Anda di halaman 1dari 13
ot badan usaha harus melunasi kewajibannya pada tempat berutang atau debitor terlebih dahulu, sisanya baru menjadi hak pemilik badan usaha, Perusahaan terus beroperasi untuk merealisasikan visi dan misi perusahaan. Perusahaan mungkin akan melakukan pembelian aset dengan cara membayar tunai. Akibat transaksi ini, aset akan bertambah di satu pihak dan mengurangi aset yang lain, Namun, transaksi ini tidak memengaruhi persamaan akuntansi yaitu aset di satu pihak akan selalu sama dengan kewajiban dan ekuitas pemilik di pihak lain. Misalnya badan usaha membayar utang (kewajiban), maka aset akan berkurang dan di pihak lain kewajiban juga berkurang. Transaksi ini juga tidak akan mengubah persamaan dasar akuntansi, yaitu aset di satu pihak akan selalu sama dengan kewajiban dan ekuitas pemilik di pihak lain. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa berapa pun jumlah transaksi yang dilakukan, selalu terjadi persamaan akuntansi yaitu aset di satu pihak akan selalu sama dengan kewajiban dan ekuitas pemilik di pihak lain. A Jaye ‘Mengapa akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis? Kita telah membahas persamaan dasar akuntansi, dalam persamaan akuntansi di mana badan usaha menggunakan berbagai jenis aset ditambah dengan puluhan kewajiban, maka penggunaan persamaan akuntansi kurang, praktis. Untuk mengatasinya, setiap perubahan transaksi akan diolah pada suatu wadah yang dinamakan akun (account). ‘Akun merupakan suatu media yang dibentuk sedemikian rupa sebagai tempat mencatat transaksi keuangan dengan cara tertentu. Ada beberapa bentukakun. Salah satunya adalah bentuk’T account. account merupakan bentuk akun yang paling sederhana. Akun ini berbentuk layaknya huruf T. Nama Akun Sisi Kiri (Debet) Sisi Kanan (Kredit) Biasakanlah Usaha untuk me’ pemenuhan hak dan kewajiban merupakan usaha membentuk dan mendidik karakter bangsa leh karena itu, diperlukan kesadaran tethadap ppentingnya sikap jujur, isiplin, dan cinta terhadap tanah ait, Pada akun inilah transaksi dicatatkan. Pada akun, ada dua sisi yaitu sisi debet dan sisi kredit. Sisi debet berada di sebelah kiri dan sisi kredit di sebelah kanan. Mendebet artinya mencatat akun di sebelah kiri dan mengkredit artinya mencatat akun di sebelah kanan. Untuk lebih memahami pendebetan dan pengkreditan, ikutilah contoh sederhana berikut ini. 1 Januari 2013, Budiono membuka suatu perusahaan dengan nama Percetakan Serba Cepat. Untuk itu, Budiono memindahkan uang pribadinya sebesar Rp500.000.000,00 ke rekening perusahaan. Dari segi pengisian akun, transaksi ini mengakibatkan harta berupa kas bertambah Rp500.000.000,00 dan ekuitas pemilik juga bertambah Rp500.000.000,00. ‘Maka akun yang dicatat adalah akun kas dicatat di debet Rp500.000.000,00 dan akun ekuitas pemilik juga bertambah Rp500.000.000,00 dicatat di sebelah kredit. Pencatatannya adalah sebagai berikut. Kas Ekuitas Pemilik T7500 000,000.00 | [if Rps00 000,000.00 Selanjutnya 2 Januari 2013 dibeli per kas peralatan percetakan Rp300.000.000,00. Pencatatannya pada T account adalah sebagai berikut. Kas Peralatan Percetakan 31/1 RP500.000.000,00 | 2/1 Rp300.000.000,00 '2/1 Rp300.000.000,00 Kita lanjutkan untuk beberapa contoh lagi. 5 Januari 2013 dibayar gaji para pegawai Rp20.000.000,00 per kas. Maka pencatatannya dalam akun adalah sebagai berikut. Kas Beban Gaji es 10 Januari 2013 diterima per kas pendapatan percetakan senilai Rp60.000.000,00. Maka pencatatannya dalam akun adalah sebagai berikut. Kas Pendapatan Percetakan Tt Ripj00 000.000 Rp *00 | 9/1 Rp300.000.000,00 10/1 Rp60.000.000,00 | 5/1 Rp20.000.000,00 a oo 15 Januari 2013 dibeli dengan cara pembayaran kredit peralatan percetakan seharga Rp200.000.000,00 dari Toko Mujur, Jakarta. Maka Pencatatannya pada akun adalah sebagai berikut. Peralatan Percetakan Utang Usaha 2) Rp300.000.000 00 15/1 Rp200.000.000,00 15/1 Rp200.000.000,00 Rp150.000.000,00. Maka pencatat: 22 Januari 2013 dibayar dengan tunai utang pada Toko Mujur sejumlah anya pada akun adalah sebagai berikut. 7 Utang Usaha Ka: 1/1 Rp5§00.000.00000 [2/1 Ry300.000.000.00 “aay *RD150.000.000,90 | 15/1 R1200.000.000,00 10/1Rp60.000.000,00 | 5/1. Rp20.000.000,00 enn ft 23/1 Rp150.000.000,.00 i | akun dalam buku besar disebut ba; tersebut umumnya dicatat sesuai Kumpulanakun dalam entitas usaha disebut buku besar (ledger). Daftar gan akun (chart of account). Akun-akun i dengan uratan kemunculannya dalam laporan keuangan. Akun neraca umumnya muncul lebih dahulu dengan urutan aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik. Akun laporan laba rugi kemudian dicatat dengan urutan pendapatan dan beban. Klasifikasi akun tersebut dijelaskan secara singkat berikut ini. a. Aktiva/Aset —~) Merhehie (ine (hye yo Momilyi Aktiva/aset (asset) adalah sumber daya yang dimiliki entitas bisnis atau _badan-usaha. Aktiva/aset merupakan semua hak yang dapat digunakan dalam operasi perusahaan. Sumber daya ini dapat mempunyai bentuk fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis. Contoh aktiva/ aset adalah kas (uang tunai), piutang usaha, perlengkapan, bangunan, peralatan, tanah, hak paten, dan hak merek. — Kewajiban Kewajiban (liabilities) adalah utang kepada pihak luar (kreditor). Kewajiban biasanya diidentikkan dalam neraca sebagai jumlah terutang, (payable). Berdasarkan jangka waktu pelunasannya, kewajiban diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan kewajiban lain-lain. Contoh kewajiban terhadap aset usaha. Untuk perusahaan perorangan, ekuitas pemilik di neraca terlihat pada saldo akun Ekuitas Pemilik (Modal... . (nama Pendapatan Pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang » diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada konsumen, Contoh pendapatan adalah pendapatan honor atau fee, pendapatan. sewa, dan pendapatan kom Beban Beban (expenses) adalah aset atau jasa yang digtnakan dalam proses menghasilkan pendapatan, Contoh-contoh beban meliputi beban gaji, beban sewa, beban perlengkapan, beban utilitas, dan beban rupa-rupa. Jika ditarik kesimpulan dari contoh transaksi dan dihubungkan dengan pengklasifikasian atas aset (harta), kewajiban, ekuitas pemilik, pendapatan dan beban, maka kenaikan dan penurunan adalah sebagai berikut. \ eronomis Debet untuk kenaikan Kredit untuk penurunan w) oO | Kewajiban | | Akun Kewajiban | Debet untuk penurunan Kredit untuk kenaikan Oo (+) Ekuitas Pemilik Akun Ekuitas Pemilik Debet untuk penurunan Kredit untuk kenaikan © w Pendapatan Akun Pendapatan ~Debét untuk penurunan Kredit untuk kenaikan © G) Beban | Akun Beban Debet untuk kenaikan Kredit untuk penurunan ® oO Saldo Normal Akun Jumlah kenaikan yang dicatat dalam akun biasanya sama atau lebih besar daripada jumlah penurunan yang dicatat dalam akun tersebut. Karena itu, saldo normal dari semua akun biasanya bernilai positi Contohnya, total debet dalam akun aset (kenaikan) biasanya akan lebih besar dari total kredit (penurunan). Jadi, akun aset umumnya mempunyai saldo debet. Kaidah debet-kredit dan saldo normal dari berbagai akun dapat diikhtisarkan sebagai berikut. _— Tlie Kenaikan Penurunan (saldo normal) Debet Kredit Kredit Debet Kredit Debet Kredit. Debet Debet Kredit Jika suatu akun yang biasanya mempunyai saldo debet mempunyai saldo kredit atau sebaliknya, mungkin telah terjadi kesalahan atau terjadi kondisi yang tidak normal. Contohnya saldo kredit dari akun peralatan kantor hanya dapat terjadi karena adanya kesalahan pencatatan. Namun sebaliknya saldo debet pada akun utang usaha dapat terjadi karena adanya kelebihan pembayaran. ZB Pada tanggal 12 Juni 2013, Rini membuka usaha katering dengan menyetor uang tunai sebesar Rp100.000.000,00. Selain itu, ia menyerahkan kompor gas, kulkas, dan oven microwave yang bernilai total sebesar Rp§50.000.000,00 serta piranti memasak berupa panci, baskom, dan piring yang bernilai total sebesar Rp25.000.000,00. Bagaimana pencatatan pada persamaan akuntansi akibat transaksi tersebut? Bias Dalam persamaan dasar akuntansi telah dibahas bahwa konsep mendasar dari struktur dasar akuntansi adalah terjadinya hak (kepemilikan) di satu pihak akan selalu disertai dengan kewajiban di pihak lain, Agar lebih mudah memahami rumusan persamaan akuntansi tersebut, Anda akan | piu, mengaplikasikannya ke dalam contoh di bawah ini. Sebagai petunjukketika | lyr, menganalisa suatu transaksi, ingatlah bahwa setiap transaksi keuangan yang | skusta terjadi akan memengaruhi sedikitnya dua jenis akun, a Pada tanggal 2 Desember 2013, Nugroho memulai sebuah usaha | 9°" warung internet dengan nama Warnet Siang Malam, Untuk modal awal, fe 7 Nugroho memindahkan wang pribadinya sebesar Rp600.000.000,00 | {nt ke dalam rekening perusahaan. Akibat transaksi ini, aset Warnet Siang | intact Malam bertambah sebesar Rp600.000.000,00, sehingga modal Nugroho : dan ko juga bertambah sebesar Rp600.000.000,00. Aset yang bertambah dicatat sahaan Jasa 1, Pembagian Perusahaan Berdasarkan Jenis Kegiatannya Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, perusahaan dapat dibedakan menjadi perv Jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan manufaktur, Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membuat produk tidak berwujud berupa jasa/layanan dengan tujuan mencari laba atau melayani masyarakat. Untuk menghasilkan layanan, perusahaan jasa biasanya menggunakan faktor-faktor produksi berwujud. Contohnya usaha reparasi kendaraan. Layanan yang ditawarkan montir adalah jasa perbaikan kendaraan yang rusak agar dapat dijalankan kembali. Untuk membuat kendaraan tersebut dapat dijalankan kembali, seorang montir memerlukan peralatan (berwujud), seperti dongkrak dan obeng. iri Perusahaan Jasa perusahaan jasa yang membedakannya dengan perusahaan jenis lain adalah sebagai berikut. a. Perusahaan jasa menawarkan produk yang tidak berwujud. Jasa adalah sesuatu yang tidak bisa kita lihat secara fisik, namun dapat kita rasakan manfaat atau kegunaannya. Oleh karena itu, sebuah perusahaan jasa pada hakikatnya tidak menjual produk nyata. b. Standar harga untuk suatu layanan yang ditawarkan perusahaan jasa sulit diukur. Harga suatu jasa/layanan bergantung pada tingkat kepuasan konsumen yang menikmati jasa tersebut. Contohnya harga jasa perawatan kecantikan di salon. Siklus Akuntans Siklus akuntansi perusahaan jasa pada umumnya memiliki urutan sebagai berikut. | | a a. Tahap pencatatan, meliputi bukti-bukti transaksi keuangan, penjurnalan, dan pemindahbukuan (posting) dari jurnal umum ke buku besar. : , b. Tahap pengikhtisaran, meliputi pembuatan neraca saldo, jurnal penyesuaian, dan kertas kerja. a c. Tahap pembuatan laporan keuangan, meliputi pembuatan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Tuliskan contoh-contoh layanan yang ditawarkan perusahaan jasa. Pada pembahasaan di bab sebelumnya, kamu telah mengetahui bahwa kegiatan perusahaan jasa adalah menjual jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, perusahaan jasa menjual “barang” yang tidak berwujud. Sebaliknya, perusahaan dagang menyediakan atau menawarkan sesuatu yang secara fisik berwujud yang disebut dengan barang dagang. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa melakukan perubahan terhadap barang tersebtit terlebih daltulu. Barang yang dijual dapat berupa bahan baku, barangSetengah jadi, atfu barang jadi. Barang-yang dijual dapat pula berupa hasil pertanian, perkebunan, atau industri. Ciri-Ciri Perusahaan Dagang Sesuai dengan namanya, perusahaan dagang melakukan pembelian barang dagang dan berusaha menjualnya dengan harga di atas harga »” pokok agar mendapat keuntungan. Pada perusahaan dagang, laba kotor didapat dengan mencari selisih harga jual dengan harga pokok penjualan. Untuk mendapatkan laba bersih, laba kotor dikurangi dengan beban operasional. Jelasnya, jika dibandingkan dengan badan usaha lainnya, ciri-ciri perusahaan dagang dapat diketahui antara lain melalui kriteria berikut. 1. Usaha yang dilakukan Usaha yang dilakukan perusahaan dagang adalah membeli barang dagang dan menjualnya tanpa mengadakan perubahan (pengolahan) terlebih dahulu. Contoh perusahaan dagang yang cukup dikenal adalah PT Matahari Putra Prima, pemilik rantai toko Matahari. 2. Kegiatan akuntansi Akuntansi perusahaan dagang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. a. Menggunakan Akun Persediaan Barang Dagang. Persediaan barang dagang terdiri dari persediaan awal, yaitu nilai barang yang dimiliki perusahaan pada awal tahun buku, dan persediaan akhir, yaitu nilai barang yang dimiliki perusahaan pada akhir periode akuntansi. Ada penghitungan harga pokok penjualan. c. Laporan laba-rugi dapat menggunakan bentuk single step (langsung) dan multiple step (bertahap). CE 1. Syarat Pembayaran, Syarat Penyerahan, dan Rabat pad Perusahaan Dagang A. Syarat Pembayaran Syarat pembayaran adalah perjanjian antara penjual dan pembe untuk pembayaran barang-barang dagang yang diperjualbelikar Dengan demikian, batas antara pembelian tunai dan pembelian kred menjadi jelas. Beberapa syarat pembayaran yang lazim digunaka dalam transaksi adalah sebagai berikut. 8 a. Syarat 2/10, n/30, artinya jika pembayaran dilakukan dalar jangka waktu sepuluh hari atau kurang akan mendapat potonga 2%, dan pembayaran neto faktur paling lambat 30 hari. 4b. Syarat 2/10, 1/15, n/30, artinya jika pembayaran dilakukan dalar jangka waktu sepuluh hari atau kurang akan mendapat potongai 2%. Tetapi jika pembayaran dilakukan setelah lewat batas 1 hari sampai 15 hari, akan mendapat potongan 1%. Pembayarai neto faktur paling lambat 30 hari. c. Syarat n/60, artinya pembayaran dilakukan selambat-lambatny: a 60 hari setelah tanggal transaksi jual beli. d. Syarat EOM (end of month), artinya harga neto faktur haru , dibayar pada akhir bulan atau pada bulan di mana transaks penjualan itu terjadi. aunt Yan bulan aya Ones B. Syarat Penyerahan Barang Syarat penyerahan barang merupakan suatu hal yang perlu disepakat oleh pembeli dan penjual. Syarat itu penting karena menyangkut biaya pengangkutan (pengiriman) dan risiko barang pada saat pengangkutan, Dengan demikian, syarat ini mengatur siapa yang membayar biaya angkut dan siapa yang menanggung risiko atas barang tersebut mulai dari gudang penjual sampai gudang pembeli. Syarat penyerahan barang yang umum dipakai adalah FOB shipping point dan FOB destination point. Free on Board Shipping Point (FOB Shipping Point) Syarat ini menetapkan bahwa barang dagang diserahkan di Ng penjual. Oleh karena itu, syarat penyerahan ini disebut at penyerahan loko gudang penjual. Syarat ini beraki Pengangkutan barang menjadi tanggungan pembeli barang itu diserahkan di gudang penjual, (2) tisiko atas barang (misalnya rusak atau hilang) sejak ee di gudang penjual menjadi tanggungan pembeli, an (3) transaksi dianggap telah terjadi dan dapat dibukukan sejak saat barang diserahkan di gudang penjual. a. b. Free on Board Destination Point (FOB Destination Point) atau Cost and Freight (C & F) Syarat penyerahan barang ini menyebutkan bahwa barang dagang diserahkan penjual di gudang pembeli. Syarat ini berakibat: (2) biaya pengangkutan barang sampai barang diserahkan di gudang pembeli menjadi tanggungan penjual. Jika barang diasuransikan selama pengiriman, biaya asuransi juga menjadi tanggungan penjual, (2) risiko atas barang selama dalam pengiriman menjadi tang- gungan penjual, dan (3) transaksi dianggap sah jika barang telah diserahkan oleh penjual di gudang pembeli. C. Rabat Rabat ialah potongan harga yang disepakati oleh pembeli dan penjual. Jadi, harga yang diperhitungkan penjual kepada pembeli adalah harga menurut faktur dikurangi rabat. Harga faktur dikurangi rabat disebut harga kontrak. Pembeli dan penjual hanya membukukan harga kontrak. Dalam praktiknya, pemberian rabat merupakan hal biasa. Dewasa ini, perusahaan-perusahaan yang bersaing, misalnya LotteMart, Carrefour, dan Giant, berlomba-lomba memberi rabat kepada konsumen untuk mendapatkan pelanggan. Rabat menjadi "senjata” bagi mereka untuk meningkatkan penjualan. “Kolom Ekoanomi sue orgeenn Loa pees Pada sistem perpetual, semua kenaikan dan penurunan barang dagang dicatat dengan cara yang sama dengan pencatatan kenaikan dan penurunan kas. Akun Persediaan pada awal periode menunjukkan stok pada tanggal tersebut. Pembelian dicatat dengan mendebet Akun Persediaan Barang Dagang dan mengkredit Akun Kas atau Utang Usaha. Pada tanggal penjualan, harga pokok barang dagang yang terjual dicatat dengan mendebet Akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit Akun Persediaan Barang Dagang. a. Metode FIFO Perpetual Diketahui PT LMN memiliki transaksi seperti di bawah ini. DVD Film A Unit Biaya 1 Januari —Persediaan 10 20.000,00 4 Penjualan 7 10 Pembelian 8 21.000,00 22 Penjualan 4 28 Penjualan 2 30 Pembelian 10 22.000,00 Peraga 6.6 Perbandingan Penghitungan Harga Pokok Penjualan Metode FIFO dengan LIFO DVD Film A. Pembetn args pokok Pension Mme fs tee | te ay per it " uaras gps tears Mp Taal tae ota in fro ufo FOUR. ‘ 7 7 200000 | 2000000, raooope0 r4ocmnc0 33 2 3 4 20000.00 | 2100000 | 6000000 84,000.00 2 3 2 2 r0090 | 2100000 4200000 | az0m00 53 » 10 7200000 22000000 w 3 Peseiaan ‘aya per unit Fo 2000090 200000 2.00000 72000,00 2oceo0 2000000 2100000 2000000 200000 Tota bay 168,000.90 147 00000 105,000.00 2720.00.00 168.0000 000000 400000 a2omm0 2.00000 22000000 Tanggal Januar 2 2 28 2B 30 Jurnal Puutang usaha |210.000,00 210.000,00 Penjualan 210.000,00 210.000,00 Harga Pokok Penjualan 140,000,00 140,000,00 Persediaan Barang Dagang 140.000,00 140.000,00 Persediaan Barang Dagang 168,000,00 168,000,00 tang Usaha 168,000,00 168,000,00 Piutang Usaha 120,000,00 120,000,00 Penjualan 120.000,00 120.000,00 Harga Pokok Penjualan 81.000,00 124.000,00 Pesediaan Barang Dagang 81.000,00 124,000,00 Piutang Usaha 60.000,00 | 60.000,00 Penjualan {60.000,00 {60.000,00 Harga Pokok Penjualan 42.000,00 ‘42.000,00 Pesediaan Barang Dagang '42,000,00 42.000,00 Persediaan Barang Dagang 220.000,00 220.000,00 Utang Usaha 220.000,00 220.000,00 Metode FIFO paling banyak digunakan karena sebagian besar perusahaan menjual barang sesuai dengan urutan pembeliannya, terutama untuk barang-barang yang tidak tahan lama dan modelnya cepat berubah. Jadi, biaya-biaya yang dimasukkan dalam penjualan disesuaikan dengan urutan terjadinya biaya tersebut. Perhatikan Peraga 6.6 untuk memperjelas hal ini! Kita menganggap bahwa semua unit dijual secara kredit masing- masing seharga Rp30.000,00. Perhatikanlah bahwa setelah 7 unit terjual pada tanggal 4 Januari, masih tersisa persediaan sejumlah 3 unit seharga Rp20.000,00. Delapan unit yang dibeli pada tanggal 10 Januari berharga Rp21.000,00 per unit, bukan Rp20.000,00. Oleh karena itu, persediaan setelah tanggal 10 Januari dilaporkan dalam dua baris, yaitu 3 unit seharga Rp20.000,00 per unit dan 8 unit seharga Rp21.000,00 per unit. Perhatikan pula bahwa harga pokok sebesar Rp81.000,00 untuk empat unit yang dijual pada tanggal 22 Januari terdiri dari tiga unit scharga Rp20.000,00 per unit dan 1 unit seharga Rp21.000,00. Pada saat ini, masih ada Kersisa 7 unit dalam persediaan dengan harga pokok penjualan Rp21.000,00 per unit. Demikian seterusnya, Metode LIFO Perpetual Perhatikan kembali Peraga 6.6! Akun buku besar pada metode LIFO dan FIFO akan menunjukkan jumlah yang sama hingga tanggal 10 Januari. Namun, berdasarkan metode LIFO, harga pokok penjualan 4 unit yang dijual pada tanggal 22 Januari adalah harga pokok penjualan per unit dari pembelian tanggal 10 Januari (Rp21.000,00 per unit). Harga pokok penjualan 7 unit dalam a “Se a persediaan setelah penjualan 22 Januari adalah harga pokok penjualan 3 unit yang tersisa dari persediaan awal dan harga pokok penjualan 4 unit yang tersisa dari pembelian tanggal 10 Januari. Demikian seterusnya. c. Metode Average Perpetual Dalam metode ini, biaya rata-rata per unit pada masing-masing barang dihitung setiap kali pembelian dilakukan. Biaya per unit ini kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan setiap penjualan sampai terjadi lagi pembelian berikutnya. Setelah itu, rata-ratanya dihitung kembali untuk harga barang berikutnya. Metode ini jarang digunakan oleh perusahaan. C. Metode Penghitungan Biaya Persediaan Barang Dagang menurut Sistem Periodik Pada sistem periodik, hanya pendapatan yang dicatat setiap kali penjualan dilakukan. Tidak ada jurnal yang dibuat pada saat penjualan untuk mencatat harga pokok penjuaian. Pada akhir periode, penghitungan fisik harus dilakukan untuk menentukan biaya atau harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan. a. Metode FIFO Periodik Diketahui PT ABC memiliki transaksi seperti di bawah ini. Penghitungan fisik pada tanggal 31 Desember memperlihatkan bahwa 300 unit belum terjual. Dengan menggunakan metode FIFO, harga pokok penjualan dari 700 unit yang telah terjual ditentukan sebagai berikut. 1 Januari Persediaan 200 unit @ Rp 9.000,00 Rp 1.800.000,00 10 Maret Pembelian 300 unit @ — 10.000,00 —-3.000.000,00 21 September —Pembelian 400 unit @ — 11,000,00 —4.400.000,00 18 November — Pembelian 100 unit @ — 12.000,00 ——_1.200.000,00 Tersedia dijual 1.000 unit Rp 10.400.000,00 Dengan mengurangi harga pokok penjualan sebesar Rp7.000.000,00 i Rp10.400.000,00 barang dagang yang tersedia dijual menghasilkan biaya persediaan sebesar Rp3.400.000,00. Ini terdiri dari harga pokok penjualan paling akhir untuk barang yang dimaksud. Biaya paling awal, 1 Januari: 200 unit @ Rp 9.000,00 Rp1.800.000,00 Biaya paling awal berikutnya, 10 Maret: 300 unit @ Rp10.000,00 Rp3.000.000,00 Biaya paling awal berikutnya, 21 September 200 unit @ Rp11.000,00 Rp2.200.000,00 Herga pokok penjualan: 700 Rp7.000.000,00 b. Metode LIFO Periodik Diketahui PT PQR memiliki transaksi seperti di bawah ini. Pada metode LIFO, dengan mengurangi harga pokok penjualan sebesar Rp7.600.000,00 dari Rp10.400.000,00, barang dagang yang tersedia untuk dijual sebagai biaya persediaan per 31 Desember adalah Rp2.800.000.00, yang terdiri dari harga pokok penjualan paling awal untuk barang ini. Biaya paling akhir, » 3 18 November 100 unit @ Rp12.000,00 Ro 1.200.000.00 Biaya paling akhir berikutnya, 21 September: 400 unit @ Rp11.000,00 Rp 4.400.000.00 Biaya paling akhir berikutnya, 10 Maret: 200 unit @ Rp10.000,00 Rp 2.000.000,00 Harga pokok penjualan: 700. unit c. Metode Average Periodik Pada metode ini, biaya-biaya dibandingkan terhadap pendapatan sesuai dengan rata-rata per unit harga pokok penjualan. Biaya per unit rata-rata yang sama digunakan dalam menentukan biaya persediaan barang dagang pada akhir periode. Biaya rata-rata tertimbang per unit ditentukan dengan membagi total biaya setiap barang yang tersedia dijual selama satu periode dengan jumlah unit barang yang terkait. Dengan menggunakan biaya yang sama dengan contoh di atas, dapat ditentukan hal berikut. Biaya rata-rata per unit: Rp10.400.000,00/1000 unit = Rp10.400,00 Harga pokok penjualan 700 unit x Rp10.400,00 = Rp7.280.000,00 Dengan mengurangi hargapokok —penjualan_—_sebesar Rp7.280.000,00 dari Rp10.400.000,00, kita mendapatkan harga pokok persediaan per 3 Desember sebesar Rp3.120.000,00.

Anda mungkin juga menyukai