dorongan, daya

penggerak atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan. Kata

“Movere” dalam bahasa Inggris sering disepadankan dengan “Motivation” yang

berarti pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan

atau keadaan yang menimbulkan dorongan.

28
Motivasi yang ada pada diri seseorang merupakan pendorong yang akan

mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Orang mau

bekerja memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari (Consious needs)

maupun kebutuhan/keinginan yang tidak disadari (Unconsious needs); demikian

juga orang mau bekerja untuk mendapatkan kebutuhan fisik dan mental.

Menurut Amirullah (2013:219) mendefinisikan bahwa

“Motivasi sebagai pembentukan perilaku yang ditandai oleh bentuk-

bentuk aktivitas atau kegiatan melalui proses pisikologis, baik yang

dipengaruhi oleh faktor intrinsic maupun extrinsic, yang dapat

mengarahkanya dalam mencapai apa yang diinginkanya (tujuan)”.

Sedangkan menurut Maslao (2015:87) mendefinisikan bahwa

“Motivasi adalah tenaga pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia

berbuat sesuatu atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan”. Menurut

Samsudin (2015:281) motivasi adalah proses mempengaruhi atau

mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka

mau melaksanakan yang telah ditetapkan. Menurut Hasibuan (2017:143)

motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan

kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan

terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Sedangkan menurut Veithzal (2016:839) menjelaskan bahwa “motivasi

adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan,dan memelihara perilaku yang

berhubungan dengan lingkungan kerja”. menurut Suryani (2019:139) Motivasi

dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk memengaruhi orang lain agar

29
berperilaku (to behave) secara teratur.

Dari definisi di atas, maka motivasi dapat disimpulkan sebagai hal yang

sangat penting dalam setiap usaha/kelompok yang bekerja sama untuk mencapai

tujuan, karena motivasi merupakan tugas bagi seorang manajer untuk

memengaruhi orang lain (karyawan) dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Teori Motivasi

Pada dasarnya teori Motivasi pada dasarnya membantu manajer

atau karyawan dalam memecahkan permasalahan yang ada di oranisasi.

Menurut Sutrisno (2014 :120) Teori Motivasi dikelompokan menjadi dua

aspek yaituT :

1. Teori Kepuasan

Teori kepuasan ini mendasarkan pendekatanya atas faktor-faktor

kebetuhan dan kepuasan individu yang menyebabkanya bertindak dan

berperilaku dengan cara tertentu. Dalam teori keputusan ini merumuskan

perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang mengeuatkan,

mengarahkan, dan mendukung dan menghentikan perilakunya.

2. Teori Motivasi Proses

Dalam Teori Motivasi Proses ini memusatkan perhatianya pada

bagaimana motivasi terjadi. Dengan kata lain pada dasarnya Teori

motivasi proses ini berusaha menjawab pertanyaan bagaimana

menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku

individu agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan

manajer.

30
1. Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi kerja dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis motivasi

menurut Winardi (2016:5) dapat bersifat negatif dan positif, yakni:

a. Motivasi Positif, yang kadang-kadang dinamakan orang “motivasi yang

mengurangi perasaan cemas” (anxiety reducting motivation) atau

“pendekatan wortel” (the carrot approach) di mana orang ditawari

sesuatu yang bernilai (misalnya imbalan berupa uang, pujian dan

kemungkinan untuk menjadi karyawan tetap) apabila kinerjanya

memenuhi standar yang ditetapkan

b. Motifasi Negatif, yang sering kali dinamakan orang “ pendekatan tongkat

pemukul” (the stick approach) menggunakan ancaman hukuman

(teguranteguran, ancaman akan di PHK, ancaman akan diturunkan

pangkat dan sebagainya) andaikata kinerja orang bersangkutan di bawah

standar.

Sama halnya Gregor dalam Winardi (2016:6) “masing-masing tipe

(Motivasi) memiliki tempatnya sendiri di dalam organisasi-organisasi, hal

mana tergantung dari situasi dan kondisi yang berkembang”.

2. Tujuan dan Manfaat Motivasi Kerja

Terdapat beberapa tujuan dan manfaat motivasi menurut Malayu

(2015:146) antara lain :

a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

b. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan.

c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan, meningkatkan

31
kedisiplinan karyawan.

d. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

e. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

f. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi karyawan.

g. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

h. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.

i. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Berdasarkan uraian diatas tujuan motivasi adalah untuk

menggerakan dan mengarahkan potensi dan tenaga kerja dan organisasi agar

mau berhasil, sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya baik itu keinginan karyawan ataupun keinginan

organisasi.

3. Indikator Motivasi

Indikator motivasi dalam penelitian ini mengacu pada Veithzal

(2016:837) adalah sebagai berikut :

c. Kebutuhan akan prestasi (Need Achievment)

1) Kebutuhan untuk mengembangkan kreativitas

2) Kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan

3) Kebutuhan mencapai prestasi tertinggi

4) Kebutuhan untuk bekerja secara efektif dan efisien

d. Kebutuhan akan afiliasi (Need Affiliation)

1) Kebutuhan untuk diterima

2) Kebutuhan untuk menjalin hubungan baik antar karyawan

32
3) Kebutuhan untuk ikut serta dan bekerja sama

e. Kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power)

1) Kebutuhan untuk memberikan pengaruh

2) Kebutuhan untuk mengembangkan kekuasaan dan tanggung jawab

3) Kebutuhan untuk memimpin dan bersaing

2.1.5 Produktivitas Kerja

Menurut Sutrisno (2016: 99) “produktivitas kerja secara umum diartikn

sebagai hubungan antara keluaran (barang-barang atau jasa) dengan masukan

(tenaga kerja bahan,uang) yang dimana produktivitas adalah ukuran efisiensi

produktif”.

Menurut Marwansyah (2016) “produktivitas Kerja dapat diartikan

sebagai hasil kongkrit (produk) yang dihasilkan oleh individu atau kelompok

terutama dilihat dari sisi kuantitasnya”. Selain itu menurut pendapat Tohardi

dalam Sutrisno (2017:100), “produktivitas kerja merupakan sikap mental, sikap

mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada”. Suatu

keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini

daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik daripada hari ini.

Sedangkan menurut Hasibuan dalam Busro (2018:340), “produktivitas

adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan)”. Jika

produktivitas naik akan meningkatkan efisiensi (waktubahan-tenaga) dan sistem

kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.

Menurut Kussrianto dalam Sutrisno (2017:102), “mengemukakan bahwa

produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta

33
tenaga kerja persatuan waktu”. Peran serta tenaga kerja disini adalah penggunaan

sumber daya serta efektif dan efisien.

Kemudian menurut Sinungan dalam Busro (2018:344), “produktivitas

kerja merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk

menghasilkan barang dan jasa dalam waktu tertentu yang telah ditentukan atau

sesuai dengan rencana”. Kemampuan disini menurut peneliti bisa diartikan

sebagai kemampuan fisik atau bisa juga disebut kemampuan keterampilan. Dalam

kamus besar bahasa Indonesia keterampilan diartikan sebagai kecakapan untuk

menyelesaikan tugas.

Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa produktivitas

merupakan hasil kerja dari kemampuan seseorang yang dilandasi dengan sikap

mental yang selalu mencari perbaikan dan selalu mempunyai pandangan bahwa

kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dalam bekerja.

1. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan

Menurut Burhanuddin Yusuf (2016) faktor produktivitas mempunyai

peran besar dalam menentukan suatu usaha. Faktor-faktor yang memengaruhi

produktivitas antara lain adalah :

a. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil proses pendidikan yang diperoleh secara

formal maupun non-formal yang memberikan kontribusi pada seseorang

didalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau

menyelesaikan pekerjaan sehingga seorang karyawan diharapkan mampu

melakukan pekerjaan secara produktif.

34
b. Ketrampilan (skills)

Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional

mengenai bidang tertentu, ketrampilan diperoleh melalui proses belajar

dan berlatih. Dengan ketrampilan yang dimiliki seorang karyawan

diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif.

c. Sikap (attitude) dan perilaku (behaviors)

Sangat erat hubungan antara kebiasaan atau sikap dan perilaku. Jika sikap

karyawab baik, maka hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja juga

baik. Dengan demikian, perilaku manusia ditentukan oleh sikap-sikap

yang telah tertanam dalam diri karyawan sehingga dapat mendukung

kerja yang efektif.

d. Kemampuan (abilities)

Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh

seorang karyawan. pengetahuan dan ketrampilan termasuk faktor

pembentuk kemampun, dengan demikian jika seseorang memiliki

pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi diharapkan akan memiliki

kemampuan yang tinggi pula.

2. Indikator Produktivitas

Menurut Sutrisno (2016: 104), indikator produktivitas adalah sebagai

berikut :

a. Kemampuan

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan

seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki

35
serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk

menyelesaika tugas-tugas yang diembatnya kepada mereka.

b. Meningkatkan hasil yang dicapai

Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah

satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang

menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan

produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu

pekerjaan.

c. Semangat kerja

Merupakan usaha untuk lebih baik dari kemarin. Indikator ini dapat

dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian

dibandingkan dengan hari sebelumnya.

d. Pengembangan diri

Senantiasa menegmbangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja.

Penegmbangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan

harapan dengan apa yang akan dihadapi.

e. Mutu

Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah

berlalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan

kualitas kerja seorang pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk

memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna

bagi perusahaan dan dirinya sendiri.

f. Efisiensi

36
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya

yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas

yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan

dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Namun penulis mengangkat beberapa

penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian

penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait

dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
Pe
Nama Jud Pe
rs
dan ul rb
a Hasil
Tahun Pen ed
m Penelitian
Peneliti eliti aa
aa
an an n
n
1 Yossi Pen Va Va Hasil
Hendria garu ria ria penelitian
ti, h bel bel menunjukk
(2017) Moti M Ga an bahwa
Journal vasi oti ya motivasi
of dan va Ke dan gaya
Econo Gay si pe kepemimpi
my, a da mi nan secara
Busines Kep n mp parsial
s and emi Va ina berpengaru
Accoun mpi ria n, h signifikan
ting nan bel W terhadap
(COSTI terh Pr akt kinerja
NG) adap od u karyawan
Volume Prod ukt da PT. Cahaya
1 No 1, ukti ivi n Berlian.
e- vitas tas Te
ISSN : Kerj Ke mp

37
Pe
Nama Jud Pe
rs
dan ul rb
a Hasil
Tahun Pen ed
m Penelitian
Peneliti eliti aa
aa
an an n
n
2597- a rja at
5234 Pada Pe
PT nel
Cah itia
aya n
Berl
ian
2 Syazhas Pen Va Va Hasil
hah garu ria ria penelitian
Putra h bel bel bahwa
Bahrum Kep Ke Ki pengaruh
dan emi pe ner antara
Inggrid mpi mi ja kepemimpi
Wahyu nan mp Pe nan (X1)
ni Dan ina ga terhadap
Sinaga, Moti n wa kinerja
(2015) vasi da i, pegawai
“Jurnal Kerj n W (X2). Hal
Akunta a M akt ini di
nsi, Terh oti u buktikan
Ekono adap va da dari nilai t
mi dan Kine si n hitung =
Manaje rja Ke Te 2.049 yang
men Pega rja mp lebih besar
Bisnis” wai at dari t tabel
vol. 3, (Stu Pe = 1.68488
no. 2, di nel atau nilai
2015, Pada itia sig t =
135- Pega n 0.030 yang
141, wai lebih kecil
ISSN: Lem dari ɑ =
2337- baga 0.05,
7887 Dew sehingga
(print an dapat
version) Kaw dikatakan
asan bahwa
Perd hipotesis 1
agan yang
gan diajukan
Beb dalam
as penelitian
Pela ini diterima,
buha pengujian
n variabel

38
Pe
Nama Jud Pe
rs
dan ul rb
a Hasil
Tahun Pen ed
m Penelitian
Peneliti eliti aa
aa
an an n
n
Beb kepemimpi
as nan
Bata terhadap
m kinerja
Bint pegawai
an adalah
Kari positif dan
mun signifikan.
) Maka,
dapat
disimpulka
n,
kepemimpi
nan
berpengaru
h terhadap
kinerja
pegawai.
Rina Pen Va Va Hasil
(2020) garu ria ria penelitian
http://jo h bel bel membuktik
urnal.II Gay Pr Ga an bahwa
dikti9.i a od ya (1) gaya
d/Ekon Kep ukt Ke kepemimpi
omika emi ivi pe nan
Vol 4, mpi tas mi instruktif
No 1pp nan Ke mp tidak
14-24, Terh rja ina berpengaru
p- adap kar n, h signifikan
ISSN:2 Prod ya W terhadap
088- ukti wa akt produktifita
3
9003 vitas n u s kerja
dan e- Kerj da karyawan
ISSN:2 a n pada Bank
685- Kar Te Danamon
6891 yaw mp Simpan
an at Pinjam Unit
Pada Pe Pinrang. (2)
Ban nel gaya
k itia kepemimpi
Dan n nan
amo konsultatif
n tidak
berpengaru

39
Pe
Nama Jud Pe
rs
dan ul rb
a Hasil
Tahun Pen ed
m Penelitian
Peneliti eliti aa
aa
an an n
n
h signifikan
terhadap
produktifita
s kerja
karyawan
pada Bank
Danamon
Simpan
Pinjam Unit
Pinrang. (3)
gaya
kepemimpi
nan
partisipatif
berpengaru
h signifikan
terhadap
produktifita
s kerja
karyawan
pada Bank
Danamon
Simpan
Pinjam Unit
Pinrang. (4)
gaya
kepemimpi
nan
delegatif
berpengaru
h signifikan
terhadap
produktifita
s kerja
karyawan
pada Bank
Danamon
Simpan
Pinjam Unit
Pinrang.
Gaya
kepemimpi
nan
delegatif

40
Pe
Nama Jud Pe
rs
dan ul rb
a Hasil
Tahun Pen ed
m Penelitian
Peneliti eliti aa
aa
an an n
n
merupakan
variabel
yang paling
dominan
pengaruhny
a terhadap
produktivita
s kerja
karyawan
Pada Bank
Danamon
Simpan
Pinjam Unit
Pinrang.
4 Tatang Pen Va Va Hasil
Mulyan garu ria ria pengujian
a dan h bel bel secara
Rini Kep Ke Li parsial
Oktavia emi pe ng menunjuka
ni, mpi mi ku n bahwa
(2016) nan mp ng bahwa
“Jurnal dan ina an kepemimpi
Wacan Ling n Ke nan
a kun da rja, berpengaru
Ekono gan n W h terhadap
mi” Kerj pr akt produktivita
Vol. 16; a od u s pegawai
No. 01, Terh ukt da dan
hal:009- adap ivi n lingkungan
017, Prod tas Te kerja
ISSN: ukti mp berpengaru
1412- vitas at h terhadap
5897 Pega Pe produktivita
wai nel s pegawai
pada itia selanjutnya
PD. n untuk
Gay pengujian
a secara
Hadj simultan
ah menunjuka
Dick n bahwa
&Di kepemimpi
ck nan dan
(Do lingkungan

41
Pe
Nama Jud Pe
rs
dan ul rb
a Hasil
Tahun Pen ed
m Penelitian
Peneliti eliti aa
aa
an an n
n
dol kerja
Gar berpengaru
ut h terhadap
Hadj produktivita
ah) s pegawai
Pada PD.
GAYA
Hadjah
Dick&Dick
(Dodol
Garut
Hadjah)”.
5 Halil, Pen Va Va Hasil
Yudhia, garu ria ria penelitian
dan h bel bel Pembuktian
Kustiari Kep Ke Ke hipotesis
, (2015) emi pe dis ketujuh
”JEAM mpi mi ipli menunjukk
” Vol na, mp na an bahwa
XIV, Kedi ina n, kinerja
ISSN : sipli n, Ki karyawan
1412- nan M ner berpengaru
5366, e- Dan oti ja, h terhadap
ISSN : Moti va W produktivita
2459- vasi si, akt s kerja
9816 Kerj Pr u karyawan
a od da di
Terh ukt n Perusahaan
adap ivi Te Daerah
Prod tas mp Perkebunan
ukti at Kabupaten
vitas Pe Jember.
Mel nel Artinya,
alui itia jika kinerja
Kine n karyawan
rja di
Kar Perusahaan
yaw Daerah
an Perkebunan
(Stu Kabupaten
di Jember
Emp mampu
iris ditingkatka
Pada n maka

42
Pe
Nama Jud Pe
rs
dan ul rb
a Hasil
Tahun Pen ed
m Penelitian
Peneliti eliti aa
aa
an an n
n
Peru akan
saha berdampak
an pada
Daer semakin
ah tingginya
Perk produktivita
ebun s kerja
an karyawan
(PD di
P) Perusahaan
Kab Daerah
upat Perkebunan
en Kabupaten
Jem Jember.
ber)
6 Elvino Pen Va Va Hasil yang
Bonapa garu ria ria diperoleh
rte do h bel bel dalam
Rego, Kep Ke Ki penelitian
Wayan emi pe ner ini adalah
Gede mpi mi ja kepemimpi
Suparth nan mp Ka nan
a dan Terh ina rya berpengaru
Ni adap n, wa h positif
Nyoma Moti M n, dan
n Kerti vasi oti W signifikan
Yasa, dan va akt terhadap
(2017) Kine si u motivasi,
“E- rja da artinya
Jurnal Kar n apabila
Ekono yaw Te kepemimpi
mi dan an mp nan
Bisnis pada at semakin
Univers Dire Pe baik, maka
itas ktor nel motivasi
Udayan at itia kerja
a 6.11” Jend n meningkat.
ral Motivasi
Ad mempunyai
mini pengaruh
stras positif dan
i signifikan
dan terhadap
Keu kinerja

43
Pe
Nama Jud Pe
rs
dan ul rb
a Hasil
Tahun Pen ed
m Penelitian
Peneliti eliti aa
aa
an an n
n
anga karyawan,
n, artinya
Kem apabila
ente motivasi
rian semakin
Esta baik, maka
tal kinerja
Tim karyawan
or semakin
Lest meningkat.
e Kepemimpi
nan
mempunyai
pengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kinerja
karyawan,
artinya
apabila
kepemimpi
nan
semakin
baik, maka
kinerja
karyawan
semakin
meningkat.
Oleh karena
itu, ke
depan
untuk
meningkatk
an kinerja
karyawan
maka
Direktorat
Genderal
Administras
i dan
Keuangan
Kementeria
n Estatal

44
Pe
Nama Jud Pe
rs
dan ul rb
a Hasil
Tahun Pen ed
m Penelitian
Peneliti eliti aa
aa
an an n
n
Timor
Leste
seharusnya
mengemban
gkan
kepemimpi
nannya agar
semakin
baik dan
meningkatk
an motivasi
karyawan.
7 Widow Anal Va Va Hasil
ati, isis ria ria penelitian:
(2020) Pen bel bel Semakin
“Jurnal garu Ke Li baik
Ilmiah h pe ng kepemimpi
Manaje Kep mi ku nan dalam
men emi mp ng memberika
Forkam mpi ina an n arahan,
ma” nan, n, Ke memberika
Vol.3, Ling M rja, n teladan,
No.3, kun oti W dan
Juli gan va akt memberika
2020 Kerj si u n rasa
Halama a, da da semangat
n: 296 – dan n n pada
303 Moti Pr Te bawahan
© vasi od mp maka akan
LPPM Kerj ukt at membuat
& a ivi Pe peningkatan
FORK Terh tas nel produktivita
AMMA adap Ke itia s pada
Prodi Prod rja n PT.Mustika
Magiste ukti Citra Rasa.
r vitas Terbukti
Manaje Kerj dari
men a probabilitas
UNVE Kar parsial
RSITA yaw (0,000 <
S an 0,05).
PAMU Pada Semakin
LANG, PT kondusif,
ISSN Mus harmonis

45
Pe
Nama Jud Pe
rs
dan ul rb
a Hasil
Tahun Pen ed
m Penelitian
Peneliti eliti aa
aa
an an n
n
(online) tika dan nyaman
: 2599- Citr kondisi
171X a lingkungan
ISSN Rasa kerja maka
(print) akan
: 2598- membuat
9545 peningkatan
produktivita
s pada
PT.Mustika
Citra Rasa.
Terbukti
dari
probabilitas
parsial
(0,001 <
0,05).
Semakin
baik
motivasi
karyawan
dalam
bekerja
maka akan
membuat
peningkatan
produktivita
s pada
PT.Mustika
Citra Rasa.
Terbukti
dari
probabilitas
parsial
(0,010 <
0,05).
Semakin
baik
kepemimpi
nan dalam
memberika
n arahan,
memberika
n teladan,

46
Pe
Nama Jud Pe
rs
dan ul rb
a Hasil
Tahun Pen ed
m Penelitian
Peneliti eliti aa
aa
an an n
n
dan
memberika
n rasa
semangat
pada
bawahan,
serta
Semakin
kondusif,
harmonis
dan nyaman
kondisi
lingkungan
kerja, dan
Semakin
baik
motivasi
karyawan
dalam
bekerja
maka akan
membuat
peningkatan
produktivita
s pada PT.
Mustika
Citra Rasa.
Terbukti
dari
probabilitas
parsial
(0,000<0,0
1).

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka kerangka

berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.3.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pada CV.

47
Upserve Indonesia

Kepemimpinan menjadi salah satu penentu berjalannya perencanaan

yang telah dirancang dan dibuat oleh perusahaan, pemimpin harus mampu

mengarahkan dan mempengaruhi karyawan agar dapat memberikan peningkatan

produktivitas secara maksimal terhadap perusahaan, jika produktivitas kerja masih

dinilai kurang baik atau kurang maksimal, maka sangat mungkin hal tersebut

dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan motivasi yang berjalan kurang

baik dari pimpinan terhadap karyawan atau sebaliknya.

2.3.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pada CV. Upserve

Indonesia

Hasibuan (2013:95) menyatakan bahwa motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau

bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya

untuk mencapai kepuasan. Motivasi sebagaimana diungkapkan Wursanto

(2014:132) adalah alasan, dorongan yang ada di dalam diri manusia yang

menyebabkan manusia melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi

karyawan dapat di pengaruhi faktor minat, gaji yang di terima, kebutuhan akan

rasa aman, hubungan antar personal dan kesempatan untuk bekerja.

Adapun masalah yang dihadapi karyawan misalnya kurangnya

produktivitas kerja yang ditunjukkan oleh perilakunya sebagai keluaran dari suatu

proses berbagai komponen kejiwaan yang melatarbelakanginya. Hal-hal seperti

inilah yang harus diperhatikan oleh perusahaan bahwa pentingnya komponen

kejiwaan sebagai komponen guna menciptakan imajinasi, kreativitas, dan

48
keterampilan dalam pekerjaannya sehingga memiliki tingkat produktivitas yang

tinggi.

2.3.3 Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja

Pada CV. Upserve Indonesia

Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di suatu

perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas

kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun

faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan

pemerintah secara keseluruhan.

Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka

perlu dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran

produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau

per jam kerja orang ialah diterima secara luas, dengan menggunakan

metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun).

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka

dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitan ini, seperti yang

disajikan dalam gambar berikut ini:

49
Kepemimpinan (X1)

1. Kemampuan analitis
2. Ketrampilan
3. Keberanian Produktivitas (Y)

4. Kemampuan mendengar
1. Kemampuan

H1 2. Meningkatkan hasil yang


Sumber : Martoyo (2015:176-179)
dicapai
3. Semangat kerja
Motivasi (X2) 4. Pengembangan diri
5. Mutu
1. Kebutuhan akan prestasi
H2 6. Efisiensi
(Need Achievment)
2. Kebutuhan akan afiliasi
Sumber :Sutrisno (2016: 104)
(Need Affiliation)
3. Kebutuhan akan kekuasaan
(Need for Power)

Sumber : Veithzal dan Basri

(2016:837) 50
H3

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

2.4 Pengembangan Hipotesis

Menurut Syofian (2013:38) dalam buku yang berjudul Metode Penelitian

Kuantitatif, hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah

kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan

arti hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.

Atas dasar definisi di atas dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau

dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian kerangka

pemikiran diatas, maka peneliti mengajukan beberapa hipotesis dalam penelitian

ini sebagai berikut:

Ho₁ : β = 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh dan signifikan antara

kepemimpinan terhadap Produktivitas Kerja pada CV. Upserve

Indonesia.

Ha₁ : β ≠ 0 : Diduga terdapat pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan

terhadap Produktivitas Kerja pada CV. Upserve Indonesia.

Ho₂ : β = 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh dan signifikan antara motivasi

kerja terhadap Produktivitas Kerja pada CV. Upserve Indonesia.

Ha₂ : β = 0 : Diduga terdapat pengaruh dan signifikan antara motivasi kerja

terhadap Produktivitas Kerja pada CV. Upserve Indonesia.

Ho₃ : β = 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh dan signifikan secara simultan

51
antara kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap Produktivitas

Kerja pada CV. Upserve Indonesia.

Ha₃ : β = 0 : Diduga terdapat pengaruh dan signifikan secara simultan antara

kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap Produktivitas Kerja

pada CV. Upserve Indonesia.

52
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:2) yang dimaksud dengan metode penelitian

adalah Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif

kuantitatif, metode dekriptif menurut Sugiyono (2015:21) adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisa suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Menurut Nazir

(2015:65) adalah suatu metode untuk meneliti status kelompok manusia. Suatu

objek serta kondisi dan sistem pemikiran pada masa sekarang, sedangkan

menurut Sugiyono (2017:8) metode penelitian kuantitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode penelitian kuantitatif dilakukan

melalui pendekatan korelasional digunakan untuk proses pengujian atas hipotesis

penelitian yang di ajukan, yaitu sejauh mana variasi pada suatu faktor yang

berkaitan dengan variasi faktor lainnya.

46
3.2 Tempat dan Waktu penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan terhadap karyawan di CV. Upserve Indonesia

didirikan sejak tahun 1996, beralamat di jalan Agarindo No.09, Desa Sukamantri,

Pasar Kemis, Tangerang Banten.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, terhitung mulai bulan

Januari 2022 sampai dengan bulan Juni 2022. Adapun penelitian dilakukan secara

bertahap disesuaikan dengan tingkat kebutuhan penulis, yang diawali dengan

penyusunan proposal penelitian, seminar proposal skripsi, penyempurnaan materi

proposal, pengajuan surat izin penelitian, pengumpulan data primer dan sekunder,

pengolahan data yang telah didapat oleh penulis dan penyusunan pelaporan

skripsi.

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Jan Feb
Ma Ap
uar rua
ret ril Mei Juni
Jadwal i ri
202 202 2022 2022
Kegiatan 202 202
2 2
2 2

Penyusun
an Usulan                                                

Proposal
Revisi
Usulan                                                
Proposal
Skripsi
Penyusun
an                                                
Instrumen
Penelitian
Olah
Instrumen                                                

Penelitian
Pengump                                                
ulan Data

47
Tabulasi                                                
Data
Pengolah
an dan                                                
Analisis
Data
Penyusun                                                
an Skripsi
Sidang                                                
Skripsi

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya operasionalisasi konsep dasar

agar penelitian lebih mudah dipahami. Operasional variabel adalah suatu definisi

mengenai variabel yang merumuskan berdasarkan karakteristik variabel tersebut

yang dapat diamati. Pengertian variabel menurut Sugiyono (2018:38) adalah

Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari sehingga diperoleh informasi tentang hasil tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan

pendekatan korelasional, dimana data dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner

atau angket. Data yang dikumpulkan dari hasil kuesioner diolah dengan statistik,

selanjutnya ditafsirkan, dianalisis, dan dideskripsikan sesuai dengan tujuan

penelitian.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,

serta skala dari variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel-variabel yang

terkait dalam penelitian ini adalah:

3.3.1 Variabel Bebas (Independent variable)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,

48
antecedent. Menurut Sugiyono (2018:39) variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Maka dalam penelitian ini ada dua variabel independen yang

diteliti diantaranya :

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan menjadi salah satu penentu berjalannya perencanaan yang

telah dirancang dan dibuat oleh perusahaan, pemimpin harus mampu

mengarahkan dan mempengaruhi karyawan agar dapat memberikan

peningkatan produktivitas secara maksimal terhadap perusahaan, jika

produktivitas kerja masih dinilai kurang baik atau kurang maksimal, maka

sangat mungkin hal tersebut dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan

motivasi yang berjalan kurang baik dari pimpinan terhadap karyawan atau

sebaliknya.

2. Motivasi

Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu dorongan yang berasal dari dalam

manusia (faktor individual atau internal) dan dorongan yang berasal dari luar

individu atau yang disebut faktor eksternal. Menurut Sinungan (2015:150)

dalam teori ini pengharapan motivasi kerja seseorang sangat ditentukan

tujuan khusus yang akan dicapai orang yang bersangkutan.

3.3.2 Variabel Terkait (Dependent Variable)

Dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di suatu

perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

kerja karyawan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas

49
kerja karyawan baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun

faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijakan

pemerintah secara keseluruhan.

Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka perlu

dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas

tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang

ialah diterima secara luas, dengan menggunakan metode pengukuran waktu

tenaga kerja (jam, hari atau tahun).

Tabel 3.1
Variabel Operasional
Variabel Indikator Skala
Kepemimpinan 1. Kemampuan analitis Likert
(X1) 2. Ketrampilan berkomunikasi
Sumber : Kartono, 3. Keberanian
2013:189 4. Kemampuan mendengar
1. Kebutuhan akan prestasi
(Need Achievment) Likert
2. Kebutuhan akan afiliasi
Motivasi (X2)
Sumber : Veithzal (Need Affiliation)
dan Basri 3. Kebutuhan akan
(2016:837)
kekuasaan (Need for
Power)
1. Kemampuan
2. Meningkatkan hasil yang
Produktivitas Kerja
dicapai
(Y)
3. Semangat kerja Likert
Sumber : Sutrisno
4. Pengembangan diri
(2016: 104)
5. Mutu
6. Efisiensi

3.4 Populasi dan Sampel

1.4.1 Populasi

50
Menurut Sugiyono (2017:215) mendefinisikan “Populasi adalah

jumlah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah

karyawan pada CV. Upserve Indonesia yang berjumlah 73 orang.

1.4.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang

sebagai suatu perdugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri.

Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili

keseluruhan gejala yang diamati. Menurut Sugiyono (2016:81) sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh.

Menurut Sugiyono (2018 : 85) “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Jadi dalam penelitian

ini seluruh populasi dijadikan sampel yang berjumlah 73 responden.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-

angka, keterangan tertulis informasi lisan, dan beragam fakta yang berhubungan

dengan fokus penelitian yang diteliti. Teknik penggumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

3.5.1 Data primer

Menurut Sugiyono (2018:137) Data primer adalah sumber data yang

langsung diberikan kepada pengumpul data. Pengumpulan data tersebut dilakukan

51
secara khusus untuk mengatasi riset yang sedang diteliti. Dimana pengumpulan

data primer dilakukan dengan cara sebagai berikut ini:

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2015:204) observasi merupakan kegiatan pemuatan

penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat pada proses pelaksanaan

pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan non-

partisipan.

2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2017:194) Wawancara digunakan sebagai Teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melaksanakan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini

wawancara dilakukan pada CV. Upserve Indonesia sebanyak 73 (enam puluh)

responden.

3. Penyebaran angket/kuisioner

Menurut Sugiyono (2018:142), kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Adapun skala

jawaban yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, dengan

klasifikasi jawaban sebagai berikut :

Tabel 3.2
Skor Skala Likert Kategori Jawaban
No Kategori Jawaban Skor/Nilai
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-ragu (RR) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

52
Sumber : Sugiyono (2018:94)

Untuk menentukan rentang skala dari setiap variabel, dapat ditetapkan

interval untuk memberikan interpretasi yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.3
Kriteria Rentang Skala Variabel (X1), (X2), dan (Y)
Nilai Rata - Rata Kriteria
1,00 – 1,80 Sangat Rendah / Sangat Tidak Baik
1,81 – 2,60 Rendah / Tidak Baik
2,61 – 3,40 Sedang / Cukup Baik
3,41 – 4,20 Tinggi / Baik
4,21 – 5,00 Sangat Tinggi / Sangat Baik
Sumber: Sudjana (2013:47)

3.5.2 Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018:137) Pengumpulan data sekunder adalah

sumber data yang tidak langsung yang diberikan kepada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder ini merupakan data

yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan

bacaan yang berkaitan dan menunjang penelitian ini, yaitu meliputi : Melalui

pustaka teori, yakni dari buku-buku yang ada kaitannya dengan variabel

penelitian, dan masalah yang diteliti.

1. Dokumen

Yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu, biasanya berupa tulisan, gambar,

data-data organisasi bisnis.

2. Studi Kepustakaan

Suatu cara yang penulis lakukan dengan jalan mencari data melalui studi

kepustakaan, dalam arti mempelajari dan mentelaah buku-buku ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan jurusan penulis yaitu Manajemen

Sumber Daya Manusia. Selain itu juga penulis melakukan penelitian serta

53
mempelajari pula bahan kuliah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

Pengumpulan data dengan metode ini merupakan bahan-bahan yang bersifat

teoritis yang digunakan untuk mendapatkan pola pikir dan pola penulisan

secara ilmiah.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016:147) yang dimaksud teknik analisis data adalah

“Kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain tekumpul.

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan”. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan

adalah sebagai berikut :

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau validnya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan kuesioner mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Menurut

Sugiyono (2018:121), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menguji

setiap instrumen rumus yang dipakai adalah korelasi person product moment yang

dirumuskan sebagai berikut:

r=

n (∑ xy)−(∑ x )(∑ y) 54
√ {n ( ∑ x 2 )−( ∑ x ) 2 }{n ∑ y 2−( ∑ y ) 2 }
Sumber: Sugiyono (2016:183)
Keterangan :

r = Koefisien korelasi antar X dan Y

n = Jumlah responden

x = Skor item kuesioner

y = Total skor item kuesioner

Σxy = Koefisien korelasi produk momen antara skor tiap butir

Σx = Jumlah skor tiap butir

Σy = Jumlah skor total

Keputusan suatu instrument dikatakan valid tidaknya dengan

membandingkan antara rhitung dengan rtabel dengan ketentuan:

a. Jika rhitung > rtabel, maka instrumen valid.

b. Jika rhitung < rtabel, maka instrumen tidak valid.

Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila nilai rhitung yang diperoleh

dari hasil perhitungan (rxy) lebih besar daripada nilai rtabel dengan taraf signifikan

0,05 (5%).

3.6.2 Uji Reabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi atau nilai

keandalan dari instrumen yang digunakan. Menurut Sugiyono (2018:121)

menjelaskan bahwa instrumen yang adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas ini adalah

sebagai berikut :

55
a. Jika nilai Cronbach’s alpha > 0,60 maka kuesioner dinyatakan reliabel atau

konsisten.

b. Jika nilai Cronbach’s alpha < 0,60 maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel

atau tidak konsisten.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah Uji

Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heterokedastisitas, Uji Autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data yang

didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik

parametrik (statistic inferensial). Menurut Ghozali (2016:154) tujuan dari uji

normalitas adalah bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Ada banyak cara untuk

menguji normalitas, antara lain dapat dilihat dengan salah satu cara yaitu,

dengan melihat kurva normal P-Plot. Untuk memperjelas sebaran data dalam

penelitian, maka disajikan dalam grafik normal P-Plot.

Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal dengan analisis

grafik normal P-Plot dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

a. Data dikatakan berdistribusi normal apabila data yang berupa titik

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

b. Data dikatakan tidak berdistribusi normal apabila data menyebar jauh

dari arah garis atau tidak mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2016:155).

2. Uji Multikolinearitas

56
Menurut Ghozali (2016:103), Uji multikolinearitas bertujuan untuk

mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas. Dalam analisis regresi ganda terdapat dua atau lebih variabel bebas,

maka terdapat dua atau lebih variabel bebas yang diduga akan mempengaruhi

variabel terikatnya.

Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya multikolonieritas. Dalam penelitian ini, multikolonieritas dapat dilihat

dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Nilai

cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas

adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

3. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2016:134), Uji heterokedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heterokedastititas.

Untuk menguji ada tidaknya masalah heterokedastisitas pada model regresi

yang diperoleh digunakan uji korelasi rank spearman, salah satu cara untuk

melihat adanya problem heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik

scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu (ZPRED) degan

residualnya (SRESID). Cara menganalisanya:

a. Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang teratur

seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, jika terjadi maka

mengindikasikan terdapat heterokedastisitas.

57
b. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak

terjadi heterokedastisitas.

4. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2016:110).

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu

(time series) karena “gangguan” pada seseorang individu atau kelompok

cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu atau kelompok yang

sama pada periode berikutnya.

Cara yang digunakan dalam uji autokorelasi oleh peneliti untuk

mendeteksi ada tidaknya gejala autokorelasi adalah dengan menggunakan uji

run test, dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai yang

direkomendasikan untuk menunjukan tidak adanya gejala autokorelasi adalah

nilai Asymp. Sig. (2-tailed) harus diatas 0,05.

3.6.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara variabel dependen dengan variabel independen.

Rumus regresi linier sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y’ = a + bX
Sumber: Sugiyono (2018:188)

58
Keterangan:

Y = Nilai yang dirumuskan

a = Suatu bilangan konstanta (Y) apabila X= 0

b = Koefisien regresi

X = Nilai variabel Independen

Untuk mencari nilai a dan b ditentukan dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut:

(∑ y )(∑ x¿ ¿ 2)−(∑ x)(∑ xy )


a= 2 2
¿
n ∑ x −( ∑ x)

n ∑ yx−(∑ x )∑ y
b= 2 2
n ∑ x −(∑ x)
Keterangan:

X = Variabel independen

Y = Variabel dependen

a = Harga Y apabila X=0 (harga konstan)

b = Angka arah koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau

penurunan

ƞ = Banyaknya sampel

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya X akan menyebabkan

adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan bervariasi. Namun nilai Y

juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y

bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor

lain yang menyebabkannya.

3.6.5 Analisis Regresi Berganda

Menurut Sugiyono (2016:210) Analisis regresi linier berganda adalah

59
analisis yang digunakan peneliti bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan

variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai

factor predictor (dinaik turunkan nilainya). Jadi, analisis regresi linier berganda

akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. Rumus analisis

regresi linier berganda, yaitu:

Sumber: Sugiyono (2016:210)


Keterangan:

Y = Variabel dependen

a = Konstan

b1, b2 = Koefisien regresi

X1 = Lingkungan Kerja

X2 = Motivasi Kerja

1) Membuat tabel yang berisi no, nilai variabel x, y, xy dan x2

2) Kemudian baru mencari nilai a dengan rumus :

( ∑ y )( ∑ x 2 )−(∑ x)(∑ xy )
a=
n ( ∑ x 2 ) −( ∑ x ) 2

3) Untuk mencari nilai b dengan rumus :

n ( ∑ y )−(∑ x)(∑ y )
b=
n ( ∑ x 2 )−( ∑ x ) 2

4) Untuk menghitung nilai a diperlukan nilai b yang dibulatkan. Hal ini untuk

memperoleh hasil yang benar.

5) Apabila nilai a ditentukan barulah kedua nilai (a dan b) tersebut dibulatkan

dua atau tiga dibelakang koma.

60
3.6.6 Analisis Koefisien Korelasi

Menurut Sugiyono (2016:180), fungsi utama dari analisis korelasi adalah

untuk menentukan seberapa erat hubungan antara variabel satu dengan lainnya.

Analisis korelasi dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen. Untuk memberikan interpretasi

terhadap kuat atau lemahnya pengaruh variabel independen dan variabel

dependen, maka digunakan pedoman sebagai berikut :

Tabel 3.4
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0.199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2012:184)

3.6.7 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (KD) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerapkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel indpenden

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

61
Analisis koefisien determinasi menurut Ghozali (2016:95), koefisien

determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi KD = r2 x 100% variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel dependen amat terbatas. Namun dalam penelitian

ini, peneliti akan mengambil nilai Adjusted R2 untuk menghindari bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Uji koefisien

determinasi digunakan untuk mengetahui sebesar mana hubungan antara

lingkungan kerja (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap kepuasan kerja (Y).

Dalam penelitian ini, analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen menerangkan variasi variabel

dependen. Rumus analisis koefisien determinasi yaitu sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2017:350)

Dimana:

Kd = koefisien determinasi

r2 = Koefisien Korelasi

Dari perhitungan di koefisien korelasi dapat dikoefisien

determinasinya yaitu untuk melihat besarnya presentase (%) Pengaruh

Lingkungan kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja.

3.6.8 Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Menurut Suntoyo (2016:29) menyatakan tujuan uji hipotesis adalah

62
menguji harga-harga statistik, mean, dan proporsi dari satu atau dua sampel

yang diteliti. Pengujian ini dinyatakan hipotesis yang saling berlawanan yaitu

apakah hipotesis awal (nihil) diterima atau ditolak. Dilakukan pengujian

harga-harga statistik dari suatu sampel karena hipotesis tersebut bisa

merupakan pernyataan benar atau pernyataan salah. Pengujian hipotesis

dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan dalam

pengujian hipotesis ini peneliti menetapkan dengan menggunkan uji

signifikan, dengan penetapan hipotesis (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) .

Variabel independennya dalam penelitian ini adalah disiplin kerja

dan komunikasi. Variabel dependennya adalah kinerja karyawan. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 5% dan degree of freedom (df) untuk

menguji pengaruh df = n – 2, dapat dilihat nilai ttabel untuk menguji 2 (dua)

pihak, selanjutnya ditetapkan nilai thitung. Rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:
r √ n−2
t=
√ 1−r 2

Keterangan :

t = Tingkat signifikan thitung diperbandingkan dengan ttabel

n = Jumlah sampel

r = Koefisien kolerasi hasil rhitung

r2 =
Koefisien Determinasi

Kemudian menentukan model keputusan dengan menggunakan

statistik uji t, dengan melihat asumsi sebagai berikut:

63
1) Tingkat signifikan α = 0,05 (5%)

2) Degree of freedom (df) = n – k (banyaknya variabel independen dan

dependen)

3) Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel

Berpedoman kepada Sugiyono (2016:185) uji kriterianya adalah

sebagai berikut:

1) Jika thitung > ttabel pada α = 5% atau thitung , ttabel atau P Value (sig) < α

maka H0 ditolak dan Ha diterima (berpengaruh).

2) Jika thitung < ttabel pada α = 5% atau thitung > ttabel atau P Value (sig) > α

maka Ha ditolak dan H0 diterima (tidak berpengaruh).

Jika hasil pengujian statistik menunjukkan H0 ditolak, berarti

variabel independen yang tediri dari disiplin kerja dan komunikasi secara

parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Tetapi apabila H0

diterima, berarti variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh

terhadap variabel.

Berpedoman kepada Sugiyono (2016:185) bentuk penetapan

hipotesis statistiknya dalah sebagai berikut:

H0 : r = 0 atau Ha : r ≠ 0

Keterangan:

H0 = Format hipotesis awal (hipotesis nol).

Ha = Format hipotesis alternatif.

R = Koefisien korelasi hubugan antar variabel.

Untuk memperkuat hasil perhitungan yang diperoleh dan untuk

64
mengetahui tingkat kebenaran pengaruh antra masing-masing variabel yaitu

variabel x dan variabel y, maka peneliti akan melakukan uji hipotesis dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Variabel X1 (Kepemimpinan)

Ho1 : r = 0 : Tidak terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap

Produktivitas Kerja pada CV. Upserve Indonesia.

Ha1 : r ≠ 0 : Terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap Produktivitas

Kerja pada CV. Upserve Indonesia.

b. Variabel X2 (Motivasi)

Ho2 : r = 0 : Tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap Produktivitas

Kerja pada CV. Upserve Indonesia.

Ha2 : r ≠ 0 : Terdapat pengaruh motivasi terhadap terhadap

Produktivitas Kerja pada CV. Upserve Indonesia.

2. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Pengujian yang dilakukan ini adalah dengan uji parameter b (uji

korelasi) dengan menggunakan uji F statistik. Untuk menguji pengaruh

variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terkait

digunakan uji F.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

R2 /k
Fhitung
(1−R¿¿ 2)/(n−k−1)¿

Sumber : Sugiyono (2016 : 192)

65
Keterangan:

R² = Koefisien korelasi ganda

N = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel independen

n-k-1 = Degree of Freedom

Nilai Fhitung dari hasil pertimbangan menggunakan rumus di atas

kemudian diperbandingkan dengan Ftabel atau yang diperoleh dengan

menggunakan tingkat risiko 5% dan degree of freedom (df = n-k-1). Uji F

hasil perhitungan diperbandingkan dengan Ftabel dengan kriteria:

a. Jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 % atau P Value (sig) < α maka Ho ditolak

dan Ha diterima (berpengaruh).

b. Jika Fhitung < Ftabel pada α = 5 % atau P Value (sig) > α maka Ho diterima

dan Ha ditolak (tidak berpengaruh).

Asumsi jika terjadi penolakan Ho maka dapat diartikan sebagai adanya

pengaruh signifikan dari variabel-variabel independen secara bersama-sama

(simultan) terhadap variabel dependen.

Dalam penelitian ini rumusan hipotesisnya adalah:

Ho3 : r = 0 : Tidak terdapat pengaruh kepemimpinan dan motivasi

terhadap Produktivitas Kerja pada CV. Upserve

Indonesia.

Ha3 : r ≠ 0 : Terdapat ada pengaruh kepemimpinan dan motivasi

terhadap Produktivitas Kerja pada CV. Upserve

Indonesia.

66
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Didirikan pada tahun 1996 sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

manufaktur. Kami adalah produsen dan pemasok terkenal dari berbagai

kotak bergelombang, kotak karton, kotak kemasan, pallet bergelombang dan

stiker kemasan yang tahan lama. Kami menyediakan berbagai macam kotak,

pallet, dll. dalam beragam spesifikasi yang banyak digunakan dalam

keperluan pengemasan. Dibawah bimbingan ahli dari mentor kami sehingga

kami telah mencapai kesuksesan dan popularitas di pasar. Keberhasilan

kami didasarkan pada :

1. Hubungan jangka panjang dengan pelanggan kami

2. Desain struktural dan grafis yang unggul

3. Penawaran produk yang luas

4. Manufaktur yang dikapitalisasi dengan baik dan efisien

5. Kualitas produk kami

6. Layanan pelanggan yang luar biasa

7. Tenaga kerja kami yang berbakat dan berkomitmen

4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

a. menjadi perusahaan carton sleeve dan box dengan kualitas dan kuantitas

serta pelayan terbaik untuk customer.

68
2. Misi

Memberikan manfaat lebih kepada pelanggan dengan jaminan

kualitas terbaik, dengan cara :

a. Menjaga standar mutu yang berkualitas

b. Menyiapkan staff dan tenaga kerja terlatih dan professional di bidangnya

c. Menberikan jaminan ontime delivery

d. Memberikan penawaran harga yang bersaing dengan pangsa pasar

e. Memberikan layanan fast respon terhadap pelanggan

3. Tujuan

Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan menyediakan barang yang

sesuai kebutuhan, tepat waktu pengiriman, kontrol pengaruh lingkungan dan

pemanfaatan pembatasan penggunaan sistem kontrol bahan berbahaya

tertentu.

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan kerangka kerja yang menggambarkan

adanya pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap tingkatan yang

berada di dalam organisasi untuk melaksanakan kegiatan ke arah pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini dalah uraian tugas dari organisasi:

Untuk lebih jelasnya berikut terlampir rangkaian struktur organisasi

tersebut, dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.

69
Managing
Director

Material Production Sales Finance


Provider Tools Director Director

Production
And Post- Leader
Production

Sales Sales
Employee Part time

Sumber : Upserve Indonesia


Gambar 4.1
Struktur Organisasi

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Gambaran Umum Responden

a. Karasteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel. 4.1
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2022
Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-laki 40 54,7%

Perempuan 33 45,2%

Total 73 100%

70
Sumber: Data diolah oleh Peneliti (2022)

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa 40 orang (54,7%) responden

memiliki jenis kelamin laki-laki, dan 33 orang perempuan (45,2%)

responden memiliki jenis kelamin perempuan. Secara rata-rata dapat

dikatakan bahwa dari jumlah responden lebih banyak laki-laki dibandingkan

perempuan.

Tabel. 4.2
Karasteristik Responden berdasarkan Masa Kerja
Tahun 2022

Masa Kerja Jumlah Presentase

1-2 Tahun 15 20,5%


3-5 Tahun 58 79,5%
6-15 Tahun 0 0%
Diatas 16 Tahun 0 0%
Total 73 100%
Sumber: Data diolah oleh Peneliti (2022)

Berdasarkan masa kerja diatas pada table 4.2 dapat dilihat bahwa

responden pada masa kerja yang diatas 16 tahun tidak ada atau 0%,

sedangkan 15 orang (20,5%) responden memiliki masa kerja 1-2 tahun

dan untuk masa kerja 3-5 tahun memperoleh 58 orang (79,5%) dan

responden sebanyak 0 orang (0%) adalah responden yang memiliki masa

kerja 6-15 tahun. Sehingga dapat diinformasikan bahwa rata-rata masa

kerja karyawan yang lebih banyak pada masa kerja 3-5 tahun yang telah

71
memberikan kontribusi terbesar terhapat questioner yang penulis

bagikan.

b. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tabel. 4.3
Karasteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2022

Pendidikan Jumlah Presentase


SMA 50 68,5%
Diploma 0 0%
Sarjana 23 31,5%
Lainnya 0 0%
Total 73 100%
Sumber: Data diolah oleh Peneliti (2022)

Pada tabel diatas dapat diperjelas bahwa 0 orang (0%) responden

memiliki Pendidikan lainnya (professional) dan 23 orang (31,5%)

responden memiliki Pendidikan Sarjana, sedangkan 0 orang (0%)

responden memiliki Pendidikan Diploma dan 50 orang (68,5%)

responden meliliki Pendidikan SMA. Berdasarkan tingkat Pendidikan

dapat dilihat bahwa Pendidikan SMA lebih dominan dan hal ini sangat

mempengaruhi kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan yang

diberikan dapat dipertanggung jawabkan.

4.2.1 Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2017), “Validitas merupakan derajat ketepatan

antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat

72
dilaporkan oleh peneliti”. Uji validitas digunakan untuk menguji pertanyaan

maupun pernyataan pada kuesioner yang disebar apakah valid atau tidak.

Caranya dengan membandingkan antara rhitung dengan rtabel dengan

tingkat kesalahan (signifikan) 5%. Sedangkan nilai rtabel dalam penelitian ini

dengan signifikasi 0,05, jumlah sampel n = 73 dan jumlah variabel bebas = 2

maka untuk mengetahui nilai rtabel dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Degree Of Freedom = n – 2

Degree Of Freedom = 73 - 2 = 71

Jadi nilai rtabel adalah = 0,2303 (terlampir uji r)

Menurut Ghozali (2013) indikator dapat dikatakan valid apabila:

1. Bila nilai rhitung > rtabel (0,2303) maka indikator valid.

2. Bila nilai rhitung < rtabel (0,2303) maka indikator tidak valid.

Pengujian validitas dalam penelitian ini dihitung dengan

menggunakan software SPSS versi 25 diperoleh hasil sebagai berikut:

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya indikator

atau kuesioner dari masing-masing variable. Pengujian dengan

membandingkan rhitung dan rtabel.

Tabel 4.4 Uji Validitas

N rhitu rhitu rhitu rtabel Ketera


o. ng X1 ng X2 ng Y ngan
1 0, 0, 0, 0,2 Valid

73
776 761 827 303
2 0, 0, 0, 0,2 Valid
759 704 822 303
3 0, 0, 0, 0,2 Valid
610 619 746 303
4 0, 0, 0, 0,2 Valid
668 801 872 303
5 0, 0, 0, 0,2 Valid
779 699 834 303
6 0, 0, 0, 0,2 Valid
687 657 727 303
7 0, 0, 0, 0,2 Valid
675 735 789 303
8 0, 0, 0, 0,2 Valid
698 722 796 303
9 0, 0, 0, 0,2 Valid
645 659 744 303
1 0, 0, 0, 0,2 Valid
0 652 566 479 303
Sumber: Data diolah oleh Peneliti (2022)

a. Uji Validitas Variabel Kepemimpinan (X1)

Guna untuk mengetahui hasil uji validitas variabel Kepemimpinan (X1)

menggunakan program SPSS Versi 25. Data ini merupakan data ordinal

sampel berjumlah 73 orang dengan jumlah 10 pernyataan. Dapat dilihat

dari tabel 4.4 sebagian nilai tertinggi yaitu 0,779 dan nilai terendah yaitu

0,610 Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa seluruh

pernyataan dalam variabel Kepemimpinan (X1) adalah Valid. Hal ini

terlihat bahawa rtabel setiap item pernyataan lebih besar dari 0,2303 atau

rhitung > rtabel.

b. Uji Validitas Variabel Motivasi (X2)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa seluruh pernyataan

dalam variabel motivasi (X2) dapat dilihat sebagai nilai tertinggi yaitu

74
0,801 dan nilai terendah yaitu 0,566 Dan dapat dilihat bahwa tabel diatas

menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam variabel motivasi adalah

Valid. Hal ini terlihat bahawa rtabel setiap item pernyataan lebih besar dari

0,2303 atau r hitung > r tabel.

c. Uji Validitas Varibel Produktivitas Kerja (Y)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa seluruh pernyataan

dalam variabel Produktivitas Kerja (Y) dapat dilihat sebagai nilai tertinggi

0,872 dan nilai yang terendah yaitu 0,479 Dan dapat dilihat bahwa tabel

diatas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam variabel

Produktivitas Kerja adalah Valid. Hal ini terlihat bahawa r tabel setiap item

pernyataan lebih besar dari 0,2303 atau rhitung > rtabel.

b. Uji Realibilitas

Uji Realibilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk itu,

dilakukan uji reabilitas pada instrument penelitian dengan menghitung nilan

Cronbach Alpha, menurut (Ghozali, 2018) kuesioner dikatakan realibilitas

jika nilai Cronbach Alpha diatas 0.60.

Tabel 4.5
Kriteria Penilaian Tingkat Realibilitas
Interval Tingkat Realibilitas
0,00 – 0,20 Sangat Tidak Reliabel
0,20 – 0,40 Tidak Reliabel
0,40 – 0,60 Cukup Reliabel
0,60 – 0,80 Reliabel
0,80 – 1,00 Sangat Reliabel

75
Sumber: Arikunto (2017)

Berikut ini adalah hasil pengujian realibilitas keseluruhan variabel

yang dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6
Hasil Uji Realibilitas
No. Variabel Cronbach Keputusan Su

mb
Alpha er:
1 Kepemimpinan 0,880 Reliabel
(X1)
2 Motivasi (X2) 0,880 Reliabel
3 Produktivitas 0,923 Reliabel
Kerja (Y)
Hasil olah data SPSS 25 (2022)

Dari hasil uji realibilitas pada tabel 4.6 diatas, dapat dilihat bahwa

nilai Cronbach Alpha variabel Kepemimpinan (X1) adalah 0.880, dan variabel

Motivasi (X2) adalah 0,880, serta variabel Produktivitas Kerja (Y) adalah

0,923 dengan nilai lebih besar dari 0,60, sehingga dapat dikatakan item

pernyataan pada variabel tersebut adalah Reliabel.

4.2.2 Analisis Deskriptif

Pada bagian ini akan dideskiptifkan variabel Kepemimpinan (X1)

Motivasi (X2), dan Produktivitas Kerja (Y). Analisis ini diambil berdasarkan

jawaban dan data dari responden yang diambil dari kuesioner.

1. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kepemimpinan (X1)

76
Jumlah responden yang dilakukan sampel sebanyak 73 karyawan, untuk

data variabel motivasi kerja terdiri dari 10 butir pernyataan. Berdasarkan data

yang diperoleh dari angket nilai tertinggi yang didapatkan sebesar 3,79 dan

untuk nilai terendah sebesar 3,64.

Tabel 4.7
Hasil Kuesioner Variabel Kepemimpinan (X1)
JAWABAN
SS S KS T S

Kategori
N

Sampel

Mean
S K

Skor
O PERNYATAAN S
5 4 3 2 1

Kepemimpinan Analistis
Menurut saya, 20 27 16 10 0 73 276 3
1. pimpinan selalu , Baik
menganalisa 7
pencapaian target 8
kerja karyawan guna
mencapai target
perusahaan yang akan
dicapai
Menurut saya, 17 28 19 9 0 73 2 3
2. keputusan pimpinan 7 , Baik
dalam menentukan 2 7
target perusahaan 3
tanpa dilakukan
analisa terlebih dahulu
14 25 28 6 0 73 2 3 Baik
3. Menurut saya,
6 ,
pimpinan kurang teliti
6 6
dalam mengambil
4
keputusan
Skor Indikator 8 3 Baik
1 ,
4 7
2
Keterampilan
Menurut saya, 11 37 22 3 0 7 2 3 Baik
4. cara pimpinan 3 7 ,
dalam 5 7

77
memberikan 8
pedoman kerja
dapat dicerna
dan mudah
diterapkan
Menurut saya, 17 31 18 7 0 7 2 3 Baik
5. cara pimpinan dalam 3 7 ,
memberikan nasehat 7 7
kepada karyawan 9
melalui pendekatan
yang baik
Menurut saya, 14 34 15 10 0 7 2 3 Baik
6cara pimpinan dalam 3 7 ,
.memberikan arahan 1 7
kerja karyawan kurang 1
tegas
Skor Indikator 8 3 Baik
2 ,
3 7
6
Keberanian
Menurut saya, 12 39 18 4 0 7 2 3 Baik
7. pemimpin selalu tegas 3 7 ,
dalam memberikan 8 8
arahan kepada
karyawan
Menurut saya, 13 33 19 8 0 7 2 3 Baik
8. pemimpin dalam 3 7 ,
mengambil keputusan 0 6
masih kurang diterima 9
olah karyawan
Skor Indikator 5 3 Baik
4 ,
8 7
4
Kemampuan Mendengar
Menurut 15 34 18 6 0 7 2 3,79
9. saya, pimpinan 3 7 Baik
selalu cepat tanggap 7
jika karyawan
memberikan
instruksi kerja
Menurut 19 29 16 8 1 7 2 3,78 Baik
10. saya, pimpinan 3 7
dalam memberikan 6
kebijakan tanpa di
koordinasikan
terlebih dahulu
kepada karyawan
Skor Indikator 5 3 Baik
5 ,
3 7
8
Total 152 317 189 71 1 730 3,75 Baik

78
2
7
3
8
Pengolahan Data (2022)

Sangat Tidak Baik 1,00-1,79

Tidak Baik 1,80-2,59

Cukup Baik 2,60-3,39

Baik 3,40-4,19

Sangat Baik 4,20-5,00

Dari hasil total responden kepemimpinan yang menjawab sangat

setuju 152, yang menjawab setuju 317, yang menjawab kurang setuju 189,

yang menjawab tidak setuju 71, dan yang menjawab sangat tidak setuju 1.

Dari uraian tersebut responden mendapatkan hasil total rata-rata 3,75.

Menurut tabel 4.7 kriteria rentang skala menunjukan variabel

Kepemimpinan di CV. UPSERVE Indonesia di kategorikan baik.

2. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Motivasi (X2)

Jumlah responden yang dilakukan sampel sebanyak 73 karyawan,

untuk data variabel Kepemimpinan terdiri dari 10 butir pernyataan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari angket nilai tertinggi yang

didapatkan sebesar 3,9 dan untuk nilai terendah sebesar 3,62.

Tabel 4.8
Hasil Kuesioner Variabel Motivasi (X2)
M
S
S

te

NO JAWABAN
a

79
SS S KS T S
S T

ampel
PERNYATAAN

ean
S

ko

gori
r
5 4 3 2 1

Kebutuhan Akan Prestasi


Saya mendapatkan 16 32 18 7 0 7 2 3
1. kesempatan untuk 3 7 , Baik
mengembangkan 6 7
ketrampilan dan 8
kemampuan saya
Penghargaan 12 30 22 9 0 7 2 3
2. dalam pekerjaan 3 6 , Baik
dapat memotivasi 4 6
untuk bekerja. 2

Saya selalu ingin 16 36 18 3 0 7 2 3


mencapai target 3 8 , Baik
3. kerja sesuai yang 4 8
ditargetkan guna 9
mendapatkan
prestasi kerja yang
baik
Perusahaan kurang 13 30 19 11 0 7 2 3
memperhatikan 3 6 , Baik
4. dalam 4 6
memberikan 2
apresiasi atas
prestasi kerja yang
tinggi.
Skor Indikator 1 3 Baik
0 ,
8 7
8 3
Kebutuhan Akan Afiliasi
Jalinan kerjasama 18 27 20 8 7 2 3 Baik
5. diantara karyawan 0 3 7 ,
ditempat kerja selamaini 4 7
dapat membuat saya 5
merasa nyaman untuk
bekerja
Hubungan 13 38 13 9 0 7 274 3,75
6. interaksi sosial 3 Baik
sesama karyawan
membantu saya
dalam bekerja
Saya lebih 16 33 18 6 0 7 278 3,81
7 menikmati bekerja 3 Baik
. sama dengan orang
lain daripada
bekerja sendiri
Skor Indikator 8 3 Baik
2 ,
6 7

80
7
Kebutuhan Akan Kekuasaan
Saya giat bekerja 14 32 22 5 7 2 3
8. 3 7 , Baik
karena adanya 0
4 7
kesempatan yang 5
diberikan
perusahaan untuk
menduduki posisi
tertentu kualitas
maupun kuantitas
Saya mendapat 13 42 16 2 0 7 2 3
9 3 8 ,
kesempatan ikut
. berpartisipasi
5 9 Baik
dalam menentukan
tujuan yang ingin
dicapai oleh atasan
Target kerja yang 5 39 25 4 0 7 2 3 Baik
1 3 6 ,
saya capai hanya
0 4 6
ingin untuk
. 2
mendapatkan
kekuasaan
Skor Indikator 8 3 Baik
2 ,
3 7
6
Total 136 3 191 64 0 730 2737 Baik
3 3
9 ,
7
5
Pengolahan Data (2022)

Sangat Tidak Baik 1,00-1,79

Tidak Baik 1,80-2,59

Cukup Baik 2,60-3,39

Baik 3,40-4,19

Sangat Baik 4,20-5,00

Dari hasil total responden Motivasi yang menjawab sangat

setuju 136, yang menjawab setuju 339, yang menjawab kurang setuju 191,

yang menjawab tidak setuju 64, dan yang menjawab sangat tidak setuju 0.

81
Dari uraian tersebut responden mendapatkan hasil total rata-rata 3,75.

Menurut tabel 4.8 kriteria rentang skala menunjukan variabel motivasi di

CV. UPSERVE INDONESIA di kategorikan baik.

3. Hasil Analisi Deskriptif Variabel Produktivitas Kerja (Y)

Jumlah responden yang dilakukan sampel sebanyak 73 karyawan, untuk

data variabel Produktivitas Kerja terdiri dari 10 butir pernyataan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari angket nilai tertinggi yang

didapatkan sebesar 3,85 dan untuk nilai terendah sebesar 3,62.

Tabel 4.9
Hasil Kuesioner Variabel Produktivitas Kerja (Y)
N PERNY JAWABAN
Skor

Ka
Me
Sa

O ATAAN
tegori
mpel

an

S S K T        
S S S STS

5 4 3 2 1

Kemampuan

1 Saya 1 2 1 1 0 7 2 3 B
. mempunyai 9 9 4 1 3 75 ,77 aik
kemampuan
kerja yang baik,
sehingga target
yang diberikan
perusahaan
selalu tercapai
2 Saya 1 2 1 1 0 7 2 3 B
. menjalankan 5 7 9 2 3 64 ,62 aik
pekerjaan

82
dengan
profesionalisme
dan tepat waktu
Skor Indikator 5 3 B
39 ,69 aik

Peningkatan Hasil yang dicapai

3 Saya 1 3 1 6 0 7 2 3 B
. selalu berusaha 8 2 7 3 81 ,85 aik
menyelesaikan
pekerjaan
sebelum batas
waktu yang telah
ditentukan oleh
perusahaan
4 Saya akan 2 2 1 1 0 7 2 3 B
. tetap 0 6 5 2 3 73 ,74 aik
melaksanakan
pekerjaan
dengan segera
walaupun tidak
dituntut
diselesaikan
secepatnya
Skor Indikator 5 3 B
54 ,79 aik

Semangat kerja

5 Saya 1 2 1 1 0 7 2 3 B
. selalu ingin 9 7 7 0 3 74 ,75 aik
mencapai target
guna
mendapatkan
hasil yang
maksimal
6 Saya 1 3 1 1 0 7 2 3 B
. selalu hadir dan 5 1 2 5 3 65 ,63 aik
pulang kerja
tepat pada
waktunya
Skor Indikator 5 3 B
39 ,69 aik

Pengembangan Diri

83
7 Saya 2 3 1 8 0 7 2 3 B
. dapat 0 0 5 3 81 ,85 aik
memberikan
pelayanan
kepada customer
lebih cepat

8 Saya 1 3 1 1 0 7 2 3 B
. mampu bekerja 4 0 9 0 3 67 ,72 aik
sama dengan
rekan kerja Saya
Skor Indikator 5 3 B
48 ,78 aik
Mutu
9 Saya 1 3 1 6 0 7 2 3 B
. mampu 7 5 5 3 82 ,82 aik
melakukan
pekerjaan tanpa
bergantung pada
rekan kerja
Skor Indikator 2 3 B
82 ,82 aik
Efisiensi
1 Saya 4 3 2 5 0 7 2 3 B
0. berani 7 7 3 59 ,8 aik
menghadapi
resiko apapun
atas keputusan
yang telah Saya
ambil
Skor Indikator 2 3 B
59 ,8 aik
Total 1 3 1 9 0 7 2 3
61 04 70 5 30 721 ,75 Baik

Pengolahan Data (2022)

Sangat Tidak Baik 1,00-1,79

Tidak Baik 1,80-2,59

Cukup Baik 2,60-3,39

Baik 3,40-4,19

Sangat Baik 4,20-5,00

84
Dari hasil total responden Produktivitas Kerja yang menjawab

sangat setuju 161, yang menjawab setuju 304, yang menjawab kurang

setuju 170, yang menjawab tidak setuju 95, dan yang menjawab sangat

tidak setuju 0. Dari uraian tersebut responden mendapatkan hasil total rata-

rata 3,75. Menurut tabel 4.9 kriteria rentang skala menunjukan variabel

Produktivitas Kerja di CV. UPSERVE INDONESIA di kategorikan baik.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2012), “Uji normalitas digunakan untuk menguji

apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi

normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian

kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi”. Model regresi yang baik

adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal,

sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Apabila data tidak

terdistribusi dengan normal maka cara yang dapat dilakukan yaitu dengan

mengganti/menghilangkan pernyataan yang tidak valid dan menyebarkan

kuesioner ulang. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau

mendekati normal bisa dilakukan dengan uji statistik Kolmogrov – Smirnov

(KS) tes. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan one

85
sample kolmogorov-smirnov test dengan syarat jika asympp sig (2- tailed) >

0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya jika asymp sig (2-

tailed) < 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak normal. Berikut hasil

pengujian normalitas data:

Tabel 4.10
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstand
ardized
Residual

N 73
Mean .0000000
Normal
Std. 5.785596
Parametersa,b
Deviation 86
Absolute .150
Most Extreme
Positive .108
Differences
Negative -.150
Kolmogorov-Smirnov Z 1.280
Asymp. Sig. (2-tailed) .076

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Sumber: Data diolah oleh Peneliti (2022)

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, penelitian ini dapat

dikatakan terdistribusi dengan normal. Sebab hasil perhitungan uji normalitas

pada tingkat Asymp. Sig sebesar 0,076 > 0,05. Sehingga dapat dikatakan

tingkat signifikanya lebih besar dari 0,05 dan data terdistribusi dengan

normal.

Uji Normalitas Diagram Penyebaran Titik Residual

86
Gambar 4.2
Sumber : Data diolah oleh peneliti (2022)

Pada gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa grafik normal

probability plot menunjukan pola grafik yang normal yang mengindikasikan

bahwa model regresi memenuhi asumsi normal. Hal ini terlihat dari titik-titik

yang menyebar disekitar grafik normal/mengikuti garis diagonal.

b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi kolerasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi

adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan mencari besarnya Variance

Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerancenya.

87
a. Jika VIF < 10 dan nilai tolerance < 1 maka tidak terjadi gangguan

multikolienaritas.

b. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance > 1 maka terjadi gangguan

multikolienaritas.

Hasil Uji Multikolinearitas dengan menggunakan SPSS versi 25

berikut:

Tabel 4.11
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Model Unstandardiz Standa t S Collinearity


ed Coefficients rdized ig. Statistics
Coefficients

B Std. Beta Tol V


Error erance IF

(Co 5 4.41 1 .

nstant) .172 3 .172 245

. .147 .356 2 . .50 1.


1 X1
415 .818 006 3 988

. .155 .359 2 . .50 1.


X2
441 .842 006 3 988

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil olahan data SPSS 25 (2022)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa, nilai tolerance variabel

Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2) yaitu 0,503 dimana kedua nilai

tersebut > 0,10. Sementara nilai VIF variabel Kepemimpinan (X1) dan

Motivasi (X2) yaitu 1,988 dimana nilai tersebut < 10. Sehingga dapat

disimpulkan tidak terjadi gangguan multikolinearitas.

88
c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk menguji apakah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lain. Salah satu cara untuk mendeteksi terjadi heteroskedastisitas

atau tidak adalah dengan melihat grafik scatter plot pada nilai

prediksi..variabel terikat (ZPRED) dan nilai residulny..(SRESID). Kriteria

pengambilan keputusan adalah jika titik-titik pada gambar yang dihasilkan

membentuk..pola tertentu yang teratur maka telah terjadi heteroskedastisitas.

Namun jika menyebar tanpa membentuk pola tertentu, maka model tersebut

tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dapat

dilihat pada gambar berikut:

a. Jika data menyebar..dan tidak membentuk suatu pola tertentu maka

tidak terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika data..membentuk pola tertentu maka telah terjadi heteroskedastisitas.

89
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Sumber: Hasil olah data SPSS 25 (2022)

Pada gambar 4.3 di atas, titik-titik pada grafik scatterplot tidak

mempunyai pola penyebaran yang jelas dan titik-titik tersebut menyebar

di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian hal ini

menunjukan bahwa tidak terdapat sebuah gangguan yang sangat

signifikan di uji heteroskedastis.

4.2.4 Uji Statistik

5. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji Regresi Linier Sederhana Variabel Kepemimpinan terhadap

Produktivitas Kerja (X1 dengan Y). Menurut Supardi (2013) “Analisis regresi

90
linier sederhana digunakan untuk mengetahui pola variabel dependent

(kriteria) dapat dipredisikan melalui variabel independent (prediktor)”.

Berikut terlampir tabel linier sederhana X1 terhadap Y:

Tabel 4.12
Regresi Linier Sederhana X1 terhadap Y (X1 Y)
Coefficientsa

Model Unstandardized Standard t Sig


Coefficients ized Coefficients .

B Std. Beta
Error

(Con 10.628 4.167 2.5 .01


stant) 51 3
1
.710 .110 .610 6.4 .00
X1
83 0

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil olah data SPSS 25 (2022)

Berdasarkan output data tabel di atas dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Model regresi yang diperoleh adalah Y = 10,628+ 0,710X1

1) Konstanta sebesar 10,628 menyatakan bahwa tanpa Kepemimpinan,

terhadap Produktivitas Kerja tetap terbentuk sebesar 10,628.

2) Variabel Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Produktivitas

Kerja dengan nilai koefisien sebesar 0,710 Artinya jika variabel

Motivasi Kerja meningkat satu satuan, maka Produktivitas Kerja akan

meningkat sebesar 0,710.

b. Nilai t-hitung lebih besar dari dari t-tabel sebesar 6,483> 1,994 dan taraf

signifikansi t lebih kecil sebesar 0,000 < 0,05.

91
c. Dari hasil uji parsial X1-Y diatas maka terjawab H01 ditolak dan Ha1

diterima.

d. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif

Kepemimpinan terhadap Produktivitas Kerja.

Adapun hasil pengolahan menggunakan program SPSS 25.0 for

window, pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y sebagai berikut:

Tabel 4.13
Regresi Linier Sederhana X2 terhadap Y (X2 Y)
Coefficientsa

Model Unstandardized Standard t Sig


Coefficients ized Coefficients .

B Std. Beta
Error

(Con 9.192 4.375 2.1 .03


stant) 01 9
1
.749 .115 .611 6.4 .00
X2
98 0

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil data olah SPSS 25 (2022)

Berdasarkan output data tabel 4.13 di atas dapat diperoleh hasil sebagai

berikut:

a. Model regresi yang diperoleh adalah Y = 9,192 + 0.749 X2

1) Konstanta sebesar 9,192 menyatakan bahwa tanpa Motivasi

terhadap Produktivitas Kerja tetap terbentuk sebesar 9,192.

2) Variabel Motivasi berpengaruh positif terhadap Produktivitas

Kerja dengan nilai koefisien sebesar 0,749. Artinya jika variabel

92
Motivasi meningkat satu satuan, maka Produktivitas Kerja akan

meningkat sebesar 0,749.

b. Nilai t-hitung lebih besar dari dari t-tabel sebesar 6,498 > 1,994 dan

taraf signifikansi t lebih kecil sebesar 0,000 < 0.05.

c. Dari hasil uji parsial X2-Y diatas maka terjawab H02 ditolak dan Ha2

diterima.

d. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif

Motivasi terhadap Produktivitas Kerja.

6. Uji Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono, (2017) “Analisis regresi linier berganda bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua

atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik

turunkan nilainya). Berikut ini adalah hasil pengujian regresi linier berganda

yang dapat dilihat pada tabel 4.14:

Tabel 4.14
Uji Regresi Linier Berganda X1, X2 terhadap Y
Coefficientsa

Model Unstandardized Standard t Sig


Coefficients ized Coefficients .

B Std. Beta
Error

(Con 5.172 4.413 1.1 .24


stant) 72 5

.415 .147 .356 2.8 .00


1 X1
18 6

.441 .155 .359 2.8 .00


X2
42 6

a. Dependent Variable: Y

93
Sumber: Hasil data olah SPSS 25 (2022)
Berdasarkan output data tabel di atas dapat diperoleh hasil sebagai

berikut:

a. Model regresi yang diperoleh adalah Y = 5,172 + 0,415 X1 + 0,441 X2

1) Konstanta sebesar 5,172 menyatakan bahwa tanpa Kepemimpinan dan

Motivasi, terhadap Produktivitas Kerja tetap terbentuk sebesar 5.172.

2) Variabel Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Produktivitas

Kerja dengan nilai koefisien sebesar 0,415 Artinya jika variabel

Kepemimpinan meningkat satu satuan, maka Produktivitas Kerja akan

meningkat sebesar 0,415.

3) Variabel Motivasi berpengaruh positif terhadap Produktivitas Kerja

dengan nilai koefisien sebesar 0,441. Artinya jika variabel Motivasi

meningkat satu satuan, dengan asumsi variabel Motivasi tetap, maka

Produktivitas Kerja akan meningkat sebesar 0,441.

7. Uji Koefesin Kolerasi

Korelasi menjelaskan tentang tingkat keeratan hubungan suatu

variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu sistem korelasi

ganda, setelah mengontrol atau mengendalikan variabel independent lainnya.

Menurut Cindy Cahyaning (2017) Koefsien korelasi bisa bernilai positif atau

negatif dan nilai koefisien korelasi berkisar antara - 1 sampai dengan + 1.

Korelasi negatif ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang bernilai negatif

begitu juga sebaliknya korelasi positif ditunjukkan dengan koefisien korelasi

yang bernilai positif. Interpretasi terhadap koefisien korelasi yaitu:

94
Tabel 4.15 I
nterprestasi Koefesien Kolerasi
No Interval Keterangan
1 0,00 – 0,20 Hubungan Sangat
Lemah
2 0,21 – 0,40 Hubungan lemah
3 0,41 – 0,70 Hubungan kuat
4 0,71 – 0,90 Hubungan sangat kuat
5 0,91 – 0,99 Hubungan kuat sekali
6 1 Hubungan sempurna
Sumber: Menurut Sujarweni (2014)

Hasil pengujian koefisien korelasi variabel Kepemimpinan dan

variabel Motivasi terhadap Produktivitas Kerja dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.16
Hasil Interprestasi Koefisien korelasi
Model Summary

M R R Adjusted Std.
odel Square R Square Error of the
Estimate

.66 .437 .421 5.556


1
1a

a. Predictors: (Constant), X1, X2


Sumber: Hasil data olah SPSS 25 (2022)

Berdasarkan pada tabel 4.16 tersebut maka dapat di interpretasikan

hasilnya yaitu Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Produktivitas Kerja

memiliki “hubungan kuat” karena diperoleh nilai R = 0,661 dengan rentang

interval 0,41 – 0,70.

8. Uji Koefesien Determinasi

Uji Koefisien Determinasi bertujuan untuk mengukur sebesar besar

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Jika

95
nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen menjadi sangat terbatas. Hasil

uji koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 4.17 sebagai

berikut:

Tabel 4.17
Hasil Analisis Koefesien Determinasi (X1) Terhadap (Y)

Model Summaryb
M R R Adjusted Std.
odel Square R Square Error of the
Estimate
.61 .372 .363 5.826
1
0a
a. Predictors: (Constant), X1
b. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil olah data SPSS 25 (2022)

Berdasarkan tabel..4.17 nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh

nilai R square sebesar 0,372 yang artinya variabel Kepemimpinan

(X1)..memberikan kontribusi terhadap..variabel Produktivitas Kerja (Y)

sebesar 37,2%, sedangkan sisanya sebesar 62,8% disebabkan oleh variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 4.18
Hasil Analisis Koefesien Determinasi (X2) Terhadap Y

Model Summary

M R R Adjusted Std.
odel Square R Square Error of the
Estimate

.61 .373 .364 5.821


1
1 a

a. Predictors: (Constant), X2
Sumber: Hasil olah data SPSS 25 (2022)

96
Berdasarkan tabel..4.18 nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh

nilai R square sebesar 0,373 yang artinya variabel motivasi

(X2)..memberikan..kontribusi..terhadap..variabel Produktivitas Kerja..(Y)

sebesar 37,3%,..sedangkan sisanya sebesar 62,7% disebabkan oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Table 4.22
Uji Simultan (F)

Model Summary

M R R Adjusted Std.
odel Square R Square Error of the
Estimate

.66 .437 .421 5.556


1
1a

a. Predictors: (Constant), X1, X2


Sumber: Hasil olah data SPSS 25 (2022)

Berdasarkan tabel 4.19 nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh

nilai R Square sebesar 0,437 yang artinya variabel Kepemimpinan dan

motivasi secara..simultan memberikan kontribusi terhadap variabel

Produktivitas Kerja (Y) sebesar 43,7%, sedangkan sisanya sebesar 56,3% di

sebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2.12 Uji Hipotesis Parsial

a. Uji Hipotesis t Parsial

Uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Sebagai pembanding untuk

melihat pengaruh signifikan, maka digunakan kriteria taraf signifikan sebesar

5% (0,05) dan membandingkan thitung dengan ttabel. Adapun ketentuan mencari

nilai ttabel diperoleh dengan cara:

97
α : 2;n-k

Sumber: Sugiyono (2015)

α = taraf signifikansi

n = jumlah data

k = jumlah variabel penelitian

Maka, diperoleh hasil sebagai berikut:

ttabel = 0,05:2;73-3

ttabel = 0,025;70

Jika dilihat dari distribusi nilai ttabel (terlampir tabel t) maka nilai ttabel

1,994. Dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika thitung < ttabel berarti H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Jika thitung > ttabel berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

Berikut ini adalah hasil pengujian thitung dengan menggunakan alat

bantu statistik SPSS 25:

Table 4.22
Uji Simultan (F)

Coefficientsa

Model Unstandardized Standard t Sig


Coefficients ized Coefficients .

B Std. Beta
Error

(Con 9.192 4.375 2.1 .03


stant) 01 9
1
.749 .115 .611 6.4 .00
X2
98 0

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil olahan data SPSS 25 (2022)

98
Berdasarkan tabel 4.20 tersebut dapat diketahui bahwa nilai thitung

6,483> ttabel 1,994 dengan signifikan 0,000 < 0,05 maka H01 ditolak dan Ha1

diterima menandakan bahwa Kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Produktivitas Kerja pada CV. UPSERVE Indonesia. Dan

dapat diketahu bahwa berdasarkan uji hipotesis dapat digambarkan daerah

penolakan dan penerimaan Ho sebagai berikut:

Daerah Penolakan dan Penerimaan Hipotesis X1 Terhadap Y

-6.483 1,994 0 1,994 6,483

Gambar 4.5

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku

sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan atau thitung > ttabel

(6,483>1,994), maka Ho ditolak, artinya dari uji ini bahwa secara

parsial motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Produktivitas Kerja pada CV. UPSERVE Indonesia.

Uji Simultan (F)

Coefficientsa

99
Model Unstandardized Standard t Sig
Coefficients ized Coefficients .

B Std. Beta
Error

(Con 9.192 4.375 2.1 .03


stant) 01 9
1
.749 .115 .611 6.4 .00
X2
98 0

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil olahan data SPSS 25 (2022)

Berdasarkan tabel 4.21 tersebut dapat diketahui bahwa nilai thitung

6,498 > ttabel 1,994 dengan signifikan 0,000 < 0,05 maka H01 ditolak dan Ha1

diterima menandakan bahwa Kepemimpinan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Produktivitas Kerja pada CV. UPSERVE Indonesia. Dan

dapat diketahu bahwa berdasarkan uji hipotesis dapat di gambarkan daerah

penolakan dan penerimaan Ho sebagai berikut:

Gambar 4.6

Daerah Penolakan dan Penerimaan Hipotesis X2 Terhadap Y

-6,498 -1,994 0 1,994

6,498

100
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku

sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan atau thitung > ttabel

(6,498>1,994), maka Ho ditolak, artinya dari uji ini bahwa secara

parsial motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Produktivitas Kerja pada CV. UPSERVE Indonesia.

8.1.1 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Pengujian secara keseluruhan digunakan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh secara bersama-sama dari variabel independen terhadap

variabel dependen. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F

dengan membandingkan anatara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Untuk

menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang

dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

Table 4.22
Uji Simultan (F)

ANOVAa

Model Sum of df Mean F Sig


Squares Square .

Regre 1791.160 2 895.580 27, .00


ssion 143 0b

1 Resid 642.518 59 10.890


ual

Total 2433.677 61

a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X1, X2
Sumber: Data olahan SPSS 25 (2022)

Berdasarkan output data tabel di atas dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Nilai F hitung lebih besar dari F-tabel. Sebesar 27,143 > 3,13

dengan signifikansi F sebesar 0,000 < 0,05.

101
2. Dari hasil uji Simultan (F) diatas maka terjawab H03 ditolak dan Ha3

diterima.

3. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Motivasi Kerja dan Kepemimpinan

secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Produktivitas Kerja.

Ftabel 3,13 0 Fhitung 27,143

Gambar 4.7 Kriteria Penolakan Hipotesis Simultan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku

sebaliknya. Jika Fhitung jatuh di daerah penolakan atau Fhitung > Ftabel (27,143 > 3,13),

maka Ho ditolak, artinya secara simultan Kepemimpinan dan motivasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja pada CV.

UPSERVE Indonesia.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel,

mendeskripsikan seberapa besar pengaruh Kepemimpinan terhadap Produktivitas

Kerja, mendeskripsikan seberapa besar pengaruh motivasi terhadap Produktivitas

Kerja dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kepemimpinan dan

motivasi secara bersama-sama terhadap Produktivitas Kerja CV. UPSERVE

102
Indonesia.

1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Produktivitas Kerja CV. UPSERVE

Indonesia

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana nilai konstanta sebesar

10.628 menyatakan bahwa tanpa Kepemimpinan dan terhadap Produktivitas

Kerja tetap terbentuk sebesar 10,628. Variabel Kepemimpinan berpengaruh

positif terhadap Produktivitas Kerja dengan nilai koefisien sebesar 0,710.

Artinya jika variabel Kepemimpinan meningkat satu satuan, maka

Produktivitas Kerja akan meningkat sebesar 0,710. Nilai t-hitung lebih besar

dari t-tabel sebesar 6,483 > 1,994 dan taraf signifikansi lebih kecil sebesar

0.000 < 0,05. Dari hasil uji parsial Kepemimpinan terhadap Produktivitas

Kerja maka dapat disimpulkan H01 ditolak dan Ha1 diterima, hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Kepemimpinan terhadap Produktivitas Kerja. Dari hasil diatas dan

keterpautan antara Kepemimpinan dan Produktivitas Kerja Dally 2017

Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Kepemimpinan terhadap

kepuasan kerja karyawan, (3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

motivasi kerja terhadap Produktivitas Kerja, (4) Tidak terdapat pengaruh

signifikan Kepemimpinan terhadap Produktivitas Kerja, (5) Terdapat

pengaruh positif dan signifikan kepuasan kerja terhadap Produktivitas Kerja,

(6) Kepuasan kerja terbukti memediasi motivasi kerja terhadap Produktivitas

Kerja, dan (7) Kepuasan kerja tidak terbukti memediasi pengembangan karir

terhadap Produktivitas Kerja. Hasil ini penelitian ini sesuai dengan teori

103
menurut para ahli dan peneliti terdahulu, Menurut Hasibuan (2017:193),

“Disiplin adalah fungsi operatif keenam dari manajemen sumber daya

manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya

manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin

tinggi prestasi kerja yang dicapainya”. Motivasi dan disiplin adalah suatu

proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu

mencapai tujuan perusahaan.

2. Pengaruh Motivasi terhadap Produktivitas Kerja CV. UPSERVE Indonesia

Berdasarkan hasil uji regresi sederhana nilai konstanta sebesar 9,192

menyatakan bahwa tanpa Motivasi terhadap Produktivitas Kerja tetap

terbentuk sebesar 9,192. Variabel Kepemimpinan berpengaruh positif

terhadap Produktivitas Kerja dengan nilai koefisien sebesar 0,749. Artinya

jika variabel Kepemimpinan meningkat satu satuan, maka Produktivitas

Kerja akan meningkat sebesar 0,749. Nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel

sebesar 6,498 > 1,994dan taraf signifikansi t lebih kecil sebesar 0,000 < 0,05.

Dari hasil uji parsial Motivasi terhadap Produktivitas Kerja maka dapat

disimpulkan H0 ditolak dan H2 diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara Motivasi terhadap Produktivitas Kerja.

Dari hasil diatas dan keterpautan antara Kepemimpinan dan Produktivitas

Kerja Dally tahun 2017 dengan hasil Teknik analisa data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif dan uji regresi linier berganda. Variabel

budaya kerja memiliki t hitung = 8,201 dan t tabel = 1,980 atau 8,201 >

1,980, sehingga signifikan. Pengaruh secara parsial dari variabel disiplin

104
dengan koefisien determinasi sebesar 0,324 atau 32,4%. Variabel motivasi

kerja memiliki t hitung = 3,118 dan t tabel = 1,980 atau 3,118 > 1,980,

sehingga signifikan. Pengaruh secara parsial dari variabel motivasi kerja

dengan koefisien determinasi sebesar 0,059 atau 5,9%. Variabel

Kepemimpinan memiliki t hitung = 16,935.dan t tabel = 1,980 atau 16,935 >

1,980, sehingga signifikan. Pengaruh secara parsial dari variabel

Kepemimpinan dengan koefisien determinasi sebesar 0,674 atau 67,4 %.

Kepemimpinan, Motivasi Kerja, dan Kepemimpinan secara bersama-sama

mempunyai kontribusi atau pengaruh yang positif terhadap Produktivitas

Kerja pegawai sebesar 77,2% dan selebihnya 22,8% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai F hitung lebih besar

dari F tabel sebesar 156,919 > 2,671 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05,

maka berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Pemberian motivasi yang efektif

dan efesien sangat dibutuhkan untuk membantu karyawan dalam

mengembangkan diri dan juga Produktivitas Kerja kerjanya. Jika karyawan

mendapatkan motivasi maka akan menguasai metode dan teknik kerja yang

baru. Hasil penelitian ini mendukung dengan teori para ahli dan hasil

penelitian terdahulu, Menurut Mangkunegara (2013:120), “Motivasi adalah

tenaga pendorong dari alam yang meyebabkan manusia berbuat sesuatu atau

berusaha untuk memenuhi kebutuhannya”. Motivasi mungkin juga meliputi

pengubahan sikap, sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaannya lebih

efektif.

3. Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Produktivitas Kerja CV.

105
UPSERVE Indonesia

Dalam Output Summary didapatkan nilai R Square (0,437) hasil

variabel Produktivitas Kerja (Y) dipengaruhi oleh variabel Kepemimpinan

(X1) dan Motivasi (X2) sebesar 37,2% sisanya 62,8% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian. Berdasarkan hasil uji regresi berganda

Konstanta sebesar 5,172 menyatakan bahwa tanpa Kepemimpinan dan

Motivasi terhadap Produktivitas Kerja tetap terbentuk sebesar 5,172. Variabel

Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Produktivitas Kerja dengan nilai

koefisien sebesar 0,415. Artinya jika variabel Motivasi Kerja meningkat satu

satuan dengan asumsi variabel Motivasi Kerja tetap, maka Produktivitas

Kerja akan meningkat sebesar 0,415. Variabel Motivasi berpenagaruh positif

terhadap Produktivitas Kerja Karayawan dengan nilai koefisien sebesar

0,441. Artinya jika variabel Kepemimpinan meningkat satu satuan, dengan

asumsi variabel Kepemimpinan, maka Produktivitas Kerja akan meningkat

sebesar 0,441. Nilai F hitung lebih besar dari F-tabel. Sebesar 27,143 > 3,13

dengan signifikansi F sebesar 0,000 < 0,05, pada umum nya untuk penelitian-

penelitian dibidang ilmu pendidikan digunakan taraf signifikasi 0,05 atau

0,01 Dari hasil uji simultan (F) diatas maka terjawab H03 ditolak dan Ha3

diterima. maka dapat dikatakan variabel X1 dan X2 berpengaruh terhadap Y

secara bersama-sama (simultan). Hal tersebut berarti Kepemimpinan dan

Motivasi berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja secara bersama-sama.

Jadi, dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya

pengaruh yang signifikan antara variabel Kepemimpinan (X1) dan Motivasi

106
(X2) terhadap Produktivitas Kerja (Y) CV. UPSERVE Indonesia. Semakin

tinggi tingkat dorongan Motivasi dan Disiplin maka semakin tinggi pula

Produktivitas Kerja dalam melakukan pekerjaan. Pembahasan diatas cukup

jelas, betapa pentingnya keseimbangan yang baik antara Kepemimpinan dan

Motivasi harus dicapai secara bersama-sama, hal tersebut mengindikasikan

bahwa Kepemimpinan dapat meningkatkan Produktivitas Kerja dan Motivasi

Kerja yang tinggi. Dari 2 (dua) variabel di atas dapat disimpulkan juga

variabel Kepemimpinan (X1) dengan nilai t hitung 6,483 dan variabel

Motivasi (X2) dengan nilai t hitung 6,498 Artinya variabel yang paling

berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja CV. UPSERVE INDONESIA

terdapat variabel Kepemimpinan (X1). Hasil ini penelitian ini sesuai dengan

teori menurut para ahli dan peneliti terdahulu. Hasil ini sesuai dengan teori

menurut para ahli dan peneliti terdahulu, menurut Mangkunegara dalam

Masram (2017:139), “Menyatakan Produktivitas Kerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan

kepadanya”. Dan peneliti terdahulu menurut Rina Daniati (2019:79),

“Produktivitas Kerja adalah hasil dari perilaku anggota organisasi, di mana

tujuan yang di ingin capai adalah dengan adanya perilaku dan merupakan

salah satu tugas penting bagi perusahaan untuk mengetahui level

Produktivitas Kerja yang objektif bukan lah tugas dari proses yang sederhana,

mengingat setiap metode yang digunakan dalam penilaian Produktivitas

Kerja mengandung bias penilaian”.

107
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada karyawan CV. UPSERVE Indonesia,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan rumusan masalah maka diketahui bahwa Kepemimpinan

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja pada

CV. UPSERVE INDONESIAhal tersebut dapat dibuktikan dari nilai t hitung

6,483 > ttabel 1,994 dan diperkuat dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

2. Berdasarkan rumusan masalah maka diketahui motivasi memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja pada CV. UPSERVE

INDONESIAhal tersebut dapat dibuktikan dari nilai thitung 6,498 > ttabel 1,994

dan diperkuat dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

3. Berdasarkan rumusan masalah maka diketahui bahwa Kepemimpinan dan

motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas

Kerja pada CV. UPSERVE INDONESIAhal tersebut dapat dibuktikan dari

nilai Fhitung 27,143> Ftabel 3,13 dan diperkuat dengan nilai signifikansi 0,000 <

0,05.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan

bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil penelitian

yang lebih baik lagi. Keterbatasan tersebut antara lain:

108
1. Ruang lingkup dan populasi yang digunakan dalam penelitian hanya mencakup

pada satu perusahaan saja dimana jumlah responden yang hanya 73 orang.

Tentunya masih kurang untuk menggambarkan keadaan sesungguhnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja dalam penelitian ini

hanya terdiri dari dua variabel, yaitu Kepemimpinan dan motivasi sedangkan

masih banyak faktor lain yang mampu menjelaskan dan kemungkinan memiliki

pengaruh terhadap variabel Produktivitas Kerja.

3. Dalam proses pengambilan data, informasi yang diberikan responden melalui

kuesioner terkadang tidak menunjukan keadaan yang sebenarnya, hal ini terjadi

karena terkadang perbedaan pemikiran, anggapan dan pemahaman yang

berbeda pada setiap responden, juga faktor lain seperti faktor kejujuran dalam

pengisian pendapat responden dalam kuesioner yang diisinya.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang ingin peneliti sampaikan yang

menjadi obyek penelitian yaitu Karyawan CV. UPSERVE INDONESIAadalah

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian penyebaran kuesioner di CV. UPSERVE

Indonesia, pada variable (X1) pada indikator Kepemimpinan, pada pernyataan

“Perusahaan memberikan jaminan berupa asuransi kerja” mendapat jumlah

tertinggi yang di pilih 21 pada keterangan/ kriteria (KS) “kurang setuju”

dipenelitian ini, artinya perusahaan harus lebih memperhatikan jaminan

109
asuransi kerja dalam perusahaan karna poin ini sangat berpengaruh terhadap

motivasi karyawan dalam bekerja serta meningkatkan Produktivitas Kerja.

2. Berdasarkan hasil penelitian penyebaran kuesioner di CV. UPSERVE

Indonesia, pada variable (X2) pada indicator motivasi pada pernyataan

“Ketegasan dalam mengambil keputusan berkaitan dengan pekerjaan”

mendapat jumlah tertinggi yang di pilih 23 pada keterangan/ kriteria (KS)

“kurang setuju” dipenelitian ini, maka pimpinan perusahaan ini harus tegas

dalam mengambil suatu keputusan karena dalam keputusan tersebut sangat

berpengaruh dalam Produktivitas Kerja semua karyawan.

3. Berdasarkan hasil penelitian penyebaran kuesioner di CV. UPSERVE

Indonesia, pada variable (Y) pada indicator Produktivitas Kerja pada

pernyataan “Saya selalu melakukan target dalam pekerjaan” mendapat jumlah

tertinggi yang di pilih 17 pada keterangan/ kriteria (KS) “kurang setuju”

dipenelitian ini, maka pemimpin perusahaan harus memberikan suatu

penghargaan atau bonus jadi agar supaya karyawan sudah melakukan target

agar lebih semangat lagi dalam melakukan pekerjaan.

110
DAFTAR PUSTAKA

Athoillah, Anton. (2010). Dasar-dasar Manajemen. Bandung: CV Pustaka Setia.

George R. Terry, (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : CV Haji


Masagung

Hasibuan, Malayu. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi


Aksara

Hasibuan, Malayu S.P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P.. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara

Handoko, T. Hani. (2011). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.


Yogyakarta: Penerbit BPFE

Kartono, Kartini. (2013). Pimpinan dan kepemimpinan, Edisi Pertama. Jakarta :


PT. Rajawali

Marwansyah. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Dua. Cetakan


keempat. Bandung: Alfabeta, CV

Miftah Thoha. (2012). Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Implikasinya.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Maslow, Abraham H. (2015). Teori Motivasi dan Kepribadian. Jakarta : Pustaka

Binaman Pressindo.

Sarwoto. (2011) Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia


Indonesia

Saefullah. 2017. Pengelolaan Kawasan Konservasi Berkelanjutan Melalui Skema


Partisipasi dan Kolaborasi. Buletin Sumber Informasi Alam dan
Lingkungan. Volume IX, Desember Tahun 2017. Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Taman Nasional Bukit Duabelas. Jambi.

Sedarmayanti. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi


Dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.

Suharsaputra, Uhar. (2013). Administrasi Pendidikan. Bndung. PT Refika


Aditama.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
(2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Afabeta

Sutrisno. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media


Group, Jakarta.

Wursanto. (2011). Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Veithzal Rivai dan Basri. 2016. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk
Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.
Grafindo. Jakarta.

Jurnal :

Elvino Bonaparte do Rego, Wayan Gede Supartha dan Ni Nyoman Kerti Yasa,
(2017) “E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 6.11”

Halil, Yudhia, dan Kustiari, (2015) ”JEAM” Vol XIV, ISSN : 1412-5366, e-
ISSN : 2459-9816 ISSN (online) : 2599-171X ISSN (print) : 2598-
9545

Rina (2020) http://journal.IIdikti9.id/Ekonomika Vol 4, No 1pp 14-24, p-


ISSN:2088-9003 dan e-ISSN:2685-6891

Syazhashah Putra Bahrum dan Inggrid Wahyuni Sinaga, (2015) “Jurnal


Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis” vol. 3, no. 2, 2015, 135-141,
ISSN: 2337-7887 (print version)

Tatang Mulyana dan Rini Oktaviani, (2016) “Jurnal Wacana Ekonomi” Vol. 16;
No. 01, hal:009-017, ISSN: 1412-5897

Widowati, (2020) “Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma” Vol.3, No.3, Juli 2020
Halaman: 296 – 303 © LPPM & FORKAMMA Prodi Magister Manajemen
UNVERSITAS PAMULANG

Yossi Hendriati, (2017) Journal of Economy, Business and Accounting


(COSTING) Volume 1 No 1, e-ISSN : 2597-5234

112

Anda mungkin juga menyukai