Anda di halaman 1dari 3

Pasar Plumpatan

Pasar Plumpatan, terdengar aneh dan jarang di kenal masyarakat baik di


daerah Kudus sendiri maupun di luar Kudus. Pasar Plumpatan sendiri merupakan
gelaran pasar sebagai bentuk tindak lanjut dari acara Haul Mbah Datuk Singo
proyo Citro Simo II. Rizqi selaku koordinator acara tersebut mengatakan, “Pasar
plumpatan adalah tindak lanjut dari Acara Haul cikal bakal Desa Gondangmanis
Mbah Datuk Singoproyo Citro sumo II dan festival plumpatan yang dilaksanakan
setiap satu tahun sekali”. Pasar Plumpatan di adakan setiap Ahad Legi, Minggu
dengan weton Legi dalam istilah jawa, dengan mengusung konsep Pasar Tiban
(pasar yang di adakan secara tiba-tiba) dengan waktu mulai pukul 06.00 pagi
sampai pukul 12.00 siang.

Dalam Pasar Plumpatan sendiri terdapat beberapa rangkaian acara yang


mana dapat di katakan menarik, antara lain yaitu kuliner tradisional yang
pesertanya dari warga sekitar, UMKM yang ada di wilayah Desa Gondang Manis,
dan permainan jadul. Hal ini cukup menarik perhatian khalayak umum karena
memang pada dasarnya diera globalisasi ini sudah sangat jarang terkait hal-hal
yang mengenai tradisi-tradisi masa lampau. Pasar Plumpatan juga menjadi tradisi
ke agamaan bagi masyarakat daerah Gondangmanis sendiri karena dengan di
adakannya even Pasar Plumpatan ini masyarakat dapat berpartisipasi ikut serta
menghormati leluhur desa Gondangmanis yaitu Mbah Datuk Singo proyo Citro
Simo II.

Pasar Plumpatan di desa Gondangmanis mendapat apresias yang sangat baik dari
masyarakat desa Gondangmanis sendiri baik kalangan anak-anak, pemuda,
maupun dewasa, karena dengan gaya Pasar Plumpatan yang cukup menarik bagi
semua kalanngan yakni terdapat kuliner tradisional, UMKM yang ada di wilayah
Desa Gondang Manis, dan permainan jadul. Hal menarik lainnya yaitu Pasar
Plumpatan memiliki konsep sendiri dalam bertransaksi, dimana masyarakat yang
berkunjung harus menukarkan Mata uang Rupiah dengan “Hodi Mani” yang mana
1 Hodi Mani setara dengan Rp.2000,-. Seluruh UMKM yang ikut serta dalam
even tersebut diwajibkan bertransaksi dengan Hodi Mani.

Desa Gondangmanis mendorong sektor usaha mikro, kecil, dan menengah


(UMKM) untuk memperluas target pasar baru, serta mendorong pemulihan
ekonomi. Strategi yang dilakukan untuk memasarkan produk UMKM agar lebih
menjangkau pasar, yaitu dengan menyelenggarakan even Gondangmanis Festival
dan Pasar Plumpatan.

PLT Sekdes Gondang Manis Sugiono menyebut, digelarnya acara Pasar


Plumpatan juga merupakan upaya untuk meningkatkan pemberdayaan UMKM.
“Jadi dibuatlah pasar. Kedepan mudah-mudahan bisa jadi wahana wisata. Pasar
Plumpatan tanggal 28 Agustus 2022 ini adalah gelaran yang perdana,” terangnya.
“Kegiatan itu sudah kedua kalinya diadakan, yang merupakan tindak lanjut dari
festival plumpatan yang sebelumnya yakni, Haul Mbah Datuk. Dilaksanakan
setiap Minggu Legi. Filosofi awal untuk mengangkat sejarah,” sambungnya.

Melalui even Pasar Plumpatan, calon pembeli tidak hanya dapat


melakukan transaksi dalam jumlah besar mereka juga bisa membeli satuan. Pada
28 Agustus 2022 terselenggara even Pasar Plumpatan yang telah terselenggara
untuk kedua kalinya. Pasar Plumpatan merupakan Pasar tiban yang ada di wilayah
desa Gondangmanis Kulon (Gang 13) Rt05/Rw02, yang dibuka setiap selapan (35
hari) sekali di hari Ahad Legi.

Dalam even tersebut banyak berbagai produk yang dijajakan mulai dari Kuliner
Tradisional, kerajinan tangan, Dolanan Jadul, dan lainnya. Selain menjual Produk
UMKM, juga diselenggarakan bermacam lomba, salah satunya panjat gedebok
pisang yang dilakukan di sungai yang berada tidak jauh dari tempat even Pasar
Plumpatan. Selain dijadikan sebagai tempat berjualan, even ini juga dapat menjadi
hiburan bagi masyarakat sekitar ataupun dari daerah lain.

Pasar Plumpatan di Gondangmanis Kudus, Sajikan Kuliner Tempo Dulu

Pasar Plumpatan Gondangmanis Kulon RT 5 RW 2 Desa Gondangmanis,


Kecamatan Bae Kudus menyajikan kuliner tempo dulu, Minggu (2/10/2022).

Sedikitnya ada 40 stand kuliner tradisional dan UMKM setempat. Beragam


kuliner tradisional dimunculkan untuk mengenalkan kepada generasi muda
tentang makanan dan minuman tempo dulu.

“Misalnya ento-ento, nasi aking, nasi aringan, bakso combor dan puluhan kuliner
lainnya yang jarang ditemui sekarang,” sebut Ketua panitia kegiatan pasar
plumpatan, Muhammad zihrul Abdul Naim.
Masih di tempat yang sama, puluhan warga menerima Nasi Aringan gratis dari
panitia. Agenda ini sekaligus dibarengkan dengan suasana bulan Rabiul Awal
sehingga sebelum kirab berlangsung maulid Nabi Muhammad Saw.

“Nasi Aringan yakni, berupa nasi uduk dengan lauk sambel dan tempongan itu
dibungkus dengan daun jati. Kurang dari satu jam, sekitar 100 bungkus nasi
Aringan habis diserbu warga. Sambil diiringi kesenian terbang papat, Gunungan
Nasi Aringan diarak dari Masjid Mujahidin menuju Iliran Plumpatan,” ujarnya.

Selain diatas, panitia juga mengadakan lomba memancing di Iliran Plumpatan,


permainan tradisional, flying fox.

Sementara, Ali Mahmudi, pengurus Punden Kemantren Raden Mas Datuk


Singoproyo Gondangmanis mengapresiasi atas semangat warga Gondangmanis
yang guyub rukun merawat tradisi lokal.

“Saya Sangat apresiasi semangat warga mengadakan kegiatan ini, karena hal itu
lebih banyak manfaatnya, salah satunya bisa guyub merawat tradisi,” tuturnya.
(AS/YM)

Anda mungkin juga menyukai